Dalam gedung bioskop

Sebut saja namaku Kris. Aku adalah mahasiswa angkatan 2001 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Malang dan sebagai pegawai swasta di sebuah PMA Malang. Saat ini usaiku 25 th. Aku mempunyai seorang cewek yang baru masuk kuliah. Usianya sekitar 5 tahun lebih muda dariku. Aku dan dia sudah berpacaran semenjak dia kelas II SMU, sebut saja namanya Dina. Perlu diketahui bahwa hubunganku dengan Dina kurang mendapat persetujuan dari orang tua Dina khususnya Ibu, namun walau demikian aku tak mau menyerah dan terus berhubungan dengan Dina.

Oh.. iya, kejadian yang akan kuceritakan ini kira-kira terjadi pada bulan Agustus 2002, saat itu aku sedang main ke rumahnya yang berada jauh dari kotaku, Malang, karena lokasi Dina ada di Surabaya. Setelah menempuh dua jam perjalanan, Aku pun sampai di rumahnya. Aku langsung ketuk pintu rumahnya.

"Permisi.. Dina.. ada?", ucapku pada orang tuanya.
Selanjutnya mereka memanggil namanya, tak lama kemudian Dina pun muncul dengan pakaian yang cukup seksi, dengan mesra Dina menyambutku dengan memeluk dan menciumku!
"Hai.. baru nyampe yah", ucapnya.
"Iya.. nih", jawabku.
Aku pun kemudian masuk ke rumahnya, disana hanya ada nenek serta adik-adiknya saja kerena ibunya berada di Jakarta.

Singkat cerita setelah ngobrol-ngobrol, Dina mengajakku pergi nonton ke bioskop 21 Surabaya. Aku hanya tersenyum menuruti kemauannya. Dalam perjalanan Dina senantiasa bergayut mesra di tanganku bahkan kadang-kadang Dina menciumku tanpa rasa risih sedikitpun. Jam 15.30 kami sudah sampai di bioskop yang kami tuju lalu kami memesan tiket dan sengaja memilih tempat paling pojok atas.
"Biar lebih enak", katanya.

Satu jam ruangan theater pun dibuka tanda pertunjukan akan segera dimulai, aku dan diapun segera masuk menuju ke kursi paling pojok atas, saling bergandengan. Walau baru masuk dan lampu masih terang, Dina sudah tampak begitu bernafsu. Itu terlihat dari sorot mata dan tindakan Dina yang sering "nyosor" menciumku. Ketika film dimulai maka lampupun dipadamkan sehingga petualanganpun kami dimulai.

Dalam keremangan kulihat Dina tersenyum manis terhadapku lalu dia berbisik padaku, "Say.. Aku cinta kamu.. peluk aku dong say..".
Akupun dengan tersenyum langsung merengguh Dina dalam pelukanku, entah siapa yang memulai bibir kamipun sudah bertemu dan melakukan French kiss, sungguh indah dan nikmat berciuman dengannya. Dina begitu pandai memainkan lidahnya.. kamipun mulai saling julur lidah dan saling melumat tak terasa desah indaHPun mulai kudengar dari mulut Dina
"Mmhh..", Dina melenguh pelan.

Segera bibirnya kulumat dengan panas. Lidahku menyusup ke dalam mulutnya yang agak terbuka, mengais-ngais lidah dan rongga mulutnya. Mulutnya mulai bereaksi membalas lumatanku.. cukup lama lidahku bermain dalam mulutnya. Tanganku yang mengelusi lehernya mulai turun menyusuri leher ke bawah menuju buah dadanya. Dari luar pakainnya, tanganku menggapai.. meraba dada kanannya lalu dada kririnya. Perlahan tanganku mulai meremas lembut buah dada tersebut.

"Mmhh.. hh..", Dina kembali melenguh pelan.
Sementara mulut dan lidahku kembali menyerang dengan ganasnya. Tanganku mulai menarik lepas ujung bawah pakainnya dari dalam celana dan menyusup masuk. Kusentuh lansung perutnya yang halus terus ke atas menuju dada kanan. Tanganku kembali meremas-remas dada dari luar beha. Sementara itu di atas Dina dengan panas mengimbangi kulumanku. Lidahnya tak mau kalah menyelusup ke dalam mulutku. Lidah kami saling membelit dengan mulut menghisap kuat. Tanganku bergerak melakukan belain mesra pada setiap lekuk tubuhnya. Kuremas punggungnya, rambutnya, lalu Tanganku mulai menyusup dari celah cup beha masuk menyentuh langsung dan membelai mesra buah dadanya.

