Perselingkuhan istri muda - 3

Sedikit demi sedikit Anita terpengaruh dengan aksiku itu. Tanpa membuang waktu lagi aku menyodorkan penisku yang sudah setengah online ke vaginanya. Perlahan tangan kananku itu membimbing penisku ke vagina Anita dari belakang, sementara Anita memberi peluang dengan meninggikan pantatnya dan tanganya bertumpu dengan sikunya pada pinggir wastafel. Rasa nikmat dan hangat menjalar pada kami berdua saat penisku masuk ke dalam vagina Anita. Kemudian aku menyodoknya perlahan sekali untuk memberi nuansa yang lebih nikmat dan sensual, sementara aku memeluknya dari belakang dan memeras lembut payudaranya, sambil terus mengecup tengkuknya dan lehernya. Perlakuanku tersebut membuat kami benar-benar menikmati persetubuhan kami itu. Sambil terpejam dan sekali-kali mengigit bibirnya, dari mulut Anita mengeluarkan suara desahan lembut. Aku menyetubuhinya berdiri dari belakang sambil memperhatikan Anita dari kaca, melihat gocangan payudaranya, desahannya, dan ekspresi mukanya yang sensual, menambah gairahku saat itu.

Di menit yang kesekian, Anita menurunkan kakinya dari atas closet dan masih bertumpu di depan cermin, dia menunggingkan pantatnya ke belakang yang membuat aku dapat menikmati bongkahan pantat yang indah. Sambil sekali-sekali meremas pantatnya itu, aku menyodoknya terus menerus yang diimbangi oleh Anita dengan goyangan pada pantatnya dan menekan ke pangkal penisku.

Menit demi menit berjalan dengan nikmat. Kami masih bertahan dengan posisi yang sama. Sampai aku merasakan denyutan halus di dalam vagina Anita yang makin terasa. Sambil menyusupkan tanganku di balik kausnya, yang membuat Anita dalam posisi nungging menyondongkan badannya ke belakang membuat aku dapat meremas payudaranya dengan mudah.

"Ssshh, uuhh.. Hmm.. Ssh, gue mau sampai, To.."
"Tahan sebentar yah Nit, gue juga.. Uhh, nikmat banget, tahan sebentar.."

Aku merasakan denyutan di vaginanya kian terasa, yang kemudian Anita mulai mengejang. Akupun yang sudah sampai puncaknya, dengan rapat memeluknya dari belakang serta memberi sodokan-sodokan terakhir penisku dengan keras. Kamipun bergetar hebat, menikmati persetubuhan kami itu dengan klimaks bersama. Sementara cairan cintaku yang aku tumpahkan di dalam vagina Anita terasa hangat bercampur dengan cairan cintanya. Nikmatnya persetubuhan kami itu dirasakan oleh kami berdua, terbukti dengan bulu halus pada tengkuk Anita terlihat berdiri, yang kemudian aku kecup dengan lembut.

Anita berbalik diperperlakukan seperti itu, kemudian mengecup lembut bibirku, yang aku jawab dengan kecupan-kecupan lembut pula dibibirnya yang seksi. Entah kenapa, aku merasa senang sekali memperlakukan Anita seperti itu. Sentuhan, kecupan yang lembut, aroma tubuh dan hembusan nafas serta dekapan kami berdua menambah mesra suasana romantis saat itu. Sementara suara TV di ruang tidur mengumandangkan lagu Cinta Kita dari Titi Dj,
"Aku tetap bertahan.. walau badai datang menerjang.. Menjaga cinta, kita, slalu bersama.. Sungguh cinta kita tiada.. Duanya..".

