Malapetaka KKN - Terjebak rayuan - 3

Bagaimana Neng? Neng Clara mau kan? tanya Pak Jamal berlagak bodoh, padahal wajahnya menunjukkan seringai kemenangan.
I... iya.. Pak.. sa.. saya mau diapain aja.. Clara menjawab sambil terisak.
Hehehehehe... sekarang ayo Neng buka kainnya, hehehe"perintah Kirno sambil menyeringai menunjukan gigigiginya yang berwarna kuning kehitamhitaman itu.
Maka dengan amat terpaksa Clara membuka kain yang melilit tubuhnya, yang langsung menunjukan tubuhnya yang putih mulus, telanjang berdiri di depan Kirno dan Pak Jamal. Kirno langsung dapat melihat payudara dan kemaluan Clara yang telanjang.
"Astaganaga... Kirno membelalak menatap tubuh putih mulus yang telanjang bulat itu, seolah sedang mimpi. Bukan main... putihnya.. mulusnya.. suara Kirno gemetar menahan ledakan birahinya. Kirno lalu membimbing Clara masuk ke dalam kamar. Kamar dimana sebelumnya Clara diperkosa oleh bapaknya, sambil sesekali menciumi pipi dan leher Clara. Clara merasa muak, tapi sekaligus juga bernafsu setelah habis habisan diperkosa oleh bapaknya, kini birahi Clara kembali naik saat giliran sang anak yang mengerjainya.
Sesampainya di kamar dan menutup pintunya, Kirno menyuruh Clara berlutut di hadapannya.
Berlutut Neng. Ujarnya sambil menekan pundak Clara memaksa Clara berlutut, Clara hanya bisa menurut.
Sekarang Neng Clara ngemutin punya saya ya.. katanya pelan sambil membuka baju dan celananya. Sekarang hanya tersisa celana dalam saja yang dipakainya. Clara tersedak mendengar perintah Kirno yang datar itu.
Mau kan Neng cantik? tanya Kirno. Clara hanya mengangguk pelan.
Eh, ditanya kok diem saja? kata Kirno lagi. Clara menunduk antara malu bercampur geram dan takut.
Ehh... ya Mas... saya mau ngemut punya Mas Kirno, kata Clara tersendat. Lalu tangan Clara meraih selangkangan Kirno dari luar celananya. Dipijatnya bagian yang sudah menggelembung itu dengan lembut.
Heheheudah nggak sabar yah Neng? Buka aja Neng, saya nggak keberatan kok. Kata Kirno sambil menunjuk ke arah kemaluannya sendiri. Clara tertegun sesaat, lalu dengan gerakan pelan dia menurunkan celana dalm Kirno.
Clara tertegun melihat penis Kirno yang panjangnya sekitar 17 cm, hitam dan mengacung diantara pahanya yang besar dan berbulu. Clara pelan pelan mencengkeramkan tangannya menggenggam penis Kirno dan mulai menjilati kepala penisnya sesuai permintaan pria itu.
Diisep ya Neng. perintah Kirno yang langsung dituruti Clara dengan memasukkan penis itu ke mulutnya, di dalam mulut dia mainkan lidahnya sehingga memberi sensasi nikmat pada penis itu.
Kirno melenguh nikmat merasakan kuluman Clara, tangannya menjulur ke bawah meraih buah dadanya yang menggantung. Kini titik-titik sensitif tubuhnya diserang habis-habisan membuat libidonya kembali naik. Kenikmatan itu diekspresikan Clara dengan semakin bersemangat mengulum penis Kirno, desahan halus terdengar di sela-sela oral seksnya.
Oohhiyahhhterus Neng, enak banget emut terus. Kirno mengerang blingsatan karena sepongan Clara, dia meremasi rambut gadis itu sesekali juga payudaranya. Clara yang libidoya bangkit mulai bersemangat, dengan tangan dan mulutnya, penis Kirno dikocoknya kuat-kuat membuat pemuda itu mengejang-ngejang menahan kenikmatan. Tapi Kirno belum mau cepat-cepat keluar, dia menyuruh Clara berhenti. Kirno rupanya sudah ingin mencoba vagina Clara, disuruhnya Clara tidur telentang di atas ranjang, tempat tadi Clara diperkosa oleh bapaknya. Kirno mengangkat kedua kaki Clara sampai mengangkang. Setelah posisinya pas, Kirno merenggangkan kedua belah paha Clara dan menempelkan ujung penisnya pada bibir vagina Clara.
