Playing mommy and daddy

Seperti yang kujanjikan, kukirimkan lagi cerita terjemahanku. Silahkan menikmati.

*****

"Tapi Mike, aku mau main," kata adikku dengan uring-uringan.

Adikku Cindy yang baru menginjak usia 10 tahun ini memang manja dan sulit diatur apalagi kalau sudah menginginkan sesuatu, akupun sering tidak sabar melayani permintaannya.

"OK," kataku pasrah, "Tapi disini nggak ada mainan anak-anak."

Kami memang sedang berkunjung ke rumah nenek, ayah dan ibuku pergi mengunjungi saudara lainnya bersama nenek, sedang aku disuruh mengasuh adikku yang manja ini.

"Lalu kamu ingin main apa," tanyaku kebingungan karena tidak kutemukan mainan anak-anak disini.
"Bagaimana kalau kita main rumah-rumahan?" usul adikku.
"Ohhh... jangan yang itu," keluhku.

Aku bayangkan adikku akan main masak-masakan, maka akan berhamburan sampah dimana-mana dan tentunya menjadikan pekerjaan tambahan buat dirinya untuk membersihkannya kembali.

"Kamu jadi Ayahnya dan aku jadi Ibunya," kata adikku menambahkan.

Tiba-tiba muncul ide nakal dikepala remaja tanggung 13 tahun ini... Mike pernah dengar tentang permainan 'dokter-dokteran' atau ada yang menyebut 'mainan ibu-bapak'. Dia sendiri belum pernah tahu tentang 'permainan' itu, dia jadi ingin mencobanya. Tapi bagaimana bila Cindy cerita ke ayah atau ibunya? Biasanya orang tuanya nggak akan menanyakan secara detail permasalahan anak-anaknya, kecuali kalau mereka bertengkar. Jadi asal dia bisa menjaga tidak ada pertengkaran, dia yakin Cindy nggak akan menceritakan ke orang tuanya.

"Aku jadi Ayah dan kamu jadi Ibu?" kataku.
"Ya tentu saja, masak kamu akan jadi Ibu?" sahut adikku bingung nggak mengerti arah pertanyaanku.
"Mainan Ibu dan Bapak membuat bayi," usulnya coba-coba memancing sambil memperhatikan reaksi adiknya.

Dia sendiri ragu-ragu untuk mempraktekan niatnya untuk melakukan sesuatu yang dia sendiri belum pernah tahu. Dia yakin bahwa sebagai wanita Cindy sudah pernah dengar tentang bagaimana bayi dilahirkan, dan tentunya sedikit banyak juga pernah punya bayangan tentang bagaimana bayi dibuat. Mike melihat mata Cindy melotot dan kemudian berputar-putar, menunjukkan bahwa dia berpikir serius.

"OK, terserah kamu," kata Cindy dengan suara lirih ragu-ragu.

Mike hampir tidak percaya akan keberuntungannya hari ini. Dia bayangkan bisa jadi mereka tidak bisa mempertahankan 'keperawanannya' lebih lanjut... Tapi... Ok, dia akan memutuskan setelah melihat perkembangan situasi dan kondisinya. Khususnya kesiapan adiknya Cindy. Tapi paling tidak hari ini dia akan berkesempatan melihat tubuh adiknya Cindy telanjang lagi, keadaan yang sudah tidak pernah dia lihat lagi selama 2 tahun ini. Ibunya memang tidak mengijinkan lagi mereka mandi bersama sejak Cindy berusia 9 tahun.

"Kita sebaiknya masuk ke kamarmu," katanya kepada Cindy.

Cindy memandangnya dengan tatapan tanda-tanya, Mike pun menambahkan,

"Kita sebaiknya 'mainan ibu-bapak' diatas ranjang, disini kotor."

Dan Cindy pun Cuma mengangguk tanpa mengatakan apa-apa. Mike segera mengunci pintu setelah mereka berdua masuk kamar. Wajah Mike pucat ketika tiba-tiba ibunya datang, tapi ternyata ibunya hanya memberikan senyum kepada mereka dan tanpa berhenti terus berjalan menuju dapur. Untung ibunya nggak sempat mendengar pembicaraan mereka yang terakhir.

Setelah mereka di dalam kamar Cindy pun bertanya, "Terus apa yang kita lakukan?"

Muka Mike kembali merah, dan cepat-cepat dia kunci pintu kamar, dan dia pun bertanya lagi untuk meyakinkan,"Cindy, kamu yakin kita akan melakukan ini?"

Gadis ini jadi agak bingung menebak arah pertanyaan kakaknya, dia pun menjawab, "Kamu kan yang mengusulkan 'mainan ibu-bapak', aku bosan nggak ada mainan lain."

