Pemerkosaan
Friday, 10 July 2009
Malapetaka KKN - Dalam pelukan pak Kades - 2
Pak Kades semula haya menatap keindahan tubuh bugil yang ada di depannya dengan berkali-kali meneguk ludah. Dia lalu naik ke atas ranjang dan menempatkan dirinya tepat di antara kedua kaki Lia. Pak Kades sekarang sudah siap sepenuhnya untuk menyetubuhi Lia. Sementara Lia yang baru saja mengalami orgasme hanya bisa pasrah. Orgasmenya telah membuat tubuhnya tidak mampu lagi mematuhi perintah otaknya, yang bekerja sekarang hanyalah dorongan seksnya yang menggelora. Pelan-pelan Pak Kades mulai merebahkan dirinya menindih tubuh mulus Lia sambil sesekali mencium bibir Lia. Lia hanya menggeliat sesaat tapi kemudian dia mulai merasakan nikmatnya sentuhan liar dari bibir Pak Kades di bibirnya. Pak kades lalu membimbing penisnya dengan tangan kanan menuju ke liang vagina Lia. Sentuhan ujung penis Pak Kades di bibir vagina Lia membuatnya menggeliat. Lia mengetahui sebentar lagi keperawanannya akan direnggut secara paksa, tapi dia sudah terlanjur dikuasai nafsu birahi sehingga dia tidak melawan sedikitpun. Dan perlahan tapi pasti, Pak Kades mulai mendorong pantatnya maju, membuat penisnya menyeruak masuk ke dalam vagina Lia secara perlahan-lahan. Lia meringis menahan sakit pada vaginanya. Vaginanya yang masih perawan terlalu sempit untuk dimasuki penis Pak Kades yang berukuran di atas rata-rata itu. Pak Kades sendiri merasa kesulitan saat memasukkan penisnya ke dalam vagina Lia. Dia merasakan jepitan vagian Lia begitu kuat, seperti melawan desakan penisnya, tapi dengan satu dorongan kuat, penis Pak Kades akhirnya amblas seluruhnya di dalam vagina Lia.
Ahhhkk... Lia merintih kecil merasakan sesuatu yang besar memenuhi liang vaginanya yang sempit. Perlahan air matanya mengalir membasahi pipinya yang mulus.
Ehhh...... akhirnya masuk juga.. Pak Kades mengerang lirih. Gila, tempiknya Neng Lia masih kenceng banget..
Tapi Pak Kades hanya membiarkan penisnya terbenam di dalam vagina Lia. Selama tiga menit tidak ada pergerakan apapun dari Pak Kades. Rupanya Pak Kades sedang memberikan waktu agar Lia dapat mengambil napas dan agar Lia terbiasa dengan keadaan dimana penis Pak Kades yang besar berada didalam vaginanya. Pak Kades sendiri sebenarnya sedang meresapi nikmatnya jepitan lian vagina Lia yang masih perawan itu untuk beberapa lama. Baru kemudian secara perlahan Pak Kades mulai menggoyangkan pantatnya, membuat penisnya tertari keluar dari Vagina Lia. Lia merintih saat penis itu lolos dari vaginanya. Tapi rintihannya berubah menjadi jeritan kecil saat Pak Kades mendesakkan penisnya dengan gerakan liar. Lia menggigit bibirnya merasakan sakit tapi sekaligus kenikmatan pada vaginanya. Pak Kades lalu mulai melakukan gerakan memompa untuk menggenjot vagina Lia dengan penisnya, mula-mula pelan, tapi saat vagina Lia mulai terbiasa oleh penisnya, Pak Kades mulai mempercepat genjotannya. Badan Lia terguncang-guncang keras maju mundur, kakinya mengejang-ngejang dan menyentak-nyentak, tangannya dengan keras memegangi seprei sampai berantakan, kedua payudaranya bergoyang cepat, kepala terdongak ke atas dan bibirnya terkatup rapat antara menahan sakit dan sensasi yang dirasakan di dalam vaginanya.
