Seks Umum
Wednesday, 15 June 2011
Panasnya nafsu birahi - 4
Setelah tiga bulan lamanya dirawat dirumah sakit, setelah dinyatakan sudah baikan, akhirnya Dokter mengijinkan Arif pulang dan menjalani rawat jalan. Mengingat jasa baik Ivan yang dengan setia menunggu Arif dirumah sakit, Tante Melly mengajak Ivan untuk tinggal dirumahnya yang cukup besar.
Enam bulan kemudian, setelah benar-benar sembuh, Arif disuruh kakeknya untuk tinggal dikampung. Ivan sebenarnya mau ikut Arif tinggal disana, tetapi Tante Melly melarangnya dengan alasan takut karena tidak ada laki-laki yang tinggal dirumahnya, sementara pembantunya perempuan semua. Disamping itu, karena Ivan bisa menyetir, biar ada yang mengantarnya kalau mau bepergian jauh.
Dirumah Tante Melly, Ivan menempati sebuah kamar dilantai dua, yang berdekatan dengan kamar wanita itu. Sementara pembantu-pembantunya tidur dilantai satu.
Sejak tingal dirumah Tante Melly, diam-diam Ivan sering memperhatikan gerak-gerik wanita itu. Ivan mengagumi kecantikan Tante Melly, ibu Arif sahabatnya. Meski sudah berusia 43 tahun, tetapi kecantikannya belum pudar. Tubuhnya yang montok dan sexy, mengundang air liur setiap lelaki yang memandangnya, tak terkecuali Ivan. Jantungnya sering berdebar saat bertatapan mata dengan Tante Melly. Sorot mata sayu tetapi tajam Tante melly, seakan mengisyaratkan bahwa dia seorang wanita yang haus dan binal diranjang.
Apalagi belakangan ini, Ivan merasakan kelakuan Tante Melly makin genit saja. Tante Melly sering mengenakan pakaian yang sexy, kaos ketat tanpa lengan yang dipadukan dengan rok mini, memperlihatkan lekuk tubuhnya dan pahanya yang mulus. Bahkan Tante Melly sering membiarkan pintu kamarnya terbuka, dan didalam kamar dia hanya mengenakan Bh dan celana dalam. Seolah-olah menantang Ivan, yang saat hendak kekamarnya harus melewati kamar Tante Melly, untuk menjamah tubuhnya.
Hingga suatu sore, saat itu Ivan baru datang dari membeli rokok diwarung dekat rumah Tante Melly. Baru saja Ivan menginjakkan kakinya diruang tamu, ketika terdengar suara Tante Melly memanggil namanya dari dalam kamar. Ivan bergegas menuju kamar wanita itu.
"Van, tolong ambilkan handukku dong," teriak Tante Melly dari dalam.
"Ia Tante," sahut Ivan pendek.
Ivan lalu bergegas mengambil handuk ditempat jemuran kemudian berjalan menuju kamar mandi yang ada didalam kamar. Sampai di depan kamar mandi Ivan mengetok pintu, sambil memanggil Tante Melly. Ivan tertegun di depan pintu, saat pintu kamar mandi terbuka. Kini di depannya, Tante Melly sedang berdiri dengan tubuh yang masih basah, tanpa selembar benangpun melekat ditubuhnya. Ivan dapat melihat dengan jelas lekuk-lekuk tubuh Tante Melly, yang membangkitkan nafsu birahinya.
Belum hilang rasa terkejutnya, Tante Melly menarik tangannya, kemudian memeluknya erat-erat membuat Ivan gelagapan. Tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, Tante Melly langsung mancaplok mulut Ivan dan melumatnya. Ivan yang sudah berpengalaman tidur dengan banyak wanita, tahu kalau Tante Melly, yang sudah lama menjanda, sangat haus akan sentuhan laki-laki.
