Pesta Seks
Sunday, 17 July 2011
Ale and Me
Dia memang punya sebuah villa di puncak. Memang sih, rasanya sudah lama sekali kami tidak berlibur, sejak ia membuka usaha bengkelnya.
"Boleh.. Kapan?" jawabku.
"Jumat sore ini kita berangkat, terus pulangnya senin sore. Kan senin hari libur!"
Boleh juga pikirku. "Ok!" jawabku setuju.
Jumat sore itu, aku dijemput di kantor. Sudah siap dengan semua barang-barangku. Kuletakkan badanku dijok mobil porche birunya yang empuk. Sebelum berangkat, ia sempat mencium bibirku lembut, kemudian menginjak gas, dan kami berangkat ke puncak.
Dalam perjalanan, sebentar-sebentar tangan kanannya mengusap pahaku, kadang ke dadaku, dan mengusap tetekku yang berukuran 36B, hingga puting ku mengeras. Ku geser badanku menghadapnya dengan satu kaki menekuk ke arahnya hingga rokku terbuka dan memperlihatkan celah vaginaku yang hanya ditutupi celana g-string merah yang dibelikannya minggu lalu. Jarinya pun menggeser tali g-stringku kesamping, kemudian memainkan jarinya di vaginaku yang sudah mulai basah. Jarinya mengorek-ngorek ke dalam vaginaku, seakan berusaha menarik clitorisku keluar.
"Ssh.. Aah.. Shh.. Ah.." desahku sambil memuntir muntir putingku sendiri.
Ditengah jalanan yang macet antara puncak dan jakarta, didalam mobil porche nya yang berkaca hitam, aku membuka resleting celananya, dan mulai mengulum penisnya yang sudah mulai mengeras. Batang penis sepanjang 20 cm itu kukulum masuk ke dalam mulutku. Karena tidak dapat semuanya masuk, aku memegang sisa batangnya dengan tangan kananku dan mulai mengocoknya.
"Aaakhh.. Say.. Enak.. Pinter banget sih.." sambil tangannya sebentar sebentar menekan kepalaku.
Kujilati batang penisnya, kuemput buah zakarnya. Kusedot sedot kepala penisnya, dan kumainkan lidahku berputar putar diatas helemnya saat penisnya masih dalam mulutku, hingga penisnya yang besar itu seperti berputar putar di mulutku yang sempit. Tiba tiba ia menekan kepalaku hingga penisnya terasa penuh dalam mulutku dan ia mengeluarkan pejunya ke dalam mulutku yang kutelan habis pejunya.
"Ssshh.. Ahh.. Say, makin mahir aja kamu nyedotnya.. Ada yang ngajarin ya?" ujarnya sambil tersenyum dan melirikku nakal. Aku kembali ke posisiku bersandar pada sandaran kursi dengan satu kaki naik dan jariku memainkan vaginaku yang sudah sangat basah.
"Sudah nggak tahan sayang? Ada dildo tuh di dalem dashbord," ujarnya sambil menunjuk dashbord mobilnya.
Ia memang paling senang membelikan aku mainan baru berupa dildo atau hanya sebuah vibrator. Sebuah dildo karet yang cukup kecil sepanjang 10 cm dan berdiameter 2 cm dengan duri-duri yang agak rebah. Perlahan dia masukkan dalam vaginaku.
"Sshh.." desisku merasakan ada barang yang masuk dalam vaginaku.
Belum sampai mentok ia mendorongnya, tiba-tiba ia menariknya cepat dan membuat duri-duri yang tadinya tidur, tiba tiba berdiri dan menggaruk dinding vaginaku!
"Aaahh.. Allee'.." jeritku kaget, aku tidak mengira akan seenak itu.
Dengan pintu sebagai topangan badanku, aku sedikit menggoyang pinggulku mengikuti irama keluar masuk dildo dalam vaginaku. Karena sesekali Ale' harus melepas dildo itu, akhirnya aku mengambilnya dan mengendalikannya sendiri.
"Aaahh.. Aahh.. Allee.." desahku setiap kali dildo itu kutarik keluar.
Belum aku mencapai klimaks, ternyata mobil telah masuk ke dalam garasi Villanya. Tiba-tiba Ale' membuka pintu yang kusandari, hingga aku hampir terjatuh, tapi ia menahanku dari belakang. Kemudian ia mengambil alih dildo yang ada dalam vaginaku dan ia mengocoknya cepat.
"Ssshha aahh.. Aaahh.. Aaahh.. Allee'.. Ahh.. Fuck me.. Fuck me.."