Melihat hal itu Pak Kades menjadi makin bernafsu, sambil terus menggenjot vagina Lia, dia juga menciumi dan menjilati payudara Lia sambil sesekali bibirnya mengulum puting susunya seperti bayi yang sedang menyusu pada ibunya. Kenyotan bibir Pak Kades pada payudara Lia menimbulkan sensasi baru dalam tubuh Lia membuat gerkannya menjadi semakin liar.
Aaahhh..ooohhhhh... aaahhhh... ooohhhh.. desahan keras Lia mulai terdengar manja. Rasa sakit pada vaginanya sudah dilupakan dan digantikan oleh kenikmatan yang luar biasa.
Setelah selama sepuluh menit, Pak Kades merasa bosan dengan gaya konvensional itu, dia perlahan bangkit. Dia tertegun saat melihat bercak darah di sekitar vagina Lia.
Astaga, jadi Neng Lia masih perawan ya..? tanya Pak Kades yang dijawab Lia oleh anggukan lemah.
Wah.. kalu begitu Bapak beruntung banget hari ini, bisa memerawani seroang gadis kota, cantik lagi.. kata Pak Kades senang. Lia hanya diam saja mendengar ocehan Pak Kades.
Nah sekarang Neng Lia ganti gaya doang.. pinta Pak Kades. Dia menyuruh Lia menungging di atas ranjang, lalu kembali diserangnya vagina Lia dari belakang seperti seekor anjing. kedua tangan kekarnya memegang pinggul Lia dan menariknya hingga posisi pantat Lia kini merapat dengan pinggul Pak Kades mambuat penis Pak Kades membenam seluruhnya di dalam vaginanya. Lia menjerit lirih, matanya terpejam sambil menggigit bibirnya sendiri dan badannya kembali menegang keras.
Lalu mulailah Pak Kades menggenjot kembali vagina Lia dengan kedua tangan memegangi pinggul Lia. Dia mulai memaju-mundurkan kemaluannya mulai dari irama pelan kemudian makin cepat sehingga membuat tubuh Lia tersodok-sodok dengan kencangnya.
"Aahh.. aahh.. aahhh.. oohh..... oohh.. Lia kembali menjerit-jerit saat Pak Kades menggenjotnya lagi. Tubuhnya sekarang basah oleh keringat. Payudaranya yang menggantung indah bergoyang-goyang seirama genjotan Pak Kades. Perlahan Pak Kades mulai menjamah payudara Lia dari belakang, sambil terus menggenjot vagina Lia, Pak Kades juga meremas-remas payudara Lia. Erangan-erangan Lia semakin keras, badan dan kepala semakin bergoyang-goyang tidak beraturan mencari titik-titik nikmat di dalam vaginanya. Tidak tahan lagi, lia akhirnya mengejang dan mengerang.
AAGGHHH... kembali Lia mngalami orgasme, kali ini bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya. Melihat Lia orgasme lagi, Pak Kades makin brutal. Dia mendorong Lia sampai tersungkur lalu membalikkan tubuh Lia dengan kasar dan dipentangkannya kaki Lia selebar yang dia mampu sambil diangkat ke atas sehingga kaki Lia sekarang membentuk huruf V membuat vagina Lia terkuak sangat lebar. Pak Kades lalu kembali melesakkan penisnya ke dalam vagina Lia dan kembali menggenjotnya, kali ini gerakannya sangat liar dan tidak teratur membuat tuuh Lia tersentak-sentak dengan kasar.
AHHKHHH... OOOHHHHHHKK.. AAHHHHH........ Lia menjerit-jerit merasakan penis Pak Kades menggenjot vaginanya dengan kasar, kepalanya bergoyang keras ke kiri dan ke kanan, matanya terpejam sambil menggigit bibirnya menahan sakit dan nikmat yang luar biasa. Tak tahan mendapat rangsangan sedemikian hebat, tubuh Lia kembali mengejang sampai melengkung ke atas membuat tulang rusuknya menjiplak di kulitnya.
