Pertukaran di Puncak - 2

Setelah parkir di sebelah mobilku, Erwin dan Lily keluar dari mobil. Kulihat sepintas Lily menenteng celana dalam dan bra yang aku masih ingat tadi dipakainya sebelum berangkat.
"Apa yang telah mereka lakukan tadi..?" pikirku.
Belum sempat berpikir lebih lanjut, Erwin menyapaku duluan, "Wah wah wah.., rupanya kalian sudah mulai dan tak sabar menunggu kedatangan kita..?"
Diana sudah langsung menceburkan diri ke kolam renang di samping teras. Dengan telanjang tenang saja dia berenang. Aku tidak dapat mengikuti dia berenang karena memang aku tidak dapat berenang, tidak seperti istriku yang hampir tiap minggu berenang.

Ketika Erwin dan Lily sampai di teras, kutarik lengan istriku, kupeluk dan kucium lehernya. Bau sperma masih menyengat dari wajahnya.
"Aku ingin menyelesaikan permainan yang kamu ganggu tadi." kataku sambil meremas buah dadanya yang ternyata memang sudah tidak memakai bra.
"Tanya dulu sama dia, bukankah kita sudah sepakat..?" kata istriku menggoda sambil menoleh ke Erwin yang masih berdiri di belakangnya.
Erwin hanya tersenyum, "Boleh.., tapi setelah aku selesai dengan dia." jawabnya kalem, tapi tidak terlalu kuhiraukan.

Tanganku meremas pantatnya, kembali kurasakan kalau istriku sudah tidak memakai celana dalam di balik rok mininya, berarti Erwin sudah selesai dengan istriku, pikirku. Kembali aku mencium istriku, Erwin mendatangi istriku dari belakang, disibakkannya roknya ke atas hingga tampak pantat istriku yang telanjang. Erwin mengeluarkan kejantanannya tanpa membuka celana dan bajunya, hanya membuka resluiting celana. Dia mengusap-usapkan kejantanannya di pantat istriku yang kemudian mencondongkan tubuh dan mengangkat kaki kanannya hingga memudahkan Erwin untuk memasukinya dari belakang dengan tanpa melepas ciumannya dariku.

Lily istriku sedikit tersentak dan mendongak ke atas pertanda Erwin sudah berhasil membenamkan kejantanannya ke vaginanya. Sambil tetap memeluk tubuhku, istriku menerima kocokan Erwin dari belakang, sementara Erwin memegang pinggul istriku untuk lebih menghunjamkan kejantanannya lebih dalam di vagina. Istriku mulai mendesah kenikmatan di telingaku saat menerima kocokan ganas dari Erwin. Sodokan dan hentakan Erwin dapat kurasakan dari pelukan istriku.

"Yeah.. uugghh.. yess..!" desah istriku makin keras di telingaku sambil tangannya mulai mengocok kejantananku yang masih basah dari sisa Diana.
Aku mengimbangi dengan remasan-remasan di dadanya dan jilatan di leher, kocokan tangannya semakin keras sekeras sodokan Erwin padanya. Kulepas kaosnya dan rok mininya lewat atas, Erwin juga mengikuti melepas baju dan celananya hingga telanjang, karena dia juga sudah tidak bercelana dalam, maka itu dilakukan tanpa melepaskan kejantanannya dari vagina istriku.

Kini kami semua sudah telanjang bulat. Dan permainan diteruskan, kami main bertiga dengan Erwin sebagai leader karena dia sebagai 'owner' dari istriku saat ini dan aku adalah 'guest of honornya'. Dan aku harus terima kenyataan ini karena saat ini sebenarnya 'haknya' Erwin atas istriku dan sebaliknya 'hakku' atas istrinya. Sepintas kulihat Diana melihat permainan kami dari kolam renang, dia menikmati pertunjukan dimana suaminya sedang mengocok istriku di hadapanku. Tentu nanti akan terjadi sebaliknya, pikirku.

Lily membungkukkan badannya, kini kepalanya sejajar dengan kejantananku dan siap mengulumnya, ketika Erwin makin mempercepat tempo permainannya. Kami bergeser ke meja, istriku telentang di atas meja dan Erwin mengambil posisi di antara kakinya, aku mendekatkan kejantananku ke mulutnya yang segera disambutnya dengan kuluman ganas. Dengan sekali sodok ke vagina, melesakklah kejantanan Erwin kembali ke vagina istriku, dan langsung memompa dengan cepat. Tangannya meremas-remas kedua buah dada istriku sambil memilin putingnya dengan ringan.

