Sesama Wanita
Thursday, 25 June 2009
Hot weekend bersama Sandra - 2
"Ssstt,.. stay there, baby..you can attack me later". Tangan kirinya tetap menarik-narik puting susunya dan tangan kanannya mulai mengusap tungkai kakinya yang mulus panjang, dari betis, ke paha.. nah, sekarang, kakinya betul-betul dibuka. Sejajar mata saya tampak selangkangannya yang plantos, rapi tercukur dan berwarna merah muda merekah. Ia mulai memamerkan bagian dalam vaginanya. Pantatnya sedikit diangkat, dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah, ia buka vaginanya.
Saya menelan air liur saya berkali-kali karna betul-betul ingin menjilat bagian itu. Dengan tetap menarik puting dan pantat terangkat, ia sekarang mulai menggosok-gosok selangkangannya sendiri di hadapan saya. Saya mulai merintih, "Sandra, let me help you.." Sandra tersenyum makin jahil.
"Nanti, sayang.. kamu tonton aku dulu ya.." Kemudian tanpa menutup kakinya ia kembali meremas kedua susunya dan menarik-narik lagi putingnya. Saya betul-betul horny melihat gayanya yang erotis seperti di film-film biru yang sering saya sewa. Sekaligus, saya bisa melihat gerakan punggungnya yang indah dari pantulan cermin rias yang ia punggungi.
Kaki kananya ia tekuk keatas dan punggungnya ia sandarkan pada cermin, sekarang saya betul-betul bisa melihat seluruh bentuk pussy Sandra yang merekah. Tangan kirinya sekarang ganti menggosok pink pussynya pelan-pelan. Kali ini ia meraih penis karet yang terdekat, dijililati dan dihisap-hisapnya penis karet itu, persis seperti memperlakukan penis lelaki. Dibukanya lagi vaginanya yang sudah tampak basah, siap untuk melahap penis karet yang mirip betul dengan aslinya. Dimasukkannya penis karet yang telah basah oleh air liurnya dengan pelan. Pantat Sandra mulai bergerak naik turun, dan ia mulai merintih, "aahh..", dan tak sadar, saya mulai juga meremas payudara saya sendiri.
Penis karet itu dilahap pelan-pelan, kemudian pada saat ¾ panjangnya masuk, Sandra mulai menggerakkannya keluar-masuk, kemudain dikombinasikan gerakan memutar. Mata Sandra mengatup, dan mulutnya terbuka. Ia tak berkata apa-apa, hanya desahan lirih yang keluar. Tangan kirinya mulai menggosok clitorisnya yang sekarang tampak bengkak dan merah, dengan lembut. Saya menikmati pemandangan langka ini. Begitu erotis.. begitu indah, begitu menggemaskan! Biasanya saya sendirilah yang mengerjakan, tapi tak pernah sambil ditonton orang! Rupanya ia mulai tak tahan. Penis karetnya mulai keluar masuk dengan cepat, sambil bergerak memutar, klitorisnya ia gosok lebih keras. Pantatnya terangkat naik turun dan pinggulnya bergoyang-goyang tak terkontrol.
"Agh, Kinan.. Saya.. saya..aaghh, aagghh, aaggah, ahh!!", kepalanya tertarik kebelakang, matanya menutup lebih rapat, seketika badannya menggelinjang dengan hebat, Ia tetap mainkan penis karet itu dalam tubuhnya, sampai akirnya ia hampir ambruk merosot. Saya terkesiap dan segera menghampiri Sandra untuk menahan berat tubuhnya. Ia masih menggelinjng ketika saya dekap, "Kinaann, cium sayaa,.. cium sayaa.. " pintanya, setengah memerintah. Saya ciumi bibirnya yang ranum itu dengan nafsu, saya hisap lidahnya kuat-kuat. Akhrnya ia berteriak lagi
"Oooaaghh..", ah, pertanda orgasme panjang itu telah selesai.
"Fantastik, sayang..! Kamu cantik, sayang.. kamu cantik.." saya katakan padanya sambil saya cium lehernya. Sekarang ganti ia yang ambruk di ranjang. Sandra terkulai lemas dalam pelukan saya. Tubuhnya kadang masih tergetar. Saya usap-usap rambutnya.