Ooohh! desah Clara dengan tubuh bergetar ketika penis Kirno mulai memasukinya. Sementara itu Krino meletakkan tangannya di payudara Clara lalu mulai meremas-remas kedua belah payudra putih mulus itu.. Perlahan Kirno mulai memaju-mundurkan pantatnya. Clara mengerang kecil setiap kali penis Kirno mendsak vaginanya.
Enak yah Non, kapan nih pertama kali ngentot ? tanya Kirno menghentikan genjotannya dan remasan tangannya dari payudara Clara.
Dulu... aaahhhh di SMU hhhmmmhhtujuh aah belas tahun. Jawab Clara dengan merintih-rintih nikmat.
Sekarang udah ada pacar Non? tanya Kirno lagi sambil memelintir putingnya.
Lagi nggakaahhhaahhpunyaahhh oohhh..enakh.. aahhkhh ! Clara mengerang menahan sensasi yang meleadakkan tubuhnya dari dalam.
Kalau begitu Neng mau nggak jadi pacar saya? Nanti kita bisa ngentot tiap hari. tanya Kirno lagi diiringi satu desakan kuat penisnya di vagina Clara, membuat Clara tersentak.
Ahhhkhh.. mauuu... ahhhhh.... ooooohhh.... Clara tanpa sadar mendesah penuh nikmat.
Mendengar hal itu Kirno makin liar menggenjot vagina Clara. Hampir sepuluh menit lamanya vagina Clara digenjot. Kirno yang menindihnya menaik-turunkan tubuhnya sambil menciumi lehernya. Rasa nikmat itu diungkapkan Clara lewat desahannya, sesekali dia menggigiti jarinya sendiri, perlahan kedua tungkainya mulai melingkari pinggang Kirno seolah meminta ditusuk lebih dalam lagi. Kirno meningkatkan frekuensi genjotannya sambil melenguh nikmat merasakan seretnya vagina yang menghimpit penisnya.
Setelah duapuluh menit, Kirno meminta Clara untuk menungging seperti seekor anjing. Pantatnya diangkat sehingga lebih tinggi dari kepalanya. Lalu dari arah belakang Kirno kembali mendesakkan penisnya ke dalam vagina Clara sambil meremas-remas pantatnya. Clara tidak berdaya menahan sensasi yang ditimbulkan dari setiap sodokan penis Kirno, membuatnya menggeliat dan merintih sensual. Hal itu membuat Kirno makin bersemangat menggenjotkan penisnya sampai tubuh bugil Clara tersentak-sentak maju-mundur. Dorongan seksual dari dalam diri Clara kembali menggelegak membuat tubuhnya mengejang kuat sekali. Dan pada saat mendekati klimaks Clara tiba-tiba bergerak dengan liar mengimbangi genjotan Kirno.
AHHHHH......... AHHHH......... Clara mengerang keras sambil menggeliat liar, tubuhnya menegang, tangannya mencengkeram kasur dengan kuat dan kemudian perlahan mengendur lagi lalu melemas kehabisan tenaga, rupanya Clara kembali mengalami orgasme yang kali ini bahkan lebih dahsyat dari orgasme sebelumnya. Tapi rupanya Kirno belum merasa puas, dia membalikkan tubuh bugil Clara yang terengah-engah sehingga kebali terlentang di ranjang. Bagian vagina Clara terlihat mengalirkan lendir. Kirno lelu mengangkat kedua paha Clara dan membukanya lebar-lebar ke samping, dengan memegangi kedua pergelangan kaki Clara Kirno kembali mengarahkan penisnya ke vagina Clara yang terkuak lebar, Clara menggeliat saat vaginanya kembali dimasuki oleh penis Kirno, tapi dorongan seksual sudah menguasai Clara, dia diam saja ketika Kirno mulai kembali menyetubuhinya, bahkan kembali mendesah-desah penuh kenikmatan saat Kirno menyodok-nyodokkan penisnya.
