Setengah Baya
Monday, 20 July 2009
Jamu awet muda
Keperjakaanku hilang ketika aku berusia 13 tahun, akibat dikencani oleh seorang janda tetanggaku. Sejak saat itu aku hanya tertarik untuk kencan dengan wanita setengah baya, karena permainan mereka yang aduhai dan mampu membuatku terbang ke awang-awang. Sampai sekarang sudah belasan tante-tante atau janda kesepian yang telah kukencani. Tidak semuanya berdasarkan uang, tapi ada juga yang karena suka sama suka, yang jenis ini biasanya karena wajahnya masih cantik dan bodinya sensual, kalau jelek ya.. terpaksa deh aku pasang tarif lumayan tinggi, hitung-hitung uang lelah.
Pengalamanku yang akan kuceritakan ini mungkin sudah pernah dialami oleh beberapa orang yang rajin membaca situs 17Tahun ini, karena berhubungan dengan seseorang yang sangat terkenal khususnya pada tahun 1980-an sebagai seorang artis dan penyanyi. Kejadiannya sekitar tahun 1997 akhir waktu itu aku dan temanku R (laki-laki) sedang ngobrol-ngobrol sehabis pulang sekolah di kawasan Blok M. R bertanya padaku apakah aku mau kencan dengan seorang artis. Aku tentu saja menjawab mau, pikirku kapan lagi bisa kencan dengan tante-tante, artis lagi.
"Siapa artisnya, jangan-jangan Maissy lagi?" kataku setengah meledek R.
"Bukan goblok, emangnya gue phedophili, itu tuh Tante TP", jawab R.
Aku terkejut bukan main, jadi gosip itu benar bahwa Tante TP wanita setengah baya yang usianya sudah lebih 50 tahun itu suka main dengan anak muda, untuk memelihara kecantikan wajahnya.
"Yang bener loe, Tante TP yang punya operet PPK itu kan, yang dulu suka bawain lagu anak-anak tahun 80-an", tanyaku memastikan.
"Iya bener, nih gue ada nomor HP-nya.. elo telpon aja kalo kagak percaya." Jawab R meyakinkanku.
"Oke deh gue percaya, kapan kita ke sana?" tanyaku.
"Besok deh kita cabut aja sekolah itung-itung refreshing oke?" jawab R, aku mengiyakan dan berjanji dengan R untuk bertemu di kafe OLA di PI Mall esok harinya.
Keesokan harinya tepat jam 10.00, aku bertemu R di kafe OLA.
Aku bertanya, "Udah ditelpon belum, Tante TP-nya entar dia telat lagi."
"Tenang aja deh udah beres, dia sebentar lagi datang", kata R meyakinkanku.
Benar juga seperempat jam kemudian kulihat sesosok wanita setengah baya mengenakan baju putih berkerudung dan mengenakan kacamata hitam lebar, tampaknya ia tidak mau dikenali orang banyak. Tante TP langsung duduk di tempat kami, dan membayar bill makanan lalu langsung mengajak kami pergi. Kami berdua mengikutinya, lalu kami bertiga meluncur ke hotel SHD di kawasan Sudirman di mana Tante TP sudah menyuruh asistennya untuk mem-booking kamar hotel tersebut. Dia tidak banyak bicara sepanjang jalan kecuali menanyakan namaku dan rumahku. Selebihnya justru aku yang bengong karena sebentar lagi aku akan berkencan dengan seorang artis yang waktu aku kecil dulu aku sering melihat wajahnya di TV membawakan lagu anak-anak kesukaanku.
Akhirnya kami sampai juga, Tante TP menyuruhku dan R untuk naik ke kamar lebih dulu baru kemudian ia menyusul, supaya orang tidak curiga katanya. Aku dan R sampai di kamar langsung saja bersorak kegirangan, "Gila gue ngentot ama TP, pasti anak-anak kagak bakalan ada yang percaya nih.. beneran itu TP yang sering di TV."
