Ulang tahun kekasihku

Para pembaca sekalian mungkin telah membaca cerita "CALON ISTRI PAMANKU". Sekarang aku ingin menceritakan kejadian di hari ultahnya Ayu, yang merupakan peristiwa indah. Saat aku menulis cerita ini, aku ditemani Ayu yang ikut menambah kata-kata di cerita ini. Oke deh, kita mulai aja.

Pada suatu hari di kantorku, ketika aku sedang tidak begitu ada kerjaan, tiba-tiba aku teringat kalau 3 hari lagi adalah ultahnya Ayu. Wah, kayaknya perlu diberi kejutan nih selama 2 hari 2 malam di hari jadinya. Di otakku langsung saja terbayang hal-hal yang berbau seksual. Kupikir aku perlu ambil cuti 2 hari nanti, begitu juga Ayu. Lebih baik kutelpon dia sekarang.

"Halo, selamat siang, bisa bicara dengan Ayu"
Tak lama kemudian, "Halo Tono sayang, ada apa nih", Ayu bermanja-manja padaku.
"Enggak ada apa-apa, cuma pengen ngajak kamu keluar makan siang nanti, bisa enggak nih", tanyaku.
"Oh kalau itu sih pasti bisa, kemana nih"
"bagaimana kalau di kantin deket kantor kamu, oke??"
"Oke boss, saya tunggu yah, awas, jangan sampe telat!", sambil ketawa-ketawa.
"Bye" lalu Ayu menutup teleponnya.
Lalu aku pun kembali bekerja, tapi di kepalaku sedang terbayangkan kira-kira apa yang bakal aku belikan buat dia nanti. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.35. Wah, aku harus cabut nih, tak boleh telat. Untung boss sedang keluar kantor, jadi aku tak perlu minta ijin dulu.

Akhirnya sampailah aku di kawasan perkantoran di daerah Sudirman. Setelah parkir, buru buru aku pergi ke kantin yang sudah dijanjikan. Kulihat Ayu melambaikan tangannya dari jauh.
"Hai Ton!" Kami lalu mencari tempat makan yang sepi, namanya juga berduaan, mana enak makan di tempat yang rame banget. Setelah memesan makanan dan duduk di pojokan, lalu akupun berkata
"Eh, Yu, di kantor kamu lagi banyak kerjaan nggak"
"Emangnya kenapa" Ayu terlihat penasaran
"kalau enggak sibuk, bagaimana kalau kamu minta cuti sama boss kamu selama 2 hari mulai tgl 12"
"Buat apa Ton, apa kamu sedang merencanakan sesuatu?"
"Sesuatu yang akan membuat kamu tergila-gila"
"Apa tuhh"
"Tunggu aja tanggal mainnya sayang" sambil kucubit lembut pipinya.

Selesai makan, kuantar Ayu ke kantornya, lalu akupun balik ke kantorku dan menyelesaikan pekerjaanku. Kira-kira 2 jam kemudian, Ayu menelepon.
"Halo Ton, saya udah ngomong sama bossa" katanya dengan suara lemas.
"Lalu apa katanya" tanyaku penasaran.
"Saya tidak dapet cuti 2 hari"
"Yah payah boss kamu, Yu. Kalau begitu nanti saya culik kamu pas harinya"
"Nah, kabar baiknya, saya dikasih cuti 3 hari, ha ha ha, kena kamu", Ayu tertawa terbahak-bahak.
"Hey, dasar kurang ajar kamu, dasar setan cantik, ngerjain orang aja bisanya"
"Biarin, daripada kamu setan jelek"
"Yah udah, entar surprisenya kagak jadi deh"
"Jangan ngambek dong sayang, setan cantik khan cuma bercanda"
"Yah udah, 2 hari lagi saya ke tempat kamu abis pulang kerja"
"Oke deh, kutunggu dikau nanti, bye bye sayang"
"Bye bye" "klik", lalu aku menemui bossku untuk minta cuti, dan untungnya dapet juga, mumpung bossku mood-nya lagi bagus hari ini.

Tak terasa, 3 hari pun berlalu. Sepulang kerja, kujemput Ayu di kantornya, lalu kami pergi ke supermarket untuk membeli makanan selama 3 hari, soalnya kami merencanakan untuk tidak kemana-mana selama liburan. Tidak lupa aku membeli madu 1 botol.
"Lho Ton, buat apa beli gituan" Ayu menatapku dengan heran.
"Itu bagian dari surprise tersebut, tunggu aja, yang pasti kamu bakalan merem melek nantinya" kataku mantap.
"Wah, saya jadi penasaran nih sama surprise kamu"
"Just wait 'n see, honey" Selesai belanja lalu kami bergegas menuju apartemen Ayu.

