Seks Umum
Saturday, 18 December 2010
Nikmatnya stafku
Hari-hari pertama di perusahaan itu, saya merasakan ada banyak perhatian ditujukan kepada saya dari cewek-cewek yang di departemen Akunting. Tetapi demi menjaga image, saya cuekin saja. Suatu hari saya mendapat kesempatan untuk kenalan lebih jauh dengan cewek yang langsing tersebut, kita sebut saja Lina. Selang beberapa hari kemudian, hari Sabtu, Lina menelpon saya ke tempat kost. Saya sempat kaget dan bertanya darimana dia mendapat nomor telpon saya.
Kan data Bapak ada di HRD, jelasnya.
Oh ya, kamu rupanya cerdik juga, kok tumben telpon? Ada yang bisa saya bantu?
Saya cuma pengen dengerin suara Pak Ryan saja, boleh khan?, jawabnya.
Oh boleh, boleh saja
Waktu dulu Pak Ryan datang saya pikir sudah langsung kerja, eh tak tahunya belum. Sampai sedih saya, cari kesana kemari tidak ketemu
Ah, kamu bisa saja Lina.
Aku jadi merasa bangga juga dicariin cewek secantik ini. Setelah itu si Lina sering sekali menelpon ke kostku, baik pada hari libur maupun malam hari setelah saya pulang dari kantor, baik untuk sekedar nanya pekerjaan maupun kehidupan pribadiku, misal pacarku yang di Jakarta.
Suatu malam saya diajak jalan-jalan di mal Galaxi dengan semua teman cewek yang ada di kantor. Lina jalan dekat sekali denganku dan kami cenderung untuk menjauh dari yang lain. Dia bertanya terus apakah aku pernah melakukan hubungan sex. Pada satu kesempatan aku membisikan kepadanya bahwa aku sudah banyak belajar dari VCD seri Kamasutra.
Seperti apa itu Pak? jelas sekali keingin-tahuannya.
Kapan-kapan deh saya tunjukin Jawabku santai saja.
Setelah makan malam bersama, teman-teman ngajak muter kota sebentar. Dia langsung menyatakan ikut mobilku. Jadilah kami berdua dalam mobil, dan makin gencar si Lina bertanya mengenai masalah hubungan sex.
Tiba-tiba aku berkata padanya, Lina, bolehkah aku menciummu?
Dengan agak bergetar suaranya dia berkata, Mau cium, cium aja. Tapi kan lagi bawa mobil
Dengan seketika aku hentikan mobil di pinggir jalan yang agak gelap. Lau kutarik dia ke dalam dekapanku, dan kulumat bibirnya yang kecil tipis. Dia membalas dengan menjulurkan lidahnya menyapu bibir dan lidahku. Ah, rupanya sudah pengalaman sekali cewek ini. Setelah agak lama kami berhenti mengambil nafas.
Ayo jalan lagi, ntar ketinggalan sama teman-teman katanya.
Aku rasanya belum puas, lalu menundukkan wajahku ke pahanya. Begitu rok mininya tersingkapkan, terlihat sepasang paha yang putih mulus. Kubenamkan wajahku disana, sambil lidahku tak henti-hentinya menciumi pahanya yang hangat itu. Dia melonjorkan kakinya dan menegang sambil mulutnya mendesah. Akhirnya mobil kujalankan lagi.
Esok malamnya dia menelpon saya lagi dan mengatakan pengen ketemu.
Saya pengen dekat sama Pak Ryan, pengen di sayang sama Bapak
Tapi khan saya sudah punya pacar di Jakarta
Saya nggak apa-apa, jadi pacar kedua juga nggak apa-apa pintanya.
Tapi kalau minta disayang bisa bahaya lho, bagaimana kalau sampai saya lupa diri? elakku.
Tiba-tiba saya merasa tubuh saya panas dingin, dan si kecilku mulai tegang.
Bagaimana kalau saya mau peluk kamu dan cium kamu pancingku.
Nggak apa-apa Pak, saya pokoknya mau dekat. Boleh khan Pak? desaknya lagi.
Lina, saya bisa tidak kuat dekat dengan cewek secantik dan se-sexy kamu. Saya takut lupa diri, dan...
Dan apa Pak..
Kalu begitu kita ketemu malam ini saja?! Aku sudah tidak tahan lagi.
Jangan, saya masih banyak kerjaan. Tadi siang di suruh Pak Adi mesti diselesaikan hari ini, tapi tidak keburu sehingga saya bawa pulang. Bagaimana kalau besok saja? pintanya lagi.
Okelah, besok jam berapa? Dimana?
Di bioskop X saja, jam 7 malam. Aku tunggu di loket
Besoknya waktu terasa berjalan lambat sekali.
Sampai pada jam pulang, dia sempat mampir ke ruanganku dan berkata, Sampai nanti ya Pak, jangan terlambat!
Tepat jam 7 ku temui dia di dekat loket karcis bioskop X, lalu kami meluncur menuju kesuatu tempat. Dia yang menjadi penunjuk jalannya.