Tak lama kemudian Tante TP menyusul masuk ke kamar, begitu sampai ia langsung membuka kerudung dan kacamatanya, kemudian ia menyuruhku dan R mandi untuk membersihkan badan. Setelah mandi, aku dan R keluar kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk, agak malu juga sih dari balik handuk itu menyembul batang kemaluanku yang ternyata sudah lebih tidak sabar dari tuannya untuk segera merasakan liang sorga Tante TP. Tante TP hanya tersenyum saja, kemudian ia menyuruh kami berdua untuk ikut berbaring di sisinya, Aku di sebelah kanan, R di sebelah kiri. Ia merangkul kami berdua seperti anaknya, kemudian ia mencium bibirku dengan lembut, aku pun membalasnya, R sepertinya iri dan dengan tidak sabar ia meremas payudara Tante TP.
"Aduh sabar dikit dong Nak.. nanti juga Tante kasih", kata Tante TP sambil tersenyum pada R dan kemudian ganti mencium bibir R. Melihat hal itu aku jadi bernafsu juga ingin meremas-remas payudara Tante TP. Perlahan-lahan kubuka kancing bajunya satu persatu dan nampaklah payudaranya yang montok dan masih terlihat kencang dibungkus bra warna pink yang menantang. Aku remas pelan sambil jari-jariku berusaha mencari puting susunya, Tante TP mengerang pelan pertanda ia merasakan kenikmatan saat aku menyentuh puting susunya dari balik BH-nya.
"Ahh.. enak.. sebentarnya Tante buka aja deh sekalian." Tangan Tante TP meraih ke punggungnya melepaskan hook BH-nya dan sekaligus membuka kemejanya sehingga sekarang ia hanya mengenakan rok panjang berwarna hitam. Payudaranya montok dan menantang ukurannya sekitar 36C, putih dan mancung dengan puting yang berwarna agak kecoklatan. Aku dan R jadi sangat bernafsu, segera saja kami berdua meremas payudara Tante TP satu orang satu. Tante TP mengerang dengan penuh nafsu. "Ayo dong anak-anak hisap pentil Tante", katanya memohon. Tidak perlu disuruh dua kali, aku dan R segera mengisap puting susu Tante TP, menjilat, menghisap, sambil sesekali kugigit pelan. "Ahh.. enak.. ohh.. agak keras gigitnya dong.. achh..!" erangan Tante TP justru semakin membuatku dan R bernafsu mengisap dan mengigit puting Tante TP.
Tante TP tidak diam saja, ia juga bereaksi dengan menyingkapkan handuk yang dipakai olehku dan R, kemudian tangannya menggengam batang kemaluan kami satu tangan satu. Tante TP agak terkejut dengan ukuran batang kemaluanku yang 21 cm dengan diameter 3,5 cm, batang kemaluan R sedikit lebih pendek yaitu 19 cm dengan diameter yang sama. Batang kemaluan kami diremas dan dikocok pelan, kemudian agak kencang, membuat kami menggelinjang dan semakin bernafsu untuk menikmati payudara Tante TP. "Aduh Tante jangan keras-keras nanti keluar loh..!" kata R setengah bercanda. "Jangan keluar dulu dong anak manis.. Tante belum apa-apa nih, lagipula jangan keluarin di sini, nanti aja di mulut Tante biar Tante minum semua sperma kamu." Aku berpikir, jadi gosip itu benar bahwa Tante TP gemar mengkonsumsi sperma anak-anak muda untuk menjaga keindahan kulit dan tubuhnya. Pantas saja, walaupun usianya sudah lebih 50 tahun, tubuhnya masih terlihat seperti umur 25-an.
Kemudian kami berganti posisi, Tante TP bergerak ke arahku kemudian membuang handukku ke lantai. Kemudian Tante TP menggenggam batang kemaluanku dan menjilati ujungnya yang terlihat ada setetes precum akibat aku sudah terangsang hebat. Ia kemudian memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya mulai dari kepalanya sampai ke ujung pangkalnya sambil meremas-remas biji pelirku. Dia sangat ahli sekali dalam urusan ini, nikmatnya sampai ke ubun-ubun, dijilat, dikulum, bibirnya mengitari sepanjang topi bajanya, sambil ujung lidahnya menusuk-nusuk ke lubang kecil di ujung batang kemaluanku berharap masih ada precum yang tersisa.