Kecupan demi kecupan, belaian demi belaian kami lakukan. Hembusan nafas yang memburu menambah gairah kami, yang sebelumnya telah melakukan persetubuhan dengan kenikmatan sensual dan romantis. Sambil berpagutan, aku mendorong Anita perlahan-lahan ke tempat tidur. Dalam posisi duduk di tepi tempat tidur, aku pangku Anita tanpa melepaskan pagutan kami berdua, yang menambah panas suasana di ruangan itu. Anitapun dengan bergairah melepaskan pakaianku yang masih tersisa, sementara akupun tidak tinggal diam. Kaus Anitapun aku buka, dan terpampanglah buah dada yang kenyal itu, sedikit terbungkus dengan bra. Aku langsung menciumi buah dada Anita sambil membuka ikatan dari depan. Setelah terbuka, aku pelintir putingnya dan aku sedot puting satunya. Dicium, menjilati, dan aku remas dengan lembut buah dada Anita yang indah itu dengan penuh kasih sayang. Desahanan Anita menjadi-jadi, setelah ia memasukkan penisku ke dalam vaginanya sendiri perlahan-lahan sekali. Sambil memeluk Anita, aku menciumi seluruh area dadanya, tanpa kecuali bahu dan ketiaknya, Sementara Anita perlahan tapi pasti menaik-turunkan tubuhnya dengan sekali-sekali memutar pantatnya dengan halusnya tatkala penisku tertancap jauh di dalam vaginanya.

Menit demi menit, suasana romantis tersebut bertambah nikmat dengan perlakuan kami berdua, yang memberi belaian, kecupan, rangsangan dengan rasa cinta, romantis dan penuh kasih sayang. Goyangan Anita pun menjadi-jadi, dengan meningkatnya gairah kami berdua. Tatkala gerakan Anita bertambah cepat, akupun mendekapnya dengan erat sambil memberikan sodokan-sodokan ke atas, sampai jeritan panjang Anita yang merasakan ejakulasi setelah mendapat orgasmenya tersebut. Tanpa melepaskan pelukan, aku mengejang untuk beberapa saat dan menikmati persetubuhan kami yang nikmati dan kemudian memberikan kecupan sayang kepada Anita yang telah memberikan kenikmatan dalam persetubuhan. Sambil memeluk Anita, Aku ambuk ke belakang. Aku membelai rambutnya, mengecup kening dan bibir Anita yang terlihat sangat letih tapi terlihat cantik, walaupun terihat rambut seluruh mukanya dan tubuhnya basah bermandikan keringat.

"Lu keliatan capek, Nit. Istirahat dulu aja," kataku.
"Nggak ah, gue emang capek, tapi seneng banget ngelayanin lu. Abis enak banget!" kata Anita kemudian.
"Enak barang gue, atau lu emang doyan sex?"
"Dua-duanya sih.. Hahaha, tapi sentuhan lu itu lho, bikin gairah gue berkobar! Touch of Art.."

Aku tertawa mendengar kelakar Anita tersebut. Kemudian aku bangkit menuju kamar mandi untuk buang air kecil dan membersihkan sisa cairan cinta kami berdua, sementara Anita Anita bergerak ke arah bantal besar diatas tempat tidur. Di kamar mandi aku menyempatkan untuk menghisap sebatang rokok kesukaanku. Sambil menghisap aku memandang cermin di depanku,
"Bermimpikah aku ini" batinku. Aku cubit-cubit mukaku, perih.
"Berarti aku nggak mimpi. Aku menyetubuhi Anita? Wah.."

Sambil menghisap rokokku, aku tersenyum bangga sekali, karena bisa tidur dengan Anita. Setelah hisapan terakhir rokokku, aku berkumur dengan pengharum mulut dan kembali ke ruang tidur.

Di atas tempat tidur, ternyata Anita sudah tertidur lelap. Dengan posisi setengah tengkurap (miring) ke kiri, satu kaki tertekuk ke depan, dan kaki satunya lurus sejajar dengan tubuhnya. Pemandangan erotis yang aku lihat, pantatnya yang bulat, dengan posisi seperti ini membuat libidoku naik dengan cepat. Perlahan-lahan aku merangkak menghampiri Anita. Dalam posisi yang sama, vagina Anita aku masukkan dengan penisku yang sudah setengah tegang, bless. Sedikit-demi sedikit aku masukkan dengan bantuan tangan kananku, sementara tangan kiriku membelai bongkahan pantatnya. Setelah penisku masuk hampir semua, aku maju-mundurkan perlahan-lahan, sementara kedua tanganku bergerilya ke suluruh kaki dan pantatnya. Sodokan-sodokan halus yang aku lakukan ternyata tetap membuat Anita tersadar dari tidurnya, yang kemudian menoleh ke arahku.