Clara sangat tidak berdaya menghadapi setiap genjotan penis Kirno, dia memilih untuk menyerahkan ketotalan kepasrahan dirinya untuk diapakan saja oleh Kirno, untuk di garap habishabisan dan kepasrahan itu membuat Clara kembali merasakan orgasme membuat tubuhnya kembali menegang, melihat Clara kembali orgasme Kirno semakin keras saja mengenjot vagina Clara, ia memompa Clara habis habisan
Argggghhhh emmhhh oohhh yeahhhh yeahhhhhh yahhhh.... enak banget nih.... oooiiiii ahhhh... ahhh ahhhhhh.... teriak Kirno. Tubuh Kirno menegang dan akhirnya semburan spermanya memenuhi rongga vagina Clara.
Clara terkapar lemas di ranjang, tubuhnya yang putih mulus basah kuyup oleh keringat membuat tubuh bugil itu berkilau. Nafasnya naik turun membuat payudaranya ikut naik turun menggairahkan.
Semula Clara merasa lega saat Kirno menyudahi perkosaan pada dirinya. Tapi ternyata penderitaannya belum selesai. Pak Jamal tiba-tiba menyerbu masuk ke dalam kamar. Rupanya sedari tadi Pak Jamal ikut mengintip dari pintu yang sengaja tidak dikunci.
Astaga, enak sekali tempik cewek kota. Kata Kirno pada bapaknya. Bapak memang pintar memilih.
Neng Clara ini sekarang sudah jadi piaraanku... jadi gundikku, dia tidak akan lagi bisa lepas dariku. Jawab Pak Jamal sambil tertawa. Kirno juga tertawa.
Mau lihat buktinya? Pak Jamal yang juga sudah bugil itu memanggil Clara dengan isyarat tangannya. Clara dengan gemetar bangkit dan mendekati Pak Jamal dengan campuran antara malu dan takut. Pak Jamal lalu berbaring terlentang sehingga penisnya yang sudah tegang mangacung bak tiang bendera.
Ayo Neng, sekarang tancepin kontol Bapak ke tempiknya Neng. Perintah Pak Jamal. Clara hanya bisa pasrah. Dia berlutut mengangkangi penis Pak Jamal. Vaginanya tepat diarahkan ke penis Pak Jamal.
Ayo Neng.. cepat! Pak Jamal tidak sabar. Clara perlahan menurunkan pantatnya, membuat penis Pak Jamal perlhana mendesak maduk ke dalam liang vaginanya. Vagina Clara yang sudah basah itu tidak kesulitan menampung penis Pak Jamal.
Ehhkk... Clara mengerang kecil merasakan vaginanya kembali penuh. Clara tahu apa yang harus dia lakukan. Perlahan Clara mulai menggerakkan pantatnya naik turun membuat penis Pak Jamal yang membenam di dalam vaginanya terkocok keluar-masuk. Pak Jamal merem melek merasakan nikmatnya jepitan vagina Clara. Lama lama Clara mulai mempercepat goyangan pantatnya sehingga sekarang yang terdengar hanyalah suara kecipak akibat gesekan dua alat kelamin yang bersatu diiringi desahan-desahan erotis Clara.
Hehehehehe... pintar.. Neng memang pintar, ujar Pak Jamal sambil tangannya sibuk menjamahi payudara Clara. Clara makin tidak terkendali, gerakannya makin liar. Lalu Pak Jamal menarik tubuh Clara sehingga dada Clara berhimpit dengan dadanya dan memeluk Clara dengan erat. Tiba-tiba Clara merasakan ada tangan yang menjamah pantatnya. Clara bergetar, dilihatnya Kirno mulai membuka belahan pantatnya. Clara gematar mengetahui apa yang akan dilakukan Kirno.