"Ahh.. Tante enak banget Tante.. ohh..!" desahku menahan nikmat yang tiada tara. Untung aku punya pengalaman dengan tante-tante, kalau tidak.. pasti sejak tadi aku sudah muncrat, saking jagonya hisapan Tante TP. Sementara Tante TP asyik menikmati batang kemaluanku, R tidak tinggal diam, dia menyibakkan rok Tante TP sampai terlihat celana dalamnya dan pelan-pelah R menurunkan celana dalam hitam milik Tante TP dan terlihatlah liang kewanitaan Tante TP yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat, pahanya terlihat mulus bagai pualam, bukti wanita ini tahu bagaimana merawat diri dengan baik.
Tante TP kemudian membuka roknya dan melemparnya ke lantai. Kini ia sudah telanjang bulat, Aku dan R sungguh sangat mengagumi kemulusan dan kemolekan tubuh Tante TP, benar-benar luar biasa untuk wanita seusianya. Tante TP kembali mengulum batang kemaluanku dan R mengambil posisi di bawah Tante TP, dan bersiap menikmati liang kewanitaan Tante TP. Ia mengelus paha Tante TP, kemudian menjilatinya mulai dari lutut terus naik ke atas ke lubang surga Tante TP. R menyibakkan bulu-bulu yang menutupinya kemudian ia menjulurkan lidahnya mencari-cari klitoris Tante TP, menjilatnya sambil dijepit dengan kedua bibirnya.
"Achh.. oohh.. anak nakall.. awww..!" Tante TP mengerang-ngerang seperti orang gila ketika klitorisnya diperlakukan seperti itu. Cairan kewanitaannya tampak meleleh membasahi bibir R yang sepertinya justru menyukai rasanya. "Ohh.. aku nggak tahan deh anak-anak, ayo kita mulai aja deh", kata Tante TP sambil membalikkan badannya dan beralih menghampiri batang kemaluan R. "Kamu masukin batang kemaluan kamu sekarang ya A, aku hisap batang kemaluan teman kamu", katanya memberi komando, aku hanya mengangguk setuju.
Tante TP mengambil posisi doggy style, ia menungging dan mengarahkan liang kewanitaannya padaku. Aku menyaksikan liang kewanitaannya yang berwarna merah muda itu terbuka di hadapanku dan tampak cairan kenikmatannya meleleh keluar. Aku segera mengambil posisi, kupegang batang kemaluanku dan mulai mengarahkannya ke liang kewanitaan Tante TP, pelan-pelan kumasukkan sambil tanganku berpegang pada kedua bongkahan pantat Tante TP. Liang kewanitaannya sempit dan agak susah untuk batang kemaluanku yang besar untuk masuk padahal cairan kenikmatannya sudah mengalir deras.
Pelan-pelan kumasukkan dan ketika kepalanya berhasil masuk kuhentakkan pantatku, akhirnya batang kemaluanku berhasil masuk semuanya, Tante TP agak terdorong ke depan dan berteriak ketika batang kemaluanku masuk ke liang kewanitaannya. "Ahh.. enak A, terus kocok kontol kamu di liang memek Tante.. ahh!" teriaknya. Aku segera memainkan gerakan maju mundur mengeluarmasukkan batang kemaluanku di liang kewanitaannya yang sempit dan dinding kemaluannya seperti memijit-mijit batang kemaluanku, hisapan lembah sorganya seperti memaksa spermaku untuk keluar. Sementara Tante TP mengulum batang kemaluan R, aku asyik memainkan batang kemaluanku keluar masuk liang kewanitaan Tante TP.
