Pengalaman indahku bersama Dina - 2

Kupeluk dia keluar dari kamar mandi lalu kubaringkan Dina di tempat tidur, lalu aku duduk di sampingnya dan memulai foreplay kembali. Kumulai dengan ciuman di dahinya turun ke bibirnya. Perlahan kunikmati bibirnya yang mungil, dan kumulai permainan lidahku. Sesekali kusedot-sedot bibirnya. Lidah kami pun saling beradu dan semakin ganas.

Kulakukan itu sambil meremas-meremas boobs-nya, kenyal sekali dan nipples-nya pun mulai mengeras lagi. Kumainkan ke duanya dengan jari-jari tangan perlahan. Ciumanku turun ke lehernya yang putih. Kujilati, kukecup dan kedua tanganku tak henti-hentinya meremas toketnya, kepalaku pun di peluknya. Ciumanku turun lagi ke dadanya. Kuciumi dadanya secara melingkar, belum menyentuh nipplesnya. Kenyal sekali terasa di bibirku, dan tangannya tak lepas memeluk kepalaku serta desahannya semakin terdengar terutama saat aku mengecup putingnya..

"Mh, Ann.. Terusin"

Kukecup kedua putingnya. Lembut sekali rasanya di bibirku. Kujulurkan lidah dan kumulai mengusapnya dengan ujung lidahku, Dina mengeliat dan mendesah..

"Ohh.. Ohh.."

Bergantian kujilati putingnya, kiri kanan. Kugerakkan lidahku ke atas, bawah, kiri, kanan, dan melingkar. Desahannya semakin kencang, Dina mulai mengacak-mengacak rambutku walaupun pendek dan sesekali menekan-menekan ke dadanya. Nikmat sekali putingnya untukku, seperti cream yang lumer di dalam mulutku, terasa sekali saat kusedot-sedot nipple-nya tersebut.

Kusedot-sedot nip-nya perlahan dan lembut, sesekali kugigit kecil nip-nya. Dina sangat menikmatinya, dia sungguh santai. Kuhentikan sebentar permainan ini. Kusuruh dia untuk mengangkat tangannya di atas kepalanya hingga tampaklah ketiak yang mulus. Kuelus, kubisiki Dina di telinganya.

"Dina, aku suka ketiakmu" wajah Dina agak memerah, tak menyangka kubisiki hal itu. Kucium dan kujilati perlahan kiri dan kanan.
"Geli, Ann, tapi asyik", katanya.
"Dina, vaginamu sudah basah ya?", tanyaku sambil memegang selangkangannya.
"Iya, horny banget nich. Terusin donk"

Kumulai lagi dengan menjilati bibir, leher dan telinganya. Lalu turun lagi ke dada. Kujilati nip-nya dan sesekali kusedot. Gerakan lidahku kupercepat. Salah satu tanganku turun ke selangkanganya, mengusap-mengusap paha, bibir vagina, lalu klit-nya perlahan. Dina menggeliat dan mendesah-mendesah keenakan sambil memejamkan matanya.

"Ohh.. Mmh.."

Desahannya membuatku makin terangsang, pemainanku makin gila sehingga putingnya menjadi lebih memerah dan kucupang toketnya, kiri kanan. Lalu aku turun ke perutnya menuju vaginanya. Kujilati perutnya dan 'belly button'-nya. Kubuka selangkangannya dan kuciumi vaginanya sambil menghisap cairan vaginanya, nikmat sekali rasanya. Vaginanya terasa hangat, kujulurkan lidahku lalu membelah vaginanya dari bawah ke atas perlahan. Dina makin menggeliat dan mendesah liar.

"Engh.. Ohh.."

Kugarap klit-nya. Kujilati perlahan, kugerakkan lidahku naik-turun, kiri-kanan, dan melingkar. Sesekali kusedot-sedot klit-nya, lembut sekali dan seperti ada sesuatu yang lumer dalam mulutku. Cairan vaginanya makin deras dan denyut vaginanya semakin terasa. Kutangkupkan lagi mulutku di vaginanya, dan kakinya menjepit kepalaku. Tanganku yang bebas mengerjai boobs-nya kembali, kuberi pijatan di toketnya. Kucoba menusuk lubang vaginanya hingga Dina berteriak kesakitan..

"Auw, sakit"

Kuurungkan niatku dan kembali mengelus klit-nya dan menyedot-menyedot vaginanya. Desahan terdengar kembali dari mulutnya, tak lama tubuhnya mengejang dan vaginanya makin berkedut dan..

"Ach.."

Dina dapat lagi, dan langsung kujilati. Lalu aku berbaring di sampingnya. Tubuh kami lumayan banyak berkeringat. Kucium bibirnya.

"Dina, tubuh kamu koq enak banget ya?" kataku sambil meremas-meremas dada nya.
"Ryann, masukin penismu donk. Aku udah nggak tahan lagi"
"Baik sayang", kubisiki dia sambil bersiap mengambil posisi.

Wajahnya memerah kembali. Kubaringkan dia di tepi spring bed, dan aku berdiri. Kubuka selangkangannya. Kugesekkan kepala penisku di klit-nya, Dina memejamkan matanya dan tersenyum santai. Kupaskan penisku lalu aku berbisik padanya..

"Siap, sayang?"
"Iya" jawabnya sambil memelukku.

Perlahan kumasukkan penisku, vaginanya cukup sempit tapi basah, aku juga bingung, aneh, masa sudah pernah dimasuki oleh 3 penis, vaginanya masih sempit, apa dia sering mengkonsumsi jamu sari rapet, pikirku.

"Auw", Dina berteriak kesakitan.
"Tenang, sayang. Kamu pasti akan merasakan kenikmatan" Dina kembali tenang.

