Nikmatnya bercinta di kantor - 1

Sebelum aku memulai opisode ini, pekenankan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca situs 17Tahun.com ini, yang telah menyempatkan diri untuk menulis email kepada saya. Terima kasih juga aku tujukan kepada pembaca, yang sudah memberikan kritikan, saran, masukan atau bahkan yang hanya sekedar share dalam masalah sex.

Dengan segala kerendahan hati, segala kekurangan dan keterbatasan yang ada dalam penulisan artikel saya yang berjudul "Kisah Bersama Ibu Muda dan Mantan Anak Ibu Kost, Liarnya Wanita Setengah Baya 1-2, Ica Anak Seorang Pejabat", aku tetap berharap mendapat masukan tentang bagaemana cara penulisan artikel yang benar.

Juga tidak lupa aku sampaikan permohonan maaf, jika pada artikel aku tersebut dan artikel-artikel selanjutnya, terdapat kesamaan nama dan tempat. Dengan tidak mengurangi rasa hormatku kepada para pembaca yang namanya sama, nama tersebut sengaja aku pilih acak (disamarkan) sebagai bentuk tanggung jawab morilku kepada mereka yang pernah kencan dengan aku. Sehingga kerahasiaan identitas mereka tetap terjaga, karena itu juga merupakan komitmen kami sebelum melakukan hal-hal yang terlalu jauh. Karena apa yang aku tuangkan dalam artikel tersebut adalah 'pengalaman nyataku'

Serta mohon maaf kepada para pembaca yang tidak bisa aku balas emailnya, karena memang kita mempunyai perbedaan visi dalam menerjemahkan gaya hidup free sex. Berikut ini adalah kisah nyataku saat making love dengan seorang gadis mahasiswi, yang kuliah di salah satu kota dingin di Jawa Timur.

*****

Kisahku ini berawal saat aku salah sambung, ketika menghubungi teman chattingku yang lain. Dan dari sinilah kenikmatan itu aku alami. Kejadian itu terjadi sekitar bulan Januari 2004 yang lalu, saat itu aku bermaksud menghubungi salah satu teman chattingku.

"Hallo, gimana khabar kamu Citra?" tanya dengan percaya diri.

"Hallo, ini siapa ya?" suara dari celullerku.

"Aduh, mentang-mentang baru kerja jadi sombong gitu," godaku.

"Ini Dandy, yang tempo hari ngebahas masalah sex itu lho," jelasku.

"Maaf, kalo boleh tahu ini siapa ya?" tanyanya kembali.

"Apa benar ini dengan Citra?" tanyaku ganti.

"Maaf, sepertinya Mas, salah sambung," jelas gadis itu.

"Lho memangnya ini siapa?" tanyaku penasaran.

"Aku Tika," kata gadis itu.

"Ups! maaf banget Mbak Tika.. Aku kira ini nomor temanku," kataku malu.

"Emang nomornya berapa 081xx," jawabku pasti.

"Tuh kan salah belakangnya," kata gadis itu sambil tersenyum.

"Tapi tidak apa-apa kok Mas, kita bisa kan berteman?" tanyanya.

"Nama Mas siapa?" tanya sekali lagi.

"Bbbisa.. Bisa.. " jawabku gugup dan malu.

"Namaku Dandy," jawabku singkat.

Obrolan tersebut terjadi sampai 10 menit lamanya, dari suaranya yang sexy aku menjamin pasti deh orangnya cakep juga.

"Oke deh Mas, Tika mau kuliah dulu nih," paparnya.

"Oke deh Tika, terima kasih atas waktunya," kataku singkat.

"Oya, Mas Dandy Surabayanya daerah mana?" tanya Tika.

"Aku di Surabaya kota, kamu pernah main ke sini?" balas tanyaku.

"Iya nih Mas, kebetulan Sabtu besok aku ke Surabaya" jelasnya.

"Oh ya, sama siapa kamu ke Surabaya?" tanyaku balik.

"Sendirian Mas, kenapa mau nemenin?" Tika balik bertanya.

"Siapa takut," jawabku lugas.

"Tapi aku belum tahu jalannya Mas," kata Tika.

"Apa aku jemput di Terminal bus?" aku menawarkan diri.

"Tidak usah Mas, aku bawa mobil sendiri kok," jelas Tika.
Setelah kami bercakap-cakap, akhirnya Tika memnutuskan untuk ketemuan di kantorku. Karena yang Tika tahu hanya daerah kantorku dan berikutnya Tika langsung memutuskan hubungan cellulernya.

Hari Sabtu, kebetulan aku ada rencana mau kerjakan berkas-berkas yang masih belum terselesaikan. Ketika starletku melaju kencang di jalan tol, cellulerku dengan kencangnya berdering, memainkan lagu dangdut.

"Hallo, Mas Dandy.. kamu ada dimana?" suara yang 4 hari lalu aku kenal.

"Hey Tika, aku sudah mau keluar pintu gerbang tol," jelasku.

"Oke deh Mas, sampai ketemu nanti.. Bye" kata Tika singkat.

Tanpa terasa aku sudah sampai dihalaman kantorku.

