Bidadari X - 2

"Huh.., bete banget deh" sungut Lala sambil mematikan TV.

Sekarang Lala sedang sendirian di rumah. Sudah seminggu ini, Papa Lala tugas keluar kota dan rencananya baru pulang minggu depan. Mama Lala sedang pergei arisan di rumah temannya. Bombom juga pergi menginap di rumah temannya. Pembantu mereka pulang kampung menjenguk keluarganya yang sakit. Ibu peri juga jarang menjenguk Lala. Bosan menonton TV, Lala lalu pergi ke kamarnya di lantai dua.

"Coba Bombom nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu" pikir Lala.

Memang sejak pengalaman oral seksnya dengan Bombom (baca Bidadari X - 1), Lala sering mengulangi perbuatannya dengan Bombom. Tentu saja diam-diam kalo Mama dan Papa Lala lagi nggak ada dirumah. Bahkan Ibu peri pun tidak Lala beri tahu tentang aktivitasnya yang satu ini.

Lala berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Kemudian dia melepas pakaian, BH, dan celana dalamnya. Sekarang Lala telanjang bulat sambil memandang dirinya sendiri di cermin. Lala memandangi wajahnya yang cantik manis, kulitnya yang putih mulus, dadanya yang baru tumbuh dengan puting mencuat gara-gara bombom sering gemas kalo mengulum puting itu, dan vaginanya yang terawat dengan bulu-bulu halus yang masih jarang.

"Uuhh.., enak.", desah Lala sambil tangannya yang kiri mengelus lembut dadanya sendiri.

Sesekali dipilinnya putingnya sambil membayangkan kalo Kak Rendi yang sedang melumat putingnya itu. Tangan kanannya juga tidak Lala biarkan menganggur tetapi sibuk mengusap lembut vaginanya terutama bagian agak menonjol yang bernama klitoris seperti yang sudah dipelajari Lala dalam pelajaran anatomi tubuh manusia di sekolah. Lala merasa nikmat sekali bila klitorisnya diusap-usap, apalagi kalo dihisap mulutnya bombom. Mata Lala terpejam, kelihatannya dia asyik menikmati perbuatannya itu sampai Lala tidak menyadari kalo ada seseorang membuka pintu kamarnya.

"LALA! Apa yang kamu lakukan?!"

Lala kaget sekali. Dia segera menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke pintu kamarnya. Ternyata disana sudah berdiri Mama Lala dengan wajah yang kelihatannya sangat marah.

"Mmaa.. Ma", kata Lala sambil ketakutan.

"Ehm ternyata kalo lagi sendirian, kamu sering melakukan perbuatan kurang ajar seperti ini ya?!", cibir Mama Lala.

"Mm.. maafin Lala, Ma", jawab Lala ketakutan sambil berusaha menutupi dada dan kemaluannya.

Mama Lala mendekat sambil memandang Lala yang masih telanjang.

"Ehm.. anak kurang ajar ini rupanya sudah tumbuh jadi gadis yang cantik sekali. Sekarang aku punya kesempatan mencoba oleh-oleh dari temenku dari Belanda sambil mempraktekan apa yang kulihat dari VCD kemarin.", pikir Mama Lala dalam hati.

"Kamu akan Mama hukum. Sekarang tunggu disini dan jangan pakai bajumu. Kalo kamu tidak mau menurut sama Mama, akan Mama beritahukan perbuatan kamu ini ke Papa.", kata Mama Lala sambil keluar kamar.

"Iya, Ma.", jawab Lala pelan.

Lala takut sekali kalo Mama mengadukan dia ke Papa. Lala berpikir hukuman apa yang akan dijatuhkan Mama. Apa dia akan dipukul? Tapi Lala berpikir lebih baik dipukul daripada diadukan ke Papa.

