Pemerkosaan
Sunday, 18 July 2010
Pengalaman mengerikan
Saat pertama berkenalan, saya memperkirakan tinggi badannya diatas 175 cm. Wajahnya mulus, menarik dengan matanya yang tajam dan bening serta bibirnya yang berwarna merah lembut, selalu tampak tersenyum. Tubuhnya cukup ideal menurut pendapat saya, dan saya sungguh terkesan dengan kecantikannya. Gaya bicaranya sopan, ramah, serta menyenangkan. Kalau sedang tertawa, Alia nampak cantik sekali (paling tidak menurut saya).
Alia berasal dari universitas yang berbeda dengan saya dan Rika. Namun begitu, kami menjadi teman dekat, bersama dengan seorang teman lainnya yang berasal dari smu yang sama dengan saya, yaitu Yuni (juga bukan nama sebenarnya). Kami berempat menjadi akrab. Ada baiknya saya juga menceritakan tentang Rika dan Yuni. Rika berparas cantik dan bersifat periang. Tidak terlalu tinggi, tapi paling tidak lebih tinggi dari saya, karena tinggi saya hanya 152 cm. Tubuhnya bagus dan menawan. Saya cukup iri dibuatnya. Sedangkan Yuni, walaupun tidak terlalu cantik, tapi dia baik hati serta berpendirian keras.
Alia sering berkata kepadaku, "Re, kamu mungil banget deh..! Bikin gue gemes..!"
Kalau sudah begitu, saya hanya tertawa.
Namun pernah suatu kali saya dibuat terkejut, karena dia pernah menggandeng lengan saya sambil berkata, "Re, kamu cakep deh.. imut. Gue suka."
Waktu itu saya hanya tertegun saja menatap dia. Lebih lucunya, dia mencubit pipi saya dan kemudian mengelus rambut saya. Terus terang, saya mengagumi kecantikan Alia. Saat itu saya punya cowok. Tapi cowok saya itu orangnya kaku dan pendiam. Hubungan kami hanya begitu-begitu saja. Saya tidak tahu kenapa, tapi saat itu saya pun mulai menyukai Alia (saya biseks).
Suatu hari, kami menginap di rumah Alia. Kejadian mengerikan itu diawali dari sini. Kami berempat tidur di kamar Alia. Oh ya, Alia mengaku orang tuanya berada di luar negri, sehingga dia hanya tinggal sendirian. Malam harinya, saya merasa begitu mengantuk sehingga pulas. Yang mengejutkan, saya terbangun dengan tangan terikat ke belakang di sebuah gudang. Saya melihat Yuni dan Rika pun terikat tangannya. Saya heran dan sedikit takut. Tidak lama kemudian, Alia masuk diiringi oleh seorang cowok tinggi jangkung berkulit cukup gelap. Wajahnya kokoh dan nampak keras. Cukup tampan. Dia lebih tinggi dari Alia. Saya melihat Alia tersenyum aneh, membuat saya menggigil kecut.
Rika bertanya pada Alia, "Lia, apa-apaan sih kamu..? Jangan macem-macem ah..!"
Tetapi nampaknya Alia tidak mempedulikan pertanyaan kami, bahkan kemudian Alia berkata kepada cowok tersebut, "Di, kamu bisa mulai. Terserah kamu deh..!"
Saya kaget sekali mendengar perkataan Alia. Cowok tersebut (Dodi? Ardi? atau sebut saja Didi!) mengeluarkan pisau dari sakunya dan kemudian mulai beraksi. Dia merobek baju kami bertiga sehingga kami hanya tinggal mengenakan pakaian dalam. Kami tidak berani berontak karena takut dengan pisau yang dipegangnya. Kemudian Alia pun menanggalkan bajunya, sehingga dia pun hanya mengenakan pakaian dalam saja. Didi kemudian menanggalkan pula bajunya, sehingga dia hanya mengenakan celana dalamnya.
Saya bisa melihat kemaluan Didi menegang dibalik celana dalamnya. Selanjutnya, dia menyelipkan pisaunya di antara kedua susu saya dan kemudian merobek BH saya dengan pisau tersebut.
Dia sempat berkata kepada Alia, "Hmm.. boleh juga temanmu ini Lia..!"
Kalian bisa bayangkan bagaimana takutnya saya saat itu. Untungnya, dia beralih kepada Rika dan Yuni, melakukan hal yang sama dengan merobek BH mereka, sehingga kedua susu mereka terbuka menggantung. Saat ini Yuni sedang berteriak menyumpahi Alia. Sementara saya lihat Rika diam saja dan nampak ketakutan, sama seperti saya.
Alia kemudian mengambil sebuah alat suntik dari saku bajunya yang telah berada di lantai dan saya dapat melihat alat suntik tersebut berisi cairan bening.
