Setengah Baya
Wednesday, 10 March 2010
Petualangan menjelang Ebtanas
Hari itu, seperti biasanya aku pulang dari sekolahku, tapi ada perasaan merdeka yang meledak-ledak di hatiku karena Ebtanas baru saja selesai. Aku turun dari tangga, dan benar-benar terkejut, kukira aku jadi sediit gila karena belajar terus akhir-akhir ini, tapi aku sadar apa yang ada di depanku bukan khayalanku saja karena Jeff temanku juga ikut terkejut melihatnya. Tidak jauh dari tempat kami berdua, satu lagi temanku Alf sedang berciuman mesra. Aku tidak yakin siapa gadis itu, tapi sepertinya bukan murid sekolahku. Jeff tiba-tiba menyikutku dengan keras, aku tahu kenapa dia melakukannya. Aku sendiri juga serasa diam terpaku di tempat itu. Memang Alf tidak mencium salah satu murid sekolah kami, tapi lebih gila, dia berciuman dengan Bu Shanty, guru bahasa Inggris yang mengajar kami.
Aku dan Jeff segera menghampiri Alf ketika Bu Shanty sudah pergi. Alf terkejut melihat kami berdua, tapi dia segera tersenyum. "Elu liat semua ya?"
Aku mengangguk.
"Sejak kapan?"
Alf tersenyum sambil menceritakan sebuah kisah menarik yang kemudian kutulis menjadi cerita ini, beginilah kisah yang dia ceritakan padaku.
Pulang sekolah, dua hari sebelum Ebtanas, Bu Shanty memanggil Alf untuk mengikuti ulangan susulan bahasa Inggris. Alf sudah menunggu di ruang guru, tapi ternyata Bu Shanty tidak masuk hari itu. Alf kebingungan, kapan lagi dia bisa ulangan susulan, apalagi sebentar lagi Ebtanas, sudah tidak ada waktu lagi. Alf menanyakan alamat Bu Shanty pada bagian Tata Usaha, dan siang itu juga dia langsung menuju alamat yang diberikan padanya.
Sampai di sana Alf termenung sejenak, ternyata rumah Bu Shanty cukup besar dan mewah, tapi kenapa juga dia jadi guru. Alf tidak banyak berfikir lagi, dia menekan bel dan seorang pembantu membukakan pintu. Alf dipersilakan masuk dan menunggu di ruang tamu. Tidak lama kemudian Bu Shanty datang ke ruangan itu. Dia minta maaf karena tidak dapat masuk sekolah tadi. Alf tidak keberatan ulangan di rumah Bu Shanty karena suasananya lebih menyenangkan dari pada di sekolah.
Mulanya Alf sibuk dengan ulangannya, tapi beberapa saat kemudian dia sadar kalau Bu Shanty sedang memperhatikannya. Alf tersenyum sambil terus mengerjakan ulangannya. Mulanya dia berhasil berkonsentrasi, tapi lama-kelamaan semakin gugup karena Bu Shanty masih terus memperhatikannya. Alf akhirnya menyerah.
"Bu, saya nggak bisa konsen kalau diliatin kayak gitu terus!"
Bu Shanty terkejut juga mendengar kata-kata Alf, mukanya memerah karena malu, tapi itu makin membuat wajahnya semakin cantik. Oh ya, Bu Shanty seorang WNI keturunan, dia baru saja lulus kuliah Sastra Inggris di salah satu Perguruan Tinggi Swasta terkenal di Bandung. Umurnya masih sangat muda, dia tinggi langsing, dan walaupun bodinya gak seksi-seksi banget, tapi wajahnya yang cantik plus bibir seksinya membuatnya semakin menggoda.
Oke kembali ke cerita, Alf terpaku memandang wajah Bu Shanty yang begitu wah! Dan begitu dia sadar dari lamunannya, Bu Shanty berdiri, mengambilkan minuman untuk Alf. Sekarang Alf sudah tidak bisa mengerjakan soal-soal yang ada di hadapannya. Dia hanya diam menunggu Bu Shanty datang. Bu Shanty langsung bertanya begitu dia datang.
"Kamu sudah punya pacar?"
