Nani gadisku dari kampung - 8

Disaat lelap tidurku setelah sore itu kuberikan hadiahku sebuah bra dengan ukuran 36C itu, kembali Nani memintaku memenuhi gairahnya yang kembali bergelora ditengah malam. Mula-mula antara sadar dan tidak, aku merasa ada yang memberi gairah, sampai batang kejantananku terasaberdenyut nikmat. Barulah tersadar ketika penisku terasa tergesek sesuatu yang agak keras, dan ternyata gigi Nani menggores ujung batang kejantananku. Terjaga dari tidur, ternyata mulut Nani tengah mengulum ujung penisku dan mengisap-isapnya demikian asyik dan kami sudah sama-sama telanjang.

Aku segera bangun dan saat melihatku seakan Nani mengerti lalu menggeser tubuhnya agar tubuhku segera menindihnya untuk mulai percumbuan di tengah malam. Huuh.. enak rasanya saat kulit dada dan perutku bergesekan dengan kedua paha mulusnya itu. "Mmm.. Mas.. aku siap dimasuki kejantananmu Sayang.." bisik Nani lembut. Wajahnya yang cantik itu nampak sedikit kusut setelah bangun tidur. Dan sstt.. aku merintih nikmat dan seakan tak percaya ketika dengan penuh kelembutan jemari lentik Nani yang halus itu lalu memegang sembari memberi sedikit remasan gemas pada batang penisku yang sudah tegang sempurna dan membawanya ke celah bukit kemaluannyayang sangat merangsang birahi kelelakianku.

Hhmm.. aku kembali meremas-remas dan memuntir gemas kedua buah dadanya yang montok dan kenyal."Aahh.." aku kembali merintih nikmat ketika Nani kembali meremas batang penisku. "Alat vitalmu menggairahkan sekali Mas.. setiap kali membuat birahi Nani naik terus.." bisiknya lembut, lalu kemudian Nani mulai mengangkat pinggulnya ke atas dan sedikit digeser ke atas pinggangku sehingga bibir kemaluannya yang rapat itu tepat berada di atas batang penisku yang menegang. Bibir kemaluannya disibakkan sendiri dengan membuka bibir vaginanya agar lebih leluasa penisku memasuki persenggamaannya. Perlahan lalu ditempelkannya kepala penisku ke belahan bukitkemaluannya dan diselipkan di situ. Sambil terus diremas-remas dan dikocok perlahan batang penisku yang menegang, Nani mulai menurunkan pinggulnya ke bawah dan, "Sleppss.." kurasakan ujung kepala penisku mulai memasuki sebuah lubang sempit diantara dua bibir liang senggama Nani. "Uuugghh.." bibirku tanpa terasa bergetar menahan sejuta rasa.
"Mmm.. uuhh.. iihh.. penismu Mas.. awww.." rintih Nani sedikit membimbing penisku masuk lubangkewanitaannya secara perlahan-lahan kulihat kepala penisku mulai tenggelam menembus ke dalam liang vaginanya.

"Aaahh.. Nani.. oouuhh.." Aku mengerang merasakan kenikmatan saat liang vaginanya menjepitbegitu ketat kepala penisku yang besar. Seakan diremas dan diurut oleh daging hangatnya yang lunak itu.
"Aaahh terus Non.. aku.. ouuhh.. teruss.. yaahh.. eenaaknya Nani.. oouuhh.." Aku menggeliat keenakan. Kupejamkan kedua mataku menikmati sensasi yang menggairahkan.
"Mas.. Mas.. yah.. oouuhh.. Sayang.. mmhh.." rintih Nani sembari kurasakan ia terus menekan pinggulnya ke bawah. Seakan tiada hambatan dan begitu lancar selain rasa ketat dan hangat yang kurasakan pada separuh batang penisku yang telah berhasil memasuki lubang vaginanya.
"Aaahh.. terus Nani.. aahh.." pekikku semakin keenakan. Mili demi mili kurasakan lubang ketat vaginanya semakin dalam menjepit batang penisku. Seakan mencengkeram hebat saking sempitnya.Sekujur tubuhku seolah gemetaran menikmati sensasi seks ini. Kukonsentrasikan seluruh perasaan nikmatku pada jepitan hangat lubang kemaluan Nani yang secara terus menerus menyedot habis seluruh alat vitalku.