Bapak sudah kasih tahu ke tante kost tidak pulang malam ini?
Hah! Memangnya kita mau nginap?
Ya Pak, aku sudah bilang ke kakakku bahwa malam ini aku nginap di rumah teman
Setelah jalan berapa lama kami sampai di suatu motel di kawasan Kenjeran. Setelah cek in, dia duduk diatas ranjang menonton TV yang mempertunjukkan blue film. Aku ikut menonton di sampingnya, tapi selang berapa menit aku sudah memeluk dia dari belakang. Kusibakkan rambutnya yang panjang dan mulai menciumi lehernya yang jenjang putih itu. Entah gimana tanganku sudah meremas kedua bukit payudaranya yang kecil kenyal.
Kuangkat dia keatas pangkuanku, posisi kami sekarang berhadapan. Rupanya dia ringan sekali, tapi enak sekali dipeluk. Hangat dan menyenangkan. Baunya harum dan merangsang, entah parfum apa yang dipakainya. Dengan agresif sekali dia melumat bibirku, sampai sakit rasanya. Ah, bibirnya yang kecil itu rupanya kencang juga ngemutnya. Kontolku sudah sejak tadi mengeras, apalagi sekarang ditindih oleh pinggul yang kecil ini. Dia bergerak maju mundur dan mengesek-gesekkan memeknya ke kontolku. Meskipun dibatasi oleh celana kami berdua, tapi gesekan itu menimbulkan rasa yang nikmat sekali. Tanganku tidak berhenti bergantian mengelus pahanya dan pinggulnya, dan memeluknya dengan kencang.
Tiba-tiba dia mendorongku sehingga telentang di ranjang, dan mulailah dia membuka kaosku dengan sekali sentak. Akupun tak mau kalah, kulolosi gaun pendek terusan yang dikenakannya sehingga tinggal celana dalamnya menutupi sebagian pinggul kecil yang membusung itu. Begitu kulepaskan BHnya, segera aku melahap buah dadanya bergantian kiri dan kanan. Kujilat-jilat putingnya dan kuhisap dengan kuat.
Arghh.. dia berteriak.
Hembusan nafasnya begitu cepat seperti orang habis berlari jauh. Kutelentangkan tubuhnya, lalu kuciumi tubuhnya dari atas ke bawah tanpa se inci pun terlewat. Kedua tanganku meremas bukit pinggulnya. Ketika mulutku sampai di pusarnya aku sengaja menciumi bagian ini agak lama untuk memberikan kesempatan tanganku meloloskan CDnya.
Pelan tapi pasti CDnya kulepaskan kebawah. Mulutku pun mengikuti meciumi pahanya dan kemudian betisnya. Tampaklah kemudian tubuh telanjang nan indah itu tergolek di atas sprei putih. Dan lihatlah..! Gundukan kecil berwarna merah muda tertutup oleh rambut halus yang jarang, indah sekali vaginanya. Aku segera meloloskan semua pakaianku. Ketika CD ku kucopot, segera saja burungku menyembul keluar.
Wooww! decaknya kagum.
Sayang, engkau akan menikmati ini sepanjang malam ini. Akan kubenamkan penisku ke vaginamu dan kugenjot engkau berkali-kali
Memangnya tahan berapa lama, Pak? ujarnya sambil tersenyum senang.
Segera aku menerkamnya dengan gaya harimau menerkam kelinci. Dalam sekejap dia sudah ku tindih dan kami bergulingan diatas ranjang sambil berciuman. Kedua kakinya yang jenjang dan putih melilit kedua kakiku. Aku pun mulai menerapkan ilmu yang kudapat dari Kamasutera. Perlahan kucium bibirnya, kulumat dan kujilat. Kemudian leher jenjangnya kembali jadi sasaranku. Terus turun kebawah ke payudaranya, dan perutnya. Kuciumi tulang iganya sambil kugigit pelan dengan bibirku.
Ahh.., Ohh.., Pak, oh enak sekali.., cepat kebawah.., hh
Tunggu sampai kamu rasain yang ini pikirku.
Sebentar kemudian lidahku sudah bermain di selangkangannya. Kujilati kedua pahanya yang putih mulus, dan dengan satu serangan mendadak, lidahku menjilati vaginanya dari atas ke bawah sepanjang garis membujur itu. Lalu ujung lidah ku pun masuk ke celah yang sempit itu, mencari kacang yang inigin kukulum. Setelah dapat kujilati dan kukulum clitorisnya berkali-kali. Dia menhentakkan kakinya kebawah, dan kedua kakinya kemudian menjepit kepalaku. Kemudian ditendang tendangkannya kebawah dengan gelisah.
Auwww.., Enak sekali Pak, terusin, ahh.. Entotin aku Pak, cepat genjot aku. Oh Paak, cepat.. masukin penis Bapak ke dalam.., aku sudah tidak tahan.. sst.