Jariku mencari-cari puting payudaranya. Putingnya terasa mungil namun tegang mencuat. Kuelus?elus dengan jari sambil sesekali kupilin pelan. Lenguhan Dina semakin keras. Kualihkan serangan bibir dan lidahku ke lehernya yang halus.
"Oouhh..", erang Dina.

Dinapun mulai mengerang kenikmatan. Kuremas susunya yang masih keras dan kenyal lalu ku coba melepaskan satu.. dua.. tiga kancing bajunya. Sekarang buah dadanya sudah terbuka. Dadanya begitu putih dan indah sekali, terbungkus beha ukuran 32 B warna krem berenda menutupi buah dada yang tidak begitu besar. Achh.. Aku sampai menelan ludah menyaksikan keindahan bukit yang ranum itu. Kutatap sejenak wajah Dina yang tampak merona merah menahan nafsu, kembali mulutku mengecupi leher dan belakang telinga, sementara tanganku sudah menyusup kebalik beha meremasi dan membelai mesra secara langsung bukit dada yang sudah mengembang tegang. Jariku memilin putingnya yang mungil.
"Oouuhh..", Dina melenguh sambil menggelinjang.

Tanganku terus bermain di bukit dadanya sebelah kanan kemudian berpindah ke dada kiri. Mulutku bergerak menyusuri leher, dengan jilatan panas dan basah terus menuju bawah. Kubelai dan kukecup buah dadanya dari atas behanya oh.. begitu halus sekali kulitnya. Kuremas buah dada itu dari balik behanya.
"Ouggh..", desisnya nikmat membuatku semakin bernafsu saja.

Sementara tanganku keluar dari dalam cup beha menyelinap dan mengelus-elus punggungnya yang halus. Kubuka kaitan behanya di punggung, lepas sudah. Kupandangi wajahnya, matanya terpejam. Terpampang lah keindahan yang sesungguhnya dan benar-benar elok.

Wow.. buah dadanya begitu putih, mulus, kencang, dihiasi puting kecil mungil berwarna kemerahan di kedua ujungnya. Walau memang tidak terlalu besar, bahkan cenderung kecil namun tampak sangat kenyal sekali bagai buah apel muda. Tapi justru itulah keindahannya. Buah dada yang tidak besar namun kencang seperti yang umumnya dimiliki gadis chinese, sungguh mendatangkan pesona bagai sihir yang sangat luar biasa dan tak pernah habis.

Perutnya rata, putih halus tanpa noda dihiasi dengan pusar yang indah. Mulutku segera mendarat di perut, lidahku menjilati pusarnya, bergerak terus ke atas dengan jilatan hangat menyusuri perut menuju dada kirinya. Sesampai di dada tidak langsung menuju pusat tapi mengitari lereng bukit dadanya dengan jilatan basah.
lalu dengan lembut ku kecup susu itu secara melingkar di setiap sisinya.
"Achh..oughh.. Mas..", Dina kembali mengerang.

Puas menyusuri lereng dadanya mulutku menuju puncak dadanya, lidahku menjilati putingnya dengan mesra. Kemudian mulutku pun langsung mengulum buah dada tersebut. Buah dada kiri itu segera hilang dalam mulutku. Mulutku langsung menyedot kuat sambil lidahku mengais-ngais putingnya. Di bawah, jariku sudah masuk ke dalam kemaluannya. Kugerakan maju mundur perlahan, terasa lubang itu semakin basah. Tanpa disadari tangan Dina pun mulai bergerilya melakukan remasan pada selakanganku hingga membuat penisku mulai berdiri.
"Aduhh.. ohh.. sstt..", Dina semakin mengerang.

Kembali kulumat dan kuremas habis buah dadanya yang wowww.. begitu kenyal dan nikmat, setelah puas kuturunkan ciumanku ke perutnya kusapu setiap jengkal halus kulitnya dengan juluran lidahku. Tanganku pun tak berhenti mengusap dan meremas setiap lekuk tubuhnya lalu dengan pasti kuremas selakangannya.
"Ehmm..", Dina menggelinjang mesra.

Kubuka resulting celananya dan sedikit kutarik kebawah.. lalu tanganku pun mulai merayap membelai selakangannya yang masih tertutup CD warna krem juga
"Aahh.. sstt.. acchh..", Dina terus mendesis tertahan menerima setiap rangsangan dariku.

Sementara itu tanganku sudah menyusup ke dibalik CDnya sambil tanganku mengelus-elus. Tanganku pun menyentuh bulu-bulu halus jembutnya yang tidak terlalu lebat. Terus bergerak ke bawah menuju pusat lubang kewanitaannya. Tampak Cdnya sudah mulai lembab basah. Jariku menggesek-gesek sesekali menekan dan meremas di mulut kewanitaannya.
"Ach.. mhh.. Mas", Dina mendesah.

