Lain-lain
Monday, 15 December 2008
Waria piaraan pejabat - 4
Tetapi kemudian dengan sangat cepat penisnya sendiri menyusul.. Dia tak menduga ketika tiba-tiba penisnya mengencang dan semakin kencang dan membengkak. Dia merasakan seluruh saraf-sarafnya mengalirkan panas ke batang penisnya itu. Dia perlu pegangan. Tangan-tangannya ingin memegang sesuatu untuk cengkeramannya. Dan akhirnya tangan itu mendarat di bantal. Dia meremasi bantal itu. Mungkin hendak merobeknya.
Dan yang dia rasakan kemudian adalah kedutan besar yang diikuti ledakkan. penisnya berkedut dan mengangguk-angguk memompa keluar dan menumpahkan seluruh cadangan spermanya. Sofyan dan Pak Danu telah meraih orgasmenya secara bersamaan. Entah berapa kali mereka berdua berasyik masyuk menimba nikmat birahi sepanjang malam di pondok Rasuna yang dingin dan romantis itu.
Ini adalah hari terakhir Pak Danu di Jakarta. Nanti sore beliaunya sudah harus berada di airport Sukarno Hatta pada jam 16.00. Mereka kini bergegas kembali ke Jakarta.
Sejak hari itu Sofyan sudah resmi jadi penghuni rumah Bintaro Indah. Mereka membagi dua ikat kunci rumah Bintaro. Masing-masing untuk Pak Danu dan Sophia. Maksudnya apabila sewaktu-waktu Pak Danu ke Jakarta dia bisa langsung ke rumah tanpa menunggu Sophia dari kantornya. Mungkin dua insan ini baru akan kembali berasyik masyuk beberapa minggu lagi di depan.
Sophia memerlukan beberapa hari untuk memindahkan barang-barangnya dari tempat kost ke rumah barunya. Dia menghadap ke RT dan RW setempat sebagai Sofyan. Menjelang akhir minggu dia telah resmi menjadi penduduk Bintaro Indah.
Pada malam harinya, Kamis malam, HP Sophia berdering. Antony berada di ujung sana. Dia pengin ketemu. Karena besok harus kembali bekerja, dan badan juga perlu istirahat sesudah 3 hari terakhir terus menerus bergelut dan bergulat dengan Pak Danu, kemudian disambung dengan urusan pindah rumah, Sophia menjanjikan ketemu Antony pada akhir pekan besok.
Dia mengundang Antony ke rumah barunya. Sudah lama Antony ingin berkunjung ke rumah Sophia tetapi selalu ditolaknya. Tampilan ganda Sophia di tempat kostnya akan membuat tidak nyaman bagi keduanya. Tetapi kini Sophia telah berada di rumahnya sendiri.
Jumat sore sesuai janjinya Antony datang dengan 'moge'-nya yang HD 750 cc-nya. Sophia sangat birahi kalau melihat Antony duduk gagah diatas pelana HD-nya itu. Suara menderumnya membuat Antony nampak sangat jantan. Kalau sudah begitu rasanya Sophia ingin secepatnya Antony 'menyengat'-kan penisnya ke haribaannya.
Sesaat Antony melihat-lihat rumah dan isinya. Namun baik Antony maupun Sophia tidak tertarik untuk membicarakannya. Hubungan mereka selama ini hanyalah bersifat praktis dan temporer. Tanpa mesti menyangkut harkat kehidupan masing-masing pribadi. Pada saat memasuki rumah, Antony hanya berpikir, "Oo, ini to, rumah Sophia".
Sementara Sophia juga berpikir,"Ah, dia khan tidak perlu tahu urusan pribadiku".
Mereka lebih memilih saling berpagut melampiaskan kerinduan masing-masing. Inilah pertemuan dua insan yang paling liar dan panas tetapi penuh tulus tanpa embel-embel pamrih macam-macam. Secara syahwati, antara Antony dan Sophia benar-benar saling memendam birahi. Dimata Antony Sophia adalah dewi dan dimata Sophia Antony adalah dewa. Antony akan melatakan bibir dan lidahnya pada indahnya tubuh Sophia dan demikan pula Sophia pada tubuh tampannya Antony.
