Ganasnya nafsu teman lama - 1

Suasana department store yang demikian ramai, dipenuhi orang sedang berbelanja, tiba-tiba seorang wanita menyapa dari belakang. Ternyata temanku saat masih SMP bernama Gemini yang biasa dipanggil Gemi. Tapi sekarang penampilannya sangat aduhai, ia mempunyai tubuh yang indah meski umurnya sama denganku 35 tahun. Lain sekali dengan dulu, kurus, rambutnya pecah2 agak kemerah merahan, mungkin tidak pernah kena shampoo karena faktor keuangan yang minim. Payudaranya juga sangat ranum dan besar membusung, mungkin ukurannya 38DD, sehingga terlihat sangat menonjol karena ia menggunakan kaos ketat terusan sampai dengkul.

Kami minum di kafe sambil berbicara dari barat ke timur sehingga aku mengetahui bahwa ia sekarang menjadi wanita panggilan tingkat atas dengan tarif 2 juta/malam. Wow.. mahal juga.

Ia bercerita tentang masa lalu bahwa ia sebenarnya telah menaruh hati padaku saat SMP. Karena SMA-nya terpisah maka ia sulit untuk bertemu aku lagi. Tapi ia selalu mencariku sekedar untuk melihat dan sepulangnya ia selalu membayangkan diriku dalam khayalannya mencumbu diriku. Ia menceritakan ini tanpa terlihat canggung, mungkin karena kita sudah sama2 dewasa. Ia bilang bahwa aku pernah menolak cintanya ketika ia mengatakan terus terang bahwa ia suka padaku tapi katanya aku tidak suka cewe yang BD (buah dada) nya kecil kaya dia. Eh setelah 10 tahun lebih tidak bertemu, sekali bertemu ia sudah berubah total menjadi wanita idamanku.

Ia ingin mewujudkan impiannya bersamaku meski sebentar, maka ia menawarkan diri padaku untuk malam ini, karena ia tidak ada janji dengan orang karena sudah sebulan ini ia istirahat dan kebetulan aku baru mencairkan uang dalam jumlah besar atas project besar yang kupegang dan sudah selesai sehingga harga tersebut tidak membuatku terkejut, hanya sepermil dari pendapatan yang ku terima. Langsung aku menyetujui.

Ternyata ia bawa mobil sendiri dan kebetulan aku tidak bawa mobil saat ini, jadi bisa ikut mobilnya menuju suatu tempat yang ternyata rumah tersebut adalah miliknya sendiri di luar kota, di gunung.

Kami memasuki rumah yang berhalaman cukup luas, dengan gerbang yang dilengkapi dengan remote control sehingga tanpa disentuh dapat terbuka sendiri. Untuk menuju rumah tersebut harus melalui jalan setapak dari batu kira-kira 500 m dari jalan. Kalau orang yang baru datang tentu tidak mengira bahwa jalan tersebut menuju suatu villa cukup besar dan indah.

Kami duduk di ruang tamu, disuguhi minuman "black label". Sebenarnya minuman tsb cukup keras bagiku, tapi karena hawa dingin dan suasananya cukup romantis, sedikit demi sedikit aku minum juga. Dan ternyata enak juga.

"Dod, kamu mau cara seperti apa agar kita sama2 puas untuk pertemuan kita malam ini?"

"Wah saya tidak tahu, tapi sering membuka internet, disitu ada sesuatu yang agak aneh kalau kamu tidak keberatan. Saya mau mencoba secara real sesuatu yang aneh2 tersebut, yang tidak umum dilakukan orang"

"Maksud kamu?"

"Maksudnya.. tidak seperti biasanya"

Entah kenapa, ketika sampai di sini saya agak gugup menjawab semua pertanyaannya, dan otak tidak bisa berpikir dengan cepat untuk menjawab.

"Ok saya ngerti kok.. maksud kamu lain dari yang umum dilakukan orang.. gitu kan?"

"Kurang lebih begitulah" Jawabku dengan agak gugup, tapi mataku selalu memandangi tubuhnya yang aduhai dengan busana sexy yang ia kenakan.

"Dod, itu namanya fetish. Ternyata kamu suka dengan cara itu.. dan kamu tahu.. cara tersebut memang kesukaan saya", jawabnya dengan senyum yang mengundang dengan gerakan bahu yang sempat membuat goyang buah dadanya yang besar. Hal ini membuatku semakin gugup dan cukup menimbulkan berahi.

Ia sebuah buku tipis dan aku disuruh membacanya, setelah selesai buku tersebut diambil kembali dan ia membaca dengan suara yang merupakan suatu pertanyaan yang harus dijawab oleh ku dengan Ya atau Tidak, selanjutnya ia akan mencontreng sebagai tanda saya menyatakan Ya dalam arti saya sudah setuju dengan apa yang akan dilakukan nanti. Ternyata dia memang sudah biasa dengan cara ini, makanya dia punya buku panduan.

"Nah Dod, sekarang saya bacakan yang harus kamu jawab Ya atau tidak atau punya pilihan dengan keterangan lebih detil, jadi akan lebih jelas apa yang menjadi fantasi kamu dan saya akan tawarkan yang paling berat dulu, ok?

