Malapetaka KKN - Dalam pelukan pak Kades - 3

Lia merasakan vaginanya penuh sesak oleh penis itu, benda itu bahkan menyentuh dinding rahimnya. Aman mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur, gesekan-gesekan nikmat langsung terasa baik oleh yang si penusuk maupun yang ditusuk. Lia menggelinjang nikmat, tubuhnya melengkung ke belakang, mulutnya mengeluarkan erangan. Erangan Fanny lalu teredam karena Jupri menekan kepalanya dan menyuruhnya mengulum penisnya kembali. Lia pun mencoba kembali berkonsentrasi pada penis Jupri di tengah sodokan-sodokan Aman yang makin kencang.
Pelan-pelan aja Man, ntar anu saya kegigit gimana ? kata Jupri melihat Lia agak kesulitan mengulum penisnya karena tubuhnya berguncang terlalu hebat.
Hehehe maaf deh Pri, keenakan sih sampai lupa.. Aman terkekeh lalu mulai mengurangi sedikit kecepatannya. Dengan begitu Lia bisa lebih mudah melayani penis Jupri sambil mengimbangi gerakan Aman. Lia mengombinasikan hisapan dengan kocokan tangan pada penis Jupri membuat Jupri merem melek merasakan kenikmatan yang tiada taranya itu.
Hampir limabelas menit lamanya Lia diperlakukan sedemikian rupa. Tubuhnya yang putih mulus sekarang kembali basah oleh keringat. Tiba-tiba Aman melepaskan penisnya dari liang Vagina Lia. Perlahan dia mengarahkan penisnya ke bagian anusnya.
Jangann..! Jangan di situ.. mmpphh.. Jerit Lia yang langsung teredam oleh sodokan penis Jupri pada mulutnya. Aman sendiri tidak peduli dengan ucapan Lia barusan, dia berusaha mati-matian mendesakkan penisnya ke dalam anus Lia.
AAHHKK.. Lia sontak mengejang dan mendongakkan kepalanya, penis Jupri terlepas begitu saja dari kulumannya. Aman rupanya telah berhasil memasukkan penisnya ke dalam anus Lia. Selama beberapa saat Aman membiarkan saja Lia menggeliat-geliat, seperti ingin menyiapkan anusnya agar bisa menerima sodokan Aman. Aman lalu mulai menarik kembali penisnya keluar. Lia meringis sekali lagi, air matanya makin deras mengalir, sakitnya luar biasa seolah anusnya sedang diledakkan oleh kekuatan yang sangat besar, tapi pada saat yang sama, Lia juga merasakan sensasi tersendiri dari perbuatan Aman tersebut.
Pelan-pelan Aman mulai mendorongkan penisnya lagi. Lalu dengan gerakan pelan, Aman mulai menggenjot penisnya pada anus Lia. Lia merintih-rintih setiap kali Aman menyodok anusnya. Tapi setelah agak lama, dia merasakan anusnya bisa menampung penis Aman. Jeritannyapun mulai berubah menjadi erangan-erangan lirih. Aman perlahan mulai meningkatkan tempo genjotannya sehingga membuat tubuh Lia terguncang-guncang. Tiba-tiba Aman melingkarkan kedua lengannya ke ketiak Lia dan menarik bahunya sehingga kedua lengan Lia sekarang terkunci oleh lengan Aman dan terentang ke samping, membuat Lia terpaksa melepaskan kulumannya pada penis Jupri. Dalam posisi seperti itu Aman kemudian menarik tubuhnya ke atas ranjang sehingga keduanya terlentang di atas ranjang dengan posisi tubuh Lia ada di atasnya.
Melihat hal itu, Jupri ikut maju, dipentangkannya kedua belah paha Lia dan ditekuknya ke arah samping sehingga mengangkang seperti kodok, membuat vaginanya terkuak lebar.
Oohhh... janganh.. ahhh... Lia menyadari apa yang akan dilakukan oleh Jupri pada vaginanya. Pelan-pelan Jupri mula mendekatkan penisnya ke vagina Lia. Dan.