Malam itu mereka menghabiskan waktu dan tenaganya berasyik masyuk melepaskan ke-liar-an syahwatnya setelah lebih dari 2 minggu tidak saling jumpa. Dari sofa bergeser ke ranjang, balik lagi ke sofa, turun ke lantai parket, bersandar di meja dapur dan juga mandi bersama di bawah shower. Mereka saling semprotkan sperma ke mulut atau anal, saling lumat dan tukar ludah atau meludahi yang lain, atau saling mengencingi tubuh atau mulut yang satu pada yang lainnya.
Suatu saat Antony melepasi ikat pinggang kulit 'Gucci'-nya. Dia menggelandang Sophia untuk merangkak ke arah dinding. Dengan 'Gucci'-nya itu Antony mencambuki pantat Sophia yang putih itu hingga meninggalkan bilur-bilur merah di sekujur pantat dan pinggulnya. Sesudahnya, dibawah tangis pedih dan jeritnya Antony menusukkan kemaluannya pada lubang pantat Sophia. Itulah gaya mereka dalam berhubungan seksual. Itulah seksual total mereka. Sangat hewaniah dengan sepenuh keliarannya. Penuh dengan kejutan-kejutan dan sangat eksplosiv.
Mereka juga sepenuhnya mengeksplorer seluruh macam lendir ataupun cairan dari tubuh untuk saling ditelan dan atau saling ditumpahkan. Rasanya mereka tak akan pernah puas saling gelut, gulat, gumul dan lumat. Hanya kelelahan atau rasa lapar yang membuat mereka berhenti.
Antony dan Sophia sama-sama senang masak. Sebagai selingan asyik masyuknya mereka masuk dapur untuk masak. Sophia mengeluarkan bahan makanan dari lemari es. Antony merajang bumbu dan menyiapkan penggorengan. Dibarengi dengan tuna salad yang dingin dan segar, mereka menyantap shirloin steak daging New Zealand yang lunak dan lezat itu. Sophia mengeluarkan Anker Bier-nya.
"Biar kamu kencing banyak ke mulutku," sambil melepas senyumannya.
"Sama-sama," balas Antony sambil mendentingkan gelasnya ke gelas Sophia.
Dua hari dua malam Antony dan Sophia saling melepas dan meliarkan syahwatnya.
Senin paginya, sekitar pukul 7.30 pagi keduanya keluar rumah untuk berpisah menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing. Di Jakarta orang boleh memiliki motor gede atau moge, tetapi tak bisa bebas menaikinya. Dengan HD-nya Antony pulang lewat jalan-jalan tikus masuk kampung. Sofyan langsung pergi ke kantornya.
Perjuangan Sofyan atau Sophia sekarang adalah mengusahakan agar dirinya tak terlampau terpengaruh dengan kekayaan yang tiba-tiba nomplok itu. Sofyan sangat sadar pentingnya orang memiliki karakter. Dan untuk itu seseorang harus melatih diri dan banyak merenungkannya. Misalnya, kalau tidak sangat penting, Sofyan lebih suka mengendarai mobil Toyota bututnya dari pada membawa VW-nya yang mungkin akan mengundang pertanyaan banyak orang.
Pak Danu secara rutin menelpon Sophia. Yang membuat Sophia senang adalah Pak Danu tidak terlampau menampakkan kasmarannya. Rasanya dia memang ikhlas dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Tetapi bagaimanapun, Sophia tetap akan setia pada komitmen-nya. Dia akan melayani dengan sebaik-baiknya setiap Pak Danu berada di Jakarta. Bagaimanapun Sophia tetap menganggap Pak bupati ini adalah kekasihnya yang jauh.