Sesampainya di apartemen, aku langsung menarik Ayu menuju kamar mandi.
"Sabar dong boss, kayak enggak ada hari esok aja" katanya manja.
"Ultah kamu khan hari ini, so pasti memang tidak ada hari esok" kataku sambil melepas bajunya satu persatu.

Setelah ia bugil total, lalu kujilat buah dadanya, mulai dari putingnya ke dasarnya. Kuhisap-hisap putingnya dengan lembut.
"Ooohh Ton, enak sekali, teruss" desah Ayu
Ketika Ayu ingin membuka bajuku, kutahan tangannya.
"Sayang, buka dong, nggak adil nih"
Lalu kulepaskan semua pakaianku sehingga terlihat senjataku mengacung sangat tegak, ketika Ayu ingin meraihnya, kukatakan padanya,
"Say, jangan dulu, hari ini kamu akan menjadi ratu, biarkan daku melayanimu sampai puas"
Setelah itu, lalu kubasahi seluruh badannya, dan kusabun seluruh lekuk tubuhnya, tak lupa buah dadanya kuremas lembut lebih lama. Kuputar-putar putingnya, Ayu hanya bisa mendesah nikmat. Lama juga aku bermain di dadanya, kira-kira ada 15 menit. Setelah itu tanganku mulai turun ke selangkangannya. Kumainkan klitorisnya, Ayu semakin mengerang hebat.
"Toonn, teerruss, teruss, auughh, enak sekali, terruss"
"Ton, masukin dong penis kamu, saya udah gak tahan nihh"
"Oh, yang itu nanti sayang, sabar aja"
"Tapi saya pengen banget nih, oohh"
"Sabar aja, pokoknya hari ini kamu jadi ratuku, Aku bakalan membuat kamu orgasme ratusan kali selama 3 hari ini"
"Saayy, tulang saya bisa copot nih orgy ratusan kali"
"Biarin, salah sendiri punya body seksi sekali"
"Ahh aahh aahh, seesstt, guaa kayaknya pengen nyampe nih sayy" Ayu meracau tak menentu.
Kupercepat gerakan jariku memainkan klitorisnya, sementara jariku yang lain sedang dihisap-hisapnya seolah-olah ia sedang menghisap penisku.
"Aaarrgghh, I'm comminngg, honey, commiingg, commiingg, ohh"
Pinggulnya bergerak maju mundur sementara badannya melengkung kaku ke belakang, sepertinya Ayu sangat menikmatinya.
"Ton, tadi rasanya enak sekali seolah olah kamu lagi meng-onani vagina saya, ohh" Ayu mendesah pelan.
"Oh, itu masih belum apa-apa, nanti masih ada lagi yang lebih hebat sayy " kataku sambil meremas-remas buah dadanya.
"Wah, mati aku deh, bisa bisa nanti kagak bisa kerja"

Kubilas tubuhnya dari busa yg masih melekat, terutama di bagian vaginanya karena banyak sekali cairannya yang mengalir keluar. Setelah tubuh Ayu bersih, lalu akupun mulai menyabuni diriku sendiri. Tapi tanpa kusadari tiba-tiba Ayu memelukku dari belakang dengan kuat lalu satu tangannya menangkap penisku.
"Eh kenapa say, kan saya bilang nanti" sambil aku melawan sedikit.
"Khan hari ini ultahku, kamu mesti nurut sama saya, kalau kamu bisa bikin saya orgy ratusan kali, saya juga mesti sedot sperma kamu sampai habis, baru adil" kata Ayu sambil menyeringai manis.
"Ya udah deh, saya nyerah sama ratuku, tapi bilas dulu dong sabunnya"

