Akibat Tarzan - 1

Hari itu adalah hari Minggu. Aku dan 2 temanku Indah dan Citra berencana pergi liburan ke puncak, ke villanya Citra. Hari Minggu itu kami pergi ke sana untuk refreshing seperti biasa karena Seninnya tanggal merah atau libur. Aku, Indah dan Citra adalah teman baik. Kami sudah berteman sejak dari SMA. Sebenarnya ada satu orang lagi teman kami yang tak bisa ikut hari itu, namanya Ratna. Dia tidak bisa ikut karena ada acara dengan keluarganya.

Kami sama-sama terbuka tentang seks dan sama-sama penggemar seks, kami sering mengadakan acara party sex. Yang tentunya dengan cowok-cowok keren di kampus kami, ataupun dengan cowok yang baru kami kenal.

Indah adalah temanku yang paling imut. Dengan rambut yng panjang dan indah. dia sangat menjaga keindahan rambutnya. Hampir tiap minggu dia ke salon. Kulitnya putih bersih seperti layaknya putri keraton. Namun dibalik wajah imutnya dia adalah cewek yang pintar memanfaatkan cowok. Sudah berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat materenya. Malah tak jarang dia mau aja diajak om-om yang sudah tua, asal mau dibayar mahal.

Sedangkan Citra adalah temanku yang paling lucu. Dia dikarunai wajah yang cantik dengan bokong yang padat. Dengan tampang yang rada-rada indo, ia dengan gampang mendapatkan cowok yang disukainya. Apalagi ditunjang dengan bodinya yang aduhai, yang selalu mengundang pikiran kotor cowok-cowok. Tapi di balik wajahnya yang lucu itu, ia adalah cewek yang hiper sex. Dia sangat suka ML dengan satpam, tukang air, tukang bangunan dan sopir pribadinya. Pokoknya orang-orang yang pekerja kasar. Tapi dia tidak terlalu suka pacaran. Dia memilih hidup jomblo. Dengan jomblo ia bebas mencari cowok untuk diajak naik ranjang.

Sedangkan aku, dikaruniai tubuh tinggi semampai dengan buah dada yang bulat montok. Diantara ketiga temanku dadakulah yang paling indah. Apalagi jika aku sedang menggunakan pakaian ketat atau full press, pasti membuat pikiran kotor para cowok melayang-layang. Dan aku sangat senang jika ada cowok yang mengagumin kemontokan dadaku. Aku senang membayangkan mereka onani sambil membayangkan aku. Aku juga termasuk cewek yang senang banget ml. Mungkin gara-gara masih muda (aku masih 20 tahun), libidoku sangat cepat naik. Entah sudah berapa cowok yang pernah tidur denganku. Entah sudah berapa banyak penis yang pernah masuk ke vaginaku. Tapi aku menikmatinya tanpa merasa bersalah. Toh masa muda harus dinikmati. Bukankah begitu?

Pagi itu kami siap-siap pergi ke villanya Citra. Setelah menbawa perlengkapan kami pergi menggunakan mobilku. Sebelum berangkat aku sempat bertengkar dengan Citra, gara-gara aku dilarang bawa cowok-cowok yang sering diajak ke villanya Citra. Begitu juga Indah yang ikut mendukungku karena pacarnya juga tidak boleh diajak.

"Emangnya kamu ngundang siapa lagi sih Ci, masa si Chevy aja nggak boleh ikutan?" kata Indah. "Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah gua kan cewek normal nih" timpalku
"Udahlah, kamu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh! Dijamin kalian puas sampe nggak bisa bangun lagi deh" aku heran dengan Citra hari itu. Tidak biasanya dia main rahasian seperti itu.

Tapi masa bodolah. Yang penting aku ingin cepat sampai disana. Supaya tahu siapa sih cowok yang diundang Citra. Apakah ganteng dan.. Sambil membayangkan kejutan yang dipersiapkan Citra, tiba-tiba birahiku langsung naik. Maklumlah sudah 3 minggu aku nggak ml. Aku baru putus sama cowoku. Waktu pacaran dulu minimal sekali 3 hari kami pasti ml. Aku dan mantanku sama-sama anak kost. So, gampang aja dia nginap ditempatku atau aku di tempatnya. Dan biasanya kalau nginap kami pasti 'fly to the sky'. Untuk mengurangi desakan birahi yang melanda, diam-diam aku membayangkan ada cowok yang keren dan berbody atletis mendatangiku dan mengajakku ml. Sambil membayangkannya aku menggesekkan pahaku, sambil memyetir. Sampai akhirnya aku rasakan basah di bawah tubuhku.