"Ssst.. " Sandra jatuh tertidur, begitu pula saya. Oh.. betapa indahnya! Sebelum jatuh lelap, tak lupa saya tekan tombol 'off' pada handy cam Sandra.
Sampai saat tengah malam, saya terbangun karena lapar. Dengan gerakan sepelan mungkin saya kenakan t-shirt saya dan menyelimuti tubuh Sandra. Saya telepon room service untuk memesan makanan. Tak lama, room service mengetuk pintu kamar kami, membawa 2 piring besar nasi goreng. Sandra terbangun karna aroma nasi goreng yang menggugah.
"Hello honey.. laper kan?" goda saya.
"Mmm, kamu tau aja", katanya. Lagi-lagi hanya dengan sarung bali yang ia lilitkan ditubuhnya, kami makan diteras ditemani bunyi debur ombak.
"Wah, pesta ikan bakar kita gagal nih", kata saya tanpa menyesal.
"Minggu depan, Kinan, saya janji!" jawabnya serius, tetapi setelah ia melihat sorot mata saya, kami tertawa tergelak-gelak.
Kami berdua tak bisa melanjutkan tidur, ngobrol terus hingga subuh menjelang. Kami masuk kamar, dan segera naik lagi ke ranjang. Kami saling menatap, dan tanpa komando, kami melucuti lagi segala bentuk pakaian yang menempel pada tubuh kami. Kami tak berkata-kata, sandra menekan lagi tobol 'on' pada handycam-nya dan kami langsung berpelukan. Sandra mulai menciumi bibir saya lagi. Aneh, padahal sudah 3 jam kami ngobrol seperti biasa, kini kami bisa tiba-tiba bermesraan lagi. Kami berciuman layaknya kekasih, bibir dengan bibir. Aksi bibir ini dilanjutkan dengan saling mengulum dan mencari lidah masing-masing untuk dihisap.
Sandra meraih minyak olive yang terletak di samping ranjang, di tuangnya kedua belah tangannya tanpa melepaskan ciuman mautnya. Diraihnya buah dada saya. Diusapkan dan digosoknya perlahan. Puting saya kembali menegang. Diremasnya susu saya lembut, kemudian dipilinnya kedua puting saya berlawanan arah. Saya mulai merintih.. saya tuang juga minyak olive dan saya perlakukan pula susu Sandra sama seperti ia lakukan terhadap saya. Saya cubit dan tarik-tarik putingnya dan membuat dia menarik kepala saya dan mengarahkan bibir saya ke arah putingnya. Ah! minta dihisap dia! Saya jilati susunya yang montok itu dan saya hisap-hisap puting kanannya. Mata Sandra tertutup dan tangannya tetap memilin susu saya. "ouhh, yaa, Kinan.. jangan berhenti.. terus, sweety..", saya ganti menjilati puting kirinya dan saya mulai hisap-hisap putingnya dengan kuat. Sekarang kedua putingnya tampak merah dan merekah, saya tambahkan minyak olive dan saya puntir-puntir lagi.
Rupanya ia sudah sangat horny, direbahkannya saya di ranjang, dengan tetap memelintir puting saya, ia mulai lagi menciumi perut saya, terus.. ke arah selangkangan saya. Ia mulai menciumi paha saya. "Ahh..", dengan gerakan cepat, Sandra naik ke ranjang, kali ini rupanya ia ingin menikmati posisi 69.
Di depan wajah saya, pussy Sandra yang merekah merah muda sudah menunggu. Ia masih dalam posisi menungging, karna ingin menjilati pussy saya. Ha! Kali ini dengan leluasa saya bisa mengeksplore-nya. Saya remas pinggulnya, bergerak ke arah buah pantat, saya hanya menciumi pangkal kakinya. Rupanya Sandra marah "Jangan begitu, Sweety, ayo, jilat saya dong!" pintanya. Saya ciumi pussy Sandra pelan-pelan, sementara di bawah sana, Sandra sudah membuka dan menekuk kaki saya.Ia juga mulai menciumi vagina saya. Saya buka lebar-lebar vagina Sandra, sehingga saya bisa leluasa menjilatinya. Saya jilat dari arah depan ke belakang perlahan, saya kulum pelan- pelan labia mayor-nya bergantian kiri dan kanan, sampai saya temui clitorisnya.