AAHHHHHKKK... Lia menjerit saat penis itu menembus liang vaginanya. Sekarang dua batang penis besar memasuki tubuhnya dari depan dan belakang. Lia meronta-ronta hebat saat secara bergantian Aman dan Jupri menggenjot tubuhnya. Tubuh putih itu menggeliat-geliat di dalam himpitan kedua penjaga rumah buruk rupa itu. Dan sambil menggenjot vagina Lia, Jupri juga sibuk menciumi dan melumat bibir Lia. Lia merasa tersiksa dihimpit kedua penjaga rumah yang memperkosanya dengan brutal, tapi sebenarnya Lia juga merasakan sebuah sensasi hebat yang bergolak dari dalam tubuhnya, bagaikan api besar yang membara dan meledak-ledak di dalam tubuhnya, membuat Lia akhirnya tenggelam dalam permainan seks bertiga itu. Apalagi ternyata Aman dan Jupri sangat lihai dalam urusan seks, membuat sensasi dalam tubuh Lia meledak.
aahhh... ahhhh... mau nyampe........ oohhh... udaaaahhh... oohhh... udaaahhh... Lia merintih-rintih merasakan orgasmenya setiap saat bisa meledak. Tapi kelihaian Aman dan Jupri dalam bersenggama membuat mereka bisa menahan orgasme Lia. Mereka tidak ingin Lia selesai dengan mudah. Setiap kali Lia akan meledakkan orgasmenya, setiap kali pula mereka menghentikannya dengan bermacam cara, seperti dengan menghentikan genjotan penisnya, atau menjambak rambut Lia sampai kesakitan dan melupakan dorongan orgasmenya. Lia benar-benar dibuat takluk oleh kedua penjaga rumah itu. Wajahnya sampai merah keunguan merasakan sensasi orgasmenya berulang kali berhasil digagalkan. Entah berapa lama tubuh Lia berada di dalam himpitan dan genjotan kedua penjaga rumah itu. Lia sendiri sampai terlalu payah untuk merintih, tubuhnya sekarang hanya tergetar dan menggeliat setiap kali hendak orgasme.
Gimana rasanya dientot berdua Neng? Ngomong dong.. kata Jupri sambil terus menggenjot vagina Lia.
Eeegghh... ennaaakkk... Oohhhh... Nikmathh... Ahhhhh..... jawab Lia sambil membiarkan kedua puting payudaranya dijilat dan digigit kecil oleh Jupri.
Apa Neng mau kalau saya hamili..? tanya Jupri.
Ehhkkhh.... iyaahhh... mauuhhh... oohhh... Lia menjawab asal saja. Mendengar hal itu Jupri makin bersemangat menggenjotkan penisnya, seolah dia berharap benar-benar bisa menghamili gadis kota secantik Lia. Sampai akhirnya Jupri tidak tahan lagi untuk meledakkan orgasmenya.
AAGGGHHH.......... Jupri mengerang dan mengejang kuat, seketika spermanya menyembur deras membanjiri rahim Lia. Jupri menggelepar merasaksn kenikmatan luar biasa yang diperolehnya dari tubuh mulus Lia.
Setelah Jupri selesai, giliran Aman sekarang menggenjot vagina Lia yang sekarang ditelentangkannya di atas ranjang. Aman memang puny atenaga ekstra, mungkin sudah lebih dari satu jam dia menyetubuhi Lia, tapi belum sedikitpun ada tanda dia bakal selesai. Tubuh Lia yang sudah lemas hanya bisa terhentak mengikuti setiap gerakan Aman yang menggenjot vaginanya. Sambil terus menggenjot vagina Lia, Aman juga sibuk mencium dan melumat bibir Lia. Karena sudah pasrah, Lia pun ikut membalas ciumannya, lidah mereka saling membelit dan beradu, air liur mereka menetes-netes di pinggir bibir.
Ahhh... ahhhh.... oohhhhh... oohhhh... Lia mengerang lirih setiap kali Aman menyodokkan penisnya secara brutal.
Lia menggeliat antara sakit bercampur nikmat, perlakuan Aman yang kasar ternyata justru membuat gejolak birahi Lia kian meledak. gaya bercinta jon yang barbar justru menciptakan sensasi tersendiri. Di ambang klimaks, tanpa sadar Astrid memeluk tubuh Aman dan memberikan ciuman di mulutnya. Selama hampir lima menit kedua bibir itu saling bersatu seperti terikat oleh benang yang tidak kelihatan sampai akhirnya Lia mendesis panjang dengan tubuh mengejang, tangannya mencengkeram punggung Aman dan menancapkan kuku-kukunya ke punggung itu membentuk bilur bilur kemerahan.