AAAGGH.. teriak Lia saat mengalami orgasme untuk ke sekian kalinya. Bersamaan dengan itu Pak Kades juga menekan keras penisnya ke dalam vagina Lia.
AAGGHHHHHHHH... Pak Kades melenguh keras, sensasi yang sedari tadi ditahan akhirnya dilepaskan dengan sangat dahsyat sambil memuncratkan spermanya ke dalam vagina Lia. Keduanya kembali lemas setalah mengalami orgasme secara bersamaan. Pak Kades ambruk sambil mendekap tubuh mulus Lia.
Oohhhh.... Bapak sangat puas Neng... Pak Kades berbisik di telinga Lia, lalu sambil mencium bibir Lia, Pak Kades bangkit meninggalkan Lia terbaring tanpa busana di atas ranjang.
Pak Kades lalu memakai pakaiannya lagi. Dia kemudian mendekati Lia yang masih terbaring di atas ranjang.
Ingat ya Neng.. Neng harus menuruti setiap keinginan Bapak, kalau tidak Neng bakal celaka.. mengerti kan Neng..?
Lia hanya menjawabnya dengan anggukan lemah.
Sekarang Neng Lia mandi yang bersih ya.. kata Pak Kades. Dia lalu menarik tangan Lia sampai Lia bangun dari ranjang. Lalu dibimbingnya Lia yang masih dalam keadaan bugil menuju kamar mandi di belakang. Di sana di amenyuruh Lia mandi sebersih-bersihnya untuk menghilangkan bekas-bekas perkosaann yang melekat di tubuhnya. Lia kemudian dibawanya ke kamar lagi. Dia diijinkan memakai pakaian lagi, tapi satu-satunya pakaian yang boleh dipakainya hanyalah celana dalam, sedangkan tubuh bagian atasnya dibiarkan telanjang.
Pak Kades lalu berjalan keluar dari kamar sambil tertawa penuh kemenangan. Dia kembali ke ruangan depan, di sana dia duduk santai di kursi sambil merokok.
Tak seberapa lama, dua orang laki-laki setengah baya tampak masuk ke dalam rumah, sebagian baju mereka yang lusuh terlihat basah. Yang seorang bertubuh kurus dan bungkuk dengan rambut tipis beruban banyak, matanya agak juling dan giginya sebagian sudah ompong. Yang satu lagi berkulit hitam dengan wajah cacat seperti bekas terbakar dan agak cekung, rambut, kumis dan janggutnya jarang-jarang dan beruban di mana-mana. Melihat mereka, Pak Kades bangkit dari duduknya.
Aman! Jupri! Dari mana Kalian? tanya Pak Kades.
Tadi kami pergi ke rumah istri Pak Kades yang satu lagi, tapi karena hujan, kami jadi tertahan di sana, Aman yang bungkuk menjawab.
Iya Pak Kades.. timpal si Jupri.
Dan dia bilang apa? tanya Pak Kades
Yah.. dia bilang sih mau balik ke Pak Kades.. jawab Aman lagi.
Hehehehehe.. Pak Kades tertawa. Bagus.. bagus.. tidak sia-sia kalian bekerja padaku..
Kalau gitu kami dapat hadiah dong pak.. kata Aman sambil nyengir.
Hadiah? Pak Kades berpikir sesaat. Oh.. ya, kalian akan dapat hadiah, hadiah yang sangat menyenangkan.
Pak Kades masuk kembali ke dalam kamar diikuti tatapan Aman dan Jupri yang bertanya-tanya dalam hati seperti apa hadiah yang akan mereka terima. Dan sesaat kemudian, seolah mata mereka meloncat dari tempatnya, mereka melotot leber-lebar saat Pak Kades keluar dari kamar sambil menuntun seorang gadis yang sangat cantik yang nyaris dalam keadaan telanjang bulat, hanya sehelai celana dalam yang masih melekat di badannya.
Aman dan Jupri melongo seperti kemasukan jin menyaksikan pemandangan yang sangat indah itu, Lia yang begitu cantik dan nyaris telanjang berdiri di depannya. Tubuhnya yang seksi terlihat begitu menggairahkan, apalagi Pak Kades melarang Lia untuk menutupi payudaranya membuat payudara yang indah itu menggantung bebas, polos dan telanjang.