"Uugghh.. eemmpphh.. eerrhh..!" desahan istriku yang tertahan keluar di sela kulumannya.
Ketika aku hampir memuncak, Erwin menarik kejantanannya dan menggeser ke posisiku untuk bertukar tempat, segera kami berganti posisi. Seperti halnya Erwin, dengan sekali sodokan keras kulesakkan kejantananku ke vagina istriku.

"Aauugg.. sshhitt..! Pelaan doong..!" teriak istriku sambil melepas kulumannya pada kejantanan Erwin.
Aku lupa kalau kejantanan Erwin tidak sebesar punyaku, sehingga istriku terkaget menerima sodokan kasar itu. Tapi tidak lama kemudian dia sudah dapat menguasai diri dan mengikuti irama kocokanku yang semakin cepat dan keras.

Tidak lama kemudian Erwin menyemprotkan spermanya di mulut istriku, Lily seolah menikmati aroma rasa sperma dan menjilati sisa di kejantanan Erwin hingga bersih. Tidak lama kemudian kocokanku makin keras dan tidak beraturan, dan menyemprotlah spermaku di vagina istriku bersamaan dengan dia mengalami orgasme. Aku segera menarik keluar dan menyodorkan ke mulutnya, kembali dia menjilati sisa sperma yang ada di kejantananku hingga bersih.

Kucium kening istriku dan kami bertiga menuju ke kolam renang untuk bergabung dengan Diana yang dari tadi menikmati pertunjukan threesome kami. Erwin, Diana dan Lily langsung menceburkan diri ke kolam, sementara aku hanya duduk di kursi samping kolam melihat mereka bertiga mandi telanjang.

Tidak lama kemudian kunikmati pertunjukan bagaimana Erwin menikmati istriku di kolam renang. Lily duduk di tepi kolam renang, sementara kepala Erwin sudah di antara kedua kakinya menikmati nikmatnya aroma vagina istriku. Tanpa menghiraukan dinginnya udara sore, istriku lalu mencebur ke kolam, mereka langsung berciuman dalam air. Dari bayangan air yang tidak terlalu jelas, sepertinya Erwin menggendong istriku secara berhadapan dan kaki istriku menggapit pinggangnya.

Mereka kembali 'in action', Erwin mengocok istriku dari depan sambil menggendongnya, karena di air maka tubuh istriku dengan mudahnya di angkat naik turun hingga semua kejantanannya masuk ke vaginanya bercampur dengan air kolam. Aku tidak dapat memperhatikan mereka lebih lanjut karena Diana sudah mendatangiku dan mulai menciumi punggungku. Kemudian aku terlalu sibuk menikmati Diana hingga tidak memperhatikan permainan mereka lebih lanjut.

Sebelum malam tiba kami telah menyelesaikan satu ronde di sekitar kolam renang, tapi aku masih penasaran karena belum merasakan kuluman Diana saat aku orgasme dan belum berhasil mendapatkan anal darinya.

Setelah makan malam, kami semua duduk di sofa ruang tengah sambil nonton VCD, pakaian yang kami kenakan hanya untuk sekedar mengusir dingin, tapi tetap membikin horny yang melihat, seminim mungkin pakaiannya, bila perlu tidak usah kalau tidak kedinginan. Istriku bercerita kenapa mereka terlambat datang. Dengan tenangnya dia duduk di samping Erwin, dia mulai bercerita.

"Kami sengaja jalan dulu ke Pasar Cipanas untuk mencari VCD porno di kaki lima pasar. Ketika menuju vila melewati jalanan setapak itu, kami menghentikan mobil di tepi jalanan yang sepi, karena jalan tersebut memang hanya menuju vila ini. Mulanya kami berciuman saja dan saling meraba, tetapi keadaan bertambah panas, maka pindah ke jok belakang. Erwin kemudian menyingkap rokku dan melepas celana dalamku lalu diikuti dengan melepas bra. Di jok belakang kami berciuman sambil tangan Erwin mengocok vaginaku hingga basah, lalu Erwin jongkok di depanku dan mengeluarkan kejantanannya. Ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam, dengan mengangkat kakiku di pundaknya, dia memasukkan kejantanannya yang sudah mengeras ke vaginaku dan mulai mengocok dan menyodok. Mobil terasa bergoyang-goyang mengiikuti irama goyangan Erwin. Kemudian Erwin duduk di jok dan aku di pangkuannya, sekarang aku yang menggoyang-goyang di pangkuan Erwin dan mobil kembali bergoyang. Tidak lama kemudian Erwin menyemprotkan spermanya ke vaginaku, dan segera aku turun dari pangkuannya, kemudian kukulum kejantanannya hingga sisa sperma yang ada tak berbekas lagi karena sebagian sudah masuk ke mulut dan sebagian lagi di sapukan ke muka, leher dan dadaku. Makanya kami datang terlambat dan tubuhku tercium aroma sperma." cerita Lily pada kami.