AHHHHHHHHKKHHHHHHHHH.......... Lia menjerit keras. Orgasme yang sebegitu lamanya tertahan akhirnya meledak juga, Lia mencengkeram punggung Aman dengan begitu kuat. Tubuhnya melengkung seperti busur, kakinya menendang-nendang ke segala arah dengan tidak terkendali. Sungguh dahsyat orgasme yang didapatnya. Selama beberapa detik lamanya tubuh Lia yang mulus itu melengkung dan menegang, vaginanya berdenyut dengan sangat kuat mencengkeram penis Aman seolah ada sebuah tangan raksasa yang menjepit penis itu dan menghancurkannya.
Aman tidak bisa bertahan mendapatkan cengkeraman vagina Lia yang berdenyut hebat itu. Tubuhnya ikut menegang. Aman menyodokkan penisnya dengan kuat, seolah mencoba menahan ejakulasinya untuk terakhir kali, tapi dia tidak mampu lagi bertahan.
OOHHKKKKKKKHHH....... Aman melenguh panjang seperti banteng, tanpa bisa ditahan, spermanya menyembur deras dan kembali mengisi rahim Lia. Perlahan tubuh mereka kembali melemas. Aman langsung ambruk kelelahan menindih tubuh mulus Lia yang juga kepayahan. Ketiganya terkapar tidak berdaya setelah mencapai kepuasan seksual secara hampir bersamaan. Perlahan keduanya tertidur dalam satu ranjang.
Malam sudah hampir turun saat Lia membuka matanya. Tubuhnya teras sangat letih dan sakit seperti ada serombongan orang yang baru saja memukuli tubuhnya. Dirasakannya ada sesuatu menindih tubuhnya. Ternyata kedua penjaga rumah itu masih tertidur di sampingnya dengan tangan mereka memeluk tubuhnya. Tangan Aman bahkan masih mencengkeram payudaranya.
Dengan gerakan pelan, Lia menyingkirkan kedua tangan nakal itu dengan harapan keduanya tidak terbangun, tapi harapannya buyar saat Aman tiba-tiba membuka matanya.
Lho.. sudah bangun ya Neng..? katanya sambil tersenyum. Sontak Lia mendekap kedua belah payudaranya yang masih telanjang.
Ngapain juga ditutupin Neng, entar paling kebuka lagi.. kata orang di sebelahnya. Jupri rupanya sudah bangun juga.
Benar tuh Neng.. kata Aman sambil berusaha melepaskan dekapan tangan Lia dari payudaranya, begitu juga dengan Jupri. Lia hanya bisa menangis tapi tidak kuasa menolaknya, payudaranya kembali menggantung bebas telanjang.
Neng emang cantik dan pintar.. kata Aman sambil meremas-remas payudara Lia sebelah kiri, sedangkan Jupri menikmati payudara Lia yang sebelah kanan.
Iya nih.. Neng jago banget lho ngentotnya, Bapak jadi ketagihan nih.. timpal Jupri. Lia hanya mendesah pelan merasakan payudaranya digumuli oleh kedua pria itu. Keduanya lalu menyuruh Lia untuk mandi bersama mereka, sambil mandi, sesekali mereka juga meraba dan meremas-remas payudara dan pantat Lia, Jupri bahkan nekad menyabuni bagian selangkangan Lia membuat Lia mendesah tertahan.
Selesai mandi, mereka mengijinkan Lia untuk berpakaian, tapi hanya celana dalam saja yang boleh dia pakai sementara tubuhnya yang lain tetap diharuskan telanjang. Lia lalu dibawa ke ruangan tengah. Di sana sudah ada Pak Kades yang menunggu.
Wuah.. sudah cantik lagi Neng kita satu ini.. komentar Pak Kades melihat Lia yang sudah bersih. Wajahnya yang tanpa polesan kosmetik terlihat justru semakin cantik, apalagi saat itu Lia hanya memakai celana dalam saja, sehingga tubuhnya yang mulus terbuka, membuatnya menjadi semakin mengundang selera.