Beberapa jam kemudian kami sampai di villa Citra, Pak Indra penjaga villa Citra membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada kami, terutama padaku yang hari itu memakai pakaian seksi berupa sebuah tank top merah berdada rendah dengan rok mini. Matanya tak henti-hentinya menatap dada dan pahaku. Tapi aku cuek aja. Aku senang diperhatikan seperti itu. Malah aku sengaja menurunkan tubuhku pura-pura mengabil barang dari bagasi. Sambil menunduk kulihat mata Pak Indra tidak berkedip melihat kearah dadaku yang semakin terbuka karena ku menunduk. Hampir semua buah dadaku kelihatan gara-gara aku menunduk terlalu rendah sedangkan leher bajuku juga sangat rendah. Aku dapat melihat jakunnya yang turun naik dan tojolan di balik celananya. Pasti habis ini dia onani he..he..

Setelah membereskan barang-barang bawaan Citra menyuruh Pak Indra pergi. Akhirnya kami makan dan beristirahat sebentar. Sekitar jam 4 sore Citra membangunkanku dan Indah.

"Eh.. sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk" ajak Citra pada kami. Dia melepaskan semua bajunya tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan santainya
"Wei.. gila lo Ci, masa mau berenang nggak pake apa-apa gitu, kalau keliatan orang gimana?" tegur Indah.
"Iya Ci, lagian kan kalau si tua Imam itu dateng gimana tuh" sambungku
"Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja nggak berani, tenang aja Pak Indra udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang nanti" bujuk Citra sambil menarik tanganku.

Karena ditantang Citra akhirnya aku mulai melepas bajuku. Aku buka rok mini yang membalut pantatku dan segera melepaskan baju tanktop ku. Akhirnya aku tinggal memakai BH dan CD. Tapi itu tidak berlangsung lama karena segera kutanggalkan. Mula-mula kulepaskan BH ku yang dari tadi menutupi dadaku. Segera dadaku seperti ingin melompat keluar gara-gara BHku yang kekecilan. Aku memamerkan payudaraku pada Citra. Dia mencibirku. Setelah itu kulepaskan CD ku. Maka tidak ada lagi yang tersisa ditubuhku kecuali anting di telingaku. Kemudian aku melompat ke kolam menyusul Citra yang jago berenang.

Indah masih tampak malu-malu melepaskan bajunya. Tapi karena melihat aku dan Citra yang sudah telanjang, dia akhirnya melepaskan bajunya. Kulitnya yang putih bersih segera terpampang dihadapan kami. Dia kemudiam menyusul kami berendam di kolam.

Perlahan-lahan rasa risih kami pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya.

Sesudah agak lama bermain di air Citra naik ke atas dan mengelap tubuhnya yang basah, lalu menggunakan kimono.
"Ci, sekalian ambilin kita minum yah" pintaku.
"Ok, deh!" katanya. Aku kembali berenang kesana kemari. Sedangkan Indah yang sudah kecapaian memilih untuk tidur-tiduran di kursi panjang di tepi kolam. Aku tersenyum melihat gayanya yang santai. Sambil tiduran dia membuka kedua kakinya lebar-lebar, memamerkan vaginanya yang Indah. Kalau ada orang lain yang melihatnya seperti itu, pasti dia akan diperkosa habis-habisan.

Tak berapa lama kemudian Citra datang dengan membawa minuman.
"Ver, kamu bisa ke kamar gua sebentar nggak, gua mo minta tolong dikit nih" pintanya
"Kamu lap badan dulu gih, gua tunggu di dalam kamar" katanya sambil berlalu kekamar.

Kemudian aku melap badanku yang basah dengan handuk. Kemudian berjalan ke arah kamar dengan telanjang. Aku tinggalkan Indah yang sudah terlelap di tepi kolam.

"Kenapa Ci, ada perlu apa emang?" tanyaku.
"Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok" jawabnya dengan menyeringai. Sebelum aku sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah memelukku dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap mulutku agar tidak berteriak. Aku yang terkejut tentu saja meronta-ronta, namun pemberontakkan itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu.

Kemudian aku sadar bahwa yang memelukku dari belakang adalah Pak Indra, penjaga villa Citra, dan seorang temanya yang tidak kukenal. Pak Indra dengan gemas meremas payudaraku dan memilin-milin putingnya. Temannya berhasil menangkap kedua pergelangan kakiku. Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan kemaluanku. Sambil menyentuhkan lidahnya ke liang vaginaku, dia juga mengeluar-masukkan jarinya dari vaginaku. Diperlakukan seperti itu aku cuma bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak Indra begitu kokoh.
"Hei, jangan rakus dong Klas, dia kan buat Pak Indra, tuh jatah kamu masih nunggu di luar sana" kata Citra pada teman Pak Indra, yang kemudian kuketahui bernama Muklas.

Setelah Muklas keluar tinggallah kami bertiga di kamar itu. Pak Indra langsung menghempaskan diriku di ranjang yang empuk itu. Dia kemudian membentangkan tubuh mulusku di atas spring bed itu. Dia tak berkedip memanandang ke arah dada dan vaginaku. Mungkin seumur hidupnya baru kali ini melihat tubuh polos seorang gadis cantik, masih muda lagi. Kemudian tangannya yang kasar itu meremas-remas dadaku sambil memilin-milinnya. Dimainkannya putingku yang sudah berwarna kemerahan. Aku tidak dapat menolak lagi karena kurasakan perasaan yang nikmat yang sulit dilukiskan. Ada sensasi tersendiri kala tangan kasar itu menggerayangiku.