Tak lama kemudian Mama Lala kembali dengan hanya memakai kimono sambil membawa sebuah kotak. Mama menyuruh Lala berdiri mendekat. Kemudian Mama melepas kimononya. Lala kaget, ternyata Mamanya tidak memakai apa-apa di balik kimononya. Diam-diam Lala kagum terhadap Mamanya yang jelas merawat tubuhnya dengan baik. Lala mengamati wajah Mamanya yang masih cantik, tubuhnya yang masih langsing dan bagus, dadanya juga indah, besar tapi tidak turun dan masih padat, dan vagina Mamanya ternyata bulunya dicukur habis.

"Sekarang kamu harus menurut sama Mama dan jangan ceritakan ini ke siapa pun. Kalo tidak Mama akan melaporkan kamu ke Papa", perintah Mama.

"Iya, Ma.", jawab Lala ketakutan.

Tiba-tiba Mama Lala mencium bibir Lala dengan penuh nafsu. Mama Lala penasaran ingin tahu rasanya bercinta sesama perempuan setelah dia melihat VCD porno milik temennya yang ada adegan lesbinya. Sekarang dia bisa mencobanya dengan anak tirinya ini.

Lala terkejut tetapi dia tidak berani melawan perbuatan Mamanya. Diam-diam Lala bersyukur bahwa hukumannya ternyata tidak dipukul seperti biasanya. Lala heran dengan perbuatan Mamanya tapi lama-lama Lala juga menikmatinya. Lidah Mamanya bergerak liar dimulutnya, Lala pun meniru perbuatan Mamanya. Mulanya memang Lala agak kaku dan risih, tapi kemudian dia menikmatinya. Apalagi tangan Mamanya juga mulai meremas-remas pantat Lala sambil sesekali mampir mengusap-usap memek Lala, dan tangan satunya liar beroperasi di dada Lala sambil memilin putingnya. Nafsu Lala mulai naik seperti kalo dia lagi oral dengan bombom. Lala merasa kakinya mulai lemas oleh kenikmatan.

"Ma, Lala capek berdiri.", keluh Lala.

"OK. Sekarang kita ke ranjang aja.", jawab Mama sambil mendahului tidur di ranjang Lala.

"Kamu juga naik kesini dan cium susu Mama sambil diremas-remas."

Lala menurut. Lala menciumi payudara Mamanya yang besar itu sambil tangannya meremas payudara yang satunya.

"Eehhm.. yeah. Terusin La, isep putingnya. ookh.. anak pintar.", desah Mama Lala keenakan.

Lala senang mendengar Mamanya senang. Mama nggak pernah memuji Lala sebelumnya. Lagipula Lala suka melakukan perintah Mamanya yang satu ini. Lala gemas dengan payudara Mamanya, dia suka sekali kalo Mamanya mendesah keenakan ketika putingnya Lala isap keras-keras.

"Aakh.. bagus sayang. Memek Mama coba kamu usap pake tangan kamu. aakh.. yeah begitu. Jari kamu masukin ke lubang memek Mama, pakai tiga jari biar lebih enak. ookh kocok-kocok keluar masuk. aakh.."

Lala mengocok memek Mamanya, mula-mula pelan lalu bertambah cepat. Lala merasakan jarinya basah oleh cairan, memek Mamanya jadi agak becek oleh cairan kenikmatan yang membanjir.

"Eehm.. sekarang jilatin memek Mama.", perintah Mama Lala.

Lala mencoba apa yang sering dilakukan Bombom pada memeknya kalo lagi oral. Lala menciumi memek Mamanya, lidahnya bergerak liar sambil sesekali menusuk lubang memek itu. Tak lupa, Lala juga mengulum klitoris Mamanya dengan kuat karena Lala merasa paling enak kalo Bombom mengulum klitorisnya. Tubuh Mamanya kontan tersentak, dan pantatnya agak terangkat sebentar.

"Ookh.. eehm.. belajar dari mana kamu sayang?", tanya Mama Lala.

Lala tak berani menjawab kalo Bombom yang mengajari. Lala meneruskan mengerjai memek Mamanya sambil sekarang jarinya ikut mengocok memek Mamanya dengan cepat.

"Aakkhh.. Mama nyampe sayang. aakkhh..", jerit Mama sambil menjepitkan pahanya dan tangannya menjambak rambut Lala.