Nah.. malam ini Neng Lia Bapak minta untuk menjadi pelayan kami. Neng Lia harus melayani kami apa saja, mulai dari urusan dapur sampai urusan kasur. Kata Pak Kades. Dan sekarang Neng ambilin makanan di dapur sana..
I.. iya Pak.. jawab Lia tersedu, air matanya kembali mengalir.
Sudah, jangan nangis, sana cepat ke dapur! perintah Pak Kades. Lia dengan gugup menurut. Beruntung Lia tidak disuruh memasak pula, seumur hidup Lia tidak pernah menginjakkan kakinya ke dapur apalagi memasak, sebagai anak orang kaya semuanya selalu siap di depannya tanpa perlu bersusah payah.
Lia membawa makanan dari dapur ke ruang tengah. Tapi dia lupa membawa piring dan sendoknya membuat Pak Kades marah. Lia segara berlari kembali ke dapur dengan tergesa-gesa.
Sambil makan, mereka bertiga menyuruh Lia untuk menari sebagai hiburannya. Lia terpaksa melakukannya, diiringi musik dangsut yang diputar dari sebuah radio mini Lia mulai menari telanjang dengan gerakan luwes. Lia terbiasa dugem sehingga gerakan-gerakannya mengalir begitu lancar. Ketiga orang pria bejat itu bertepuk tangan sambil bersuit suit menikmati keindahan tubuh telanjang Lia yang sedang meliuk-liuk erotis.
Ahh.. yaa.. bagus Neng.. terus aja narinya, Kata Pak Kades sambil tetap makan. Mereka serasa sedang makan di restoran atau kafe dengan adanya hiburan merangsang itu. Mereka paling suka saat Lia menari seperti penari striptease sambil berpura-pura melakukan mastrubasi dengan meremas-remas payudaranya sendiri.
Puas dengan tarian telanjang itu, merekapun menyuruh Lia berhenti. Lia yang kekelahan langsung terpuruk di lantai. Apalagi dia belum makan. Kepalanya terasa pusing.
Oh.. Neng mau makan ya..? tanya Pak Kades setelah mengetahui Lia melihat ke atas meja, dimana di situ terhidang makanan yang masih tersisa.
Iya Pak.. kata Lia penuh harap.
Kalau Neng mau makan ada syaratnya Neng.. kata Pak Kades. Turunin celana dalamnya Neng..
Lia terkejut mendengar ucapan Pak Kades. Dia menggeleng sambil ketakutan.
Terserah kalau Neng nggak mau nurunin celana dalamnya, nggak dapat makanan. Kata Pak Kades kalem.
Iya Pak.. baik .. Lia berkata cepat. Dia segera memelorotkan celana dalamnya sendiri sampai sebatas lutut. Vaginanya sekarang telanjang.
Hehehehehe... Neng memang pintar. Kata Pak Kades sambil memelototi vagina yang licin bersih itu. Sekarang pegangan ke meja. Lalu renggangin kakinya. Perintah Pak Kades sambil menunjuk ke arah meja. Liapun menurut membuat tubuhnya membungkuk deangan pantat menungging. Lia tahu sebentar lagi dirinya kembali akan diperkosa, tapi sedapat mungkin dia berusaha pasrah.
Hehehehe.. pintar. Kata Pak Kades. Kalau mau makan, Neng lia harus bersedia dientotin sama kita. Tambahnya. Tapi kali ini Neng boleh pilih siapa berhak ngentotin Neng.
Sejenak Lia merasakan kebingungan yang luar biasa, memilih sesuatu yang buruk dari yang terburuk bukan pilihan yang mudah. Sampai akhirnya Lia menjawab.
Saya pilih Pak Kades saja.. jawab Lia tersendat.
Kenapa pilih saya? tanya Pak Kades yang membuat Lia kebingungan tidak tahu harus menjawab apa.
Ehh.. karena.. karena Bapak ganteng sih.. jawab Lia sekenanya. Pak Kades tertawa mendengar jawaban seadanya itu.