* "Mau di dominasi dan menjadi sex slave selamanya? - Ya

* "Bersedia bila saya menjadi seorang wanita yang sadist? - Ya

* "Bersedia bila diikat sampai kamu benar2 tak bergerak? - Ya

* "Bersedia bila disumbat mulutnya sampai benar2 tidak ada suara - Ya

* " pilih, 1.pump gag, 2.ball gag, 3.big penis gag, 4.cloth gag. 5.ring gag, 6.dentist gag, 7, tape gag, 8.my underpanties gag", semua dengan head harnes atau ada pilihan?

* "Dod, boleh lebih dari 1" - Ya, hanya 1, 3,8, sebaiknya semua dengan head harnes.

* "Wow, jadi kamu benar2 ingin tidak bisa bersuara sama sekali? .. Wah, kamu akan menjadi slave idola saya. Tentunya saya tidak perlu kuatir kamu akan teriak, dan saya bebas menghukum kamu, NICE..!

* "Blind fold? - Tidak

* "Nose gag? - Wah, ini berat juga, tapi kalau sampai batas2 tertentu sih tidak apa.

* "Iya donk, saya kan tidak akan membuat kamu mati.

* "Leather collar? - Ya.

* "Wide atau?" - Wide juga boleh

* "Body harnes? - Ya

* "Hood? - Ya, tapi tidak dengan blindfold biar saya dapat melihat dan menikmati apa yang kamu kerjakan terhadap diri saya.

* "Transgender? - Tidak

* "Maid? - Tidak

* "Golden shower or Urination? - Ya, pasti kamu akan memaksa saya untuk swallow.

* "Tentu donk, memang itulah tujuannya agar kamu bisa merasakan bagaimana menjadi seorang cowo yang dihina wanita dan kamu harus merasakan taste dari kencing saya. Dan pasti minta lagi kalau haus dan harus menurut, tidak boleh menolak meski terpaksa melakukannya, kalau melawan tentu hukuman menunggu berupa siksaan yang berat, ok? - Ok deh.

* "Cambuk? - Ya

* "Berat? - Ya.

* "Tampar? - Ya, tapi kalau di muka jangan terlalu keras

* "Gantung dengan Suspension, spreadeagle? - Ya

* "Terbalik? - Ya, tapi lebih suka biasa saja.

* "Hard stock? - Ya, tapi bagaimana sih bentuknya kalau hard? - Tunggu saja nanti, kamu akan terkejut deh, ok? - OK.

* "Hard Xrack? - Ya, nah ini apalagi? - Pokoknya kamu rasakan nanti deh, sekarang jangan banyak tanya tau..! - Ya, ya..

* "Stretching body table? - Ya

* "Electric shock? - Ya

* "CBT - Ya, tapi tidak press ball, ok? - Ok.

* "But plug? - Ya

* "enema? - Ya

* "Full nude body? -Ya, kalau itu yang kamu mau - Tentu donk, kan tidak ada penghalang untuk saya saat mengerjai kamu.

* "Lick, suck pussy, asshole? - Ya, tapi bersih kan? - Tentu donk, jangan kuatir, tapi kalau sudah bilang ya, tidak ada lagi kata tidak mau, atau hukuman akan datang, ok?

* "Face sitting? - Ya

* "Trampling? - Tidak, badan kamu kayanya berat, nanti ada tulang yang patah.

* "Hard Tickle? - Ya, tapi ringan2 saja

* "Clam? - Ya.

* "Straitjacket? - Tidak

* "Very wide bar? - Ya

* "Tied with other slavegirl? - Ya, Wah ini yang saya tunggu, tentunya saya bisa merasakan himpitan dan gelutan seorang wanita yang sedang disiksa? - Tentu, kamu akan merasakan itu, karena saya juga akan menyiksa slavegirl dan ia senang kalau merasakan sakit dan teriak2. Suasana tersebut dapat membuatnya puas, ia bisex umurnya lumayanlah tapi lebih muda dari saya, namanya Tiara. Saya baik kan menawari kamu terikat bersama slavegirl?" katanya sambil senyum.

* "Strap on dildo? - Ya, tapi jangan yang terlalu besar, nanti berdarah - Ok, jangan kuatir, saya pasti akan menyesuaikan kemampuan kamu.

* "Diperkosa untuk melayani nafsu sex saya dalam keadaan terikat? - Ya, tapi kok harus masih terikat? - Tentu donk karena kamu telah menjadi slave saya selamanya, dan seorang slave harus selalu terikat agar tidak dapat melawan tapi harus bisa memuaskan saya. Kamu tahu, suasana seperti ini tentu akan membuat saya sangat terangsang dan harus kamu penuhi hasrat saya, atau tidak jadi sama sekali. - Ok, saya mau melayani kamu, melakukan semua perintah kamu demi kepuasan kamu. - Nah gitu dong.

* "Semua humiliation yang sifatnya private? - Ya.

