Satu malam bersama Sam - 2

Penisnya sudah berdiri tegak. Kekar. Panjang. Otomatis, tanganku mengusap, mengelus batang yang penuh janji itu. Kutarik badannya mendekat dan mulai memainkan penisnya di bibir ku. Kumainkan lidah di antara belahan kecilnya. Kutelusuri lekukan helmnya dengan ujung lidah. Kujilat memanjang, membasahi sekujur penisnya. Dan akhirnya kumasukkan perlahan ke mulut.

"Aghh.. Enak, Dea.. Teruss.."

Kujilat. Kumasukkan lagi lebih dalam, kuisap-isap lagi. Dan kemudian kumasukkan sedalam mungkin ke mulutku. Sam semakin mendesah. Diusapnya rambutku. Keluar masuk keluar masuk.. Semakin basah. Kujilat juga buah zakarnya. Kujilat halus, kukulum perlahan, sementara penisnya kukocok-kocok.

"Oughh, enak banget, Dea" Kumasukkan lagi penisnya ke dalam mulutku. Setengahnya. Kukulum, kujilat seperti es krim dan setengahnya lagi kukocok-kocok.
"Dea.. Gantiann.." Dibaringkannya aku kembali, ia naik ke atas tubuhku dan bertopang di kedua lututnya.
"Sam.." desahku saat ia mencium leherku dengan garang.
"Dea.. Aku pingin kamu.." ujarnya sambil menatapku penuh arti dan kembali melanjutkan ciuman.

Bibirku menjadi santapannya. Dikulum dengan penuh gairah. Lidahnya pun tak tinggal diam. Berkelana di setiap relung mulutku. Lidah kami saling beradu. Hingga menimbulkan suara birahi tak terkendalikan. Hembusan napas kami semakin memacu, dengusan birahi memenuhi kamar hotelku.

Puas dengan ciuman di bibir, lidahnya bergerilya, mencium leherku. Kemudian beranjak ke dada. Diisapnya buah dadaku yang kiri sementara tangannya sibuk memelintir putingku yang kanan. Diisap, dijilat, dikulum, oohh.. Membuat aku kelojotan menahan sensasi. Ketika lidahnya berpindah ke sebelah kanan, tangannya menjalar ke bagian bawah. Kubuka kedua kaki lebih lebar, mengharap ke sana lah arahnya. Perutku dirabanya, diusap halus, dan berjalan lagi ke arah bawah. Ke bulu-bulu halus di atas vagina, diacak-acaknya.

"Teruss, Sam.." Desahku. Sam mengangkat wajahnya menatap aku yang memohon.

Diciumnya aku sekali lagi dengan ciuman penuh napsu birahi, agak panjang. Kemudian Sam bergerak dengan ciuman dan jilatannya semakin ke arah selangkanganku. Ia membungkuk, membuka kedua kakiku, merabakan jarinya di unggukan yang mulai lembab.

"Aghh.." erangku ketika lidahnya menjilat vagina dan klitorisku. Enak.

Jarinya pun ikut bermain, meraba, mengusap hingga menusuk-nusuk liangku. Keluar masuk, menghantarkan aku ke sensasi yang luar biasa. Bergantian dengan lidahnya yang bergerak liar. Menjilat dari atas ke bawah. Menggigit kecil, menarik bibir vagina, dan memasukkan lidahnya ke liang basahku. Menyedot kuat-kuat..

"Gilaa.. Samm.." rambutnya kuacak-acak.

Jeritanku menambah keliarannya. Diangkatnya satu pahaku dengan sebelah tangan, supaya vaginaku lebih terbuka. Jilatan liar berpindah ke kedua sisi pahaku, kemudian kembali ke vagina dan kadang ke lubang kecil yang ada di belakang. Oohh.. Benar-benar tak terkira rasanya. Gerakan jari yang keluar masuk semakin tak tertahankan. Liangku makin basah. Sam menambahkan jumlah jari yang bermain liar di liangku menjadi 2 jari. Keluar masuk keluar masuk. Gelinjangku makin tak menentu.

"Samm.. Ahh.. Samm.." jeritku makin mengencangkan permainan jarinya.

Jilatannya berhenti, ditatapnya aku dari arah bawah sana. Sementara 2 jarinya semakin kencang keluar masuk liangku, terasa mengaduk-aduk. Tak hanya itu, Sam mulai menjilat klitorisku. Dihisap, dijilat, ditarik perlahan dan disedot keras. Berulang kali.

"Samm.. Aku ga tahan.." Tapi jari Sam malah makin kencang mengocok, diikuti dengan dengus napasnya yang memburu. Ahh..