"Selamat pagi Pak Dandy," sapa satpamku.

"Selamat pagi Mas," balasku menyapa.

"Aku mita tolong ambilkan kunci ruanganku Mas," perintahku.

"Baik Pak," kata Pak satpam sambil bergegas mengambil kunci dalam pos.

Sebelum aku meninggalkan pos satpam, tidak lupa aku pesan jika ada wanita mencari aku, langsung saja diantar ke ruanganku. 5 menit kemudian, aku sudah berada di depan mejaku. Setelah menyalakan AC, aku segera bergegas mengaktifkan komputer dan menata kembali berkas-berkas yang masih berserakan diatas meja.

Tidak lama kemudian, suara pintu ruangan aku diketuk seseorang,

"Tok.. Tok.. Tok" bunyi papan pintuku.

"Masuk..," aku berteriak agak pelan.

"Maaf Pak Dandy, tamu bapak sudah datang," kata Pak satpam.

Muncullah seorang gadis yang sexy, menggunakan rok mini warna soft dikombinasikan dengan blus putih belahan rendah, menambah anggun penampilannya. Kulitnya yang putih, ditumbuhi bulu-bulu yang halus menambah darah kelaki-lakianku spontan meletup.

"Maaf Pak saya mau balik ke pos jaga," suara satpam memecahkan lamunanku.

"Iya iiyaa Pak, terima kasih," kataku gugup.

"Mas Dandy ya?" tanya gadis cantik itu.

"Iya.. Iya.. Kamu Tikan kan?" balasku bertanya.

Kami berdua bersalaman sambil mempersilahkan Tika duduk di depan meja kerjaku, setan burik yang dari tadi sudah mulai menggedor keimanan aku tentang hal-hal yang ngeres, semakin mendesak pikiranku.

"Gimana perjalannanya Tika?" tanyaku membuka obrolan.

"Sepi tuh Mas, jadinya agak cepet datangnya," jelas Tika.

"Besar sekali tempat kerja Mas Dandy," puji Tika.

"Ah biasa aja kok Tika, kamu sendiri bekerja dimana," tanyaku balik.

"Cuman perusahaan swasta bergerak dibidang konsultan Mas," jelas Tika.

Obrolan selanjutnya membawa kami berdua seperti orang yang sudah kenal lama, tidak ada batas dan jarak. Sesekali kami berdua tertawa dengan cerita yang kami ungkapkan. Dari obrolan tersebut, baru aku ketahui status Tika yang baru cerai beberapa bulan lalu karena dijodohkan orang tuanya.
Pantas saja tubuhnya masih kencang karena hanya dipakai 2 bulan saja oleh mantan suaminya. Sampai akhirnya, waktu menunjukkan pukul 10.25 wib.

"Mas, Tika boleh tanya sesuatu?" tanya Tika.

"Waktu Mas Dandy call kemaren, kok bisanya salah pencet nomor sih?" tanyanya.

"Ya nggak tahu, emang aku pikir pencetnya sudah benar tuh" kataku membeli diri.

"Oya, kok Mas bilang.. yang tempo hari ngebahas masalah sex itu lho.. Memangnya Citra tuh siapa Mas?" tanyanya menyelidik.

"Citra adalah teman chattingku, walaupun aku kami belum pernah ketemu tapi aku seperti sudah seperti sahabat lama" jelasku.

"Kok sampai ngebahas masalah sex, memang ada apa Mas?" tanya Tika.

"OOo.. Itu, dia tuh ingin tahu banyak style yang ada saat ngesex. Makanya aku sering kirim gambar-gambar porno sama dia" jelasku panjang.

"Boleh lihat nggak Mas?" pinta Tika. Sambil bertanya seperti itu, Tika tidak menunggu jawabanku. Dia langsung bangkit dari duduknya dan berdiri membungkuk disamping kananku menghadap layar monitorku.

Aroma parfum yang mahal, membuat birahiku naik turun. Ditambah dinginnya AC membuat aku semakin gemes melihat tubuh Tika yang sexy. Ingin rasanya aku langsung mendekapnya dan bercinta dengannya.

Tanganku yang lincah memainkan mouse, untuk membuka file-file yang berbau pornografi. Nafas Tika terasa di telingaku keluar tidak beraturan dan sesekali kakinya yang tinggi dirapatkan seperti menahan sesuatu. Air liurku terasa menetes, melihat bongkahan daging dibalik setelan blusnya yang pendek. Tika seakan memancing mataku untuk terus melihat dadanya yang putih.

Disaat sedang asyik menikmati gambar-gambar porno tersebut, tiba tiba Tika sudah berada di belakangku. Payudaranya terasa kencang ketika tangannya yang sedikit berbulu, menarik kepalaku sampai mendongkak kebelakang. Jari jemarinya yang lentik memainkan punting susuku, serr.. nafsu birahiku seperti meledak keluar. Dadaku berdegub kencang.