Gadis cilik ini memang masih terlalu polos untuk memahami pikiran orang dewasa. Kemudian Mike membuka semua pakaiannya sampai telanjang bulat, dan Cindy pun mengikuti perbuatan itu. Hampir tidak ada perbedaan secara fisik antara tubuhnya dan tubuh Cindy. Dada gadis cilik itupun tampak masih rata seperti dadanya. Hanya Cindy tidak memiliki penis seperti dirinya. Kemaluannya hanya berupa gundukan daging cembung dengan belahan vertikal ditengahnya.

"Mmm... Cindy, kamu ingat kata-kata Mama tentang laki-laki memegang 'anumu' yang dibawah itu," bisik Mike pelan-pelan.

Cindy memandang ke arah batang kemaluan kakaknya yang tampak tegang membengkak, dia pun berkata,

"Kata Mama OK, jika aku menginginkannya pula. Tapi kenapa kau tanyakan? ini kan idemu?"

Mike hampir bersorak kegirangan atas keberuntungannya, bahwa adiknya ternyata juga menginginkannya, atau paling tidak menyetujui idenya. Tapi karena dia juga belum berpengalaman tentang sex, Mike tidak tahu pasti apa yang harus diperbuatnya terlebih dahulu. Akhirnya dia pun dapat ide bagus. Mike kemudian menceritakan dia pernah baca buku sex-ed bahwa laki-laki akan memasukkan 'anunya' ke dalam lubang 'anu' gadis, kemudian menggerakkannya keluar-masuk sampai si laki-laki orgasme (mengeluarkan cairan putih dari ujung 'anunya') didalam lubang 'anu' si gadis. Dan bilamana beruntung sigadis akan hamil dan mereka akan punya bayi sembilan bulan kemudian.

"Oh Mike," seru Cindy dengan suara tertahan.

Cindy hampir tidak percaya bahwa kakaknya benar-benar menginginkan melakukan 'itu' kepadanya. Memang main rumah-rumahan atau 'main ibu-ayah' adalah mainan anak-anak. Tapi melakukan 'ibu-bapak membuat bayi' sepertinya cenderung lebih ke arah permainan orang dewasa.

"Begini caranya ayah membuat bayi di mami," perintah Mike, seolah-olah seorang guru yang mengajari pelajaran praktek.
"Ayah memasukkan 'alat pembuat bayi-nya' ke lubang bayi Mama, dan kemudian... Oohhh," desah Mike ketika batang kemaluannya tidak bisa masuk-masuk ke dalam liang kemaluan adikknya. Memang didaerah sekitar vagina Cindy sudah mulai basah sehingga beberapa kali batang kemaluannya terpeleset kesamping. Dan lagi liang vagina itu tersembunyi didalam belahan bibir vaginanya sehingga tidak terlihat sama sekali dari luar.

"Sini saya bantu," kata Cindy, gadis ini kemudian berbaring terlentang terus menarik tubuh kakaknya untuk menindih tubuhnya dari atas. Batang penis yang sudah bengkak itu digenggamnya kemudian ujung penis itu diarahkan dan ditempelkan tepat di liang vaginanya yang kecil itu.

"Sekarang tekan," perintahnya sambil masih memegangi batang penis itu agar tidak meleset lagi. Gadis itupun mengangkat-angkat pinggulnya untuk membantu agar batang penis itu cepat masuk.
"Cepat masukkan 'alat pembuat bayimu' dan oohhh.. ahh.. aduuuhhh sakkiittt... stop.. stop dulu... Ahhh. Pelan-pelan Kak."

Mulut Cindy mengerang-erang tiada henti, ada rasa geli-geli nikmat dan sakit pedih bercampur aduk. Tubuhnya sampai menggigil menahan perasaannya itu.

"Ooohhh... Uuuhhh..." desahan Mike, anak muda ini merasakan sensasi luar biasa di batang penisnya, liang vagina adiknya yang sempit itu seperti menjepit dengan kuat kepala penisnya sehingga menimbulkan rasa geli-geli nikmat dan ngilu yang luar biasa. Dia benar-benar nggak mengira akan seperti ini rasanya hubungan sexual. Meskipun hanya kepala penisnya saja yang bisa masuk, tapi rasanya sudah luar biasa nikmatnya.

Sebenarnya batang kemaluan itu tidak masuk seluruhnya. Hanya bagian kepalanya saja yang bisa masuk, karena terganjal oleh diding keperawanan Cindy. Dan mereka juga tidak lagi berusaha untuk memasukkan lebih lanjut, karena mereka kira hanya seperti itu dalamnya liang vagina Cindy.

"Ohhh enak sekali dik... Seperti ini caranya ayah membuatkan bayi pada Mama, dan... Uuuhhh... Aaahhh," Mike pun nggak sanggup lagi berkata-kata, merak berdua cuman bisa mendesah-desah dan merintih, sampai kemudian Mike merasa batang kemaluannya berdenyut-denyut, seperti mau kencing.