Sam mendaki tubuhku sambil mencium, menjilat kujur tubuhku yang bergetar menikmati permainan jarinya. Jilatan liarnya telah sampai di buah dadaku. Dengus napasnya yang hangat membuat birahiku makin menjadi. Semakin cepat jari itu bergerak. Tak tahan lagi..

"Aa.. Kuu.. Ma.. Uu.. Keluarr.. Samm.." Bersamaan dengan itu, badanku bergelinjang keras, kakiku menghentak-hentak, dan cairan surga terasa mengalir.
"Ahh.. Samm.." Aku terlena sesaat, dan tersenyum padanya yang rebah di dadaku.
"Basah banget, Dea.." kurasakan jarinya masih betah di bawah sana. Bergerak-gerak hingga menimbulkan bunyi decak.
"Kamu sih.." Aku berucap manja.
"Aku bersihin ya, sayang," dikecupnya aku lembut sebelum bergerak perlahan ke selangkanganku. Kedua kakiku dibukanya lagi. Diusap-usap dan dipelintirnya ujung klitorisku. Aku terlonjak, tak menyangka ia akan melakukan itu.
"Sam.. Nakall..!"

Wajahnya maju mendekat ke vaginaku. Dijilatnya perlahan. Katanya, untuk dibersihkan. Feels good. Dijilatnya dari ujung bawah hingga ke klitoris, begitu berulang kali. Kadang lubang kecil di belakang pun dijilatnya, dan lidahnya berusaha masuk. Uuhh.. Menggelitik birahi yang sempat terlena.

"Ahh.." Desahku tertahan.
"Enak..?" Sam mengintip dari balik selangkanganku.
"Iya.."
"Enak mana sama yang ini?" Sam berlutut dan memainkan penisnya yang masih berdiri tegak itu. Dipukul-pukulnya perlahan ke arah vaginaku.
"Auch.. Nakal, ih Sam.." ucapku manja. Napas birahiku mengikuti tiap kata yang keluar.

Sam memainkan perlahan penisnya di belahan vaginaku. Ke atas ke bawah, seperti jalannya lidah. Kadang digerakkannya seperti akan masuk ke dalam liang, membuatku menahan napas keenakan. Tapi kemudian ditariknya kembali.

"Samm.."
"Kenapa?" tanyanya halus, pura-pura tak tahu. Sam mengulang lagi perbuatannya tadi. Vaginaku basah kembali dan lapar akan batang yang bermain-main nakal di depan pintu liang.
"Ayo dong, Sam. Aku kepingin banget," wajahku sudah dipenuhi dengan napsu birahi yang membara.
"Kamu tambah cantik kalau lagi kepingin gitu, Dea sayang."

Aku menjulurkan lidah. Sam beranjak mendekati wajahku, menindih tubuhku. Otomatis penis besarnya terasa mengelus-elus perutku. Lidahku yang keluar disambarnya dengan kuluman yang panjang. Diikuti dengan gumam penuh birahi yang membuatku semakin lapar akan batangnya. Akhirnya dilepas ciumannya, dan Sam mengarahkan penisnya ke pintu liangku. Karena sudah sangat basah dan licin, penisnya masuk dengan mudah.

"Aghh.." berdua kami mendesah, merasakan nikmat yang sama-sama ditunggu. Penisnya bergerak masuk perlahan, menyeruak liang basah penuh lendir kenikmatan. Dibiarkannya penis kekar itu beberapa saat di dalam. Sam melanjutkan ciuman tadi. Lidah kami bergumul dipenuhi birahi.

Kemudian Sam mulai menggerakkan pantatnya, membuat gerakan memutar, dan penisnya ikut memutar, menyentuh seluruh tepi liangku. Nikmatnyaa.. Ciuman kami terlepas. Sam juga ikut mendesah seperti halnya aku. Kuimbangi gerakannya dengan ikut memutar pinggul dan pantat. Kini kami sama-sama memberikan sensasi.

"Aghh.. Samm.."
"Mhh.."

Penisnya bergerak keluar masuk. Gerakannya tidak terburu-buru, seakan ingin menikmati malam panjang ini tanpa tergesa. Kugerakkan otot vagina, ingin mengurut dan meremas penisnya. Tangannya mulai berjalan mencari gundukan yang dapat diremas, buah dadaku pun dimainkannya.. Membawaku masuk lebih jauh ke alam birahi. Enaknyaa..

Kemudian Sam menekuk kedua kakiku, ditahan dengan kedua tangannya. Dan diambilnya bantal mengganjal pantatku, hingga vagina terangkat. Kini penisnya masuk semakin dalam. Dipompanya dengan lebih cepat.

