Dibalik peristiwa SQ 006

Para pembaca yang terhormat, perkenalkan namaku adalah Bill Wong, aku termasuk warga Indonesia keturunan yang berusia 29 tahun. Aku memiliki seorang kekasih yang bernama Cecilia. Kami akan menikah bulan Desember ini tetapi impian itu musnah sudah karena suatu tragedi yang tidak diharapkan oleh semua orang.

Aku masih teringat masa-masa perkenalanku dengan Cecilia ketika kami sama-sama masih bekerja di salah satu perusahaan komputer di daerah Tebet, Jakarta. Kami berkenalan ketika atasan kami memberikan kami assignment untuk membuat program software support untuk database di perusahaan kami. Demi mempercepat assignment untuk segera diproses, kami memutuskan untuk membuat tugas itu di rumah Cecilia karena jarak kantor dan rumahnya yang sangat dekat.

Ketika kami sudah menyelesaikan tugas kami yang kami selesaikan selama 1 hari itu karena secara jujur saya termasuk orang yang ahli di dalam pemrograman sehingga kantor saya sering menyebut saya sebagai Indonesian Bill Gates. Aku dengan sopan menanyakan kalau Cecilia mau sarapan apa. "Tolong, buatkan aku roti isi, yah", pintanya. Sambil ia menuangkan segelas susu dingin yang ada di kulkas ke dalam gelas. Ketika aku sedang sibuk membuatkan pesanannya, Cecilia berteriak kaget dan ada suara gelas jatuh yang membuatku juga merasa kaget. Aku cepat menghampirinya, dan secara refleks dia meloncat dan memelukku erat.
"Ada seekor tikus tadi berlari menginjak kakiku", katanya ketakutan tanpa melepaskan pelukannya.
"Lari ke mana sekarang tikusnya, Cil", tanyaku.
"Ke arah pintu samping itu", sambil dia menunjukkan pintu samping. Lalu aku berusaha menenangkannya.

Merasa terus dipeluk, walaupun hanya beberapa detik, tetapi membuat hatiku bergetar, menahan gelora perasaanku. Aku merasakan dadaku sesak didekap dengan erat oleh kedua payudaranya yang besar. Setelah beberapa saat akhirnya dia melepaskan pelukannya, sambil meminta maaf padaku. Untunglah gelas yang pecah tersebut tidak melukainya, hanya sebagian dasternya basah akibat tumpahan susu tadi yang tersiram ke badannya akibat kekagetannya. Karena daster yang dipakainya sangat tipis dan basah maka dengan jelas bentuk payudaranya terlihat, sangat merangsang. Lalu aku cepat memberikannya tissue untuk mengeringkan tangan dan wajahnya yang terciprat oleh susu tadi. Aku lalu mengambil sapu dan kain pel untuk membersihkan bekas pecahan gelas tadi.

Selesai membersihkan, kulanjutkan lagi membuat roti isi. Tanpa sadar, Cecilia mendekatiku dan mendekapku dari belakang sambil mengusapkan tissue ke bajuku yang basah juga akibat dasternya yang basah menempel di bajuku. Dengan berani ia menyingkapkan bajuku sehingga dengan leluasa dia bisa mengusapkan tissue ke dada dan perutku. Tangannya yang halus terasa membelai-belai dadaku yang membuatku salah tingkah. Dan yang terlebih lagi adalah gesekan payudaranya yang berada tepat di punggungku, ditambah lagi hembusan nafas hangatnya yang tepat mengenai leherku, membuatku merasa makin sangat terangsang, membuat kemaluanku mendadak terbangun. Tetapi untunglah dia berada di belakangku sehingga dia tidak melihatnya.

Tak lama kemudian, Cecilia memanggilku. "Bill, tolong dong ambilkan handuk basah di kamar mandi." Aku langsung menuju kamar mandi yang terletak tak jauh dari lemari pakaian Cecilia. "Yang warna pink, yah!" pintanya lagi. Setelah aku sibuk mencari-cari handuk yang dimaksudnya, ternyata handuk tersebut digantungkan di belakang pintu kamar mandi. Ketika aku hendak mengambilnya, ternyata di balik handuk itu terdapat CD Cecilia. Bentuknya berenda-renda, berwarna putih. Aku sempat membayangkan bagaimana kalau Cecilia sedang memakainya pasti akan terlihat sangat seksi dan menawan. "Ketemu tidak, Bill?" tanyanya, membuatku tersadar dari lamunanku. "Yah sudah Sil", jawabku pasti.

