Sedarah
Tuesday, 30 June 2009
Mama, Mbak Anya dan Sarah
Dan di sini persoalan dimulai. Malam itu udara sangat panas sekali. Aku tak tahan untuk tidur sehingga memutuskan untuk ke bawah minum air es. Saat melewati kamar Mbak Anya dan Sarah (mereka tidur berdua), kamar terbuka lebar. Dan kedua saudara kandungku itu tak ada di kamar. Aku jadi bertanya-tanya, pada ke mana mereka? Ah masa bodoh. Akupun turun ke dapur dan mengambil air es dan minum untuk menghilangkan dahaga. Kemudian aku baru ingat kalau di kamar Mama ada kipas angin. Kuputuskan untuk mengambil kipas angin tersebut, toh Mama kalau tidur susah untuk bangun lagi kecuali ada bom. Begitu hampir sampai kulihat kamar Mama masih menyala, padahal Mama selalu mematikan lampu bila tidur.
Aku coba memutar knop pintu dan ternyata tidak terkunci. Dan terlihatlah pemandangan yang bikin jantungku berdetak dengan supercepat, nafasku tak beraturan serta darah mudaku berdesir. Di tempat tidur Mama, Mbak Anya, dan Sarah tidur telentang berdampingan dengan tanpa sehelai benangpun! Aku cuma meneguk ludah saat memperhatikan mereka bertiga. Dan tanpa sadar aku mendekati mereka bertiga, semakin dekat semakin jelas terlihat tubuh seksi mereka yang mulus dan putih. Tanganku gemeteran saat mencoba meraba kemaluan Sarah. Hangat dan lembab. Kemudian kemaluan Mbak Anya yang bersih dari rambut akibat sering dicukur. Bibir kemaluannya kusentuh dengan jari. Terakhir vagina Mama yang jadi sasaranku. Kemaluan tempatku lahir itu kuelus pelan.
"Mas?" sebuah suara mengaggetkan aku, sementara telapak tanganku masih berada di permukaan kemaluan Mama. Aku hanya dapat bengong menatap Sarah, adikku yang menatapku tak kalah bengong saat melihat tanganku mengelus kemaluan Mama. Dan aku semakin bingung karena Mbak Anya juga ikutan bangun dan melihat kelakuanku itu. Tapi anehnya tanganku tak juga berhenti mengelus permukaan kemaluan Mama yang menggelambir. Dan ketika terakhir Mama dibangunkan Mbak Anya, aku baru berhenti dengan telapak tangan masih menempel di kemaluan Mama. Aku menatap bengong mereka bertiga. Yang semakin membuatku bengong, tangan Mama malah memegangi tanganku yang menempel di kemaluan Mama.
Tanganku digesek-gesekkannya secara perlahan. Tinggal Mbak Anya dan Sarah yang kebingungan melihat tingkah laku Mama. Dan giliran Mbak Anya yang bengong sendirian saat tiba-tiba Sarah nyelonong membuka celana dalamku, dan mengeluarkan penisku yang sudah tegang dan keras. Mulut adikku itupun tanpa kesulitan mengulum penisku dengan hangat. Mbak Anya yang masih bengong hanya memandangiku. Ketika kepala Mama sudah berada di selangkangan Mbak Anya dan menjilati permukaan kemaluan Mbak Anya. Aku tersenyum dan menjumput dagu Mbak Anya serta mencium bibirnya dengan lembut dan mengulum lidahnya. Mbak Anya membalas dengan hangat.
Aku dan Mama kemudian tidur telentang sambil berciuman dengan hot sementara di bawah selangkangan kami masing-masing ada Mbak Anya dan Sarah. Mbak Anya mengulum penisku dan menjilatinya dengan lidah hingga penisku mengkilap. Sementara adikku kebagian menjilati lubang kemaluan tempat dia lahir dulu yaitu vagina Mama.