Nah.. kalian suka dengan hadiah ini? Pak Kades mendorong Lia ke depan, membuatnya nyaris terjungkal.
Ohh.. suka banget Pak.. Aman menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari tubuh mulus Lia. Ini hadiah yang paling indah..
Bahkan Neng Ani, kembang desa sebelahpun nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan dia.. Jupri menambahi.
Kalau begitu, selama satu hari ini, kalian boleh nikmati dia.. kata pak Kades ringan, yang disambut dengan tawa puas dari mereka berdua.
Di dalam saja Man.. kata Jupri sambil menunjuk ke kamar. ada kasurnya.. enak kan kalau nanti dia kita entotin di kasur..
Aman setuju dengan usul Jupri, keduanya membimbing Lia masuk lagi ke dalam kamar dam negunci pintunya.
Kedua orang penjaga rumah itu sekarang berjalan mengelilingi Lia sambil berkali kali berdecak mengagumi keindahan dan kemulusan tubuh Lia.
Astaga... mulusnya.. montoknya.. Aman berdecak sambil membelai paha Lia yang putih. Lia berdesir merasakan rabaan tangan kasar itu pada pahanya.
Iya nih Man.. Jupri manambahi sambil meremas pantat Lia.
Nama Neng siapa sih..? Kok cantik banget.. tanya Aman sambil membelai payudara Lia dengan kurang ajar. Lia merintih sesaat sambil meneteskan air mata. Dia meras sangat terhina diperlakukan seperti itu, tapi dia sama sekali tidak kuasa untuk menolaknya.
Lia Pak.. jawab Lia pelan dengan sedikit tersedu.
Oh.. namanya Lia.. cantik, secantik orangnya.. kata Aman sambil meremas payudara Lia, membuat Lia merintih kecil. Kalau nggak keliru, Neng Lia kan cewek kota yang lagi KKN di sini ya..?
Ahhhhhh... iya Pak... Oohhhhhhhh...... Lia menjawab sambil mendesah karena pada saat itu Aman kembali meremas kedua payudaranya sementara pada saat yang sama, Jupri sedang sibuk meremasi pantatnya sambil sesekali membelai selangkangan Lia yang masih tertutup celana dalam.
Neng Lia suka ngentot nggak..? tanya Aman lagi. Lia hanya mengangguk pasrah.
Ditanya kok Cuma ngangguk saja, jawab dong Neng.. kata Aman lagi.
Ehh.. iya.. Pak... saya.. suka ngentot.. jawab Lia sambil terbata, menahan desakan nafsunya yang kembali bangkit akibat belaian dan cumbuan pada paudara dan selangkangannya.
Neng Lia mau nggak ngentot sama kami? tanya Aman kalem sambil terus mencumbui payudara Lia.
Iyaa... mau.. mauuu... Lia menjawab sambil mengerang, rupanya dia sudah hampir mencapai klimaksnya lagi. Persetubuhannya dengan Pak Kades membuat nafsu birahinya begitu mudah dibangkitkan.
Jupri yang sedari tadi mengusap-usap kemaluan Lia merasakan jari tangannya menjadi basah, menandakan vagina Lia sudah siap untuk dimasuki oleh penis, tapi Jupri ingin membuat Lia mengalami orgasme, karena itu tiba-tiba dia memelorotkan celna dalam Lia sampai ke batas lutut lalu merenggangkan kaki Lia sehingga selangkangannya terbuka. Lia yang sudah terlanjur terangsang tidak menolaknya, dia bahkan secara sukarela membuka pahanya. Jupri langsung menyerang kemaluan Lia yang terbuka dengan jari-jarinya sambil sesekali menusuk dan mengocok-ngocok jarinya di dalam liang vagina Lia. Lia menjerit tertahan setiap kali jari Jupri mengocok vaginanya. Tidak tahan lagi, Lia akhirnya mengejang. Lia benar-benar sudah kembali mencapai orgasmenya, membuat vaginanya sangat basah.