Lalu Ayu membersihkan sabun terutama di sekitar penisku, lalu ia mulai mengocok-ngocok dan memainkan penisku, kadang pelan kadang cepat, ia mengocok sambil matanya menatapku dan tersenyum manis sekali.
"Bagaimana sayang, enak khan seperti ini?" Ayu tersenyum manis sekali
"Ohh, aduuh, enak sekali sayang, ohh, uhh, wajah kamu maniss sekali sayangku" kataku sambil menahan rasa nikmat yang tidak terkira.
"Saayy, ganti dong pake mulut kamu"
Lalu dia dekatkan kepalanya, dan dijulurkan lidahnya. Kepala batang kejantananku dijilatinya perlahan, seolah olah sedang menjilati es krim. Lidahnya mengitari kepala senjata meriam aku. Semilyard dollar.. rasanya.. wow.. enak sekali. Aku hanya bisa merem melek menikmatinya sambil bersandar di bath tub. Lalu dikulumnya batang kejantananku. Aku melihat mulutnya sampai penuh rasanya, tetapi belum seluruhnya tenggelam di dalam mulutnya yang mungil. Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.

Ayu memasukkan dan mengeluarkan kejantananku dari dalam mulutnya berulang-ulang, naik-turun. Gesekan-gesekan antara kemaluanku dengan dinding mulutnya yang basah membangkitkan kenikmatan tersendiri bagi diriku.
"Auuh.. aahh.." akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.
Batang kemaluanku menyemprotkan sperma kental berwarna putih ke dalam mulutnya. Bagai kehausan, Ayu meneguk semua cairan kental tersebut sampai habis.
"Duh, masa baru begitu saja sudah keluar." Ayu meledek aku yang baru bermain oral saja sudah mencapai klimaks.
"Yu.., saya.. udah 3 hari nih.. tidak bercumbu dengan kamu.." jawabku terengah-engah.
"Tapi lumayan banyak juga sperma kamu, kayaknya boleh nih tiap 3 hari saya isep penis kamu, biar saya tambah awet muda" katanya tanpa melepas pegangannya dari penisku.
"Whatever you want, my queen" kataku sambil mencium bibirnya.
Lalu Ayu mulai menyabuni seluruh tubuhku, terutama di sekitar penisku agak lama, sehingga mau tidak mau penisku bangun lagi. Ayu mulai memainkannya lagi. Tapi aku tidak mau keluar lagi, jadi harus kustop dia.
"Eh, Yu, stop dulu, entar saya keluar lagi nih" kataku sambil menahan nikmat.
"Biarin aja, salah sendiri kenapa penis kamu gampang terangsang" katanya sambil tertawa.

Lalu ia melanjutkan menyabuniku, setelah itu ia membilas tubuhku, oh rasanya segar sekali, nikmat sekali rasanya dimandikan oleh pacarku ini, sesekali ia menjilat-jilat kepala penisku, sesekali ia menghisapnya, sambil matanya menatapku, oh manis sekali wajahnya. Selesai itu, aku mengambil handuk mengelap seluruh tubuhku dan tubuhnya, tak lupa aku melakukan gerakan memijat ketika sedang mengelap buah dadanya, ia hanya bisa merem melek sambil mulutnya megap-megap Lalu kutarik dia ke kamarnya, kuambil selimut baru lalu kugelar di atas lantainya. Kulihat Ayu sepertinya penasaran dengan tindakanku ini.
"Lho Ton, ngapain kamu"
"Ini surprisenya, sayang, nah sekarang kamu baring aja di atas selimut, saya ambil madu dulu"
"Wah kayaknya saya bakalan orgy gila-gilaan nih"
"Iya say, tunggu aja" teriakku sambil mengambil madu dari kulkasnya.

Sekembalinya ke kamar, kulihat Ayu masih berbaring, lalu aku duduk di atas pahanya, kubuka botol madu lalu kutuang di atas badannya, kulihat dia terkejut sedikit, mungkin akibat dinginnya madu tersebut, kugosok-gosok madu tersebut di seluruh tubuhnya, terutama di buah dadanya.
"Aaahh.. Ton.. sshhss.." erang si Ayu ketika kuusap-usap permukaan dadanya rata terbungkus madu kecuali putingnya.
"Sshh.. teruss.. Ton ciumin dong.." Dia menggigit bibirnya sendiri.
Wah, ternyata dia suka surprisenya, aku cium putingnya sambil memainkan lidahku melilit-lilit puting merah muda itu, kemudian kugigit manja.
"Aahh.. sshhss.. aku mao keluar Ton.. sshshh bagaimana nih.." erangnya.
Segera kugosokkan madu ke arah paha dalamnya secara perlahan terus sampai mendekati daerah lipatan yang sangat hangat itu.
"Ahh.. sshshs.. Ton.. jilat dong.. udah nggak tahan nih.. ss.." lirihnya.
"Sshh hmm.. kok diam.. please.." rengek Ayu.
"Tunggu ya.." jawabku.