"Uuuh.. mm.. penismu Sayang.. keras sekali Mas.. uuh.." Akhirnya dengan satu hentakan kuat amblas sudah seluruh batang alat vitalku tenggelam ke dalam liang vaginanya yang sangat ketat dan hangat. "Hmm.. penismu dorong lagi Sayang.. Mas.. ayo.. yang dalam Sayang.." Aku merintih nikmat merasakan batang penisku terjepit begitu sangat kuat, seakan diremas, diurut dan disedot oleh lubang vaginanya yang hangat. "Woowww.. Luar biasa sekali Mas.. benar-benar besar dan memuaskan.. Uuuh.."
"Oouuhh.. Nani.. nikmaat sekali.. aahh.." erangku keenakan. Lutut dan sekujur kakiku sampai gemetaran menahan rasa nikmat yang baru pertama kali ini kurasakan. Aku benar-benar tidakmenyangka jepitan hangat liang vagina milik Nani ini sampai membuat jiwaku seakan melayang ke awang-awang.

"Non.. lubang memekmu rasanya hangat.. sempit jepitannya.." bisikku.
"Mungkin air vaginaku mulai keluar, hmm.. kenapa Sayang.. licin yaa.. penismu.. rasanya hangat yah.." bisiknya mesra menggoda. Aku tak sanggup menjawab lagi selain hanya merem melekkeenakan. Sambil setengah tertawa kecil direbahkannya tubuh bugilnya ke badanku sehingga kedua buah dadanya yang sebesar melon itu menekan dan menempel ketat di dadaku yang bidang.

Ughh.. Nikmat sekali rasanya. Kupeluk gemas tubuhnya yang mulus dan montok itu. Wajahnya yang cantik menunduk ke arahku dan sejenak kemudian kami berdua kembali asyik saling bercumbu bibir. Sementara itu kurasakan kedua paha mulusnya yang mengangkangiku kini menjepit pinggangku dengan ketat. Aku menggelinjang keenakan merasakan otot-otot daging vaginanya yang menjepit batang penisku seakan memelintir dan meremas begitu ketat. Kupejamkan kedua mataku dan sejenak kemudian kurasakan pinggulnya mulai bergerak turun naik menyetubuhiku. "Aaahh.." Aku mengerang-erang keenakan diantara cumbuan bibir Nani saat liang vaginanya yang sempit dan hangat itu mulai menggesek batang penisku keluar masuk.

"Ooouuhh.. Non.. oouuhh.. yaahh.. oouuhh.." erangku nikmat.

Begitu lembutnya Nani menggoyang pinggul turun naik dengan sangat telaten. Waktu serasa begitu panjang dan lama sekali. Kami berdua bercumbu mesra sembari saling mendesah keenakan menikmati pergesekan luar biasa pada alat kelamin kami yang telah menyatu. Vagina Nani menggesek keluar masuk batang penisku yang seolah diplintir-plintir tak karuan. "Nnngghh.. Non.. oouuhh.. nikmaat sekali.. aahh.."

"Uuuhh.. Mas.. penismu nyampai ke dalam sekali Sayang.. nngghh.."
Semakin lama Nani bergerak semakin cepat menaikturunkan pinggulnya membuat alat vitalku semakin kuat menggesek keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kemaluanku sampai terguncang-guncang saking kuatnya Nani menghentak ke bawah. Aku merasa tak ada lagi batang penisku yang tersisa diluar karena begitu Nani menghentakan pinggulnya ke bawah seluruh batang penisku serasa dijepit kuat oleh bibir daging kelaminnya yang hangat sampai kandas.