Bagus kalau begitu, sekarang siap ya Neng.. kata Pak Kades sambil berjalan menuju ke belakang Lia. Vaginanya yang sudah terbuka sepetinya sudah siap dimasuki oleh penis lagi. Pak Kades langsung memasukkan penisnya ke dalam liang vagina Lia. Dan perlahan Pak Kades menggenjot vagina Lia dengan penisnya. Lia merintih-rintih kesakitan karena vaginanya belum siap menerima penis yang disodokkan dengan ganas. Tapi Pak Kades tidak peduli. Dia hanya ingin mereguk kenikmatan seksual dari tubuh mulus gadis kota itu sebanyak mungkin. Dan setelah sepuluh menit disetubuhi, Liapun akhirnya kembali terangsang meskipun itu di luar kehendaknya.
AHHHHH......... AHHHH......... Lia mengerang keras sambil menggeliat liar, tubuhnya menegang, tangannya mencengkeram meja dengan kuat dan kemudian perlahan mengendur lagi lalu melemas kehabisan tenaga, rupanya Lia kembali mengalami orgasme. Pak Kades yang sedang menggenjotnya pun semakin bernafsu, penisnya ditekan lebih dalam sampai bibir vagina Lia ikut tertekan. Beberapa detik kemudian dengan erangan penuh kepuasan, Pak Kades menumpahkan spermanya di dalam rahim Lia, genjotannya masih berlanjut sekitar 1-2 menit ke depan, dari vagina Lia nampak menetes cairan sperma yang kental, lalu Tubuh Lia kembali melemas. Tubuh Lia langsung terpuruk di lantai setelah Pak Kades melepaskan pegangannyna pada pinggul Lia.
Hehehehe.. sekarang Neng baru boleh makan, kata Pak Kades dengan wajah puas.
Oh.. belum Pak.. Aman mencegah. Neng cantik ini musti ngocokin kontol saya sama Jupri dulu.
Wah.. benar.. benar itu Man.. tapi jangan dimasukin ke tempiknya ya? Pak Kades menyetujuinya.
Lia tersedu-sedu, hanya untuk bisa makan dia harus merelakan dirinya digagahi tiga orang pria buruk rupa. Tapi Lia tidak punya pilihan lain selain menuruti setiap kemauan mereka. Dia segera melakukan perintah Aman saat kedua penis besar itu menyodor di mukanya. Lia melakukannya dengan sebaik-baiknya dengan kedua tangan maupun bibir dan mulutnya. Secara bergantian mulutnya mengulum penis mereka bergantian, sementara kedua belah tangannya tidak berhineti mengocok batang penis mereka.
Sedot teruss Neng... Ooohhhhiyah.... begituohhh.. ! kedua orang penjaga rumah buruk rupa itu melenguh sambil meremas rambut Lia. Seperti sebelumnya, Lia kembali menunjukkan keahliannya mengisap penis kedua orang itu. Kali ini Aman dan Jupri tidak menahan diri lagi, saat mereka mencapai klimaksnya, mereka memaksa Lia menengadah, lalu mereka berdua mengocok penis masing-masing tepat di depan wajah Lia. Dan sesaat kemudian Aman dan Jupri mengerang kuat, lalu sperma merekapun akhirnya menyembur dahsyat menyemprot sekujur wajah Lia, wajah yang cantik itu sekarang menjadi berlumuran sperma kental mereka berdua. Sebagian sperma mereka mengalir masuk ke dalam mulut Lia, tapi mereka melarang Lia untuk memuntahkannya, akhirnya Lia terpaksa menelan sebagian sperma yang membasahi wajahnya. Barulah setelah itu mereka mengijinkan Lia untuk makan.
Maka sepanjang hari itu, sampai menjelang subuh, Lia dipaksa terus menerus merelakan tubuhnya dijadikan sarana pelampiasan nafsu seksual ketiga pria bejat itu. Ketiganya menyetubuhi Lia dengan berbagai macam gaya yang bisa mereka praktekkan. Lia sendiri tidak ingat sudah berapa kali ketiganya memperkosa dirinya karena hampir tiap jam mereka memaksanya untuk bersenggama secara bergiliran. Dirinya tidak ubahnya sebuah piala bergilir yang dipaai untuk memuaskan nafsu binatang ketiga orang itu. Lia merasa dirinya lebih hina daripada seorang pelacur yang paling rendah sekalipun, sebagai anak orang kaya harus merelakan tubuhnya dinikmati oleh tiga orang pria yang sangat jauh bedanya dengan dirinya.

Tamat