Begitulah hari-hari berlalu ganti minggu, minggu berlalu ganti bulan. Hubungan Sophia dan Pak bupati berlangsung lancar tak ada masalah. Kuncinya adalah masing-masing pihak menjalani dengan santai tanpa beban. Apapun yang terjadi mereka lakoni dan selalu menghasilkan nikmat sebagaimana adanya. Karena rasa rindu dendamnya pada Sophia terkadang Pak Danu begitu saja muncul.
Pada suatu akhir pekan, Pak Danu telpon melalui HP-nya ke Sophia, "Sophia, aku sedang di Bandara Sukarno Hatta menunggu taksi. Aku akan langsung meluncur ke rumah nih. Aku kangen banget sama kamu. Liburan akhir pekan ini aku ingin bersama kamu. Sampai nanti, ya".
Begitu menerima telpon Pak Danu, Sofyan lantas bergegas mandi dan dandan. Dia ingin tampil sebagai Sophia yang cantik seksi di hadapan Pak bupati. Sophia tahu bahwa busananya hanya akan dinikmati pada menit-menit pertama oleh Pak bupati. Busana itu sekedar perangsang, semacam 'apertiser', sebelum Pak bupati menelanjanginya untuk 'makan besar' melahapi tubuhnya.
Selanjutnya biasanya Pak bupati ingin menikmati atmosfir lain. Dia akan mengajak tampilan Sophia atau tampilan Sofyan ke hotel, atau Puncak atau pinggir laut macam Putri Duyung Ancol atau cottage-cottage di sepanjang pantai Anyer. Pak bupati bersama Sophia atau Sofyan sama-sama santai dalam menyalurkan syahwatnya.
Bahkan ketika suatu saat tiba-tiba Pak bupati begitu saja muncul di rumah, sementara Sophia sedang meladeni Antony melampiaskan syahwatnya. Pada awalnya Sophia agak khawatir kemungkinan Pak Danu kecewa. Ternyata sebaliknya, Pak Danu justru ikut bergabung. Waktu Pak Danu masuk ke kamar dia menyaksikan Antony sedang memeluk tubuh dan melumati bibir Sophia sambil kemaluannya memompa dan menembusi anusnya. Mereka merupakan pasangan tubuh telanjang yang sangat indah dan memukau birahi Pak Danu.
Dia berusaha untuk tidak mengusiknya. Bahkan Pak Danu tetap berdiri sambil pelan-pelan merabai kemaluannya sendiri. Apa yang kini disaksikannya telah membuat nafsu birahinya panas menyala. Sementara itu Sophia dan Antony yang sedang dilanda kenikmatan syahwat tidak lekas menyadari hadirnya Pak bupati. Pak Danu terus mengelusi penisnya hingga desah dan rintih nikmatnya terdengar ke telinga Antony maupun Sophia.
Mereka berdua sangat kaget dengan hadirnya orang ketiga tanpa tahu bagaimana tiba-tiba dia ada di sana. Tetapi Sophia langsung ingat akan kesepakatan kunci rumah itu. Dengan tenang dia bangun menyongsong dan memeluki Pak Danu. Antony semakin bengong dan tambah kaget. Tetapi semuanya itu hanya berlangsung sesaat. Ketiga orang yang telah memasuki wilayah nafsu syahwat itu dengan cepat memasuki suasana dan kondisi yang sangat 'exciting'.
Mereka bertiga langsung terjun dalam 'three some sex' yang penuh aksi gulat, gelut, lumat, emut, jilat, kulum dan berbagi aksi-aksi ranjang lainnya. Bahkan tanpa ragu Pak bupati nampak menjilati penis Antony yang sedang keluar masuk menembusi anal Sophia. Atau menjilati sperma Sophia yang tercecer di seputar anus Antony. Atau menerima siraman kencing kuning pekat dari Antony dan Sophia secara bersamaan. Demikianlah ungkapan hewaniah syahwat birahi mereka.
