Pejantan Kampung - 4

Setelah mengantarkan Titi kerumahnya, sekitar jam 01.00 dinihari, Azis balik lagi ketempat pertunjukkan. Karena saking senangnya nonton dangdut, Azis tak merasa kelelahan berjalan. Walaupun dia baru saja bersetubuh dengan Titi.

Saat berjalan melewati kebun pisang, Azis kebelet pingin kencing. Segera saja Azis masuk ketengah-tengah rimbunnya pohon pisang. Sehabis kencing Azis menyalakan rokoknya sambil matanya melihat sekelilingnya.

Tiba-tiba matanya tertuju pada bayangan yang sedang bergerak-gerak yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatnya berdiri. Azis yang merasa penasaran, berjalan mengendap-endap, mendekati bayangan itu.

Sekitar dua meter dari bayangan itu, Azis menghentikan langkahnya. Matanya terbelalak melihat pemandangaan disela-sela pohon pisang, di depannya. Dibawah terangnya sinar bulan purnama, Azis dapat melihat dengan jelas sahabatnya Joni sedang berjongkok dihadapan Mbak Dewi, istri Mas

Parjo, tetangganya, yang baru pulang dari Timur Tengah setelah dua tahun menjadi TKW. Wajah Joni berada pas di depan selangkangan Mbak Dewi yang sedang berdiri tanpa selembar benang melekat ditubuhnya.

Tangan Joni meraba-raba paha mulus Mbak Dewi, sedangkan lidahnya menjilati bibir kemaluan wanita itu. Joni mencucuk-cucuk klitoris Mbak Dewi dengan lidahnya dan menyedot-nyedotnya bibir vagina Mbak Dewi dengan mulutnya, membuat Mbak Dewi mendesah-desah dan matanya merem melek merasakan nikmat.

"Oohh.. Jonii.. Enakk.. Teruss.. Truss," desah Mbak Dewi penuh birahi. Joni semakin bersemangat menjilati vagina Mbak Dewi, sambil sesekali Joni menjilati lubang anusnya. Membuat Mbak Dewi semakin tak tahan.

Beberapa menit berlalu Joni menyudahi jilatannya, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah, dengan posisi terlentang, beralaskan daun pisang. Sesaat kemudian Mbak dewi mendekat ke arah Joni, lalu berjongok diatas selangkangan Joni yang masih tidur terlentang. Selangkangannya yang
tersibak berada diantara pinggang Joni. Lubang vaginanya yang terbuka lebar berada diatas penis Joni yang sudah tegang dan berdiri tegak.

Mbak Dewi meraih penis Joni, dengan lembut Mbak Dewi mengocok-ngocok penis Joni. Setelah benar-benar tegang dan keras, Mbak Dewi lalu menempelkan kepala penis Joni dibibir vaginanya. Perlahan-lahan Mbak Dewi menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang penis Joni masuk ke lubang vaginanya. Setelah seluruh batang penis Joni masuk, Mbak Dewi mulai menaik turunkan pantatnya.

"Akhh.. Mbakk.. Nikk.. Matt.. Truss.. Truss," jerit Joni sambil mengimbangi gerakkan Mbak Dewi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya.

"Oohh.. Jon.. Akuu.. Jugaa, Enakk," sahut Mbak Dewi.

Gerakkan naik turun pantat Mbak Dewi yang diselingi gerakkan meliuk-liuk, semakin lama semakin cepat membuat joni tak tahan lagi. Sekitar lima belas menit berlalu, Joni merasakan penisnya berkedut-kedut.

"Akkhh.. Akuu.. Mauu.. Ke.. Keluarr.. Mbakk," Jerit Joni.

Semenit kemudian, dengan diiringi teriakkan yang sangat keras, Joni mencapai orgasmenya. Tanpa menghiraukan Joni yang telah mencapai orgasmenya, Mbak Dewi terus menggoyang pantatnya diatas selangkangan Joni, sambil meremas-remas buah dadanya sendiri. Azis yang sedari tadi mengintip, tak dapat lagi manahan nafsu birahinya. Sambil melepaskan seluruh pakaiannya, Azis mendekat dan berdiri disamping Mbak Dewi yang masih bergoyang erotis diatas selangkangan Joni.