Sambil aku membawanya keluar dan ketika aku berjalan memutar untuk menyerahkan handuk itu karena pintu lemari pakaian yang terbuka menghalangi jalanku, aku sangatlah terkejut. Ternyata Cecilia telah membuka dasternya dan BH-nya yang basah, dan dia hanya mengenakan CD putih. Aku hanya dapat melihat terpana oleh pesona bentuk tubuhnya yang indah. Cecilia mempunyai sepasang payudara yang sangat indah, putih, besar dan padat. Walau tanpa mengenakan BH tetapi payudaranya tetap kencang dan menantang untuk diremas dan dihisap. Puting susunya yang merah kecoklat-coklatan membuat kemaluanku berdiri lagi dan terasa sempit karena tertahan oleh CD dan celana panjangku. Lebih ke bawah lagi, aku dapat melihat jelas kemaluannya karena CD-nya yang berbentuk jala membuat seluruh bulu-bulu halus yang menutupi liang kemaluannya terlihat. Tanpa sadar dia telah memegang tanganku, dan menyuruhku untuk membersihkan bekas tumpahan susu tadi dengan handuk basah yang kupegang.

Tersadar dari itu, aku merasa sangat risih dengan pemandangan di depanku. Bagaimana tidak, aku sedang melihat wanita cantik yang hampir tidak memakai pakaian apapun kecuali hanya CD, itupun aku masih dapat melihat kemaluannya di balik CD putihnya. Lalu aku membalikkan tubuhku agar tidak melihat tubuhnya yang hampir telanjang. Lalu dia berkata, "Kamu kok malu sih, Bill? tidak apa-apa kok kamu melihat tubuhku", katanya pasti.

Perlahan ia mendekatiku, membalikkan tubuhku. Karena dekatnya, aku dapat merasakan payudaranya yang telah menyentuh dadaku. Dadaku seperti ditahan oleh segumpal daging yang kenyal tetapi empuk dan hangat. Lalu kuberanikan diri untuk mengusap wajahnya dengan lembut, yang tadi terciprat oleh susu. Kemudian pindah ke leher, dia hanya terdiam. Mungkin merasakan kelembutan usapanku di wajah dan di lehernya. Tiba-tiba ia memelukku erat, lebih erat dari yang tadi ketika di dapur. Lalu dengan nafsu ia mulai mencium bibirku dengan mesra. Aku hanya terdiam, aku bingung apakah aku harus membalas ciumannya atau tidak, tetapikan dia adalah rekan kerjaku. Karena aku hanya diam dan tidak membalas ciumannya. Cecilia melepaskan ciumannya dan berbisik di dekat telinggaku dengan tetap memelukku.

"Bill, mengapa kamu tidak membalas ciumanku?" katanya.
"Aku tidak berani, Sil", jawabku.
"Aku takut nanti akan keterusan", bisikku.
"Tidak apa-apa, Bill. Kau tahu kalau sejak pertemuan kita aku sudah jatuh cinta padamu, setiap hari aku membayangkanmu", kata Cecilia.
Hati sangat berdebar mendengar ucapannya, antara percaya dan tidak. Karena aku pun juga sebenarnya telah jatuh hati padanya. Tetapi semua itu aku pendam dalam-dalam, karena aku takut dan malu untuk mengatakannya padanya.

"Sungguhkah itu, Cecilia", tanyaku untuk meyakinkanku.
"Sungguh, Bill. Apa kamu tidak percaya?" tanyanya kepadaku.
"Aku percaya dan aku pun mencintaimu, Cecilia", jawabku mesra.
"Panggil aku Sisil saja, Bill", pintanya.
Akhirnya aku memberanikan diriku untuk membalas pelukannya, handuk yang kupegang terlepas dari tanganku dan jatuh di lantai.

Kucium bibirnya yang merah dan basah, sambil mengusap punggungnya. Dia pun membalas ciumanku dengan mesra sambil memejamkan matanya seakan ingin menikmati nikmatnya ciuman kami. "Mmmhh.. mmhh.." jujur saja, aku tidak begitu mahir dalam berciuman karena ini adalah pertama kalinya aku berciuman. Sebelumnya aku belum pernah pacaran, mendekati wanita pun aku sangat jarang sekali, entahlah mengapa aku malu atau takut, aku sendiri pun tak tahu. Dengan penuh perasaan aku menggigit halus bibir bawahnya, mengulum dan memainkan lidahku menjelajahi ruang mulutnya. Lidah kami saling bertemu, terasa hangat dan nikmat.