Selama dua hari menginap kami berempat melakukan pesta sex hingga kepulangan balik ke Jakarta. Banyak kombinasi sex dan variasi yang kami lakukan, meskipun Diana seorang bi-sex, tapi karena istriku straight, maka kami tidak dapat menikmati permainan lesbi show.

Variasi aku bermain dengan Diana dan Istriku, sementara Erwin hanya melihat sambil memegangi sendiri kejantanannya yang akhirnya dikeluarkan di mulut salah satu Diana atau istriku, begitu sebaliknya. Dan juga bagaimana kami berdua, aku dan Erwin, secara bergantian mengeroyok Diana kemudian ganti mengeroyok istriku. Atau di ranjang yang sama kami main dengan pasangan masing-masing (bukan istri), kemudian berganti ke istri masing-masing tiap 5 menit dan kembali lagi ke pasangannya, yang keluar duluan jadi pononton. Atau siapa saja boleh melakukan terhadap istri/suami siapa saja dimana saja kapan saja asal dia mau.

Sepertinya kami berada di surga dunia, yang hanya berhenti bermain sex apabila saatnya makan tiba. Banyak yang kami lakukan bersama-sama, baik di ranjang, ruang tamu, kolam renang, taman, sambil makan atau bahkan di mobil. Tapi dari semua itu yang paling berkesan adalah ketika kami bermain sex dengan istri masing-masing di ruang tamu. Aku lagi mengocok istriku dengan doggie style di kursi sementara Diana duduk di pangkuan Erwin dengan posisi membelakangi suaminya di kursi sofa yang sama.

Ternyata mereka melakukan anal. Sambil mengocok istriku dari belakang, kuremas-remas buah dada Diana. Kulihat Diana menggosok-gosok klitorisnya dengan jari tangannya ketika menggoyang kejantanan Erwin yang tertanam di anusnya. Beberapa saat kemudian kukeluarkan kejantananku dari vagina istriku, kudekati Diana dari depan dan kucium bibirnya. Dia mengocok kejantananku dengan tangannya sambil tetap bergoyang di atas pangkuan suaminya, kemudian kudekatkan kejantananku ke tubuhnya, kuusapkan ke daerah sekitar vagina, dia menghentikan gerakannya.

Perlahan kudorong masuk kejantananku ke vaginanya yang terasa begitu sempit karena dinding vaginanya terdorong oleh kejantanan Erwin dari anus. Kuangkat kaki kanannya untuk memudahkan menembus vaginanya. Liang Vagina Diana jadi begitu sempit, dengan kesabaran dan pelan-pelan akhirnya aku dapat membenamkan seluruh kejantananku di vagina Diana. Kini dia menerima dua kejantanan di kedua lubangnya. Terlalu sulit bagi Diana maupun suaminya untuk bergoyang, maka aku lah yang mendapat kewajiban mengocok vaginanya.

Dengan satu goyangan dariku, baik Erwin maupun istrinya merasakan sensasi yang luar biasa. Kurasakan ganjalan kejantanan Erwin di dinding vagina istrinya saat aku mengocok keluar masuk. Sementara istriku mendekat ke arah Erwin dan mereka berciuman ketika aku mengocok vagina istrinya.

Tidak lama kemudian kurasakan denyutan pada dinding vagina Diana diikuti erangan keras dari suaminya. Ternyata Erwin menyemprotkan spemanya di anus istrinya, kuteruskan kocokanku. Sebenarnya aku berniat untuk mengganti posisi Erwin di anus Diana, tapi dia tidak mengijinkan. Setelah Erwin mengeluarkan kejantanannya dari anus istrinya, maka aku pun mengeluarkan dari vaginanya dan kembali berpaling ke istriku yang dari tadi memperhatikan aksi kami.

Setelah cukup lama aku mengocok istriku dengan berbagai posisi dan disaksikan suami istri Erwin-Diana, akhirnya aku mengalami orgasme. Kusodorkan kejantananku yang baru menyemprotkan sperma di vagina istriku ke mulut Diana yang lagi duduk di sebelah suaminya. Tanpa ragu disambutnya dengan penuh hasrat. Itulah variasi yang paling berkesan.

Kami memang sering melakukan acara seperti ini, terutama dengan pasangan yang usianya sebaya dengan kami. Just for fun dan sekedar mencari variasi dari pada selingkuh di belakang pasangan kami masing-masing. Lebih baik selingkuh 'resmi' seperti ini, paling tidak itu lah pemikiran kami saat ini, dan kami yakin banyak yang tidak setuju maupun yang setuju.

Tamat