Dhuer..! Alf seperti kesambar geledek. Dia cuma bisa menggeleng, padahal Alf sudah punya cewek, namanya Adriana. Bu Shanty tersenyum. Alf sendiri sudah tidak berniat mengerjakan ulangannya, dia malah ngobrol kesana-kemari, dan ketika sadar, Alf sudah menggenggam jemari lentik Bu Shanty. Bu Shanty sendiri sepertinya tidak menolak, bahkan dia dengan sengaja pindah ke tempat duduk sebelah Alf. Dibiarkannya Alf bermain dengan jari-jarinya, sedang dia sendiri semakin merapatkan duduknya. Singkat cerita Alf tidak melanjutkan ulangannya, dia dan Bu Shanty malah pergi menonton film.
Sepulang dari sana, Alf mengantar Bu Shanty pulang. Bu Shanty sendiri sepertinya begitu menyukai Alf, dirapatkannya tubuhnya ke tubuh Alf, dan kepalanya bersandar di bahu Alf. Sampai di rumah Bu Shanty, Alf sempat masuk sebentar, dan ketika dia hendak keluar, Bu Shanty memegang tangannya. Alf membalik, dilihatnya Bu Shanty bukan seperti seorang guru, tapi seorang gadis yang begitu cantik dengan pandangan seolah memohon padanya,
"Alf, kau boleh lupakan ulanganmu, tapi Ebtanas sudah semakin dekat. Ibu bisa membantumu belajar asalkan.. asalkan kau bantu Ibu!"
Alf tahu maksud Bu Shanty. Digenggamnya tangan Bu Santy.
"Boleh kupanggil Shanty?"
Bu Shanty mengangguk. Alf kemudian memeluknya.
"Shanty.. aku akan memberi segalanya untukmu, aku tahu keinginanmu, aku tahu kau kesepian selama ini, dan aku punya cukup banyak waktu untuk menghangatkanmu!"
Sambil berkata demikian, digendongnya Bu Shanty. Bu Shanty menunjukkan jalan ke kamarnya, dan begitu masuk Alf membaringkan Bu Shanty di ranjangnya, lalu dia mengunci pintu. Alf berbaring di sebelah Bu Shanty. Diciumnya bibir seksi Bu Shanty dengan sangat lembut. Dan perlahan dilepaskannya kancing baju Bu Shanty.
Bu Shanty sendiri begitu larut dalam perasaan, dia hanya memejamkan mata sambil berulang kali mengusap pipi Alf. Alf menciumnya sekali lagi, dan kali ini bibirnya merambat semakin turun ke bawah, semakin turun ke lehernya. Diciumnya sekali, lalu kembil menurun. Di sela-sela dada Bu Shanty Alf melepas nafasnya. Udara hangat mengalir dan tanpa sadar Bu Shanty mendesah panjang. Alf tidak berhenti, diciumnya dada Bu Shanty, kemudian dijilatnya puting susunyayang sudah mengeras. Alf tahu Bu Shanty begitu menikmatinya, karena itu dia menghabiskan cukup banyak waktu di bagian itu, sesekali dihisapnya kedua bukit itu sampai dirasanya cukup. Alf kemudian membuka semua pakaiannya dan dibukanya juga celana jeans yang melekat di tubuh Bu Shanty. Terlihat bulu-bulu halus di balik celana dalam merah mudanya yang tidak lama kemudian sudah tersingkap. Sekarang keindahan tubuh Bu Shanty begitu jelas terpampang di hadapannya.
Kembali diciumnya bibir Bu Shanty. Kali ini bibirnya menurun tidak hanya sampai dada, tapi terus menurun. Diciumnya paha Bu Shanty yang begitu mulus, kemudian naik lagi ke sela-sela pahanya. Di sana lidah Alf bermain dengan lincah. Mula-mula hanya sedikit menjilat, tapi kemudian mulai menekan lebih dalam, dan menari di sekitar klitoris Bu Shanty yang tersembunyi begitu aman. Alf mendorong paha Bu Shanty agar lebih terbuka, dan dengan perlahan dijilatnya lapisan kemerahan di sela-selanya. Dijilatnya perlahan dan terasa getaran kuat. Bu Shanty berusaha menahan rangsangan hebat dari kemaluannya. Matanya terpejam dan sesekali desahan nikmat keluar dari mulutnya.