Jangan! Jangan di situ! Ampun... jangan disitu.. Clara menjerit saat Kirno mengarahkan penisnya di lubang anusnya.
Diam cerewet! Kirno membentak. Clara menangis tersedu saat dirasakannya sebuah kepala penis mendorong tepat di liang anusnya yang kecil dan rapat.
"Jangaann! Clara melolong ketika penis Kirno mulai menembus masuk anusnya senti demi senti. Dengan satu dorongan final, penis Kirno terbenam seluruhnya dalam anus Claraa.
"Aaarrhhkkhh! Clara menjerit merasakan sakit di pantatnya. Kirno diam selama bebarapa menit membiasakan Clara merasakan penisnya. Kemudian ditariknya penisnya keluar pan-pelan membuat Clara meringis, antara kesakitan dan nikmat.
Kemudian bapak dan anak itu mulai secara kompak memompa penisnya masing keluar masuk vagina dan lubang pantat Clara. Pompaan mereka semakin lama semakin cepat, membuat tubuh Clara tergoncang-goncang. Kepala Clara bergoyang tidak beraturan karena nikmat yang dirasakannya. Kedua payudara Clara dijilati oleh Pak Jamal dari bawah sedangkan kedua tangannya sibuk memainkan puting payudara Clara seperti orang mencari signal radio.
Rupanya tidak seperti sebelumnya, kali ini bapak dan anak itu ingin mempermainkan Clara lebih jauh. Ketika Clara hampir orgasme, mereka memelankan pompaan mereka pada mulut, vagina dan lubang pantat Clara, bahkan kadangkala menghentikannya atau bahkan menekan keras penis di lubang pantat dan vagina Clara dan menjambak rambut Clara dengan keras sehingga Clara tidak jadi orgasme.
Hal itu membuat Clara semakin liar dan semakin tidak bisa mengontrol dirinya. Erangan-erangan Clara semakin keras, badan dan kepala semakin bergoyang-goyang tidak beraturan Clara terlihat sekali berusaha melayani bapak dan anak itu itu dengan sebaik-baiknya, Clara berusaha sekuat tenaga membuat mereka terangsang dan menikmati permainan ini.
Namun ternyata kedau bapak anak itu sudah sangat pengalaman itu tidak membiarkan diri mereka cepat hanyut dan tidak membiarkan Clara untuk orgasme.
Ammmpunn..egggghhh... .ampun..... erang Clara keras, namun harapannya tinggal harapan, karena mereka masih ingin mempermainkan Clara dalam waktu yang lama.
Dua jam Clara digarap habis oleh kedua pria bejat itu. Dua jam pula Clara memohon-mohon untuk dibiarkan orgasme. Mata Clara sudah sayu dan merem melek menerima kenikmatan yang rasanya tidak ada akhirnya. Badannya bergoyang erotis mengikuti setiap genjotan penis pada vagina dan lubang pantatnya.
Terlihat sekali Clara sedang menikmati permainan tersebut, Clara menjadi tidak peduli dengan sekelilingnya. Clara sudah tidak mempedulikan lagi bahwa dirinya sedang diperkosa. Clara menggelinjang liar dan erotis, tubuhnya dibiarkan mengikuti apa mau bapak dan anak itu.
Tiba-tiba, tanpa melepaskan penisnya dari dalam lubang pantat Clara, Kirno menelentangkan dirinya di karpet sambil ikut menarik tubuh Clara sehingga penis Pak Jamal lepas dari vagina Clara. Sekarang tubuh Clara terlentang di atas tubuh Kirno dengan penis tetap tertancap di lubang pantatnya. Kedua kaki Clara terbuka lebar ditarik oleh kaki Kirno ke arah luar dan kedua tangan Clara diangkat ke atas ke samping kiri kanan kepalanya.
Kirno memegangi kedua tangan Clara di sekitar ketiak Clara, kedua kakinya yang mengait kedua kaki Clara ke arah luar, membuat Clara menjadi mengangkang sangat lebar. Dada Clara membusung karena tertkan perut Kirno. Melihat pemandangan yang sangat menggairahkan itu Pak Jamal segera berlutut dihadapan selangkangan Clara. Clara yang kedua tangan dan kakinya yang sudah tidak dapat bergerak karena pegangan dan kaitan tangan dan kaki Kirno hanya bisa melihat penis Pak Jamal menerobos ke dalam vaginanya.