Azis menyodorkan penisnya yang sudah tegang kewajah Mbak Dewi. Mbak Dewi yang belum mencapai puncak kenikmatan, mendekatkan wajahnya ke selangkangan Azis. Diraihnya penis Azis dan dikocok-kocoknya sebentar. Tanpa membuang waktu lagi, Mbak Dewi membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, menjilati penis Azis.

"Ohh.. Mbak.. nik.. matt," desis Azis, saat Mbak Dewi mengulum penisnya. Mulut Mbak dewi penuh sesak oleh batang penis Azis yang besar dan panjang. Mbak Dewi menggerakkan kepalanya maju mundur membuat penis Azis keluar masuk dari mulutnya. Pipi Mbak Dewi sampai kempot, saking bernafsunya menjilati penis Azis.

Sepuluh menit berlalu Mbak Dewi melepaskan kulumannya pada penis Azis, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah. Disamping Joni yang telah tertidur pulas. Azis tahu kalau Mbak Dewi sudah tak sabar lagi merasakan keperkasaan penisnya.

Azis kemudian berjongkok diselangkangan wanita itu. Kedua paha Mbak Dewi dibukanya lebar-lebar. Azis menggenggam penisnya yang sudah tegang penuh dan mengarahkannya pas ke lubang vagina Mbak Dewi. Perlahan Azis menurunkan pantatnya membuat kepala penisnya masuk ke lubang vagina Mbak
Dewi.

"Aow.. Zis.. perih.. sakit, "jerit Mbak Dewi menahan perih saat seluruh batang penis Azis menerobos masuk dan menggesek dinding vaginanya. Tanpa membuang-buang waktu, Azis langsung menggenjot Mbak Dewi.

"Ohh.. Zis.. Enakk.. Teruss.. Nikmatt," Jerit Mbak Dewi sesaat kemudian, ketika rasa sakit pada dinding vaginanya mulai menghilang dan berganti dengan rasa nikmat.

Jeritan-jeritan Mbak Dewi yang diselingi desahan-desahan nikmat membuat Azis semakin bersemangat memaju mundurkan pantatnya. Dari bawah Mbak Dewi mengimbangi gerakkan pantat Azis dengan menyodok-nyodokkan pantatnya. Beberapa saat kemudian, bagian dalam dinding vagina Mbak Dewi berdenyut-denyut dan menjepit keras penis Azis. Tubuhnya terhentak-hentak dan bergerak liar, diiringi teriakkan yang sangat keras, Mbak Dewi mencapai orgasme.

Azis yang belum mencapai puncak kenikmatan tak mau rugi. Dia mencabut penisnya yang masih tegang dari lubang vagina Mbak Dewi. Azis menyuruh Mbak Dewi telungkup. Sebagai wanita yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan banyak pria saat menjadi TKW, Mbak Dewi tahu apa yang diinginkan
Azis. Dia mengangkat sedikit pantatnya dan membuka kedua pahanya.

Azis mengocok-ngocok penisnya sebentar kemudian mengarahkannya ke lubang anus Mbak Dewi. Setelah penisnya berada tepat di lubang anus Mbak Dewi, Azis mulai mendorong maju pantatnya. Mbak Dewi meringis saat penis Azis menerobos masuk ke lubang anusnya.

"Oohh.. Zis.. enakk.. gilaa," desis Mbak Dewi ketika Azis mulai menggerakkan pantatnya naik turun sambil meremas-remas pantat Mbak Dewi.

"Akuu.. Juga.. Mbak.. Anus.. Mbak.. Enakk," sahut Azis.

Azis merasakan penisnya dijepit dan seperti dipijit-pijit oleh sempitnya lubang anus Mbak Dewi.
Azis semakin cepat menggerakkan pantatnya saat dirasakannya orgasmenya akan segera tiba.

"Mbak.. akuu.. keluarr," jerit Azis keras saat mencapai puncak kenikmatan. Dia menyemprotkan sperma yang sangat banyak dilubang anus Mbak Dewi. Tak lama berselang Mbak Dewi menjerit keras saat mencapai orgasme yang kedua kali. Sesaat kemudian Azis merebahkan tubuhnya disamping Mbak Dewi.