Sesudah peristiwa itu beberapa kali Pak Danu telepon dari daerahnya bahwa akan datang ke Jakarta. Pada Sophia dia pesan untuk bisa makan malam bersama Antony. Sophia tentu tahu apa yang dimaksud oleh Pak bupati. Pak bupati ingin menikmati 'three some' bersama Antony.
Siang itu adakah hari ke 2 Pak bupati berada di Jakarta. Sesuai dengan telepon tadi pagi ke kantornya, Pak bupati mengajak agar Sofyan ikut mendampingi dalam pertemuan informal dengan para investor di Mandarin Hotel. Dalam pertemuan itu dia diperkenalkan sebagai adik sepupunya.
Saat pembicaraan yang relatip santai sampai ke topik pembangunan wilayah para hadirin terbentur pada satu masalah bagaimana menggali atau mengeksplorasi sumber-sumber daya daerah. Berbagai usulan dilemparkan ke forum dari hadirin secara berkeliling. Sofyan tahu bahwa pada gilirannya dia mesti bisa memberikan usulan pula. Dia melihat adanya 'opportunity' dari setiap wilayah yang padat hunian.
Dia mengusulkan untuk membangun infra struktur media promosi kota atau wilayah. Dengan bertolak dari asset manusia daerah yang 1 juta orang diperkirakan nilai media promosi di wilayah kekuasaan Pak bupati bisa menggali dana yang cukup untuk membiayai kebersihan kota termasuk untuk investasi alat daur ulang sampah kota.
Ternyata para hadirin sangat antusias dan menyambut usulan Sofyan. Dan mereka sepakat untuk membentuk team yang akan mem-follow up usulan tersebut. Sofyan diminta menjadi salah satu anggotanya. Dia tentu senang sekali. Media promosi yang dia usulkan memang dunia dia. Dia sangat tahu dan menguasai persoalannya. Pak Danu melirik bangga pada Sofyan. Dan Sofyan sendiri sangat senang dan bangga bisa ikut pertisipasi dalam membangun daerah dimana Pak Danu menjadi bupati. Sejak itu Sofyan sering diajak mendampingi Pak bupati dalam berbagai pertemuan pentingnya.
Terkadang kita heran pada peristiwa-peristiwa dalam kehidupan ini. Lihatlah seorang Danu Roso yang bupati dipertemukan dengan Sophia yang waria. Pada awalnya pertemuan itu hanyalah bentuk vulgar dari nafsu syahwat liar dan hewaniah. Tetapi dalam perkembangannya mereka tergiring memasuki dan tumbuh dalam wilayah nilai-nilai yang lebih tinggi.
Bahkan juga pelan-pelan membentuk dan atau mengubah 'attitude' mereka. Hubungan Sofyan dan Danu menjadi hubungan yang produktip dan memberikan 'added value' secara konkrit dan sehat baik bagi kedua pribadi itu maupun bagi orang lain atau bagi kepentingan yang lebih luas lagi. Bagaimana mungkin?!
Tanpa banyak merubah perilaku liar hewaniahnya dalam hubungan syahwatnya, Pak Danu mendukung gagasan Sophia yang adalah Sofyan untuk mengembangkan jasa konsultan dalam bidang media promosi dan komunikasi. Sofyan mengajak serta teman-temannya dari beberapa alumni kampus untuk mengembangkan peluang yang ada. Pak Danu memberikan 'financial back up' dalam merintis usaha tersebut.
Dan pada waktu-waktu tertentu Pak Danu menenggelamkan hidung dan bibirnya ke anal Sophia dan atau kemudian Sophia menyemprotkan sperma dan mengencingi mulut Pak Danu. Atau sebaliknya Sophia menjilati pantat Pak Danu yang kemudian menyemprotkan sperma atau air kencingnya ke mulut Sophia.
Hubungan mereka terus berjaya dan berkembang hingga saat ini. Dan terbukti, khan, Taman Lawangpun bisa ikut kontribusi dalam membangun negara ini.
Taman Lawang, Mei 2004
TAMAT