Aaaggg... aahhggggh... aaahhggggh.... oooohhhhhhhh.. erang Clara kenikmatan ketika Pak Jamal dan Kirno mulai memompa penisnya masing-masing dalam vagina dan lubang pantat Clara dengan keras.
Apa Neng mau dihamili sama saya? Tanya Pak Jamal tiba-tiba.
Mau...... eeeggghhhhh... .aagghhhhh.... Clara mau......ugghhhh... jawab Clara.
Mendengar itu Kirno menarik lengan Clara makin ke atas, sehingga dada Clara semakin membusung. Dan dengan kompak Kirno dan Pak Jamal memompa vagina dan lubang pantat Clara dengan sangat cepat.
Pak Jamal memompa vagina Clara dari atas dengan sangat cepat dari atas, sambil menjilati dan menggigit puting payudara, seluruh dada Clara sampai ketiak Clara yang terbuka lebar tidak luput dari jilatan dan gigitannya, sedangkan Kirno memompa lubang pantat Clara dari bawah dengan sangat cepat sambil mulutnya menjilati dan menggigit leher Clara yang jenjang.
Aaaahhh... ahhhhhhhhh..... Clara hanya bisa mengerang-ngerang keras kepalanya terdongak ke belakang, mata Clara terpejam dan giginya menggigit bibirnya sendiri.
Setengah jam Pak Jamal dan Kirno memompa keras vagina dan lubang pantat Clara. Ruangan tersebut menjadi hingar bingar oleh suara erangan dan rintihan nikmat Clara serta dengus napas Kirno dan Pak Jamal. Mereka bertiga seakan-akan sedang dalam suatu perlombaan mengejar garis finish yang sudah dekat.
Tiba-tiba badan Clara mengejang keras, Mulut Clara terbuka lebar badannya menggeliat keras, kedua kakinya yang dikait kaki Pak Jamal bergetar hebat dan kedua tangannya meraih dan meremas-remas karpet dengan kuatnya.
AAAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGGGGH...... Clara menjerit kuat-kuat pada saat orgasme yang sudah ditunggu-tunggunya berjam-jam akhirnya datang juga.
Bersamaan dengan itu Pak Jamal juga menekan keras penisnya ke dalam vagina Clara dari atas dan Kirno menekan keras penisnya ke dalam lubang pantat Clara dari bawah.
AAGGHHHHHHHH... Lenguh Pak Jamal dan Kirno bersamaan, sambil memuncratkan spermanya masing-masing ke dalam vagina dan lubang pantat Clara
Mereka bertiga mengalami orgasme yang sangat panjang, sampai akhirnya tubuh Kirno rubuh ke atas tubuh Clara, sehingga Clara terjepit ditengah-tengah. Ketiganya terkulai lemas dengan nafas memburu seperti baru saja menyelesaikan lari marathon puluhan kilometer jauhnya.
Kedua pria bejat itu merasa sangat puas bisa melampiaskan nafsu seksualnya pada gadis kota yang secantik Clara. Bagi mereka, bisa menyetubuhi Clara ibarat mimpi yang jadi kenyataan. Mereka sering melampiaskan nafsu seksualnya pada beberapa wanita desa yang menjadi gundik mereka, tapi mereka merasakan perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan semua wanita desa yang pernah mereka gauli selama ini. Sensasi kenikmatan yang didapatnya dari vagina Clara membuat membuat mereka ketagihan. Yang mereka inginkan saat ini adalah bagaimana agar menikmati tubuh yang mulus dan seksi itu sepuas-puasnya sesering yang mereka bisa. Berbagai rencana sudah ada di dalam otak mereka yang bejat. Apalagi saat ini mereka telah berhasil menjebak Clara dalam sebuah jerat mematikan yang akan membuat Clara menuruti apapun yang mereka inginkan.

Tamat