Dengan rakusnya, Tante Melly mengecup dan melumat mulut Ivan, sambil meraba-raba selangkangan pemuda itu. Tidak mau membuang kesempatan yang sudah lama diimpikannya, Ivan langsung membalas dengan pagutan-pagutan yang tak kalah buasnya, sambil meremas-remas pantat sintal Tante Melly. Sambil tetap melumat mulut Ivan, Tante Melly mulai menyusupkan tangannya kebalik celana dalam Ivan dan menggenggam kemaluan Ivan yang mulai mengeras.
"Ooh.. Van.. puasin aku.. sayang," pinta Tante Melly, sambil mengelus-elus kemaluan Ivan.
Sementara Ivan dengan buas menjilati dan menyedot dari leher merambat turun kebuah dada Tante Melly. Sesekali Ivan menggigit buah dada Tante Melly yang ranum. Tante Melly mendesah hebat. Matanya merem melek dan kepalanya terdongak ke atas, manakala lidah Ivan yang kasar menyentuh saraf-saraf peka pada buah dadanya. Tanpa melepaskan pagutannya, Ivan mendorong Tante Melly hingga tersandar kedinding. Kemudian Ivan berlutut dihadapan wanita itu.
Kini Ivan mulai menjilati dan mengecupi daerah perut Tante Melly. Wanita itu mendesah semakin hebat, saat lidah Ivan menari-nari dipusarnya dan diatas kulit perutnya yang ramping. Desahan Tante Melly, membuat Ivan semakin bernafsu mengerjai wanita itu. Kini mulut Ivan mendekati selangkangan Tante Melly. Lidahnya terjulur, menjilati sambil mencucuk-cucuk vagina Tante Melly, membuat ibu Arif itu histeris. Pinggulnya meliuk-liuk menahan rasa geli yang luar biasa.
Tante Melly merenggangkan kedua pahanya, memberikan jalan, agar lidah Ivan lebih leluasa menjilati vaginanya. Tante Melly menarik kepala Ivan dan membenamkannya keselangkangannya. Tujuannya agar, lidah Ivan lebih dalam menusuk lubang vaginanya. Ivan semakin cepat menusuk-nusukkan lidahnya ke lubang vagina Tante Melly, saat dirasakannya vagina wanita itu berdenyut hebat. Membuat Tante Melly semakin tak dapat menahan orgasmenya. Dan iapun pasrah menerima tusukan-tusukan lidah Ivan yang semakin cepat pada lubang vaginanya. Sampai akhirnya Tante Mely merasakan sesutau yang hendak meledak dari lubang vaginanya. Dan beberapa saat kemudian, diiringi lolongan panjang Tante Melly mencapai orgasmenya yang pertama.
Cairan hangat dan kental menyembur dari lubang vaginanya dan membasahi dinding-dinding vaginanya. Tanpa ragu-ragu, Ivan menjilati vagina Tante Melly yang masih basah. Gundukkan daging yang membengkak merah dan mengeluarkan lendir putih itu, dijilati dan disedotnya sampai bersih.
Ivan membiarkan Tante Melly yang baru saja mencapai puncak kenikmatan, menikmati orgasmenya beberapa saat. Kemudian Ivan membopong tubuh wanita itu, membawanya ke atas ranjang, lalu mendudukkan tubuh Tante Melly diatas ranjang. Kini Ivan berdiri dihadapan Tante Melly sambil melepaskan seluruh pakaiannya. Tante Melly benar-benar terpesona melihat besar dan panjangnya kemaluan Ivan yang ada dihadapannya.
"Luar biasa Van, baru kali ini aku melihat kemaluan sebesar punyamu," puji sambil tersenyum.
Tante Melly meraih kemaluan Ivan yang sudah mengeras, dengan lembut dielus-elusnya lalu dikocok-kocoknya.
"Oohh.. Tante.. enak.. terus," rintih Ivan sambil mengelus-elus rambut Tante Melly, saat janda itu melai menjilati kepala kemaluannya.