Kemudian segera kujilati lubang kemaluannya sambil mengusap-usap payudaranya, dan mulai kujilati bibir luar vaginanya
"Ahh.. Ton.. terus sshh.. kamu.. di situ.. sshh," erangnya.
Dengan lidah kukait-kait klitorisnya sambil kutelusuri garis bibir vaginanya. Sambil menggoyangkan pinggulnya kiri-kanan Ayu berkata,
"Yess.. di situ.. ahh.. sshs.." katanya ketika mulai kuhisap dan menjilati klitorisnya.
Setelah membesar, aku tusuk-tusukkan lidahku di liang senggamanya tetapi tak kuduga reaksinya.
"Aahh.. shshshsh mmhh ss.. teruss hhmm," Ayu menggelinjang-gelinjang sambil memaju-mundurkan pinggulnya, vaginanya seolah-olah merebut lidahku untuk masuk lebih dalam kerongga nikmat itu, sementara batang kemaluanku sudah merah padam dari tadi ingin segera menggantikan lidahku.
"Ahh.. teruuss.. teruuss.. lebih cepaat.. ssh.." gelinjang Ayu semakin cepat.
"Shshss.. aku hampiirr.. shshh.. mmyamyam memem.. ss," suaranya semakin kacau.

Pantatnya semakin cepat mengocok lidahku, sehingga selimut di lantai itu berantakan. Ketika gerakan lubang kemaluannya makin rutin, segera kuhentikan dan kutarik lidahku, terlihat alis si Ayu mengkerut seperti sedang bertanya-tanya, sementara dadanya masih naik-turun dengan cepat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, secepatnya kuposisikan kepala penisku ke lubang hangat dan basah itu.
"Ahh.. sshsh mm.." erang manja si Ayu. Memang penisku tidak terlalu besar, hanya kepalanya agak besar dan melengkung ke atas seperti terompet tapi panjang.

Badan Ayu menjadi kaku seakan menantikan sesuatu
"Rileks sayang.. sebentar kita lanjutkan perasaanmu," bisikku.
Kemudian kudorong perlahan kepala penisku. Setelah kepala penisku masuk, secara bertahap kudorong batangku agak dalam, kutarik lagi sedikit, dorong lebih dalam, tarik sedikit, sampai.. "Bluess.. duk.." kiranya sudah mentok kebentur ujung rahimnya, padahal belum semuanya masuk lho. Terasa di tangan kiriku kira-kira masih tiga lebar jariku tapi efeknya
"Ssshh.. mmhh.. aahh.. auh!" jerit tertahan Ayu.

Kurasakan agak banjir di dalam sana dan jepitan di sepanjang kepala penis sampai hampir seluruh batangku itu makin erat.
"Ahh.. ssh shshss.." aku coba konsentrasi karena vagina yang nikmat dan sangat sempit ini mencoba menarik semua spermaku sehingga kepala penisku membesar dan berdenyut-denyut menahan kenikmatan yang nyaris memancar.

Kemudian aku coba goyang secara perlahan, makin lama makin cepat. Kupraktekkan rumus ini-itu sambil membuatnya menikmati setiap gesekan penisku serta mengalihkan pikiranku untuk melupakan nikmatnya lubang kemaluan Ayu, sempitnya vaginanya. Tubuhnya yang sempurna, payudaranya yang ranum dan kencang yang tertekan dadaku.
"Ouch.. sshh.. hemm.." sulit rasanya menghadapi kenyataan nikmat ini, apalagi setelah puncak kenikmatannya yang tertunda itu kembali melanda Ayu, ini terbukti dengan goyangan pinggul dan pantatnya berputar dan sekarang maju-mundur, menentang setiap gerakanku yang semakin cepat tusuk dan tarik.
"Aahh.."
Kucium dan kulumat bibirnya, kulilit lidahnya, kulihat dia tidak bisa menahan kenikmatan yang melanda itu, sehingga Ayu pun membalas ciumanku dengan ganasnya. Geregetan, rangsangan, kenikmatan, itu yang mungkin ada di pikirannya.