"Oghh.. Ohh.." suaraku ikut bergetar senada dengan tekanan yang kudapat
"Suka penisku, Dea?"
"Suka banget, Samm.." Sam terus mengocok. Keluar masuk keluar masuk. Kadang dikocoknya keras kadang perlahan. Oohh..
"Dea, gantian sayang. Kamu di atas."

Kami berganti posisi. Kubiarkan ia membaringkan badan terlebih dahulu, kucium mesra bibirnya. Kemudian kuarahkan penis kekar itu ke vagina dan kumasukkan perlahan.

"Ughh.." kami mendesah bersamaan lagi saat vaginaku menuruni penis kekar berurat itu.

Aku diamkan sesaat hingga terasa begitu dalam di vaginaku. Kemudian kugoyangkan pinggul memutar. Sambil vaginaku berusaha menghisap-isap penisnya. Perlahan kuangkat badanku tanpa menghentikan gerakan memutar. Kemudian turun perlahan. Berulang kali, sambil menatap wajah Sam di antara keremangan kamar.

"Ahh.. Dea.. Feels good.."
"Uhh.."

Aku pun menikmati permainan malam ini. Kugoyangkan badanku seperti saat melantai tadi. Kuangkat lenganku ke atas, dan menaik turunkan pinggulku secara perlahan sambil mendesah keenakan. Keringat yang mengalir, membuatku makin liar.

"Deaa.."

Kutambah lagi goyangan erotisku. Memutar pinggulku lebih cepat. Dan gerakan keluar masuk kupercepat. Sam meremas-remas kedua buah dadaku yang bergerak leluasa ke kanan ke kiri.

"Aggh.. Dea.. Kamuu.." Sam mengerang keenakan. Kupijak telapak tanganku di dada bidangnya. Liangku makin basah. Aku merasa hampir ke puncak birahi ku lagi.
"Sam, aku hampirr.."
"Tahan, sayang. Sama-sama. Sebentar lagi.."

Sam duduk dari baringnya, tanpa melepaskan penis yang ada di dalam vagina, digendongnya aku dan didudukkannya di meja. Diajaknya aku ber-doggy style. Aku turun dari meja dan menopangkan tanganku di tepi meja. Di dinding di atas meja ini ada sebuah cermin besar berbentuk persegi. Di keremangan, bisa kulihat pantulan bayangan kami di cermin. Oh.. Seksi.. Tubuh telanjang kami terlihat seksi bersimbah keringat. Dan tatapan kami penuh birahi.

Sam mulai menggerakkan penisnya, keluar masuk dengan cepat. Bunyi gemericak antara penis yang keluar masuk dan vagina yang basah dengan lendir semakin nyaring terdengar. Dengusan napas dan lenguhan kami juga makin memacu birahi. Bergantian dengan desah dan erangan, menambah ruang kamar hotelku penuh dengan hawa birahi. Sesekali kucuri pandang bayangan kami di cermin. Ahh.. Sangat menarik.

Sam semakin mempercepat kocokannya. Aku pun semakin mendorong pantatku ke arah belakang. Tak ingin kehilangan setiap momen keluar masuknya penis kekar itu.

"Aggh.. Dea.. Hampir Deeaa.."

Sam makin menggenjot keras penisnya. Memompa, menyodok hingga badanku tersentak-sentak ke depan. Tangannya juga semakin liar meraba semua lekuk tubuhku. Pantatku diremasnya tak karuan. Kadang buah dadaku pun diremas seperti orang kegemasan. Putingku pun tak lepas dari plintirannya. Pertahananku mulai lemah, lahar birahi serasa ingin meluap di titik puncak. Jari jari tangan kiriku bermain liar di ujung klitoris. Ohh..

"Samm.. Ga tahann.." Penis Sam kurasakan makin menegang, membesar, mengeras.. Lenguhannya pun sudah berubah menjadi erangan tak jelass.. Nafas kami terdengar tak beraturan.
"Keluarr.. Deaa.."
"Aghh.."

Aku pun sudah tak bisa menahan bendungan lahar birahiku. Oougghh.. Kudorong pantatku ke belakang bersamaan dengan hentakan dan semburan cairan nikmat Sam berulang kali, memenuhi liang vaginaku yang juga penuh dengan lendir nikmat. Lututku terasa lemas sekali. Sam dengan cepat membawa aku kembali ke tempat tidur. Kami menjatuhkan diri dan berbaring telentang. Ohh.. Nikmatnya. Napas kami masih terdengar berat. Wajah dan tubuh kami bersimbah keringat. Benar-benar nikmat. Sam membelai halus pipiku dan menciumku lembut mesra.

"It was so great, Dea. Thanks"
"You're welcome, Sam."

Kami berciuman kembali. Sambil berpelukan. Tanpa selembar benang pun di tubuh kami.

Tamat