Sementara Didi asyik menciumi dan meraba-raba tubuh Rika yang telanjang dada, Alia datang menghampiri saya dan kemudian berkata lembut kepada saya, "Re, gue suntik ya..? Enak koq..!"
Walaupun saya merasa takut, tetapi mendengar suara Alia, hati terasa nyaman. Apakah saya memang menyukainya?
Alia kemudian menyuntik susu kiri saya dan saya dapat merasakan aliran cairan bening dari alat suntik tersebut memasuki jaringan pada susu kiri saya. Saya mengerang menahan rasa aneh yang muncul pada susu kiri saya tersebut. Dan kemudian Alia juga menyuntik susu kanan saya. Setelah itu, Alia memeluk saya dan mencium pipi saya. Dalam hati saya, saat itu terasa nyaman dan senang, sesaat menggantikan rasa takut saya. Alia selanjutnya juga menyuntik kedua susu milik Rika dan Yuni. Hanya saja, Alia tidak mencium mereka.
Setelah menyuntik kami, Alia membuka celana dalamnya sehingga tubuh Alia terlihat polos, telanjang bulat. Benar-benar cantik Alia saat itu. Sepasang susunya menggantung indah. Kemaluannya ditumbuhi rambut halus. Tubuhnya benar-benar proporsional. Didi juga menyusul membuka celana dalamnya, menampakkan kemaluannya yang sudah tegang. Saya takut juga melihatnya, karena baru kali itu saya melihat cowok telanjang secara langsung. Anehnya, tidak lama setelah itu saya merasakan kedua susu saya menjadi penuh, lebih berat, dan lubang susunya mengeluarkan cairan. Hal yang sama juga nampaknya dialami oleh Rika dan Yuni. Mungkin pengaruh dari obat yang disuntikkan oleh Alia.
Didi kemudian berjalan mendekati saya, sehingga membuat kaki saya gemetar ketakutan.
Untunglah dicegah oleh Alia, "Di, dia itu bagianku..! Kamu urus aja yang lain."
Entah mengapa, saya lega mendengar perkataan Alia tersebut. Alia kemudian mendekatiku, dan Didi kulihat mendekati Rika.
Kudengar Rika berteriak-teriak, namun Didi membentaknya, "Lo ngga usah ribut..! Ngga bakal ada yang denger..!"
Saya sendiri heran, sebenarnya dimanakah saat ini kami berada.
Sementara Yuni memaki-maki Alia dan Didi. Dalam hati saya merutuk, seharusnya dia merasa untung karena sementara ini tidak diapa-apakan.
Alia membelai rambut saya sambil berkata, "Kamu tau, Re? Kamu cakep deh.. dari pertama kita ketemu, gue udah suka ama kamu. Kamu mungil banget. Dan gue bisa liat, rupanya bodi kamu lumayan juga.."
Alia kemudian melepaskan celana dalam saya secara paksa, walaupun saya sendiri sebenarnya tidak terlalu memberikan perlawanan.
Kemudian Alia menggesek-gesekkan jari tangan kanannya ke kemaluan saya, membuat tubuh saya mengejang. Alia mencium bibir saya, dan saya bisa merasakan lidahnya beraksi. Tetapi saya tidak dapat melayaninya, karena selain saya sedang dalam ketakutan, juga saya belum pernah berciuman dengan siapapun. Jadilah aksi sepihak dari Alia. Mungkin karena kurang puas, Alia kemudian menggunakan tangan kirinya untuk meremas-remas susu saya, sementara mulutnya mulai mengulum puting susu saya yang satunya. Saya terlonjak dan merasakan tubuh saya panas. Alia menyedot cairan aneh yang keluar dari susu saya, sementara remasan tangannya membuat cairan aneh tersebut lebih terpompa keluar dari susu saya. Saya hanya bisa merintih karena saya pun mulai merasa senang.
Sementara saya bisa melihat Didi sedang mengemut susu kanan rika. Bayangkan! Seluruh susu kanan Rika masuk ke mulut Didi. Besar sekali mulut Didi! Mungkin Didi menyedot, mengulum, atau mengunyah. Saya bisa melihat Rika mengerang-erang kesakitan, karena Didi mencengkeram susu kirinya dengan kuat dan kasar, sehingga susu kiri Rika nampak mengembang di antara celah-celah jari Didi dengan cairan mengalir dari putingnya membasahi tangan Didi.
Sementara Alia memperlakukan saya dengan lebih lembut, justru Didi terlihat sangat menakutkan. Dia menarik dan memutar-mutar susu kanan Rika dengan mulutnya secara brutal, sementara tangannya mencengkeram dan meremas-remas susu kiri Rika dengan kasar. Dan dengan kasar pula dia melepaskan celana dalam Rika, sehingga kulit Rika tampak memerah.