Mama Lala beristirahat sejenak sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya yang pertama. Kemudian Mama Lala menyuruh Lala tidur telentang. Sekarang gantian Mama Lala yang beroperasi.

"Kamu cantik sekali La. Mama akan bikin kamu merasa keenakan.", puji Mama.

Lala senang sekali. Mama mencium bibir Lala sambil tangannya meraba-raba tubuh Lala. Ciuman Mama turun ke leher. Lala menikmatinya, nafsunya mulai naik. Kemudian mulut Mama beroperasi di dada Lala yang baru tumbuh dan masih terlihat datar. Puting Lala dikulum kuat-kuat oleh Mama sambil tangannya mulai aktif di memek Lala.

"Eehmm.. Enak Ma esstt..", desah Lala.

Puting Lala bertambah keras dan besar karena rangsangan dari Mama. Kemudian kaki Lala dibuka karena Mama Lala akan mengerjai memek anaknya itu. Mama Lala mulai menjilat memek anaknya.

"Sstt aakh.. terus Ma.", erang Lala bertambah keras.

Lidah Mamanya terasa mengorek-ngorek liang memeknya dengan liar. Lala mendesah merasakan nikmat birahi yang melanda dirinya. Apalagi ketika Mamanya menyedot klitorisnya, badan Lala sampai melengkung ke atas menahan nikmat. Mama Lala pun menemukan keasyikan tersendiri menjilati memek anak tirinya itu. Dia terus menjilati memek anaknya. Semakin Lala mendesah dengan keras dan merasa nikmat, Mama Lala pun semakin bersemangat mempermainkan memek mungil yang masih perawan itu. Mama Lala pun menahan diri untuk tidak menggunakan jarinya, belum waktunya pikir Mama Lala.

"Aakkhh.. aah Ma, Lala.. eh.. Lala..aakh..".

Lala merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang mau jebol keluar dan dia tidak dapat menahannya lagi. Kakinya dirapatkan menjepit kepala Mamanya. Lala pun mengalami orgasmenya yang pertama. Cairan kenikmatan Lala yang membanjir keluar ditelan habis oleh Mamanya. Setelah itu badan Lala lemas dan dia terkulai di ranjangnya.

"Hukuman untukmu belum selesai Lala.", kata Mamanya.

Lala melihat Mamanya berdiri dan menghampiri kotak yang ada di meja. Kelihatannya Mamanya mengambil sesuatu dari dalam kotak lalu memasangnya seperti sabuk melingkari pinggang dan pantatnya. Lala tidak bisa melihat benda itu dengan jelas karena Mamanya memunggunginya. Dan ketika Mamanya berbalik, Lala kaget sekali. Benda itu ternyata berbentuk seperti burungnya bombom tetapi dari karet dan dua kali lebih besar dari punya Bombom. Penis karet dipasang Mamanya hingga seakan-akan Mamanya adalah laki-laki.

"Ma, kok Mama pake barang kayak gitu sih?", tanya Lala heran.

"He.. he.. kamu pasti suka sama barang ini. Sekarang kamu kulum kontol ini pake mulut kamu.", perintah Mama.

Lala menurut, lagipula Lala memang suka mengulum burungnya Bombom. Dan punya Mama kelihatannya lebih besar dan menarik sekali. Lala mempraktekan pengalamannya dengan burung Bombom pada mainan Mamanya. Tapi penis mainan Mama ternyata lebih besar, mulut Lala hampir tidak muat menampung besarnya benda itu. Walaupun dipaksa, penis mainan itu cuma bisa masuk separuhnya. Mama Lala memegangi kepala Lala sambil memaju mundurkan pinggulnya seperti memperkosa mulut Lala. Mama Lala menikmati perbuatannya itu sambil tertawa senang. Kemudian Mama Lala mengajak Lala memainkan posisi 69 dengan Mama Lala dibawah agar dapat menjilati memek anaknya lagi.

"Eehm.. eehhmm.. sst.. aakh Mama.. enak Ma ehhm.. eehm.", desah Lala saat dia mengambil nafas, lalu dia meneruskan kulumannya.

Bersambung...