Clit-nya yang sebesar biji walnut yang sudah sedari tadi dipamerkan, saya hisap pelan. Sandra mengeluh lirih. Saya tetap menjilati vagina Sandra yang hangat, sesekali saya gosok clit-nya dengan jari saya. Tak sengaja, saya jilat anus Sandra yang membuatnya mendesah panjang. Oh, ternyata dia suka! Tanpa rasa jijik bahkan merasa lebih semangat, saya jilati lubang anusnya, sambil tetap saya gosok clitorisnya. Gerakan ini membuat jilatan Sandra dibawah sana terhenti. Dengan hat-hati, saya masukkan lidah saya ke dalam anusnya.
Pinggul Sandra mulai bergoyang. Saya lepaskan lagi agar Sandra penasaran. "aduk enakk. lagi, sayang.. apa itu?" katanya, "Ssst, nikmatin aja.. sweety" kata saya. Sandra mulai lagi mengulum labia mayor saya, clitoris saya dihisap-hisap dengan kuat, sesekali digosoknya dengan dua jarinya lebih buas dari sebelumnya, sementara saya tetap memasuk-keluarkan lidah saya pada lubang vaginanya, dan dengan bantuan minyak olive, lubang anus Sandra tetap saya usap usap. Saya amat menikamati posisi ini yang membuat badan saya melayang begitu ringan..
Kedua buah pantat saya diremas Sandra dengan keras, rupanya ia mulai tahu bahwa itulah salah satu titik g-spot saya, yang bisa membuat saya lebih horny. Saya amat menikamti jilatannya yang dahsyat yang bembuat pantat saya bergerak naik turun. Diraihnya penis karet yang lebih besar dari tas warna jingganya. "Kamu juga mau, kan, Kinan? Katanya. Saya hanya bisa menjawab "hmm..". Pussy saya sudah basah dan hangat. Kepala penis karet itu dicelupkannya ke liang vagina saya sedikit, ditariknya keluar, lalu celupan berikutnya juga sedikit, diam beberapa saat ditarik lagi keluar. Ini membuat saya gila. Dijilatnya lagi vagina saya, kemudain dicelupkan lagi sedikit penis karet itu.
Saya tak tahan dipermainkan seperti itu "Ah, Sandra, ayo, masukkin donng, ini bikin saya gila..!!" pinta saya, Sandra tak menyahut, dan tetap dengan aksinya yang membuat kaki saya maikin lebar dan siap memangsa penis karet jahanam itu. Saya tak bisa berbat apa-apa, tubuh saya dihimpitnya lebih keras. Namun tiba-tiba, bless.. penis karet itu menghujam liang vagina saya dalam dalam. Saya tak bisa konsentrasi lagi menjilati Sandra, saya ingin menikmati sensasi ini.
"Aaahh.. " .nafas saya memburu. Penis karet itu perlahan tapi pasti bergerak maju mundur merajam vagina saya, kadang bergerak memutar dan mebuat saya menjerit lirih. Klitoris saya tetap digosok lembut, sesekali dijilat oleh Sandra. Saya merasa seperti melayang, di langit ketujuh.. begitu nikmat! Kamudian kedua kaki saya yang sedari tadi terbuka, disilangkan oleh Sandra, sehingga penis karet itu sekarang rasanya lebih besar menghujam tubuh saya. Kemudian, ternyata Sandra mulai menekan tombol 'on' pada penis karent itu yang membuatnya bergetar dalam tubuh saya. Saya mulai tak tak tahan, setelah 2 menit bertahan menyilangkan kaki, saya buka lebar-lebar kaki saya, tubuh saya bergerak mengikuti arah gerakan penis karet tadi, dengan harmonis.
Oh, Sandra mengerti sekali besar tekanan yang saya perlukan dari penis karet ini. Pantat saya naik turun berirama. Rupanya Sandra membalas perlakuan saya tadi. Diberinya anus saya sedikit minyak olive, kemudian diusapnya bagian itu sebentar, dan cep!, jari kirinya masuk ke dalam anus saya. 2 lubang saya betul betul dikerjai Sandra, dan rasanya sungguh seperti diawang-awang. Saya tak ingin berhenti,
"Jangan brenti, sayang.. ohh.. oh,..sshh". Dan tibalah saatnya dimana saya ingin pipis dengan dahsyat, betul-betul meledak, tubuh saya beguncang dengan hebat. melepaskan orgasme, menggelinjang, dan berteriak,
"Sandraa.. oahh.. oahh.. aawwhh.." saya seperti melayang lamaa sekali, saya tak ingat-apa-apa dan kemudian seperti jatuh lagi ke bumi, lemas seperti kertas.