Saat itu, Alia mulai menyusuri tubuh saya dengan lidahnya, sehingga saya merasakan geli dan juga senang. Saat itu, rasa takut saya lenyap. Alia kemudian menjilati kemaluan saya sehingga saya terduduk lemas. Enak sekali rasanya. kemaluan saya saat itu sudah basah. Alia menjilat dan mengemut dengan luar biasa (paling tidak menurutku), sehingga saya setengah sadar dibuatnya. Dan saat itulah Alia menghilangkan keperawanan saya dengan memasukkan dua jarinya ke lubang kemaluan saya. Saya merasakan sedikit sakit pada kemaluan saya, dan saya bisa melihat darah mengalir dari situ.
Alia menghentikan aksinya, dan berkata kepada saya sambil tersenyum, "Wah.. kamu masih perawan ya, Re..?"
Saya hanya diam saja. Saya mengalihkan pandangan saya untuk melihat Rika, dan saya melihat bagaimana Didi masih mengulum seluruh susu Rika dengan mulutnya. Dan kemudian dia melepaskan susu Rika dari mulutnya, sehingga saya melihat susu kanan Rika basah dan berwarna merah akibat disedot oleh Didi. Kontras dengan kulitnya. Kemudian saya lihat Didi memegang kemaluannya untuk diarahkan ke lubang kemaluan Rika. Rika berusaha meronta-ronta dan berteriak, namun dengan kasar Didi menjebol kemaluan Rika, sehingga saya mendengar Rika memekik pendek dan keras.
Lalu saya melihat Didi menggenjot tubuh Rika sehingga Rika terpekik jerit, mungkin karena kemaluannya masih kering. Tiba-tiba saja pandangan saya terhalang sesuatu, dan kemudian benda tersebut menempel di wajah saya. Lunak dan kenyal rasanya.
Kemudian saya mendengar suara Alia, "Re, isep punya gue dong.. please..!"
Entah kenapa saat itu saya menurut saja. Saya mengemut dan meremas-remas susu Alia. Sementara saya merasakan tangan Alia mencengkeram kedua susu saya dan mulai memainkan susu saya dengan meremas-remas dan memutar serta menjepit puting susu saya dengan jarinya. Sekali-sekali puting saya dicubitnya dengan lembut. Saya menjadi lepas kendali karena sensasi yang luar biasa itu.
Saya bisa merasakan jari tangan Alia kemudian memasuki lubang kemaluan saya keluar masuk, sehingga membuat saya semakin bernafsu. Saya semakin kuat menyedot susu Alia, sehingga terdengar desahan-desahan kenikmatan dari Alia. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh jeritan Rika. Saya tersadar dari kenikmatan, dan saya melihat sebuah pemandangan yang paling mengerikan yang pernah saya lihat. Didi ternyata kembali memasukkan susu Rika ke dalam mulutnya, sementara tangan kirinya mencengkeram susu Rika yang lain. Namun apa yang diperbuat Didi..? Dia mengunyah susu rika..!
Ya..! Terdengar bunyi daging dikunyah, dan Didi benar-benar mengunyah susu Rika untuk dimakan. Didi mencincang dan mencabik susu Rika dengan mulutnya. Ukh.. tidak sanggup saya melihatnya. Saat itu roh saya serasa terbang. Yuni pun nampak tidak percaya dengan penglihatannya. Hanya Alia tampak tenang-tenang saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Selanjutnya tangan kiri Didi berusaha membetot susu Rika yang lain. Dan kemudian Didi benar-benar mencabik-cabik susu Rika dengan tangannya. Didi pastilah seorang psikopat seks.
Saat itu saya merasa muak dan mual, sehingga saya tidak bereaksi, meskipun Alia sedang bermain dengan tubuh saya. Dan entah bagaimana caranya, Yuni berhasil membuka ikatan tangannya dan kemudian menendang kemaluan Didi sehingga cowok itu tersungkur sementara Alia terkejut atas kejadian yang tiba-tiba itu. Kemudian Yuni menendang kepala Alia dengan keras, sehingga Alia roboh terguling. Yuni kemudian mengambil pakaian yang tergeletak seadanya, membuka pintu dan mengajak saya lari sejauh jauhnya dari tempat tersebut.
Saya begitu ketakutan, sehingga yang ada dipikiran saya hanya kabur sejauh mungkin. Antara sadar dan tidak, kami mencari kantor polisi dan melaporkan kejadian tersebut. Sayangnya, polisi bergerak lambat, sehingga kabarnya Alia dan Didi, juga Rika menghilang. Entah kemana, saya juga tidak tahu. Namun, saya tetap terkenang pada Alia. Gayanya, suaranya, dan wajahnya. Walaupun setelah kejadian tersebut, saya tetap merasa kehilangan. Saya memang menyukainya. Benar-benar menyukainya. Alia, i love you.
Tamat