Heheheh... enak kan Neng..? Neng suka nggak digituin? tanya Aman sambil cengengesan, seolah perbuatannya terhadap Lia barusan hanyalah sekedar permainan anak-anak yang tidak berarti.
Lia masih terengah-engah merasakan orgasmenya yang meledak lagi. Dia hanya bisa mengangguk menjawab pertanyaan itu.
Sekarang giiran Neng yang muasin kami ya.. kata Aman. Kemudian Aman dan Jupri membuka pakaiannya satu-persatu sampai telanjang bulat. Kedua penis mereka menegang keras. Hitam, besar dan panjang.
Sekarang Neng emutin dong kontol kami.. kata Aman santai. Lia untuk sesaat memalingkan mukanya menghindari menatap kedua penis itu. Tapi mau tidak mau, Lia harus menuruti mereka. Maka perlahan Lia mulai berlutut di hadapan Aman dan Jupri. Serentak kedua penis itu mengacung tegak di depan wajah Lia. Perlahan Lia mulai melingkarkan genggamannya pada penis kedua penjaga rumah itu. Besarnya pas satu genggaman tangan Lia yang mungil. Lalu Lia mulai melakukan gerakan mengocok penis mereka, dan secara bergantian, Lia kemudian mengulum penis mereka.
Ahhhhgghh..... Aman mulai mengerang merasakan belaian tangan dan bibir Lia pada penisnya. Dengan tangan kanannya Bella memegang batang penis Aman, dan tangan kririnya menggenggam penis Jupri, sementara kepalanya bergerak maju mundur berirama dengan berusaha membuka rahangnya lebar-lebar agar giginya tidak bersentuhan dengan kepala penis mereka. Secara bergantian Bibir Bella terus mengulum maju mundur pada kepala dan batang penis Aman dan Jupri, sedangkan lidahnya terus begerak menjilati dan membasahinya.
Oohhhh... Aaahhhh.... Aooooohhh.... Aman dan Jupri mengerang-erang nikmat merasakan setiap sensasi pada penis mereka. Tapi tiba-tiba Aman menyuruh Lia menghentikan kuluman pada penisnya. Dia berjalan ke belakang dan berdiri di belakang Lia. Lia yang masih sibuk mengulum penis Jupri menjadi tegang, apalagi saat Aman menyuruhnya berdiri. Masih dengan tangan dan mulut sibuk mengulum dan mengocok penis Jupri, Lia berdiri. Hal itu memaksanya berdiri sambil menungging, dan memang itulah yang diinginkan oleh Aman. Dia kemudian menyuruh Lia merenggangkan kakinya. Tiba tiba Lia merasa ada sesuatu yang basah di bawah sana, ternyata Aman sedang menjilati bongkahan pantatnya yang montok. Tubuh Lia menggelinjang, apalagi waktu mulut Aman bertemu dengan vaginanya, lidah itu beraksi dengan ganas di daerah itu membuatnya semakin becek.
Ahhhghhh... ohhh.. Lia menreang pelan, nyaris saja dia menggigit penis Jupri. Jupri melihat payudara Lia yang bergantung indah itu sekarang bergoyang-goyang, tanpa pikir panjang lagi, Jupri mulai meraih payudara lembut itu dan mulai meremasnya pelan, membuat Lia makin terangsang.
Tiba-tiba Lia menghentikan kulumannya pada penis Jupri dan mengerang tertahan, dia lepaskan sejenak penis Jupri dari mulutnya. Wajahnya meringis karena di belakang sana Aman sedang berusaha mendorong penisnya masuk ke dalam liang vaginanya.
Aahhhh oohhoohh!! rintihnya dengan menengok ke belakang melihat penis itu pelan-pelan memasuki vaginanya. Tapi dengan cepat Jupri yang tidak mau kenikmatannya berkurang meraih wajah Lia dan kembali memaksanya mengulum penisnya.
Bersambung . . . .