* "Mau engga bila saya panggil seorang cewe lagi untuk membantu mendominasi kamu?" - "Ya, tapi bagaimana penampilannya?" - "Dijamin deh cantik, tinggi, bdnya cukup besar, pantat ok, putih, rambutnya coklat sepundak suaranya merangsang, umurnya baru 19 tahun dan dia juga senang mendominasi cowo dengan sadis, ia haus kepuasan dan kamu harus melayaninya untuk membuatnya puas dengan cara apapun. Tapi dia juga suka menjadi submissive saya dan dia bisex namanya Valerie"- "Ok, saya mau tapi bagaimana dengan bayarannya? - Ya, tentu menjadi tanggung jawab saya.

"Dod, karena tempat ini tidak memadai maka kita akan pergi ke suatu tempat yang lengkap dengan peralatan tersebut, tapi kita harus sewa dan agak mahal, dan saya untuk teman lama tidak usah bayar hanya bayar tempat dan teman saya saja". Dia mengatakan ini di iringi dengan senyuman dan sepasang matanya tidak pernah luput memandangi saya.

Dalam hati, "Wah, pasti mahal.. aku harus ke ATM dulu untuk ambil uang".

"Gimana Dod?", tanyanya.

"Ya, ya..tapi berapa?", kataku.

"Hanya satu juta kok", sahutnya.

"Ok deh, ayo kita berangkat", kataku

"Ayo, come on slave" katanya

Aku berangkat dengan mobilnya menuju suatu tempat, tapi sebelum aku mampir sebentar untuk mengambil uang. Setelah itu kami meneruskan perjalanan. Namun sebelum mobil jalan dia menutup mata saya dengan plester dan dipakaikan kacamata hitam agar tidak terlihat orang. Sedangkan tangan saya di borgol kebelakang agar tidak bisa membuka tutup mataku. Dia melakukan ini untuk safety karena tempat tersebut tidak boleh diketahui orang lain kecuali orang yang telah mendapat izin. Dia menerangkan bahwa yang punya tempat tersebut adalah seorang gangster, kalau orang yang telah mendapat izin sampai memberitahu orang lain yang belum mendapat izin, maka mereka akan mencari orang yang memberi tahu dan yang diberitahu tersebut, kemungkinan akan dibunuhnya.

Setelah sampai ditempat tujuan, dia membukakan semuanya dan kami masuk ke suatu rumah dimana semuanya di cat hitam, kesannya seram dan sepertinya semua tembok ada peredam suaranya sehingga bila orang teriak tidak terdengar dari luar. Kami masuk lift, tapi anehnya bukan naik keatas tapi turun satu tingkat ke bawah tanah.

Pintu lift terbuka, seorang wanita cukup cantik hanya memakai bikini kulit hitam menyambut kami.

"Hai, Gemini.. kok tumben membawa seorang cowo, biasanya cewe?"

"Hallo Sally, pa kabar? Wah.. body makin oke saja nih, dan BD kamu semakin besar saja, ukurannya berapa?"

"Ah biasa aja kok, cuma 39DD banyak susunya karena saya keguguran tapi produksi susu masih terus dan harus dibuang. Trus, itu siapa lagi?"

Ini lho, teman lama saya udah lama engga ketemu, eh.. ketika ketemu dia juga suka fantasi BDSM, jadi saya bawa ke sini. Biasa.. siksaan, tapi yang ini lain.. dia akan melayani saya dan memenuhi hasrat sex saya yang selama ini selalu dengan wanita. Entah kenapa, dengan yang ini baru ketemu saja nafsu saya sudah naik".

"Wah asik juga nich, boleh nimbrung? Kalau boleh saya mau membuang susu di mulut dia agar diminum, sayang kan kalau dibuang percuma".

"Jangan sekarang, saya udah janji dengan dia akan seorang cewe yang cirinya2 seperti yang saya bilang tadi sama dia. Oh ya, tolong call Velerie donk, suruh datang ke sini, ada cowo yang dapat memuaskan dia dan Tiara. Bilang sama dia semua bulu harus dicukur dan mandi yang bersih, ada teman lama saya sebagai slave yang membutuhkan slave girl seperti dia, karena saya tahu, teman lama saya ini suka dengan cewe yang bdnya besar dan tinggi. Dan jangan lupa memakai parfum yang merangsang, ok?"

"Ok, tapi tipnya mana?"

"Beres, nih 50 ribu, cukup?

"Wow, thank Liz, banyak amat?"

"Engga mau dibagi rejeki?"

"Ya mau donk,.. kamu mulai saja dulu, paling lama 1 jam mereka sudah ada di sini.

"Ok, dan saya minta ruang yang lengkap peralatannya karena saya akan gunakan sampai pagi bersama dia"

"Wow, asik juga.. aku boleh nimbrung deh?

"Lihat saja nanti, kalau dibutuhkan, ok?

"Ok Liz, sekali lagi thanks ya, tapi jangan lupa ya.. IKUTAN".

Aku cukup terpana ketika dia bilang sampai pagi, jadi saya harus bergadang dan sekarang baru jam 10 malam. Ternyata dia seorang wanita bisex juga, mungkin karena itu ia belum kawin sampai sekarang.

Bersambung . . . .