Segera saja kukecup bibirnya agar desahannya tidak terlalu keras dan mengganggu penonton lain. Di bawah, tanganku tetap menggesek-gesek mulut kemaluannya sambil jari-jariku mulai membelai dan sesekali menusuk menerobos ke dalam lubang kenikmatannya sehingga menjadi semakin basah.
"Oohh.. Mas..", Dina kembali mendesah.

Tubuhnya menggeliat perlahan, terlonjak dengan pantatnya terangkat naik menhan geli dan nikmat karena takut menganggu penonton lain. Aku semakin bersemangat menyedot-nyedot buah dadanya dan jariku terus semakin cepat bergerak keluar masuk di lubang kemaluannya sambil ku gesek juga klitorisnya. Ada sekitar 5 menit aku mempermainkan buah dada dan lubang kemaluannya.

Hingga tak lama kemudian tiba-tiba tubuhnya menegang dibarengi dengan erangan tertahan. Kakinya kaku, lurus mengarah ke bawah. Pangkal pahanya menjepit tanganku. Tubuh Dina mengejang beberapa saat.
Kurasakan ada aliran cairan putih, kental dan hangat yang meleleh mengalir dari lubang kemaluannya dengan derasnya.
"Achh.. aku.. aku.. keluar.. sayang..", desisnya tertahan ketika orgasme.

Dina tergolek lemas dengan mata terpejam. Kukeluarkan tanganku dari dalam celananya yang basah. Lalu kupeluk dan kukecup mesra Dina, kucium jariku yang blebotan cairan putih kental yang tadi keluar dari memek Dina setalah melaksanakan tugasnya. Ohh.. harum sekali bau cairan memeknya itu!

Setelah beberapa saat istirahat, kurasakan tangan Dina mulai menjalar lagi membelai mesra dadaku lalu Dina mencium dan mengulum bibirku serta tangannya yang mulai meraba-raba penisku dan diusap-usapnya di dalam. Kemudian Dina mulai membuka resulting celanaku.. dan dikeluarkannya penisku dari sarangnya yang sudah keras dan berdiri tegak bagai rudal scud AS. Dibelai dan dikocoknya dengan mesra penisku.
"Oochh.." desisku tertahan.

Terasa bergetar seluruh syarafku, ngilu, geli bercampur nikmat kini kurasakan dari belaiannya pada penisku. Dina terus mengocok dan mengurut-urut penisku membuat penisku makin tegak berdiri lalu kulihat mukanya di turunkan ke arah selakanganku.. tak lama kemudian.. auchh.. terasa lidahnya dengan lembut mengusap helm penisku
"Uiich.." kembali aku mendesah.

Rasanya bener-bener sulit dibayangkan lalu tanpa sadar ku tekan kepalanya agar lebih dalam lagi ke selakanganku hingga akhirnya penisku bener-bener masuk ke dalam mulutnya. Dina pun mulai menyedot, menghisap dan menjilati penisku di dalam mulutnya
"Ooh.. yess.. ohh..", Aku menahan nikmat.
Aku blingsatan dibuatnya namun aku terus bertahan agar tidak teriak dan terlalu banyak gerak, takut dilihat penonton lain.

Ahh.. bener-bener hebat dan nikmat apa yang dilakukan Dina.. tangannya pun tak tinggal diam, ikut mengurut batang penisku.. Lama-lama akupun tak tahan, diiringi desis nikmat dari mulutku keluarlah spermaku dalam mulutnya
"Sstt.. aahh.. oohh.. Din.. aku.. keluar.. oohh.. nikmat Din.. oohh.." seruku.

Dinapun terus menjilati dan menelan habis semua spermaku. Lalu kuangkat mukanya dan kucium bibirnya yang masih ada sedikit spermaku, kukulum lidahnya, kuremas buah dadanya.. dengan nikmat.. lalu ku ucapkan, "Terima kasih Dina.. terima kasih sayang"!

Dina tersenyum dan kembali mengecupku.. mesra. Aku dan Dina pun segera merapikan pakaian kerana film akan segera habis. Benar saja.. baru saja kami selesai dan merapikan pakaian, lampu menyala terang benderang.. aahh untung.. udah selesai..! Andaikan tadi lagi tanggung tak dapat dibayangkan.. betapa malunya kami.

Lalu kamipun pulang dengan perasaan senang dan bahagia apalagi aku sampai pulangpun aku masih kerkenang peristiwa tadi.

Tamat