Setelah selesai pemanasan giliran pertama adalah Mama yang kusetubuhi. Sambil menungging Mama menjilati kemaluan Sarah, sedangkan aku menusuk kemaluan Mama dari belakang. Sementara Mbak Anya mengangkangi muka Sarah sehingga selangkangan Mbak Anya berada tepat di atas muka Sarah. Aku menggerakkan pantatku maju mundur dengan cepat dan keras membuat Mama merintih terus-menerus. Dan itu diimbangi Mama dengan menggoyangkan pinggulnya. Aku semakin mempercepat gerakan ketika Mama mulai kelihatan mau orgasme. Dan benar juga tubuh Mama langsung mengejang dengan hebat dan kemudian lemas. Aku pun berdiri dan mendekati Mbak Anya yang sudah stand by di kursi sambil nungging. Kembali penisku keluar masuk di vagina dengan cepat dan keras. Tapi kali ini aku mengimbanginya dengan gerakan pelan serta membiarkan pantat Mbak Anya bergoyang sementara aku diam. Ini agar masih ada sisa buat Sarah yang asyik menjilati kemaluan Mama yang basah kuyup, sementara Mama pasrah vaginanya di oral putri bungsunya yang cantik.
Aku kemudian duduk di kursi, sementara Mbak Anya menduduki selangkanganku. Kali ini Mbak Anya secara aktif menaik-turunkan pantatnya yang bahenol. Sementar aku sekali-kali menghisap puting susunya yang kecoklatan. Dan beberapa kali menggoyangkan pantat mengimbangi gerakan Mbak Anya. Cukup lama gerakan ini kami lakukan membuat Sarah tak sabaran. Dia tinggalkan Mama yang orgasme lagi karena vaginanya terus dijilati Sarah. Aku pun tanggap, kurebahkan tubuh Mbak Anya dan kugoyang lebih cepat dan keras. Tubuh Mbak Anya pun terguncang-guncang, sementara mulut Mbak Anya mendesah-desah tak karuan. Dan semuanya di akhiri dengan mengejangnya tubuh Mbak Anya sambil memelukku erat-erat.
Kini aku pindah ke tempat tidur, SaraHPun berada di atasku menggoyangkan pantatnya dengan cepat. Kadang pantatnya naik turun atau pantatku yang naik turun. Kombinasi ini membuat Sarah tak sanggup menahan orgasme yang datang. Adikku itu memeluk dengan erat saat orgasme itu datang. Mama, Mbak Anya dan Sarah tersenyum melihat penisku masih mengacung tegang. Kemudian Mama mengambil botol dari laci. Sepertinya minyak, entah apa dan mengoleskannya pada penisku serta permukaan anus Mama dan ada cairan yang dibiarkan masuk anus. Aku tersenyum senang saat Mama menyuruhku untuk memasukkan penisku ke lubang anus Mama. Pada mulanya sangat seret, tapi dibantu gerakan Mama yang mamaju-mundurkan pantatnya, akhirnya penisku berhasil masuk lubang anus Mama. Kembali aku beraksi maju mundur, dibantu Mama yang kelihatan lebih menikmati model hubungan begini, mulutnya tak berhenti berteriak, "Oh yeah!"
Hal ini malah membuat Mama cepat orgasme lagi, malah berkali-kali tak henti-hentinya mengejang. Aku pun langsung mencopot penisku dan ternyata lubang anus Sarah sudah meminta untuk di tusuk. Dengan senang hati kuarahkan kemaluanku ke pantat adikku yang cantik ini. Dan adikku ini bergoyang dengan hotnya tanpa merasa kesakitan, padahal burungku masuk keluar dengan cepat. Dan seperti Mama, Sarah pun kembali orgasme berkali-kali.
Dan saat giliran Mbak Anya, kakakku itu ternyata tidak bisa menikmatinya, walaupun sudah diolesi minyak. Tapi Mama tidak kehilangan akal, Mama memakai vibrator seperti CD dan memainkan Mbak Anya dari vagina sementara aku memainkan lubang anus Mbak Anya. Dan kali ini Mbak Anya dapat menikmati. Cuma aku yang di bawah agak kesulitan bergerak, sementara Mama yang di atas tubuh Mbak Anya sangat cepat memasuk-keluarkan vibrator sambil bergoyang. Akhirnya Mbak Anya pun berorgasme lagi, dan kali ini lebih banyak dari Mama ataupun Sarah. Terakhir penisku secara bergantian di kulum oleh Mama, Mbak Anya dan Sarah sampai aku ejakulasi dan menyemprotkan begitu banyak air mani ke wajah Mama, Mbak Anya dan Sarah. Selesai menyemprot, ketiga wanita seksi itu berebut lagi mengulum penisku. Aku pun tersenyum puas. Dan kami pun bercinta hingga pagi, hingga capai bahkan Mama dan aku bercinta sampai siang hari. Sejak itu kami bercinta tanpa mengenal waktu, kapan kami mau, dan dimana saja kami mau.
Tamat