Pemerkosaan
Tuesday, 20 July 2010
Tragedi malam pengantin - 9
"Croot..! serr.. serr.. creet.. cret!", benih lelaki itu begitu tersembur dengan sangat cepat menyemburat kuat ke dalam isi dasar belahan memek gadis itu yang dikangkanginya tanpa pelindung sama sekali ini.
Bahkan aku kini dapat melihat rembesan lendir mani lelaki jahanam itu keluar dari celah-celah memeknya yang masih menelan penuh keseluruhan dari batang kontol perkasanya itu didalamnya sampai melumuri lubang anusnya, bahkan sampai menetes-netes ke permukaan sprei pengantin itu dibawahnya setelah meleleh di bongkahan pantat sang dara belia yang terkalahkan. Saking terlampau banyaknya lendir nista dari lelaki itu sehingga membuat seluruh rongga rahim gadis belia nan mungil ini kini tak sanggup lagi untuk menampung semuanya.
Dan kini kedua tungkai kaki milik gadis yang masih tak sadarkan diri ini diangkat tinggi-tinggi oleh sang bajingan tersebut hingga belahan bongkahan daging pantatnya yang terbuka telah sejajar dengan dada berbulu milik sang lelaki jantan penakluk si kembang desa ini. Permukaan dada itu digesek-gesekkan pada bongkahan pantat dara bunga yang telah berhasil dipetik keindahannya ini olehnya seraya menyaksikan memeknya yang telah banjir dilumuri oleh lendir putih kentalnya.
Dalam posisi yang setengah menggantung demikian tubuh telanjang dara itu hanya dapat bertumpu pada kedua belahan pundaknya yang tertekuk seperti udang dengan kedua kaki terbuka mengangkang diudara. Alhasil belahan lubang memeknya yang telah penuh oleh cairan lendir mani lelaki itu terjungkit keatas dan agaknya memang lelaki itu menginginkan tubuh korbannya bertahan pada posisi itu agar benih spermanya yang telah ia muntahkan tadi dapat membuahi rahim korbannya ini. Benar-benar kepala rampok itu seorang maniak tulen yang sangat dahsyat dan brutal aksinya tersebut serta membuatku semakin ngeper saja karena takut tertangkap basah pula olehnya. Sepuluh menit ia hanya terpaku sambil tetap menahan tungkai kaki gadis itu yang terkapar tanpa perlawanan lagi dan terus terpekur menatap lubang kencing pada selangkangan dara ini nan merekah.
Kepala rampok itu turun dari ranjang pelaminan korbannya dengan senyum kemenangan, ia segera mengemasi perhiasan-perhiasan yang tadi gadis itu kenakan, bahkan cincin kawin berlian kepunyaannya telah dilolosi pula dari jari manis lentiknya yang masih belum sadar dari pingsannya setelah dinodai oleh lelaki ini. Dilantai bawah kamar pengantin itu telah berserakkan oleh ceceran kain yang dulunya melekat ditubuh keduanya dan diraihnya sepatu putih sang mempelai wanitanya untuk kemudian diendusi dalamnya tempat kaki gadis itu biasa melekat disitu.
Tampaknya ia sangat menikmati hal tersebut, lalu celana dalam gadis itu juga kembali diciuminya sampai aku berpikir bahwa lelaki ini benar-benar telah dibatas ambang normal manusia pada umumnya. laci meja riasnya diacak-acak dan mengambil barang-barang berharga yang terdapat didalamnya, demikian pula isi lemari pakaian korbannya lalu semuanya dikumpulkan dalam satu kantung plastik hitam siap untuk dibawa pergi. Setelah itu ia keluar dari kamar itu meninggalkan tubuh gadis belia yang telah digagahinya secara sadis sepanjang malam sambil membawa ceceran pakaiannya sendiri.
Kira-kira pada pukul satu dini hari, tubuh kepala rampok itu meloncati pagar sambil menggendong karung hasil rampasannya dari rumah sebelah sebelum menghilang di kegelapan malam. Tubuh dara itu masih terbujur lemas di ranjangnya, namun kini aku melihat salah seorang anak buahnya membuka pintu kamar dimana gadis belia ini tertidur. Sambil mengendap-endap dirinya mendekati dan menaikku ranjang peraduan itu dengan tersenyum-senyum mesum. Tangannya yang kurang ajar mencolek-colek tubuh telanjang itu serta berusaha membangunkan tubuh dara molek itu yang masih terlentang indah menantang di matanya ini.
Demi mengetahui bahwa gadis ini sudah pingsan, ia merentangkan kedua belah gadis itu membentang terkangkang. Dilihatnya memek wanita muda cantik nan dihiasi jembut kemaluannya telah penuh oleh ceceran sperma yang telah mengering disana-sininya. Kedua jari telunjuk dan jari tengahnya secara bersamaan dicelupkan kedalam belahan terlarang dari gadis itu nan terbuka. Terasa begitu hangat dan lunak dinding keintiman yang berada didalamnya. Ketika dikeluarkan kedua jari itu telah berlumur cairan vaginanya yang telah menyatu dengan bercak darah kesuciannya disana sini sebagai bukti nyata bahwa keperawanannya sudah dimakan oleh bossnya dan dialah lelaki pertama yang berhasil memerawani tubuhnya.