"Cindy, kamu mau bayi kan? Aku... Aahhh... Aku mau keluar..." kata Mike terbata-bata.
"Ya.. ya... aahhh... oohhh.. Aku.. aku mau... aahhh," sahut Cindy dengan nafas megap-megap. Cindy memeluk kakaknya erat-erat sambil matanya terpejam. Gadis itu merasa tubuhnya seperti terbang melayang-layang. Sebenarnya sudah sejak tadi gadis cilik ini mengalami orgasme dan bahkan sudah lebih dari sekali.

Mike pun sudah tidak tahan lagi. Dan... sensasi dasyat pun dirasakan oleh Mike ketika ujung kemaluannya menyemburkan sperma beberapa kali di dalam liang vagina adikknya yang masih perawan itu. Dan bersamaan dengan itu, Cindy pun mengalami hal yang serupa. Denyutan-denyutan batang kemaluan Mike dan kemudian disusul semprotan sperma pemuda itu membuat vaginanya ikut berkontraksi. Dan untuk kesekian kalinya gadis itu mengalami orgasme lagi.

Kedua anak yang sebenarnya belum bisa digolongkan remaja itu pun kemudian tertidur saling berpelukan. Batang penis Mike masih terjepit didalam liang vagina perawan milik adiknya sendiri. Beberapa menit kemudian merekapun tersadar dan saling berpandangan dengan tatapan bingung.

"Uhh, Cindy?" bisik Mike sambil melepaskan pelukannya, sehingga batang kemaluannya yang sudah mengkerut dan mengecil itu terlepas dari liang vagina Cindi.

Tidak ada tanda-tanda noda darah disekitar liang vagina gadis cilik itu. Yang ada hanya cairan sperma putih kental milik Mike yang bercampur dengan lendir bening milik Cindy. Memang hubungan intim itu tidak sampai merusakkan selaput perawan Cindy.

"Mmm... ?" desah Cindy.
"Kapan kamu terakhir haid?" tanya Mike.
"Apa itu 'haid'?" tanya Cindy nggak paham.
"Ohhh, ...," keluh Mike, hati Mike sangat lega sekali, rupanya sang adik belum mulai haid, sehingga amanlah dia, karena nggak mungkin adiknya bisa hamil.
"Sudahlah lupakan saja, sekarang kamu mandi saja, kita bau keringat," kata Mike, dia khawatir kalau ibunya mencium bau spermanya yang khas itu.

Cindy pun segera bangun menuju kamar mandi. Mike sempat melihat cairan spermanya meleleh membasahi paha Cindy.

"Kak, kapan-kapan kita 'mainan ibu-bapak' lagi ya, enak sekali lho, kakak pinter banget kalau jadi bapak, Anu... 'alat buat bayi' Kakak gede banget, kalau dimasukan 'lubang bayi' cinta agak sakit, tapi enak sekali," kata Cindy sebelum masuk kamar mandi.

Mike cuman bengong nggak ngerti mau ngomong apa, "Nanti sajalah, kita lihat keadaan, sekarang kamu mandi cepat."

Satu jam kemudian ketika ibunya memanggi mereka berdua, jantung Mike sempat deg-degan, khawatir ibunya menanyai macam-macam dan sehingga Cindy tanpa sengaja bisa membuka rahasia 'permainan ibu-bapak' yang mereka lakukan. Ternyata ibunya cuman menyuruh mereka makan siang tanpa menanyakan aktivitas permainannya.

Tapi kembali jantung Mike sempat berdetak kencang ketika sore hari ayahnya tanya kepada Cindy.

"Anak manis, bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya ayahnya.
"Baik sekali Yah, kami main berdua sama Mike, Cindy senang," jawab Cindy lincah.
"Ohh, jadi hari ini kalian nggak bertengkar? Lalu kalian main apa?"
"Mike baik sekali koq, Mike sayang sama Cindy, kami mainan ibu-bapak, Mike pinter deh jadi bapak."

Jantung Mike seolah-olah berhenti berdetak, dia takut ayahnya mencium hal-hal aneh. Tapi ternyata ayahnya nggak curiga, mungkin dia mengira kami main semacam 'rumah-rumahan'.

"Nah begitu dong, anak-anak ayah harus saling sayang-menyayangi."
"Iya yah, Mike sayang sama Cindy dan Cindy juga sayang banget sama Mike. Kapan-kapan Cindy mau 'mainan ibu-bapak' lagi sama Mike," jawab Cindy polos seolah-olah tanpa dosa.

Kedua orang tuanyapun tidak menaruh curiga sama sekali. Tapi buat Mike, peristiwa itu benar-benar membekas dihatinya dan tak pernah terlupakan seumur hidupnya. Itulah saat dia kehilangan keperjakaannya. Dan beberapa tahun kemudian Mike tahu dan bersyukur bahwa dia tidak sampai merusak selaput perawan adikknya Cindy.


E N D