Setelah beristirahat sepuluh menit, nafsu birahi Mbak Dewi bangkit lagi. Mbak Dewi yang memiliki nafsu birahi yang sangat tinggi, bangun dari tidurnya, kemudian duduk sambil memandangi kedua anak muda yang sedang tidur mengapitnya.

Kedua tangannya bergerak, meraba-raba selangkangan Azis dan Joni. Tangan kirinya mengelus-elus dan mengocok-ngocok penis Joni sedangkan tangan kanannya melakukkan halnya yang sama pada penis Azis yang tidur di sebelah kanannya. Perlahan-lahan kedua penis Joni dan Azis mulai tegang.

Kedua pemuda itu kemudian bangkit dan berdiri mengapit Mbak Dewi. Sambil tersenyum, Mbak Dewi kemudian berjongkok, Mbak Dewi menempatkan wajahnya diantara selangkangan Joni dan Azis. Dan secara bergantian Mbak Dewi mengocok-ngocok dan mengulum kedua penis anak muda itu.

Sekitar lima belas menit berlalu mereka merubah posisi. Azis tidur terlentang dengan kedua kaki berselonjor. Mbak Dewi kemudian menindih tubuh Azis dari atas. Tangannya meraih penis Azis dan menempelkannya ke lubang vaginanya. Mbak Dewi mendorong pantatnya membuat seluruh penis Azis masuk ke lubang vaginanya. Dengan irama pelan Mbak dewi mulai menaik turunkan pantatnya.

Joni yang sedang berdiri tak mau hanya menonton saja. Joni kemudian mengangkangi pantat Mbak Dewi. Dia mengarahkan penisnya tepat ke lubang anus Mbak Dewi, dan mendorong pantatnya dengan keras, sehingga seluruh batang penisnya masuk ke lubang anus Mbak Dewi.

Mbak Dewi merasakan sensasi yang luar biasa hebatnya dikedua lubang bawahnya saat penis Joni dan Azis mengaduk-aduk lubang vagina dan lubang anusnya. Hentakkan-hentakkan kedua penis anak muda itu dikedua lubang bawahnya, memberinya kenikmatan yang tiada taranya.

Sodokkan-sodokkan penis Azis pada lubang vaginanya dari bawah dan kocokkan penis Joni pada lubang anusnya dari atas, yang semakin lama semakin cepat membuatnya tak dapat bertahan lebih lama.

Mbak Dewi merasakan tubuhnya seperti melayang, otot-otot vaginanya menegang dan tubuhnya bergerak liar. Mbak Dewi mencengkeram pantat Joni kuat-kuat sambil meminta kedua pemuda itu lebih cepat lagi menghujam kedua lubang bawahnya.

Azis dan Joni yang juga merasakan orgasmenya hampir sampai menekan dalam-dalam penis masing-masing. Dan hampir bersamaan cairan hangat menyembur dikedua lubang Mbak Dewi. Tubuh ketiga insan itu bergetar hebat merasakan kenikmatan yang sangat hebat. Dibarengi teriakan yang sangat keras, tubuh mereka mengejang hampir bersamaan. Kemudian mereka terkulai lemas.

Hampir semalam penuh mereka bertiga merasakan nikmatnya bersetubuh. Sampai ketiga benar-benar kehabisan tenaga dan tertidur pulas. Dan hari-hari selanjutnya Mbak Dewi menjadi piala bergilir, bukan Joni dan Azis saja yang menikmati tubuhnya. Hampir sebagian besar pemuda kampung juga merasakan nikmatnya tubuh Mbak Dewi.

Mbak Dewi yang haus seks, sangat menikmati disetubuhi lebih dari satu pria. Bahkan pernah suatu malam, sekitar sepuluh pria kampung menyetubuhinya. Mas Parjo suaminya, hanya diam dan tak dapat berbuat apa-apa. Walaupun mengetahui istrinya menjadi piala bergilir pemuda kampung. Dan Azislah yang paling sering menyetubuhi Mbak Dewi dan membuatnya tergila-gila.

Bersambung . . . .