Sekarang tidak hanya tangannya lagi yang bermain-main di dadaku tapi juga mulutnya. Kurasakan mulutnya dengan rakus melumat dadaku.aku merasakan terbang ke awang-awang ketika ia mencoba memasukkan seluruh dadaku kedalam mulutnya yang besar itu.

Puas bermain di dadaku lidahnya menari-nari diperutku, lalu turun ke vaginaku. Dia memandangi vaginaku yang sudah basah oleh cairanku. Tapi tak berapa lama kemudian kurasakan lidahnya menyapu klitorisku. Lidahnya melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya. Tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak.

"Aduh Ci.. tega-teganya kamu nyerahin kita ke orang-orang kayak gini.. ahh!!" kataku ditengah desahanku yang tertahan.
"Tenang Ver, ini baru namanya surprise, sekali-kali coba produk kampung dong" katanya seraya melumat bibirku.
Aku berpagutan dengan Citra beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Indra mulai merambat naik hingga dia melumat dan meremas payudaraku secara bergantian, sementara tangannya yang sekarang mengobok-obok vaginanya. Aku merapatkan pahaku karena tidak tahan dengan permainan tangan Pak Indra di bawah sana. Desahanku tertahan karena sedang berciuman dengan Citra, tubuhku menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.

Sambil menjilati dadaku dengan rakus Pak Indra berkali-kali memuji payudaraku. Memang sih diantara kami bertiga payudaraku termasuk yang paling montok. Cowok-cowok yang pernah ML denganku paling tergila-gila mengeyot benda itu atau mengocok penis mereka diantara himpitannya. Pak Indra pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut dadaku yng kiri dan yang kanan. Puas menetek di dadaku, Pak Indra bersiap memasuki vaginaku dengan penisnya. Penisnya tidak terlalu panjang tapi diamaeternya cukup lebar. Tanpa memberi aba-aba dia langsung memasukkan penisnya yang besar itu ke vaginaku. Tentu saja aku menjerit tertahan karena mulutku masih berciuman dengan Citra.

"Ouch.. sakit Ci, duh kasar banget sih babu kamu" kataku sambil meringis dan mencengkram lenganku waktu penis super Pak Indra mendorong-dorongkan penisnya dengan bernafsu.
"Tahan Ver, ntar juga kamu keenakan kok, pokoknya enjoy aja" kata Citra sambil meremasi kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat disedot Pak Indra. Pak Indra menyodokkan penisnya dengan keras sehingga aku pun tidak bisa menahan jeritanku, aku mau menangis menahan sakit. Pak Indra mulai menggenjotku. Dia menggejot seperti orang kesurupan. Untuk mengurangi rasa sakit di vaginaku tanganku menyelinap ke bawah kimono Citra dan menuju selangkangannya. Kugerayangin vaginanya.

Kemudian Citra naik ke wajahku berhadapan dengan Pak Indra. Aku langsung menjilati kemaluannya. Sambil menjilatin vagina Citra, kubantu Pak Indra membuka kimomo yang digunakan Citra. Sehingga tubuhnya sama polos sepertiku. Perlahan-lahan aku mulai merasakan nikmat di vaginanku. Pak Indra mulai teratur menggoyangkan pinggulnya. Tubuhku sudah penuh dengan keringat. Begitu juga dengan Pak Indra, tubuhnya yang ceking seperti datuk maringgi itu kelihatan mengkilat oleh keringat yang mengalir di tubuhnya. Sambil menjilati vagina Citra, aku meremas remas dadaku sendiri, sehingga semakin besar dan menonjol keatas. Aku merasakan sudah mulai keluar.

"Aahh.. oohh.. saya sudah mau.. Pak!!" erangku, sambil mengejang dan membusur ke atas. Pak Indra semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas meremas dadaku. Kemudian kurasakan basah di mulutku, ternyata Citra juga mengalami orgasme setelah kuoral beberapa lama. Akhirnya aku dan Citra orgasme bersamaan. Setelah aku ambruk ke samping, kulihat penis Pak Indra masih tegak berdiri. Malah kelihatan semakin mengkilat gara-gara dipenuhi cairan cintaku. Hebat juga dia, walaupun sudah berusia hamper 50 tahun, tapi masih kuat menggarap mahasiswi seperti kami.

Pak Indra kemudian menindih tubuhku dan mulai menciuminya, tangannya tak henti-hentinya menggerayangi payudara montokku, seolah-oleh tak ingin lepas darinya. Tapi itu tidak berlangsung lama Pak Indra cukup pengertian akan kondisiku yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia membiarkanku memulihkan tenaga dulu.

Bersambung...