Kira-kira setengah jam kemudian aku merasakan spermaku seperti hendak berontak keluar, kupercepat gerakanku, "Ohh.. Tante.. saya mau keluarr.. nihh.." kataku pelan. Kurasakan badanku mulai tegang dan batang kemaluanku seperti berdenyut dengan keras. Mendadak Tante TP mencabut batang kemaluanku dari liang kewanitaannya dan dengan gerakan cepat ia memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya. Bersamaan dengan itu aku mencapai klimaks, "Aaahh.. aku mau keluar Tante.. ahh!" tulang-tulangku serasa rontok semua, badanku serasa melayang saat spermaku muncrat di dalam mulut Tante TP. Batang kemaluanku berdenyut keras sambil memuntahkan sperma dalam jumlah yang cukup banyak. Terlihat Tante TP sibuk menelan seluruh spermaku, dia tidak ingin ada yang tersisa. Batang kemaluanku diurut-urut dengan kasar berharap semua spermaku terkuras habis dan pindah ke mulutnya.
Aku langsung terkapar tidak berdaya, tenagaku habis. Seiring dengan dilepasnya mulut tante TP dari batang kemaluanku, ia berbaring telentang sambil membuka kakinya lebar-lebar. "Sekarang giliran kamu nyumbang sperma buat Tante", katanya sambil tersenyum pada R. R begitu bernafsu langsung menusukkan batang kemaluannya ke liang kewanitaan Tante TP, keluar masuk dengan lancar karena tadi aku sudah membuka jalannya, ia mengangkat paha Tante TP dan menaruhnya di bahunya agar batang kemaluannya bisa masuk lebih dalam lagi. "Ohh.. Tante.. Aku juga mau keluar sebentar lagi.." katanya lirih. "Iya Nak.. ayo terusin aja.."
Tiba-tiba Tante TP menyuruh R berhenti. "Tunggu dulu ya.. kamu mau ngerasain sesuatu yang baru nggak." R kontan menjawab mau, Tante TP menyuruh R bergerak agak ke atas kemudian menaruh batang kemaluannya di tengah-tengah payudaranya. Tante TP kemudian menghimpit batang kemaluan R dengan kedua payudaranya, dan menyuruh R kembali melakukan gerakan mengocok-ngocok. Kurang ajar si R dapat atraksi lain tapi aku tidak. Gaya ini ternyata cukup ampuh terbukti baru 5 menit, R sudah mengerang lagi, "Aduh.. Tante nggak tahan nih.. mau keluar.." Tante TP tersenyum, "Ayo keluarin aja.."
Beberapa detik kemudian, R meregang hebat dan langsung Tante TP menggenggam batang kemaluannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. "Ahh.. Tante.. enakk.. ahh.." kulihat R meregang nikmat saat spermanya dihisap habis oleh Tante TP. Dan sama seperti aku ia pun terkulai lemas sesaat kemudian. Tante TP tersenyum penuh kemenangan. "Ternyata kalian anak muda berdua tidak bisa mengalahkan seorang nenek seperti saya". Aku menjawab, "Terang aja nenek-neneknya penghisap tenaga anak muda." Kami pun tertawa bersama dan beristirahat sejenak. Lalu kami menikmati hidangan makanan dan minuman yang dipesan Tante TP, dalam keadaan masih telanjang bulat.
"Terus terang aku masih pengen nih, tapi nanti malam ada show di TMII, biasa.. acaranya Mbak TT, Tante belum orgasme nih, kalian bantu Tante masturbasi ya", katanya. Kami setuju saja, lalu kami membantu Tante TP dengan menjilati payudaranya satu orang satu sementara ia mengocok liang kewanitaannya dengan jari-jarinya. Setelah ia klimaks, kami pun mandi bersama lalu memakai pakaian kembali, lalu bergegas meninggalkan hotel, tapi tidak ada satu pun diantara aku dan R yang mau french kiss dengan Tante TP sebelum pulang, kebayang dong berarti aku ikut merasakan sperma si R dan si R juga merasakan spermaku, nggak janji la yaw.. Sebelum pulang Tante TP menyerahkan amplop yang isinya uang dua juta rupiah, aku dan R langsung berfoya-foya di plaza SNY makan dan belanja sepuasnya.
Tamat