Mendengar rintihanku, ia langsung membalik badanku dan mengarahkan penisnya yang telah berdiri tegak ke lubang vaginaku. Sekalipun sudah basah, tapi tetap saja, penisnya yang berdiameter 5 cm itu tidak dapat masuk dengan mudah. Setelah beberapa kali kepala penisnya mengorek lubang vaginaku, akhirnya dapat juga masuk.
"Sshh aahh.." jeritku ketika ia menusukkan penisnya dalam sekalipun masih tersisa 4 cm diluar vaginaku.
Ia mengikatkan kakiku ke pinggulnya dan ia menarikku keluar dari mobil, hingga aku digendongnya dengan penis sudah ada didalam vaginaku. Ia membawaku masuk ke dalam kamarnya di lantai 1, sekalipun ia harus naik tangga, Ale' tetap kuat mengangkatku, dan aku sudah mulai mengejang karena terasa sangat mengganjal dengan 4 cm penisnya yang seperti menusuk-nusuk berusaha mendobrak peranakanku. Dan kakiku semakin kuat menjepit pinggulnya.
Sesampainya di kamar, ia menidurkanku diatas kasurnya yang empuk, kemudian mengangkat kedua kakiku ke pundaknya dan merapatkan pahaku.
"Ahh.. Allee.. Ennakk.. ffuucckk.. HH.."
Vaginaku terasa sangat sempit, dan ia mengocok penisnya dan memaksakan penisnya yang tersisa diluar untuk masuk lebih dalam. Namun tetap tidak bisa. Ia segera membalikkan badanku, hingga dalam posisi doggy dengan dia berdiri di pinggir kasur. Badanku sudah mulai bergetar keras karena nikmatnya, Ale' tetap menusukkan penisnya dengan membabi buta ke dalam vaginaku, sementara tangannya memeras-meras tetekku dengan keras hingga meninggalkan bekas merah.
"Aaahh.. Allee.. SsSSHH.. Alee.. Aku mau keluaarr nihh.. lebbiihh ceeppaatt ssaayyaangghh.." pintaku dengan nafsu yang sudah hampir tidak dapat ditahan lagi.
"Samaa ssayy.. keeluaariin diimanaa?" tanya alle dengan semakin cepat ia mengocok penisnya.
"Di daleemm ajaa.. diddalleemm.. Aaahh.. Ssshh.. Aaahh.." jawabku karena aku sudah minum pil KB beberapa bulan ini.
"Baarreengngg ssaayy.. Dikkitt llaggii.. Aahh.."
Bersamaan dengan keluarnya pejunya dalam vaginaku dan rongga vaginaku yang berkedut keras. Entah berapa kali Ale' semprotkan pejunya, karena cukup banyak, sampai meleleh keluar vaginaku bercampur dengan cairan cinta dari dalam vaginaku.
"Makasih sayang.." ujarnya sambil mengecup keningku.
"Ale'.. Kamu emang jago!" pujiku padanya.
Setelah agak lama aku berbaring di dadanya. Ia menyuruhku membersihkan diri di kamar mandi, sementara ia mengambil barang-barang kami di mobilnya.
Sementara aku mandi dengan shower, samar samar aku mendengar ada orang berbincang bincang di kamar. Tadinya kupikir suara TV yang keras. Ternyata ketika aku keluar hanya dengan berlilitkan handuk, aku terkejut melihat Micky dan Barry, dua teman Ale' yang nggak kalah macho! Ale' langsung memelukku dari belakang dan mencium leherku dan membuyarkan terkejutku.
"Mereka kesini mau ikutan main say. Kamukan dulu bilang ingin coba main dengan cowok lebih dari 1. Dari pada cari yang enggak jelas, mending cari teman sendiri. Mereka juga suka kok say, dan mereka juga suka kamu. Nggak papa kan?" ujarnya mesra.
"Ale'.. Kamu tahu aja!" ujarku sambil melingkarkan tanganku ke belakang kepalanya kemudian menciumnya mesra.
Sambil Ale' menciumku, ia memberi tanda pada kedua temannya untuk mendekat, ia sedikit mendorongku untuk tiduran di kasur. Ketika aku sudah terlentang diatas kasur, ia menyodorkan penisnya ke mulutku. Langsung ku sambut penisnya yang besar itu dan mulai menjilat jilatnya. Sementara Barry mulai menjilati putingku yang sudah keras. Micky, memainkan vaginaku dengan lidahnya. Mengorek ngoreknya dengan lidahnya yang panas.
"Emmpphh.." desahku tertahan penis Ale' setiap kali Micky mengorek clitorisku dengan lidahnya.
Barry tiba tiba melepas antingnya dan menjepitkan di putingku.
"Barry.. Sakit sayang.." kataku sesaat melepaskan penis Ale' dari mulutku.