Ketika kepalaku mendongkak ke belakang, bibirku langsung di sumbat oleh bibirnya yang mungkil. Lidahnya menari-nari di bibirku dan sesekali menantang lidahku untuk beradu dengan lidahnya. 15 menit keadaan itu bertahan, sampai akhirnya Tika menarik kursi yang aku duduki. Sehingga posisiku yang pertamanya merapat dengan bibir meja, sekarang kurang lebih 50 cm bergeser menjauhi bibir meja.

Dengan sigap Tika sudah berada dipangkuanku.

"Mas, aku ingin seperti yang digambar itu" kata Tika sambil mendesah.

"Berikan kenikmatan yang sudah 2 bulan hilang dalam hidupku" rengeknya.

"Tikk.. " belum selesai aku menjawab, bibirnya yang liar mulai mengoyak bibirku yang masih tertegun dengan apa yang sedang terjadi.

Jari Tika yang lentik mulai memereteli satu persatu kancing blusnya, sambil bibirnya memegut bibirku tiada hentinya. Adik kecilku berontak, ingin lepas dari dinding CD yang membatasinya. Goyangan pantat Tika diatas pangkuanku, membuat semakin tegang penisku.

Aku terhanyut dengan keadaan tersebut dan lupa jika itu aku lakukan dikantor, ditempat kerjaku!
Tanganku bergerak bagaikan seperti dikontrol, menggerayangi punggung Tika. Dan sesekali memainkan jariku dengan nakal, sehingga menimbulkan reaksi yangluar biasa pada tubuh Tika. Wajahku dibenamkan ke permukaan dadanya dan tangannya meremas, menjambak rambutku yang sedikit gondrong.

"Sss.. Mas.. Ooohh.. " desah Tika.

"Mas.. Beri aku kenikmatan.. " rintihnya.

Aku sudah tidak sabar ingin melihat bongkahan daging dibalik BHnya yang ukuran 32. Karena jari jemariku sudah hapal betul untuk mengetahui letak pengait BH, maka dengan mudah aku bisa melepas nya.

Alamak. Sepasang bongkahan daging menantang di depan mataku dengan kedua puntingnya yang berwarna merah kehitam-hitaman. Tanpa dikomando, bibirku yang sedikit sensual mulai menyentuh permukaan payudaranya.

"Uggh.. Mas.. Teruss.. Uughh" tubuh Tika menggeliat saat lidahku mulai bekerja menjilati payudaranya"

Geliatan tubuh Tika diatas pangkuanku membuat aku semakin berani mengoyak dadanya, puntingnya yang mengeras tidak lupa aku isap dalam-dalam. Sesekali aku gigit puntingnys yang mengencang, liarnya lidahku memainkan kedua puntingnya membuat birahi Tika semakin menggebu. Lidahku dengan liar menjilati, mengulum, menghisap, puntingnya dengan lembut sehingga membuat gerakan Tika dipangkuanku semakin liar.

Disaat aku rasa libidonya mulai menanjak, aku mengangkat tubuh Tika utnuk duduk di bibir meja kerjaku. Keadaan Tika yang setengah bugil membuat aku sangat bernafsu sekali menyetubuhinya.
Setelah Tika duduk di tepi meja, kakinya yang jenjang dibuka dan dijejakkan pada pegangan kursiku. Terlihat jelas CD transparan yang sudah mulai basah oleh cairan yang menetes dari lubang vaginanya. Aroma wangi, muncul dari arah lubang kewanitaan Tika. Posisiku yang duduk di kursi seperti semula, memudahkan aku untuk mulai menyerang bagian selagkanan Tika.

Hanya sedikit membungkukkan tubuhku, bibirku sudah tepat berada di depan selangkangan Tika. Lidahku yang panjang mulai menjilati permukan CD Tika yang sudah ditembus oleh cairan kenikmatnya.

"Aoow.. Mass.. Ggellii" desah Tika.

Kedua tanganku memegang erat pinggul Tika, sehingga wajahku bisa benar-benar optimal di selangkangannya. Jilatan lidahku di permukaan CD Tika dirasakan menghentak-hentak birahinya. Ini terbukti dengan gerakan tubuhnya yang sedikit kayang, ketika jilatan aku semakin menjadi.

Disaat posisi kayang inilah, kesempatan tidak aku sia-siakan untuk melepas CD dengan motif rendra yang digunakan oleh Tika. Untuk memdudahk operasiku, aku hanya menyingkap rok mini yang dikenakan Tika. Sedangkan CDnya tidak aku lepas seluruhnya, karena hanya aku buka dari sisi kanannya saja sedangakn yang sisi kiri aku biarkan menyangkut di betisnya yang mulus.

Belahan yang nampak jelas diselangkangan Tika dan ditumbuhi rambut-rambut yang terawat, membuat birahi spontan merasuk ke seluruh tubuhku. Lidahku yang dari tadi sudah ingin menikmati lubang itu langsung mendarat dipermukaan vagina Tika.

"Ohh.. Mas.. Teruss.. Jangan.. Lepass.. " Tika menggelinjang hebat.

"Srrupp.. Srupp.. " mulutku menghisap seluruh cairan yang sudah mulai menyiram bibir vaginanya.

"Mmm.. " bibirku melumat vagina Tika dengan liar.

Bersambung . . . .