Walaupun begitu ia tetap akan mengambil jatah bagiannya pula untuk menggarap gadis tersebut dengan berpatokan bahwa memek wanita bisa untuk di "salome", alias satu lobang untuk rame-rame. Ia mengambil plester dari saku celananya lalu memplester rapat kedua mulut bibir dara itu yang terkatup, lalu kedua tangannya dijadikan satu ke atas kepalanya kemudian diikatkan dalam posisi berdiri diatas papan atas yang membentang diatas tiang kayu kelambu ranjang perkawinan itu dengan susah payah ia merengkuh tubuh telanjang si dara yang masih lemas itu agar dapat diatur posisi enakknya untuk digarap olehnya.
Pada laci meja rias gadis tersebut kini ia menemukan sebotol parfume yang beraroma tajam, lalu ia lekatkan ke lubang hidung gadis itu untuk menyadarkannya. Dara itu membuka kedua belah pelupuk matanya yang cantik. Bola matanya yang bulat bersih bersinar itu kini terbeliak terkejut mendapati dirinya sudah tergantung dengan kedua tangannya telah terikat diatas kepalanya. Lelaki itu dengan liarnya telah mengemuti puting payudaranya dan sudah dalam keadaan telanjang pula, ketiak dara ini tak luput dari sasaran sapuan lidahnya yang sudah konak ini. Betapa malang nian penderitaan yang harus ditanggung oleh gadis belia yang telah ternodai sedangkan suaminya telah dibantai secara keji para garong itu tanpa ampun.
Lelaki yang kedua ini membasahi sekujur tubuh bugilnya nan begitu sedap dipandang mata serta menawan hati segenap pria dan aku yakin takkan ada seorangpun lelaki yang akan menolak bersebadan dengannya. Seperti mandi kucing saja ia menikmati setiap lekuk liku tubuh telanjang gadis itu yang membakar birahi kejantanannya kini sampai sekujur tubuh gadis itu dilumuri semua oleh cairan ludahnya dari ujung rambut hingga ke ujung kaki tanpa perlawanan yang berarti. Kulihat tatapan gadis itu telah kosong kedepan saat dicumbui lelaki kedua yang merupakan salah satu anak buah dari ketiga garong yang menyatroni rumah barunya ini.
Harga dirinya telah hancur lebur serta kehormatannya telah hilang dari tubuhnya. Sang bunga desa yang sedang mekar-mekarnya ini di tengah usianya nan belia telah terpetik sudah. Keperawanannya telah ludes tandas dicicipi para lelaki laknat ini. Lelaki kedua ini telah berdiri berhadapan dengan tubuhnya yang telanjang siap untuk menerkam mangsanya, sedangkan tungkai kaki kiri gadis itu yang dalam posisi berdiri tersebut ditekuk lututnya dan ditahan oleh lengan kanannya sehingga setengah mengangkang.Batang pelirnya yang tak sebesar kepunyaan bossnya tadi tampak sudah tegang mengacung. Diarahkannya kontolnya itu ke dalam belahan lubang kencing gadis itu untuk kemudian dibenamkan secara paksa.
"Bless.. blesek!", habislah sudah kontol itu tertelan oleh memek cewek nan cantik ini. Dientotnya cewek pengantin ini dengan tak kalah buasnya dengan sang bossnya tadi.
Meskipun sang malam telah turun dari peraduannya, namun tak membuatku menjadi mengantuk, malahan aku semakin bersemangat saja menyaksikan aksi pelecehan seksual yang tengah dilakukan oleh lelaki kedua ini terhadap korbannya. Birahinya begitu meletup-letup saat mengentoti vagina gadis malang ini. Kedua belah testisnya menampar-nampar pantat dara ramping nan montok begitu menggemaskan itu. Pinggul lelaki itu bergoyang-goyang luwes diantara rekahan pahanya yang terbuka. Kaki kirinya sang dara yang tengah dientot sambil berdiri oleh lelaki ini tampak terguncang-guncang hebat.
Kedua tubuh yang menyatu di malam itu seperti pertunjukkan tarian striptis nan penuh dengan nuansa erotis. Rambut hitam panjang sebahu gadis itu bahkan sampai tersibak-sibak kekanan dan kiri dari sisi wajahnya yang sudah tanpa ekspresi lagi. Pompaan pada tubuhnya yang tergantung itu terus dilancarkan oleh lelaki kedua ini nan bertubi-tubi menghujam kedalam lubang intimnya seakan tiada henti-hentinya. Punggung belakang dara belia nan polos itu dielus-elus oleh tangan-tangan jahil yang kurang ajar dari bajingan kedua ini. Kulit montok nan halus itu begitu licin dan sensual saat diraba disela-sela entotan pada bibir memeknya yang telah penuh oleh sumpalan batang pelirnya, sehingga turut bergelinjang meliuk-liuk manja dalam dekapan pelaku pemerkosaan terhadap gadis belia yang sangat cantik luar biasa ini.
Bersambung . . . . .