Setelah hampir setengah jam kami goyang (kurasa Ayu sudah mau orgasme) dan akhirnya vaginanya mulai menjepit dan mengurut penisku cepat sekali. Dengan nafasnya yang memburu dan gerakan pinggulnya,
"Aaahh.. aku.. keluar.. sshhmm.. aku keluar sayang.. sshs hh shsh,"
Ayu mulai meracau tidak karuan sambil kakinya melingkari pinggangku dan menekan pantatku keras seakan-akan dia sanggup menelan penis panjangku sehingga kurasa bahwa setiap kutusuk vaginanya terasa ada benturan dan terus memutar di ujung dalam kenikmatannya.
"Sshshs aasshh.. enak sekali.. sshh.. aduhh.. sshshsh.." jerit tertahan Ayu.
Aku pun semakin mempercepat gerakanku, aku goyang dan memaju-mundurkan agak kasar liang vagina sempit ini,
"Duk..bluess.. duuk.. bluess.." kulihat pangkal penisku agaknya nyaris semuanya masuk,
"Sssh shh shh.. teruss.. Ton.. sshh,"
"Aku puas.. sshh hmm.. Ton.. cepat.. sshh," lanjutnya.
"Tubuhmu seksi.. dan sempurna.. sayang..apa boleh.." aku berbicara ngos-ngosan.
"Di.. dalam.. saja.. shsh shh mmhh.." Ayu memotong sambil menaikkan pinggulnya sambil menekan pantatku serta membenamkan seluruh penisku seluruhnya
"Aaahh.. ssmmhh hhmm.."
Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut keras membuat suara becek goyangan kami yang makin keras.

Aku sudah tidak kuat lagi, ilmuku seakan hilang, kesadaranku melayang. Kemudian sambil melenguh kutarik pinggulnya lengket ke pangkal penisku dan kujilat serta kugigit putingnya, kulepas semua spermaku,
"Aaahh.. sshh.."
"Crot.. crot.. crot.." Hampir enam atau delapan kali semprotan maniku melesat ke dalam rahimnya.
"Aaahh ss mm.. hmm.. enak.. hangat.." Ayu mengerang-erang, sambil terus menggoyangkan pinggulnya berputar-putar.

Dalam keheningan nikmat, kubiarkan penisku di dalam vaginanya yang masih terasa sempit, kucium lembut bibirnya dan Ayu pun membalas manja, kemudian kutatap matanya sambil tersenyum. Sambil bersikap manja Ayu memeluk diriku serta menggigit hisap leherku. Wah.. merah nih jadinya.

Aku kemudian mengangkat tubuhnya dan mengajaknya ke balkon untuk cari angin.
"Mau ngapain di balkon Ton?", tanya Ayu terheran-heran.
"Aku pengen menutup surprise-ku dengan mandi'in kamu", kataku lagi.
"bagaimana mandi'innya?, tanya Ayu tambah heran tapi nurut saja ketika kurebahkan tubuhnya di atas kursi panjang tanpa senderan di balkon yang sepi itu. Tanpa menunggu lama, segera kuakhiri surpriseku dengan mandi kucing, yaitu dengan menjilat-jilat lembut seluruh permukaan tubuhnya yang bermandi peluh bercampur madu dan berkilat terkena sinar rembulan yang membuatnya makin indah dengan posisinya yang menelentang pasrah itu. Ayu senang sekali dengan perlakuanku itu, dan sambil mendesah kenikmatan dia berkata,
"Ton, kalau bisa kamu sering-sering nginap di sini, saya suka dijilati seperti ini."
Kira kira ada 10 menit aku menjilatnya, lalu kugendong dia ke kamar mandi, dan kami pun saling membersihkan badan, saling menggosok satu sama lain. Setelah selesai, kami pun masuk ke kamarnya, karena sudah lelah sekali kami tidur nyenyak sambil berpelukan dalam keadaan bugil.

Keesokan paginya, antara sadar dan tidak, aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh pada diriku. Ketika kubuka mataku, eh, ternyata Ayu sudah bangun, dan lebih kaget lagi kulihat Ayu sedang menghisap-hisap penisku. Melihatku sudah bangun, Ayu berhenti sejenak dan tersenyum.
"Selamat pagi kekasihku, bagaimana tidurnya" tanya Ayu manja sambil tangannya tetap mengocok penisku.
"Wah enak banget, tapi kok kamu curang sih, saya khan nggak ngerasain isepan kamu waktu tidur" kataku sambil mengusap-usap buah dadanya.
"Abis kamu tidurnya lelap sekali, saya kagak tega bangunin kamu, tapi siapa tahu kamu mimpi lagi diisepin ha ha ha" ia tertawa sambil terus mengocok penisku.
"Eh Ton, kok waktu kamu tidur, saya ngocokin kamu kok penis kamu bisa bangun sih"
"Ya bisa lah yaw, namanya juga penis orang, emangnya penis plastik, bisa aja kamu, tapi terusin dong pake mulut kamu, Yu"
"Oooke boss, tapi kalau kamu mau keluar, bilang yah"
"Lho, emangnya kenapa?" tanyaku heran.
"saya mau pake sperma kamu buat olesin muka dan dada saya, biar kulit saya tambah kencang"