Kemaluanku merasakan nikmatnya senggama yang sangat luar biasa ini. Sambil saling berpelukan erat kurasakan Nani merintih dan mengerang semakin keras. "Oouuhh.. Mas.. Mas.. Yaang..oouuhh.. oouuhh.." Aku menduga Nani sebentar lagi akan orgasme. Benar saja, kemudian kurasakan otot-otot daging vaginanya tiba-tiba menjepit alat vitalku dua kali lebih kuat membuatku. Sekujur tubuhku menahan rasa nikmat yang tak terkira.

Tiba-tiba tubuh Nani terasa kaku dan kedua pahanya yang mulus itu diluruskan ke samping kiri dan kanan sambil mengejang kuat berulang kali. Aku sendiri merasakan liang vaginanya menjepitpenisku luar biasa kuatnya seakan diremas-remas dan dikenyot alat vitalku. Nani mengerang panjang sambil mengejang nikmat berulang-ulang. Sejenak kemudian kurasakan seluruh batang penisku merasakan cairan hangat.

"Ooouuhh Mas.. Mas.. penismu.. oouuhh.." pekiknya nikmat di puncak orgasme keduanya. Beberapa detik kemudian Nani akhirnya terdiam kelelahan. Lubang kemaluannya masih menjepit batangpenisku sampai kandas. Kupeluk dan kubelai mesra pinggang dan punggungnya yang putih mulus menenangkan perasaannya yang baru terpuaskan.

"Kau puas Non.." bisikku penuh kasih sayang.
Ia mengangkat wajahnya yang tampak basah berkeringat dan letih. Bibirnya yang merah tersenyum penuh kepuasan yang tak terkira.
"Mas.. yaahh.. oohh.. kau kuat sekali Sayang.. kamu sendiri belum juga keluar Sayang.. ohh.. kau hebat Mas.. penismu.. cupp.. cupp.. serasa membuat aku gila," katanya pelan sambil mengecup bibirku penuh kemesraan. Aku tersenyum bangga, aku sendiri juga tidak mengira dapat mengimbangi bahkan lebih tahan lama saat bersenggama dengannya tadi. Padahal jepitan dan gesekan liang vaginanya luar biasa ketat dan nikmatnya.

"Uuuhh.. Mas.. panjang sekali penismu Sayang.. uuhh.. malam ini keluarkan air spermamu.. sepuasmu Sayang.. uuhh.. Aku juga puas Sayang," bisiknya penuh gairah nafsu.
Aku masih sempat tersenyum geli diantara desah kenikmatanku mendengar ucapannya.
"Uuuhh Sayang.. kuat sekali Mas.. hmm.. benar-benar kau laki-laki pemberi gairahku.. uuw.." bisiknya manja.
"Non Sayaang.. Non ingin beberapa kali lagi malam ini?" bisikku gemas menahan rasa nikmat.
"Ehh.. hik.. hik.. Mass.. maunya sampai subuh.. Nani merasakan birahinya teruss.. mm.. Nani minta kepuasan terus Mas, maafkan Nani pengin terus seperti nggak ada puasnya kalau hanya sekali, memeku nyut-nyut terus kalau megang kemaluan Mas yang lagi tegang, boleh nggakYaang.." bisiknya mesra.

Sungguh tak terperikan rasa nikmat yang kurasakan. Jiwaku seakan diatas awang-awang terbang ke dalam sorga kenikmatan yang luar biasa. Kukecup dan kukulum bibirnya yang merah sepenuh perasaan. "Nnnghh.. Mas.. barusan sepertinya banyak sekali air spermamu Sayang.." bisiknya manja menikmati tubuhnya yang sedang kusemai. Aku tak tahu lagi sudah berapa semburan yang kutumpahkan ke dalam liang rahimnya, betapa kenikmatan yang sedang melanda tubuhku itu membuat seakan ringan tak berdaya menyetubuhinya seakan tiada rasa puas dalam hatiku untuk terus menggeluti tubuh Nani yang montok dan sintal ini.