Rintihan-rintihan yang keluar dari mulut Ivan membuat Tante Melly semakin ganas dan liar untuk meningkatkan serangannya. Sambil terus mengocok pangkal kemaluan Ivan, Tante Melly menusuk-nusuk lubang kencing pemuda itu dengan lidah lembutnya. Lubang kencing Ivan langsung memerah, akibat menahan desakan darah syahwat yang menjalari kemaluannya.
Tante Melly semakin bersemangat mengulum, menyedot dan memompa kemaluan Ivan yang tegak kaku dengan urat-urat kasar disekelilingnya. Tante Melly berusaha memasukkan seluruh batang kemaluan Ivan ke dalam mulutnya, hingga mentok diujung tenggorokkannya.
"Akhh.. nik.. mat.. terus.. Tante.. terus," desah Ivan.
Dia sudah tak mampu menahan rasa geli pada kemaluannya. Kedua tangannya meraih dan menjambak rambut Tante Melly, lalu Ivan menarik dan mendorong kepala Tante Melly, membuat kemaluannya keluar masuk dari mulut wanita itu.
Nampaknya Tante Melly benar-benar ingin memuaskan Ivan dengan oral seksnya. Sambil meremas-remas buah dada dan lubang vagina sendiri Tante Melly, meningkatkan tempo jilatannya. Hampir seluruh batang kemaluan Ivan dijilatinya. Buah pelir dan lubang anus Ivan tak luput dari ciuman dan jilatannya. Tante Melly menikmati desahan dan erangan Ivan dengan meliarkan jilatan dan kulumannya. Sesekali dia menggigit-gigit kemaluan Ivan.
Beberapa menit berlalu Tante Melly menghentikan jilatan dan kulumannya pada kontol Ivan. Matanya yang sayu menatap wajah Ivan penuh birahi. Ivan yang sudah berpengalaman menyetubuhi wanita, tahu bahwa Tante Melly sudah menunggu kemaluannya yang sudah benar-benar tegang untuk segera menusuk lubang vaginanya. Didorong tubuh Tante Melly hingga terlentang diranjang. Kedua paha wanita itu dibukanya lebar-lebar. Kini Ivan mengangkangi
Selangangkangan Tante Melly. Perlahan Ivan menurunkan pantatnya, hingga kepala kemaluannya menyentuh bibir vagina Tante Melly.
"Cepet Van, masukkin punyamu," pinta Tante Melly tak sabaran, sat Ivan hanya menggesek-gesekkan kepala kemaluannya dibibir vagina wanita itu.
Sedetik kemudian Ivan memenuhi permintaan Tante Melly, didorongnya pantatnya pelan-pelan.
Mula-mula agak susah kemaluan Ivan menembus lubang vagina Tante Melly yang sempit, karena sudah lama tidak dimasuki. Tetapi setelah mencoba berkali-kali, akhirnya pada tusukkan yang kesekian kalinya kepala kemaluan Ivan berhasil masuk menerobos lubang vagina Tante Melly.
Tante Melly menjerit menahan rasa nyeri pada lubang vaginanya, saat kepala kemaluan Ivan berhasil masuk. Dan jeritannya bertambah keras saat seluruh batang kemaluan Ivan menerobos masuk dan terbenam, tertelan lubang vaginanya. Lubang vagina Tante Melly penuh sesak oleh besar dan panjangnya kemaluan Ivan. Ivan merasakan kemaluannya seperti dijepit dan dipijit-pijit. Ivan mendiamkan kemaluannya disana beberapa saat, untuk beradaptasi.
Kemudian Ivan mulai menaik turunkan pantatnya. Terlihat dengan jelas batang kemaluan Ivan keluar masuk dari lubang vagina Tante Melly yang sempit. Bibir vagina Tante Melly tercelup ke dalam saat Ivan mendorong kemaluannya masuk dan mekar keluar saat pemuda itu menariknya.
Bersambung . . . . .