Hampir selama 5 menit kami saling berciuman, sampai nafas kami hampir habis dan terdengar sudah tidak teratur lagi. Setelah puas mencium bibirnya, aku mulai menciumi lehernya yang jenjang dan putih. Dia hanya bisa merintih kecil kegelian yang membuatku semakin bernafsu dan terangsang. Dari kiri ke kanan aku terus menciumi lehernya, yang membuatnya semakin mengeraskan suara rintihannya. "Aaawww.. Ooowww.. sshh.. aahh", desahnya lagi.

Setelah itu kubimbing dia ke tempat tidur, kubaringkan dia di sana. Sambil menindihnya dan menciumi bibirnya lagi, tanganku beraksi meremas-remas buah dadanya yang kenyal itu. Memainkan puting susunya yang mulai mengeras, ini adalah yang pertama kalinya aku memegang payudara wanita, sungguh nikmat. Setelah itu aku mulai menggeser posisi tubuhku ke samping sehingga aku bisa dengan leluasa memainkan payudaranya yang mulai mengeras, mancung ke atas. Kuciumi, kuhisap-hisap puting susu sebelah kirinya, sambil tetap meremas-remas payudaranya yang sebelah kanan. Terasa manis sekali payudaranya karena tadi payudaranya tersiram oleh susu. Dia hanya bisa memegang kepalaku seakan menyuruhku untuk tetap menghisap payudaranya. Bergantian kujilati dan kumainkan putingnya dengan lidahku, yang membuat tubuhnya kegelian. Tampak jelas warna kemerah-merahan dan basah akibat hisapanku di hampir seluruh bagian payudaranya.

Kupandangi pahanya yang mulus, putih dan berisi dalam posisi mengangkang seolah dia telah siap menantangku untuk menyetubuhinya. Tanganku mulai mengelus-elus kemaluannya dari luar CD-nya yang tipis itu, terasa hangat dan basah karena cairan kemaluannya. Lidahku sekarang mulai bergerilya turun menuju perutnya yang langsing, dan terasa tubuhnya bergerak-gerak tidak bisa diam tandanya dia merasakan kegelian. "Aaahh.. Bill, geelii.. sekaalii.. oohh", teriaknya kegelian yang membuatku semakin terangsang. Kemaluannya terasa semakin basah karena sekarang tanganku telah menyusup ke dalam CD-nya, bulunya yang tipis tetapi lebat. Aku mulai mencari-cari lubang kemaluannya untuk memainkan klitorisnya. Tampak tubuhnya bergetar, dan bergerak tak karuan karena rasa kegelian yang amat sangat. Melihat gerakan tubuhnya yang semakin tak karuan, membuat kemaluanku semakin berdiri dan sakit, karena posisi badanku yang terlungkup. Lalu kubuka CD-nya sehingga aku bisa melihat bukit kemaluannya yang telah mengembung basah dan sedikit kemerahan.

Setelah puas memainkan klitorisnya, lalu aku mulai menyorongkan wajahku ke arah kemaluannya untuk menjilatinya. Terasa bau khas kemaluan wanita yang harum dan merangsang. "Aaauuwww.. aahh.. sshh.. terus Bill, terruuss.. oohh.." kuhisap air kemaluannya sampai kering, asin tetapi nikmat. Seiring dengan hisapan-hisapanku tubuhnya kembali semakin bergerak liar. Kumainkan liang kemaluannya dengan lidahku, kuputar-putar dan kumasukkan lidahku ke dalamnya. Terasa lidahku seperti memasuki sesuatu yang hangat dan sempit. Karena setahuku dia masih perawan karena selama ini dia belum memiliki seorang pacar.

Selama 10 menit kumainkan kemaluannya dengan lidahku yang membuatnya merasa orgasme. Badannya menegang, pahanya menghimpit kepalaku yang membuatku susah bernafas. "Ooohh.. oowww.. oowww.. uuhh.. aahh.." rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur keluar. Kemaluannya kini semakin basah karena dia baru saja orgasme, kuhisap semua cairan yang ada dalam kemaluannya, sungguh luar biasa banyaknya. Asin dan hangat tetapi nikmat sekali. Karena merasa batang kemaluanku semakin sakit terhimpit oleh tubuhku, lalu kubalikkan badanku. Melihatku berbalik, dengan ganas dia memelukku dari atas, sambil mencium bibirku dengan nafsu dengan nafas yang tidak teratur karena telah melalui masa orgasme.