"Terkadang aku ingin berhenti.. tapi terasa masih kurang juga bagai mau pingsan.. kecapekan.. hik.. hik.." keluhnya manja.
Begitu luar biasa nikmatnya. Perasaanku sekarang seolah begitu ringan.
"Nnngghh.. Non.. nngghh.. oohh.." bisikku gemas.
"Iiihh.. Mas.. sudah ah.. hik.. hik.. nakal sekali kamu Sayang.. cabut dulu ahh.. kemaluanku gellii, mau lagi sih tapi istirahat dulu.." rintihnya kenikmatan.
Jemari tangannya dengan gemas mencubit pantatku yang masih bergerak turun naik menyetubuhinya."Mas.. Mas.. hik.. hik.. aawww.. nggak tahan gelinya Sayang.. jangan cepat-cepat masukinnya Sayang.. aawww.." Nani merintih kegelian ketika kucabut batang kejantananku dari liangsenggamanya. Alat vitalku terasa masih sedikit gatal-gatal dan masih menegang seolah masih menyimpan keinginan yang terpendam.

"Aduuhh.. Mas.. Sayang.. iihh.. gelii.. ah Sayang.. nngghh.." bisiknya lirih. Namun diakhir ucapannya itu aku merasa Nani mulai merasakan kenikmatan lagi.
"Non.. air spermaku mau keluar lagi nih biar keluar di dalam saja ya, Yang.." bisikku mulaimerasakan kenikmatan senggama itu kembali.
"Oouuhh.. Mas.. kau luar biasa Sayang.. oouuhh.." bisiknya sembari menikmati sodokan alat vitalku yang mulai menggelitik klitorisnya ke sorga kenikmatan. Kedua pahanya yang mulus kembali menjepit pinggangku erat. Kedua tangannya memeluk tubuhku mesra dan jemari tangannya mengelus mesra punggungku yang berkeringat basah. Begitu nikmat dadaku menindih kedua bulatan payudaranya yang kenyal dan padat itu. Kedua puting susunya terasa keras dan runcing menusuk kulit dadaku. Geli rasanya. Kami saling bercumbu bibir sembari menikmati rasa nikmat pergesekan alat kelamin kami yang saling beradu untuk mencari kenikmatan.

"Mas.. yaahh.. cupp.. cupp.. oouuhh.. ngghh.. oowww.. air spermamu biar aku simpan di dalam rahimku Sayang.. heeh.. heeh.. yaahh.. aauuwww.. enak.. nyuutt.. nyuutt.." rintih Nani nikmat. Mungkin sekitar setengah jam lebih karena kami berdua sudah sama-sama terpuaskan tadi, tetapi justru terasa jauh lebih nikmat. Kami berdua bisa sama-sama berkonsentrasi dan merasakan secara lebih mendalam dan lebih menjiwai persenggamaan ini. Setiap kami saling menggesek, kami bisa merasakan nikmatnya itu sampai ke tulang. Ia kadang sampai melenguh panjang keenakan ketika kubenamkan secara perlahan batang penisku ke dalam lubang kemaluannya sampai kandas, begitu pula ketika kutarik batang penisku itu pelan-pelan keluar dari lubang kemaluannya sampai-sampai ia menggigit pundakku karena gemas.

"Aaahh.. Mas.. Mas.. nngghh.. nikmaatnya Sayang.. terus Sayang.. ulangi lagi.. aahh.. uuhh .. yaah.. mm.." rintihnya. Tak terasa begitu cepat sekali rasa nikmat itu berakhir, pinggulku terhempas lunglai di atas tubuh Nani. Alat vitalku bermandikan air sperma di dalamliang vaginanya. Kurasakan batang penisku itu mulai bergerak menyusut. Nani menciumi bibirku dengan gemas. Berkali-kali mulutnya mengulum bibirku sampai lama sekali. Dari wajahnya terbayang betapa sangat puasnya dia malam ini. Begitu terlihat cantik dan alami meski tampak basah berkeringat. Kedua matanya yang kelihatan sedikit letih memandangku mesra.