"Auhh.. uhh, To.. Belai aku dong.. Nikmat juga nih! Geli.." kata Anita kemudian.

Sodokanku kemudian lebih cepat dan berirama sambil mengusap sekujur tubuh serta meremas halus buah dadanya.

Setelah puas, aku menyuruh Anita untuk tengkurap, dengan pantat ditinggikan. Dalam posisi tersebut, aku setubuhi Anita dari atas yang mengerang dan mendesah erotis sekali. Bongkahan pantat Anitapun tak luput dari remasan tanganku. Setelah aku bergerilya di seluruh tubuhnya, buah dadanya yang terhimpit dengan kasur tidak luput juga dari remasan tanganku. Sodokan demi sodokan aku berikan serta keringat kami yang membanjir, menghasilkan citra rasa dan gairah pada kami berdua.

Erangan, desahan kami berdua serta sentuhan-sentuhan kami membuat gelora birahi kami memuncak. Sampai pada puncak gairah kami itu, aku menyuruh Anita untuk terlentang. Dengan gaya konvensional tersebut, aku setubuhi Anita sambil memeluk erat tubuhnya untuk mengakhiri sesi ini. Dekapan aku buat dan pagutan kami diakhiri dengan ejakulasi kami yang hampir bersamaan. Bermula dari aku yang mengejang sambil mendekap erat tubuh Anita serta mengigit lehernya dengan bibirku, kemudian Anita menyusul dengan mendekap punggungku dengan himpitan kakinya yang erat pada pinggangku, menambah pesona tersendiri bagi kami berdua karena menambah masuknya penisku ke dalam vagina Anita. Setelah itu aku memberikan ciuman mesra kepada Anita dengan rasa sayang.

Menit berikutnya aku ambruk disampingnya. Peluh kami sudah tidak terkira banyaknya disertai nafas kami berdua yang tersenggal. Setalah itu kamipun mandi berdua, sambil bercanda aku dan Anita saling memandikan dengan mesranya. Setelah selesai, kami mengeringkan tubuh kami bersama dan pergi ke tempat tidur. Diatas tempat tidur, kami tidur berpelukan dengan mesra tanpa ada rasa canggung. Sementara di TV menampilkan lagu 'Bilakah' dari grup musik Ada Band, kamipun kemudian tertidur pulas.

Aku tidak tahu sudah berapa lama tertidur, sampai kurasakan ada sesuatu yang geli pada selangkanganku. Sewaktu terbangun, kulihat Anita sedang mengulum dan menjilati penisku seperti makan candy. Dari mulai biji pelir sampai lubang penisku, tidak luput dari sergapan lidah dan kuluman Anita. Rasa nikmat menjalar di sekujur tubuhku tatkala Anita mengulum penisku disertai dengan sentuhan giginya di ujung penisku. Penisku yang sudah mengeras bertambah keras diperlaskukan sedemikian rupa olehnya. Setelah itu Anita mengambil posisi berjongkok di atas penisku. Sambil mencengkram dan membimbing penisku ke arah lubang cintanya, sedikit-demi sedikit penisku masuk. Kemudian ditarik kembali, digosok-gosokkan di sekitar lubang vaginanya dan dimasukkan kembali. Setelah amblas sampai biji pelirku menyentuh bibir kemaluiannya, Anita mulai menaik-turunkan tubuhnya perlahan-lahan.

Aku tidak tinggal diam. Kuremas pantatnya silih berganti yang kemudian beralih pada buah dadanya. Anita yang bergerak naik turun dengan cepat kemudian memutar-mutar pantatnya diatasku, membuat rasa sensualitas pada gairah kami berdua. Kemudian dia menunduk untuk merapatkan tubuhnya diatas dadaku, yang aku balas dengan dekapan mesra dan ciuman bertubi-tubi pada bibir dan lehernya sambil memberikan sodokan keras dari bawah. Aku kemudian meminta Anita untuk memutar tubuhnya membelakangi diriku. Dalam posisi tetap di bawah, aku dapat memelihat bongkahan pantatnya menghantam penisku dengan mantap. Akupun dapat leluasa meremas pantatnya dengan sekali-kali meremas-remas punggungnya. Menit berlalu tanpa terasa, dengan posisi yang sama kami meraup kenikmatan dan sensualitas bersama.