"Kau hebat sekali, Bill. Membuatku terangsang dan orgasme, nikmat sekali cumbuanmu", bisiknya halus. Aku hanya bisa tersenyum, padahal ini adalah yang pertama kalinya aku mencumbu seorang wanita, kataku dalam hati. Sambil menciumiku, tangannya mulai bergerak membuka kancing kemejaku satu persatu, sehingga kini aku tidak memakai kemejaku karena bagian depannya telah terbuka sebagian besar. Lalu dia mulai membuka zipper celanaku sehingga CD-ku terlihat dengan jelas dan batanganku pun tambah mengeras karena kini tangannya tengah meremas-remas batang kemaluanku yang mungkin tidak begitu besar, panjangnya hanya 14 cm. Sungguh nikmat sekali rasanya, membuat seluruh tubuhku bergetar oleh aliran-aliran kenikmatan remasan tangannya.

Lalu dengan cepat ia buka CD-ku sehingga kini aku tidak memakai celana lagi, ia kulum kemaluanku ke dalam mulutnya persis seperti bayi yang sedang menyusu. Aku merasa seperti ada kehangatan dan hisapan-hisapan pada batanganku. Tanganku pun tak mau kalah, kuremas-remas dadanya yang montok yang membuat dia semakin bernafsu. Dengan nikmatnya ia mengocok kemaluanku dengan mulutnya, nikmat sekali. Semakin lama kocokannya semakin cepat membuatku semakin terangsang, akhirnya aku merasakan kemaluanku panas pada ujungnya dan aku sudah tidak tahan untuk mengeluarkan cairan air maniku. "Ahh.. ahh.. ohh.. ahh.. oohh.. aahh.. uhh.." rintihku. "Crett.. cret.. cret.. crett". Badanku menegang dan keluarlah air maniku di dalam mulutnya yang mungil dan seksi. Dia hisap dan telan sampai habis seluruh air maniku sehingga kemaluanku kini terasa kering. "Ooohh Sisil.. ahh.. nikmat sekali sayang.." erangku keenakan. Setelah itu kami hanya berpelukan mesra karena kami merasa tubuh kami sangat lelah. Setelah itu kami mandi bersama karena tubuh kami penuh dengan keringat.

Mungkin dalam hati Cecilia bertanya-tanya kenapa aku tidak sekalian saja untuk menyetubuhinya karena walau tanpa dipaksa pun aku dapat saja melakukannya. Hanya aku saja yang tahu jawabannya. Itu aku lakukan karena aku sangat mencintainya, aku tidak ingin merenggut kebahagiaan hidupnya sekarang karena aku ingin menikahinya suatu hari. Setelah permainan kami ini, kami sering melakukan petting dan cumbuan yang membuat kami mencapai kepuasan. Saat keadaan rumah kosong atau tidak ada siapa-siapa. Selama melakukan petting aku tidak berani memasukkan batang kemaluanku ke dalam kemaluannya karena aku takut akan merusak keperawanannya. Walaupun dalam hatiku aku sangat ingin sekali melakukannya, tetapi selalu kutahan.

Tak lama kemudian, Cecilia ditugaskan oleh perusahaanku pergi ke Taiwan untuk suatu konferensi karena hanya dialah di perusahaanku yang bisa bahasa Mandarin, sehingga perusahaanku menyuruhnya pergi ke Taiwan. Selama dia di Taiwan, kami sering telepon-teleponan dan aku tidak peduli berapapun ongkosnya karena aku begitu mencintainya. Keesokan harinya tanggal 31 Oktober 2000, ketika aku hendak pergi ke kantor, aku tidak sengaja menjatuhkan gelas kopi yang baru saja dibuat oleh pembantuku, aku tidak tahu apa maksudnya dan baru kumengerti ketika aku mendengar berita dari CNN bahwa pesawat SQ006 yang ditumpangi oleh calon istriku mengalami kecelakaan dan sungguh tragisnya, calonku adalah salah satu korban yang meninggal dunia dan saat ini aku sedang berada di airport untuk menunggu boarding time pesawatku karena aku harus pergi ke Taiwan menemui jenazah kekasihku yang sangat aku sayangi dan sambil menunggu dan menghabiskan waktu, aku menulis E-mail kepada situs ini melalui laptop-ku yang selalu kubawa setiap hari. Selamat tinggal sayangku.


Tamat