"Tenang sayang.. Enak kok." ujarnya kemudian menjilat putingku yang memakai anting itu.
Dan memang ternyata enak. Kujilat kembali penis Ale' seperti menjilat batang eskrim yang besar. Tak lama, Micky melepas mulutnya dari vaginaku dan tiduran di sebelahku sementara Barry tiduran diatasku. Kulirik Micky yang sedang mengoleskan penisnya dengan madu. Ale' mengangkatku hingga hampir duduk diatas Micky yang terbaring disebelahku. Ia menyandarkan kepalaku ke dadanya yang bidang, hingga pantatku menghadap Micky.
Tiba tiba kurasakan jari Micky yang telah diolesi madu memasuki anusku.
"Ssshh.. Aaahh.. Mic, sakit.. Ssshh.." jeritku.
"Tenang say.. Sakitnya cuma sebentar, tapi nikmatnya selangit. Relax aja, dan enjoy biar nggak sakit."
Aku berusaha tenang sambil bersandar pada dada Ale'. Makin lama makin enak, tak lama kemudian Micky menusukkan penisnya sepanjang 14 cm dg diameter 4 cm, menerobos dalam anusku.
"Aaahh.. Ssshh.." jeritku sambil mempererat pelukanku pada Ale'.
Setelah penisnya masuk semua ke dalam anusku, Ale' membuatku terlentang diatas Micky. Kemudian ia mengikatkan kedua tanganku ke kepala ranjang yang cukup tinggi dengan menggunakan kain yang cukup halus, hingga aku dapat berpegangan dan sedikit mengangkat pantatku dengan kaki mengangkang. Ale' tidak membuang kesepatan ini untuk mulai mengorek lubang vaginaku dengan penisnya yang besar.
"Aahh.. Hhh.. Ssshh.. Alee.. Massuukkinn ssayy.." mendengar permintaanku itu, Ale' tidak segan segan mulai menusukkan penisnya ke dalam vaginaku.
"Emmpphh.. Penuhh Lee'.. Pelan pelan.."
Perlahan namun pasti, Ale' menusukkan penisnya yang besar itu ke dalam vaginaku hingga mentok. Ale' mulai mencondongkan badannya ke arahku dan memakai satu kakinya untuk menopang badannya, ia mulai mengayunkan pinggangnya. Pertama pelan.. Kemudian makin cepat, dan makin cepatt..
"Ssshh aahh.. Alee.."
Micky juga mulai menggoyangkan pinggulnya membuat kedua lubangku dikocok bergantian. Ketika Ale' masuk, Micky keluar. Ale' keluar, Micky masuk, begitu seterusnya hingga..
"Ahh.. Ssshh.. AAHh.. Ssayy.. Fuckk..!! Alee.. Bentar lagi dapeett nih.. Aaahh.." jeritku..
"I'm coming.." desah Micky..
"Ssh.. Iiyaa.. Keeluar bareng ya.. Shh.. Aahh.. Ahh" ujar Ale'.
Tiba tiba kurasakan perasaan nikmat yang tak dapat kutahan, lorong vaginaku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme.
"AAH.." jeritku, bersamaan dengan semprotan pejuh di anusku. Disambut dengan tusukkan yang dalam di vaginaku dan tumpahan pejuh Ale' dalam vaginaku serta kedutan yang keras dari penis Micky di anusku dan penis Ale' di vaginaku.
Lemas badanku dibuatnya, aku masih berada diantara Micky dan Ale' seperti sandwich yang basah dengan keringat. Masih dengan penis yang menancap di anus dan vaginaku. Ale' menarikku hingga penis Micky lepas dari anusku.
"Plop" bunyinya nyaring.
Penis Ale' masih setengah berdiri masih dalam vaginaku, sambil ia menidurkanku di dadanya. Kulirik jam dinding sudah pukul 3 pagi dan aku langsung tertidur lelah.
Paginya, aku terbangun karena merasakan ada yang menjilat jilat vaginaku dan meremas remas tetekku. Ternyata Barry yang menjilatku dan Ale' serta Micky yang meremas tetekku.
"Ssh.. Aaahh.. Enak Barry.."
Tak lama Barry duduk berlutut di depan vaginaku dan mengarahkan penisnya yang agak bengkok ke atas seperti pisang itu ke celah vaginaku.
"Aaahh.." jeritku ketika ia menusukkan penisnya dengan cepat ke dalam vaginaku.
Seakan ada yang menggaruk bagian atas lorong vaginaku. Kemudian Barry mengangkat kaki kananku dan meletakkannya di atas kaki kiriku hingga badanku seperti terpelintir karena kedua tetekku ditahan dalam mulut Ale' dan Micky.
"Aduuhh.. Enaakkhh.."