Terus-terusan dia meracau dan mendesis. Kira-kira 5 menit kemudian, seketika dia mengangkat pinggulnya keatas dengan kedua tumitnya bertopang pada ranjang. Tubuhnya tergetar hebat dan tiba-tiba cairan itu menyemprot keluar. Dengan cepat kujilat dan kusedot cairan itu dari celah yang sempit itu sambil lidahku kugerakkan naik turun. Dia menggelinjang hebat dan akhirnya tubuhnya dihempaskannya ke ranjang.
Oohh Paakk, e.. e.. nak sekali.. Terima kasiih.. Pak
Akupun menelentangkan tubuhku dikasur disampingnya.
Selang sesaat, dia berjongkok dibawah kakiku, dan berkata, Sekarang giliran Bapak rasakan ini.
Selesai berkata bergitu, langsung lidahnya mulai menjilati kontolku seperti orang makan es krim. Ujung lidahnya digerak-gerakkan di ujung penisku tepat dilubang tempat keluarnya cairan. Aku memejamkan mataku merasakan kenikmatan yang tiba-tiba meliputi sekujur tubuhku.
Mulut yang mungil itu sebentar kemudian sudah menelah hampir semua kontolku yang besar itu. Kepalanya digerakkan naik turun sambil lidahnya dimainkan didalam. Aku mencengkeram kedua tangannya menahan rasa yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Rasanya seperti mau melayang kelangit. Segera kutarik tubuhnya keatas menindih tubuhku. Lalu ku telentangkan. Sambil berlutut di hadapannya, kuangkat pinggulnya dan kutopangkan ke pahaku. Kontolku segera kuarahkan ke vaginanya, dan kugesek-gesekkan kontolku disana seakan-akan ingin membuka celah itu dengan ujung penisku.
Dia mulai meracau lagi, Ahh, ohh, engg, enak, oohh Pak masukin ajaa, aku peengeen ngerasain puunn.. nya Bapaak, auu.., ohh.. sshh..
Sekali kutekan, amblaslah kepala si kecil masuk memenuhi mulut vaginanya yang kecil itu. Lalu kutekan dengan berat tubuhku, perlahan tapi pasti setengah penisku amblas masuk memenuhi rongga vaginanya. Kutarik sedikit lagi, kubenamkan lagi sampai akhirnya semuanya lenyap ditelan vaginanya. Aku merasakan ujungnya menabrak dan menekan dinding selaput vaginanya.
Ahh..! mata Lina membeliak dan melotot, semetara mulutnya yang kecil itu terbuka sedikit meruncing lucu sekali.
Tubuhnya melengkung dan kedua tangannya mencengkeram lenganku dengan kuat. Ekspresi yang tak pernah kulupakan. Mulailah kemudian aku memompanya, perlahan makin lama makin cepat.
Ahh, haahh?! Arghh..
Erangannya bertambah keras dengan mimik muka yang seakan tidak percaya merasakan nikmat yang tak tertahankan olehnya. Wajahnya tak kuasa diam, menoleh ke kanan dan ke kiri berulang-ulang.
Tiba-tiba dia menjepitkan kedua kakinya ke pinggangku dengan keras dan menegang, terdiam sesaat. Mukanya menegang dan mulutnya terbuka. Dari mulutnya seakan keluar suara erangan yang tak terdengar. Kemudian tubuhnya terhempas kembali ke ranjang dan terlihat wajahnya begitu bahagia. Aku masih belum ejakulasi. Kugenjot lagi Lina berulang. Tubuhnya sampai terguncang-guncang dan buah dadanya tersentak keatas kebawah setiap kali pinggulnya menerima sodokan dari tubuhku. Aku mulai merasakan gatal-gatal yang enak sekali, seperti ribuan semut menghinggapi ujung penisku, tapi rasanya nikmat sekali. Tubuhku seperti melayang, dan aku membatin, aku tidak mau tahu, pokoknya aku mau merasakan sampai sehabis-habisnya. Kusodokkan penisku terus tidak berhenti, dan pada saat si Lina mulai mengangkat pinggulnya lagi, menegang, aku seperti mau meledak, dan tiba-tiba.., Crroott creet croott... Rasanya banyak sekali sperma yang kusemprotkan ke dalam vaginanya. Dan kenikmatan itu memenuhi seluruh tubuhku, sperti disengat listrik yang menyenangkan. Tubuh Lina berkelojotan dan kemudian diam. Tubuhku pun jatuh dan menimpa tubuhnya. Lama kami dalam posisi seperti itu seakan tidak mau melepaskan pasangan kami.
Kemudian kami mandi berdua di kamar mandi yang tembus pandang sambil bercengkerama. Dua jam setelah itu, kami kembali bertarung dengan posisi doggy style. Antara jam 3 pagi aku mendapat serangan lagi. Jam 5 pagi ganti aku yang menyerangnya. Kemudian kami berdua tidur berpelukan dalam keadaan bugil sampai siang sebelum check out. Setelah itu kami masih melakukannya beberapa kali, di kostku dan di motel tsb.
Tamat