Setelah itu aku meminta Anita untuk menungging. Dengan posisi doggy style aku menyetubuhinya sambil meremas buah dadanya dengan lembut. Sodokan-sodokan yang lembut, gigitan kecil dan usapan lembut pada sekujur tubuh Anita membuat diriku tidak dapat membendung gairah puncakku itu. Yang kemudian aku meminta Anita untuk kembali pada posisi awal, aku dibawah dan Anita diatas untuk dapat mendekapnya dengan mesra. Sodokanku dari bawah dan himpitan selangkangan Anita dari atas menambah menit akhir orgasme kami kian dekat. Sambil menyodok dari bawah akupun mengusap lembut lubang duburnya yang kemudian menambah getaran tubuh dan denyutan yang keras pada vaginanya. Pada posisi tersebut dan saling mendekap erat, kami mengakhiri persetubuhan kami itu dengan tubuh kami yang saling mengejang dan semburan cairan cinta kami di dalam rahim Anita. Setelah berakhir, Anita jatuh disisiku dengan rasa yang sungguh nikmat.

"Uhhff.. Baru kali ini gue ngerasain enaknya bercinta," kataku kemudian.
"Kalau tahu seperti ini, mungkin dari dulu gue sudah minta ke elu sebelum elu digosok abis ama laki lu.."
"Enak aja lu! Emang gue mau ngasih perawan gue ke elu! Jangan konyol.." kata Anita sambil melempar bantal ke arahku.
"Eh, tapi kan elu tadi nikmatin juga persetubuhan kita?"
"Iya siih, tapi kan karena gue mau cepet dapat anak. Kalau perawan gue tetep dikasih ke suami gue, donk"
"Seett, pelit amat sih lu!!" kataku itu disambut dengan lemparan bantal lagi oleh Anita. Aku yang sudah tahu gelagat dapat menghindari lemparan tersebut dan lari ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai giliran Anita untuk membersihkan diri.

Waktu sudah menunjukkan hampir jam tujuh malam, ketika Anita pamit kepadaku untuk kembali ke rumah. Akupun mendekapnya dengan mesra serta memberinya kecupan pada kening dan bibirnya. Setelah itu kamipun berpisah, Anita pulang dan aku tetap di hotel, kembali istirahat untuk mengembalikan staminaku yang terkuras. Aku memang berminat checkout pagi-pagi setelah sarapan.

Hari-hari berikutnya di kantor, aku tetap bertemu dengan Anita. Bila bertemu dan berbicara, kami berbicara dan bersikap seperti biasa saja seolah-olah tidak ada kejadian apapun pada kami berdua. Sampai kira-kira pada minggu ke-2 atau ke-3 setelah kejadian itu, Anita memberi kabar bahwa dia hamil. Dan Anita memastikan bahwa anak yang dikandung tersebut adalah anakku, karena disesuaikan dengan umur kandungan dan peristiwa yang kami lakukan. Dari perselingkuhannya dengan aku pertama kali hingga kini, aku telah melakukan persetubuhan dengannya dua kali lagi, dimulai dari Anita memberitahukan bahwa dirinya hamil. Walaupun kami tidak melakukannya seperti pertama (kami hanya melakukan sekali setiap pertemuan), karena takut merusak janin yang ada dalam kandungannya. Sampai kami sepakat untuk tidak melakukannya lagi, mengingat tujuan perselingkuhan kami semula, dan untuk menghormati suami Anita.

Kisah ini memang benar terjadi dalam diriku. Tapi karena sudah berlalu, ada beberapa pembicaraan kami yang mungkin aku tambahkan, karena aku terus terang lupa dengan detil pembicaraan kami berdua, khususnya sebelum kejadian waktu itu. Tapi untuk waktu dan tema pembicaraan memang benar adanya. Untuk nama tempat atau lokasi juga kami samarkan, demi kerahasiaan kami berdua.

E N D