Alf meludahi kejantanannya yang sudah mencapai ukuran maksimal, dibalurkannya ludah itu ke seluruh bagian penisnya. Setelah itu digosokkannya kepala penisnya di kemaluan Bu Shanty yang basah karena ludah dan cairan vaginanya. Alf menggosoknya beberapa kali, sedang Bu Shanty meremas dadanya menahan rangsangan tanggung dari selangkangan kakinya. "Masukkan Alf, aku sudah tidak tahan," Bu Shanty berbisik di antara desahan-desahannya. Alf tahu Bu Shanty sangat menginginkannya, karena itu tanpa tunggu lama lagi, ditekan penisnya tepat di kemaluan Bu Shanty. Hanya setengah saja yang masuk. Tapi Alf tidak mau terlalu memaksa, digerakkannya pinggulnya perlahan tapi pasti, dan ketika dirasanya vagina Bu Shanty sudah sangat basah, dengan kuat ditekannya penisnya lebih dalam.
Bu Shanty berteriak tertahan, kemudian berdesah-desah. Alf tahu penisnya sudah seluruhnya amblas. Digerakkannya perlahan, dan semakin lama semakin cepat. Kembali desahan-desahan terdengar dari mulut Bu Shanty. Alf sendiri begitu menikmati kehangatan di dalam sana. Terasa ada otot-otot yang menahannya setiap kali Alf mendorong penisnya ke dalam, tapi kemudian terasa menarik penisnya ke dalam ketika ditarik penisnya agak keluar. Alf mempercepat gerakannya, dan desahan-desahan dari mulut Bu Shanty sudah menghilang, digantikan oleh jeritan-jeritan kecil menahan nyeri sekaligus nikmat. Alf mempertahankan gerakannya cukup lama, dari wajahnya menetes keringat, begitu pula dari punggung dan lehernya. Tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat.
Bu Shanty juga terlihat sedikit lelah, keringat keluar dari leher dan sela-sela dadanya. Alf merasakan penisnya semakin panas, dan ada seperti sengatan-sengatan listrik setiap kali penisnya bergesekan dengan dinding vagina Bu Shanty. Tidak lama kemudian Bu Shanty bergumam,
"Alf, aku.. aku.. sudah.."
Alf mengangguk.
"Aku juga sudah hampir keluar.. ah.. ah.."
Alf memeluk tubuh Bu Shanty dengan erat, tidak lama kemudian tubuh Bu Shanty seperti kejang, dia bergelinjang-gelinjang sambil berdesah panjang. Alf sendiri masih mengocok penisnya ke vagina Bu Shanty tapi iramanya semakin kacau, dan akhirnya Alf mencabut penisnya dari vagina Bu Shanty.
"Ah.. ah.."
Desahan keluar bersamaan dengan cairan putih hangat yang menyembur dari penis Alf. Cairan itu memancar ke perut dan dada Bu Shanty yang masih setengah sadar karena baru saja mengalami klimaks. Alf kemudian membaringkan diri di samping Bu Shanty. Digenggamnya jarinya dengan mesra.
Bu Shanty sudah dapat mengatur nafasnya, "Alf, seperti janjiku, aku akan mengajar bahasa Inggris padamu, datanglah setiap sore ke sini, aku akan ajarkan semuanya."
Alf tersenyum, diciumnya sekali lagi Bu Shanty.
"Aku tahu, dan kapan pun kau perlu aku, aku selalu siap menemanimu."
Setelah itu Alf berpakaian dan pulang ke rumahnya. Setiap sore Alf datang ke sana, belajar bahasa Inggris untuk persiapan Ebtanas, dan sebelum pulang disempatkannya untuk sedikit berolah raga di tempat tidur.
Alf cukup yakin dengan nilainya sedangkan Bu Shanty sendiri sepertinya sudah kecanduan berat, setiap hari dia selalu merindukan Alf, merindukan senyum nakalnya dan juga keringat Alf yang mengucur ketika menidurinya. Dan yang jelas, dia begitu merindukan penis Alf kembali melesak merobek vaginanya yang tidak pernah kenyang memakan penis itu. Sejak saat itulah dia semakin dekat dengan Alf.
Aku dan Jeff menggelengkan kepala mendengar cerita Alf itu, tapi aku sendiri ikut senang bila Alf menjalin hubungan dengan Bu Shanty, dengan begitu aku bisa dengan bebas menikmati tubuh Adriana. Adriana adalah kekasih Alf, hubungan mereka memang semakin renggang sedangkan Adriana semakin dekat denganku, tentu saja setelah kejadian indah itu. Yang jelas sekarang aku tidak merasa bersalah bila meniduri Adriana lagi.
TAMAT