Penisnya yang bengkok itu menggaruk bagian dalam vaginaku. Perlahan namun pasti Barry mengocok vaginaku..
"Sshh.. Aahahh.. Barryy.. Mmmhh.."
Dengan irama 3 kali tusukan pelan dan 1 kali tusukan cepat dan dalam, membuatku melayang dibuatnya. Tak lama tusukkan penisnya semakin tak terkontrol, semakin membabi buta membuatku semakin melayang!
"Ahh.. Ssshh.. Emmpphh.." desahku saat Barry kembali membuka kakiku hingga vaginaku terbuka lebar dihadapannya.
Ale' menepuk nepuk dan menekan nekan vaginaku supaya aku semakin terangsang. Ia mengaitkan jarinya ke bibir vaginaku hingga tertarik.
"Ahh.. Ssshh.. Ahh.. Bbarryy.. Lebihh cceeppaat.. Mauu keluaarr niihh.."
Segera Barry mencabut penisnya. Seketika aku kecewa, ternyata ia berganti posisi dengan Ale', Ale' langsung menusukkan penisnya yang besar itu dalam vaginaku dan Barry menjepitkan penisnya diantara tetekku dan mulai mengocoknya hingga ia memuncratkan pejunya ke wajahku. Sementara Ale' mengocokkan penisnya yang panjang itu dalam vaginaku.
"Aaahh.. Ssshh," jeritku terasa semua ototku tegang karena orgasm yang kurasakan sambil merasakan kedutan penis Ale' menandakan ia sudah mengeluarkan pejunya dalam vaginaku.
Lemas sekali badanku, harus melayani mereka. Ale' tiba tiba mengangkatku dan membawaku ke kamarmandi. Disana sudah ada Micky yang sedang mengisikan bath tub dengan air panas dan sabun susu wangi. Ale' mencelupkan badanku yang letih ke dalamnya.
"Kamu istirahat dulu deh say.. Nanti kalau sudah selesai, langsung ke ruang makan ya," ujarnya sambil mencium keningku.
Sekitar setengah jam aku berendam melepas lelah. Setelah selesai, seperti permintaan Ale' aku menuju ruang makan, hanya dibalut mantel mandi.
Disana sudah ada dua orang perempuan yang sedang memasak di dapur. Keduanya tak kalah sexy dariku. Ternyata mereka adalah Amy (160/54 34C) yang ternyata pacarnya Micky. Serta Sylvy (158/53 34B) yang adalah pacarnya Barry. Keduanya memakai celana hotpants yang memperlihatkan paha mereka yang putih dan mulus dan kaos model kemben yang hanya menutup payudara mereka yang besar. Samar samar terlihat puting mereka menonjol dibalik kaosnya.
"Sini sayang, kita sarapan dulu," ujar Ale' sambil mengeluarkan kursi disebelahnya.
Setelah menunggu aku duduk, ia pun duduk di kursinya. Micky dan Amy ternyata sudah selesai makan, dan mereka sekarang ada di dapur sambil berciuman ditonton kami berempat.
Celana Amy dibuka dan di lemparkan ke bawah kemudian melepaskan kembennya, hingga Amy menjadi bugil. Kulihat penis Ale' dan Barry yang berada disisiku yang satunya sudah berdiri tegak. Aku dan Sylvy saling melihat, tak lama Sylvy menghilang dibawah meja, ternyata sedang meng-oral penisnya Barry. Ale' kemudian melihatku seakan memintaku mengoral penisnya. Tapi karena aku belum selesai makan, aku hanya mengocok penisnya pelan sambil berkata,
"Sabar sayang.."
Micky mengangkat kaki kanan Amy kemudian mulai menusukkan penisnya dalam-dalam.
"Aaahh.." desah Amy membuatku juga semakin terangsang.
Ale' yang telah selesai makan, menyingkapkan mantel mandiku dan mulai menggigit putingku yang sudah mengeras dan mengorek vaginaku dengan jarinya. Sambil aku menekan kepalanya ke dadaku, aku melihat Micky yang sedang mengocok vagina Amy sambil menciumi teteknya dan Barry yang keenakan disebelahku karena penisnya dikulum Sylvy.
"Aaagghh.. Mic.. I'm commingg.." jerit Amy.
Tak lama kulihat lelehan pejuh di paha kiri Amy menandakan Micky sudah menembakkan pejunya.
"Ssshh.. fuucckk.." desah Barry disebelahku, kemudian kulihat Sylvy muncul dari bawah meja dengan bibirnya penuh dengan pejuh. Ale' melepaskan pagutannya di tetekku.
"Nonton BF yuk," ajaknya ke ruang TV. Dan kami bermain sepanjang hari.
E N D