Lalu Ayu kembali mengkaraoke penisku, oh, rasanya nikmat sekali, sesekali ia menatapku sambil tersenyum manis. Mulutnya bergerak maju mundur, sambil lidahnya menggelitik lubang kencingku, rasanya geli-geli nikmat. Tak lama kemudian, aku merasa akan keluar lagi.
"Yu, saya mau keluar lagi, ohh aduuh" kataku sambil menahan gemuruh di dadaku.
Langsung ia mengganti tangannya untuk mengocokku, dan akhirnya, "Aduuh ohh, Yu terruuss, enaakk"
Penisku akhirnya memuntahkan sperma, tapi tidak sebanyak kemarin, dan Ayu langsung mengarahkan dadanya ke penisku, sehingga dadanya terkena muncratan spermaku, langsung dia oleskan ke seluruh permukaan dadanya.
"Yaahh Ton, kok dikit banget sayang, muka saya kagak dapet nih" Ayu sedikit merenggut.
"Abis tiap hari bercumbu terus sih, ya udah sayang, mumpung penis saya masih tegak, sekarang kamu nunggangin saya aja, khan kamu dapet enaknya juga"
"Nah begitu dong Ton, itu baru namanya pacar saya" Ayu tersenyum lagi.

Lalu ia duduk di atas pahaku sambil mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Perlahan tapi pasti, penisku mulai memasuki lubang kenikmatannya. Aku sendiri heran juga kenapa hari ini penisku perkasa banget, tapi aku tidak memikirkannya lagi, yang penting enaknya, bung. Ayu sendiri mulai bergoyang-goyang sambil meracau tak menentu, seolah olah sedang menunggang kuda, sementara aku meremas remas dadanya yang bergerak naik turun. Lumayan lama juga aku bertahan, kira kira ada satu jam, sementara kulihat Ayu sepertinya sudah orgasme 2 kali, tapi kulihat Ayu tidak berhenti juga, mungkin dipikirnya kapan lagi bisa dapat kesempatan seperti ini. Tak lama kemudian, setelah Ayu orgasme ketiga kalinya, barulah aku mulai merasakan akan orgasme.
"Yu, bangun sayang, saya udah mau keluar nih"
Langsung Ayu bangun dan mendekatkan mukanya ke penisku sambil tangannya mengocokku. Dan akhirnya,
"Aaarrgghh, aduuh, haahh" aku ngos-ngosan menahan nikmat.
Akhirnya penisku menyemprotkan spermanya ke wajahnya, lalu ia menggosoknya ke seluruh wajahnya sampai rata.
"Terima kasih sayang, saya puas banget hari ini, saya tidak menyangka bisa orgy sampe 3 kali, kamu perkasa sekali" kata Ayu sambil berbaring memelukku.
"Abis bodi kamu seksi banget sih, terutama dada kamu, apalagi pas lagi nunggang saya, kelihatannya seperti dewi dari langit yang lagi goyangin saya."
"ah ah, bisa aja kamu" kata Ayu sambil mencubit hidungku.
Tanpa terasa, kami tertidur lagi sambil berpelukan, mungkin saking lelahnya bersenggama tanpa henti.
Begitulah seterusnya, setiap ada waktu kosong aku dan Ayu langsung main lagi, seolah-olah nafsu kami tidak pernah terpuaskan. Selama 3 hari yang kami lakukan hanya makan, main, tidur. Selama 3 hari itu pula kami seperti Tarzan dan Jane, bugil terus. Rasanya anda para pembaca bisa membayangkannya sendiri bagaimana nikmatnya hidup seperti itu. Tapi yang paling penting bagiku adalah cintaku padanya dan cintanya padaku, walaupun aku masih belum tahu sampai kapan kami bisa hidup bersama.

Tamat