Sandra tak menghentikan aksinya sampai saya betul-betul memohon untuk berhenti. Saya terkulai lemas tetapi saya masih ingin menjilati red-pussynya. Setelah 5 menit saya berbaring tak begerak, kali ini posisi kami berpindah, saya ada diatas tubuh Sandra yang berkeringat, saya mulai lagi menjilati pussynya yang merah merekah. Clitorisnya saya gosok, dan ia mulai merintih, "Doggy me Kinan.. doggy me". Ia bergerak, dan siap dengan posisi nungging. Saya pegang buah pantatnya, saya jilati lubang anusnya turun ke pussy, begitu terus sampai pussynya betul-betul bengkak dan basah. Saya sambar penis karet miliknya yang ia gunakan pertama kali.
Tanpa menunggu lebih lama, saya masukkan pelan-pelan penis itu, bless.. karena saya tahu Sandra sudah tak sabar lagi. Saya remas susunya yang mancung dari belakang, dan penis itu saya gerakkan keluar masuk liang vaginanya. Rupanya Sandra amat menikmati doggy style ini. Tangannya ia sandarkan ke dinding. Saya berharap dinding itu tidak roboh menopang gerakan-gerakan Sandra yang dahsyat.
Sandra tampak amat seksi dilihat dari belakang, terutama karena pantatnya yang sekarang begitu menjulang bergoyang-goyang dan lekukan punggungnya yang mulus sesekali tergetar. Saya ciumi bauh pantatnya dengan gemas, saya gigit-gigit sesekali, sambil terus saya pelintir putingnya. Kaki Sandra semakin lebar terbuka, dan pantatnya bergerak sirkular, harmonis dengan gerakan keluar-masuk penis karet. Sandra tak henti melenguh.
Kali ini, saya ambil sex toy lain dari tas jingganya yang berbentuk seperti kepala penis, lebih kecil dan memiliki ujung seperti cincin yang saya masukkan kedalam jari saya. Dengan begitu, kepala penis itu saya gerakkan dengan satu jari saja. Saya jilati lagi anus Sandra sedikit, dan segera saya masukkan kepala penis kecil it ke lubang anusnya, pelan pelan. Sandra seperti kesurupan.
"Ggrraahh..argghh.. arrgghh.." geramnya.
Tubuhnya yang sintal semakin liar bergoyang-goyang, menikamti gerakan 2 penis buatan sekaligus dalam tubuhnya. Jati-jarinya kini mencengkram tepi ranjang sampai buku-buku jarinya memutih. Saya betul-betul sibuk memainkan instrumen sex milik Sandra sampai akhirnya kaki Sandra menekuk sekaligus melebar, punggungnya melengkung sehingga kepalanya tertarik jauh ke belakang,
"kinan, .. kinann.. kinann, KINAANN", tubuhnya bergetar hebat, pantatnya naik turun seperti kuda yang siap menendang dengan kaki belakang. Saya teruskan gerakan kedua penis karet itu lebih cepat dengan tekanan yang lebih keras.
"AAGGHH.. AAGGHH..". Sandra jatuh terlentang di ranjang, saya lepaskan kedua alat tadi dari tubuhnya dan saya tangkap lagi pussynya dengan mulut saya. Saya pegangi kedua kakinya dan saya jilati dengan buas red-pussynya sampai Sandra berteriak lagi, "KINAANN, AAGGHH..". Tubuhnya bergetar dan melonjak lagi dengan dahsyat..
"Ampunn, Kinan, ampuunn, berhentii, pleasee..ahh.. aa.." sampai getaran badannya terhenti.
"Kinan, saya multi orgasme tadi.." katanya dengan mata terkatup.
"Iya, sayang, saya tahu..".
Sandra dan saya menyimpan masing-masing copy dari rekaman week-end panas itu. Kami saling menyayangi, tetapi kami juga setia pada pacar-pacar kami. Sekarang Sandra telah kembali ke negerinya dan kami masih tetap kontak sampai saat ini. Saya sering berfantasi melakukan sex dengan wanita lain, tapi sampai saat ini saya belum menemukan yang sehebat Sandra.
TAMAT