"Ooh.. Mas.. aku benar-benar merasakan persetubuhan tadi nikmat sekali.. Mas.. nikmat sekali.. kali ini terasa lain.." Rasa gemas disertai pelukan yang erat sekali seolah tubuhku dan tubuhnya lumat menjadi satu dalam gelora puncak gelombang lautan birahi.
"Aku juga Non.. begitu nikmat sekali.. hmm.. indah sekali Non.." bisikku letih.

Nani masih terkapar. Aku lunglai di atas tubuhnya. Ini sudah keempat kalinya aku bersetubuh dengan Nani hari itu. Yang terakhir inilah kurasakan sangat berbeda dibanding sebelumnya. Lebih nikmat, lebih memuncak, lebih lama, lebih banyak aku mengeluarkan spermaku, susah untuk diceritakan.

"Ooh.. Mas, kamu hebat.." diciumnya pipiku dengan gemasnya.
"Apanya yang hebat, Nani."
"Mas betul-betul lelaki milik Nani.. ini milikku Mas." tambahnya diremasnya penisku dengan gemas.
"Mas, luar biasa." tak putus-putusnya ia memujiku.
"Memang enak nggak tadi, Non?"
"Wow.. bukan main.. Nani mau lagi sebelum Mas pergi ke kantor!"
Kupeluk tubuhnya, aku merasa bahagia sekali.
"Nani sayang.." aku berbisik semesra mungkin.
Agak kaget Nani memandangku, lalu tersenyum, manis sekali.
"Ada apa Yang?" Nani memanggilku.
"Aku sayang Nani."

Kucium bibirnya.
"Hhmm.." lenguhnya.
"Kalau lama, enak sekali ya Non."
"Kok kamu tadi bisa lama."
"Nggak tahu, Non. Mungkin karena tadi sudah yang kedua, jadi bisa nggak cepet orgasme."
"Atau mungkin karena Mas udah mulai berpengalaman."
"Yang sudah pengalaman Nani kali."
"Aaa.. Huu.. awas yach, nuduh Nani," sambil mencubit penisku.
"Maksudku, Nani tambah berpengalaman dalam memberiku kenikmatan selama 3 hari ini," godaku lagi.
"Aaah, udahlah, Mas." kami lalu diam lagi.

"Mas.." panggilnya tiba-tiba.
"Ya.. Sayang."
"Jangan tinggalin Nani, Ya.."
"Oo, nggak dong. Nani yang udah memberikan kehangatan begini mau ditinggalin."
"Nani serius, Mas.."
"Saya juga serius, Non.. Saya ingin begini setiap hari, Non."
"Saya butuh kamu Mas, Mas telah semakin memberikan kenikmatan yang nggak bisa dan tidak akanpernah Nani lupakan."
"Nani rasanya tidak bisa ngelepas nikmatnya Mas nyetubuhin Nani setiap hari." pintanya dengan mimik memelas seolah memintaku untuk selalu menyetubuhinya.
Pelukanku semakin erat malam itu mendekap polosnya tubuh gadisku di atas ranjang yang entah berapakali telah memberikan pengalaman bercinta yang terus bergelora. Dan kami benar-benar lunglai hingga sinar matahari pagi mulai mengintip ke kamarku.

Dan kenikmatan bersama Nani terus berulang hampir seminggu, kejadian di rumah kost dengan pengalaman hubungan persetubuhanku dengan gadis dari kampung itu terus terulang dengan rutin sampai saat kakaknya datang beserta keluarganya dari kampung. Ini bagai menyiksaku maupun Nani untuk dapat mengulang kembali gairah kenikmatan bersetubuh yang sudah demikian biasa kami rasakan bersama. Entah dengan cara bagaimana dan kapan lagi persetubuhan itu dapat kuulangi lagi, aku belum tahu. Terasa sekali aku kehilangan dia, Nani gadis dari kampung. Bila mungkin kuulangi saat-saat indah bersamanya? Sedang kucari saat yang memungkinkan.

TAMAT