Sodokan yang perlahan dan pasti akhirnya masuk ke vaginanya. Hangat sekali, kudiamkan penisku sebentar dan kuciumi bibirnya.

"Gimana, Dina?"
"Sakit, tapi sekarang nggak. Eng, Ann.. Penis kamu enak juga, pas. Kayak nggarukin vaginaku"
"Suka, ya?" Dina mengangguk.

Kumulai gerakanku perlahan, maju-mundur. Mm, nikmat sekali vaginanya memijat penisku. Dina memejamkan matanya dan tersenyum santai menikmati penisku. Desahan mulai terdengar dari mulutnya.

"Mh.."

Sodokan sedikit kupercepat, dan tanganku memijat toketnya serta memainkan nip-nya. Vaginanya makin basah, dan terdengar suara decakan dari vaginanya. Kucoba menggendongnya. Kakinya menjepit pinggangku kuat dan sodokanku semakin terasa hingga terdengar suara di antara vagina dan sodokan penisku. Kami berkeringat, dan aroma pheromone Dina semakin tercium, sexy sekali.

"Ann, Dina suka banget. Enak.."
"Aku juga suka, Din", ujarku.

Beberapa menit kemudian, denyut vaginanya semakin terasa di penisku, mulai dari kepala hingga batangnya.

"Ryan, aku mo sampe lagi nich.. Ach"

Tubuhnya mengejang sehingga Dina mendongakkan kepalanya. Cairan vaginanya membasahi penisku dan semakin licin. Ini makin membuatku mau keluar ditambah aroma pheromonenya yang sexy.

"Din, aku juga mo keluar nich.." Dina yang masih keasyikan memelukku dan menjawab..
"Di dalem aja.." Denyut vaginanya makin membuatku cepat keluar dan..
"Argh.."

Penisku memancarkan spermanya di dalam vaginanya. Aku duduk, Dina masih kugendong. Kami berpelukan erat beberapa saat, lalu kucium dia.

"Ann, trims ya. Enak banget. Ntar lagi ya"
"OK, sayang"

Lalu kami beristirahat sebentar kira-kira 15 menit sambil aku memegangi payudaranya, eh ternyata nafsunya bangkit lagi.

"Lagi Yuk", ajakku.
"Yuk" timpalnya.
"Gimana kalau kamu yang menjilat penisku, mau kan?"
"OK"

Lalu dia pun mulai memegang penisku, rupanya penisku sudah mulai bangkit setelah mengeluarkan lahar panasnya. Dia jilat, sambil dikocoknya. Ohh enak banget, nggak sampai 15 menit rupanya aku sudah mau mengeluarkan sperma lagi.

"Dina, aku mo keluar nich.."

Kocokannya dipelankan dan Dina memegangi penisku lalu mulutnya menutupi kepala penisku. Lalu crot.. Aku keluarkan spermaku. Nikmat sekali, Dina menelannya dan menjilati sisa spermak tanpa sisa.

"Kamu telen ya" pintaku.
"Iya, abis enak sih" jawabnya sambil masih menjilati penisku.
"Gimana, suka?"
"Suka banget, kalau setiap hari gini sih, kayak di sorga aja" Aku tersenyum.
"Aku juga suka ngoralin cewe", sahutku.
"Dina sudah ngasih dua lubang yang membuatku nikmat", kataku.
"Tapi aku masih mau lubang yang ketiga"
"Yang mana?" tanyanya.
"Anusmu"
"Maksudmu anal sex?"
"Yup, mo coba?" sahutku.
"Boleh, tapi gimana?"
"Kamu bawa jelly?" tanyaku.
"Buat apa?"
"Biar jadi pelumas di analmu, khan beda dari vagina. Kalo anal sex, harus pake pelumas biar gak sakit"
"Ada, tuch di dalam tasku. Kuambil ya"

Benar-benar aku menikmati Dina. Dia kembali dengan jelly. Kusuruh dia menungging lalu kujilati anusnya dan kubasahi penisku dengan jelly. Kusodokkan penisku ke analnya. Perlahan. Dina kesakitan pada awalnya, baru setelah 1/2 penisku masuk dia mulai santai.

"Ayo Ann, goyang"

Kugerakkan penisku maju mundur sambil kupegangi pundaknya untuk lebih memantapkan sodokanku. Tanganku yang lain memainkan klit-nya dan sesekali kuremas-remas dadanya. Jepitan analnya kencang sekali hingga sesekali kutambah pelumasnya. Ketika kutidurkan Dina di atas meja, dia sangat menikmatinya. Dan aku pun menjilati nipples-nya, serta memainkan klit-nya dengan tanganku. Cairan yang keluar dari vaginanya turun ke bawah menjadi pelumas. Licin sekali.

"Ann, kamu.. Gila yaa.. Tapi aku.. Suka"

Kupercepat kocokanku dan aku merasakan denyut di penisku. Aku mau keluar, cepat-cepat kucabut dan kumasukkan ke dalam mulut Dina. Dina telah siap dan crot.. Spermaku muncrat kembali, lagi-lagi Dina membersihkan perlahan. Kugendong dia ke tempat tidur. Kami berbaring berpelukan, lalu kumasukan penisku lagi ke dalam vaginanya.

"Mau lagi ya Ann, tapi aku masih cape, abis 3 lubangku kamu pake semua sih"
"Nggak, aku juga masih cape, nggak apa-apa kan, biar enak aja penisku dalam vagina kamu"
"Iya deh", ujarnya.
"Ryan.. Sayang.. Terimakasih..", ujarnya lagi.
"Aku juga Dina", balasku sambil membelai rambutnya lalu kami tertidur.

*****

Demikianlah pembaca, mungkin cerita ini tidak terlalu merangsang nafsu seks anda, tapi kisahku ini adalah pengalaman apa adanya.

Tamat