Gadis misteri - 1

Namaku Tommy (nama samaran), aku seorang mahasiswa PTS Komputer terkenal di daerah Jakarta Barat, sekarang aku sudah memasuki semester VI, dan ceritaku ini bermula pada pertengahan tahun 1997 kemarin. Malam ini adalah hari pertama aku kembali kuliah setelah selesai liburan semester. Memang sejak semester 3 ini aku mengambil kuliah malam, soalnya siangnya aku harus bantu-bantu di perusahaan ayahku.

Jujur saja, ternyata kuliah malam itu tidak enak yah, kampusku sepi benar, aku agak ngeri nich, mana aku bayangkan pasti teman-teman kuliahku sudah pada tua barangkali yach, soalnya kan kalau kuliah malam pastilah orang kerja semua, wah bisa bikin BT nih. Tidak berasa sambil melamun aku sudah sampai di depan kelasku, masih terlihat sepi, karena sekarang baru pukul 19.00, sedang kuliah memang baru dimulai pukul 19.30 nanti. Dan aku memilih duduk agak di depan, soalnya pengalaman satu tahun kemarin yang duduk di depan jarang ditanya oleh dosen sih. Sambil santai aku keluarkan sebuah novel karangan "Mira W" yang baru aku pinjam kemarin dari temanku, dan mulai dech aku baca itu novel. Tidak tahu deh sudah agak lama barangkali aku baca buku itu sampai tiba-tiba sebuah suara halus memanggilku, "Ehh.. ehh.." mulanya aku masih cuek saja kupikir bukan manggilku barangkali, tapi kali ini sebuah tangan halus menyentuh tanganku, dan dia berkata, "Ehh, ehh." Baru deh kali ini aku yakin bahwa aku yang dipanggil, yah sudah aku balik ke belakang lihat siapa yang memanggilku. Ternyata seorang cewek manis, yang kira-kira bisa kubilang sangat cantik, bahkan wajah cantiknya sekaligus imut ditunjang dengan tinggi 168 cm dan berat sekitar 52 kg. Langsung saja kutanya, "Kenapa?" dan dia bilang, "Kamu baca novel apa sich kok seru banget?" yah sudah deh aku bilang bahwa ini novel Mira W.

Singkat cerita akhirnya kami kenalan dan dia mengajakku pindah ke belakang di sebelah dia, dan ternyata nama dia Vita (sudah aku samarkan), dan setelah itu kami jadi ngobrol-ngobrol deh. Terus terang aku senang sekali kenalan dengan dia, soalnya terus terang dia seksi dan cantik sekali sih. Mana buah dadanya terlihat besar, padat, dan sekel di balik kaos ketatnya. Aku perkirakan sih ukurannya 36B, lumayan besar kan. Lagi enak-enaknya ngobrol tiba-tiba ada seorang dosen tua dengan tampang menyeramkan masuk ke kelas, langsung deh seisi kelas diam. Dan terpaksa obrolanku dengan Vita aku stop dulu takut didamprat oleh itu dosen, habis tampangya seram "habis" sih. Kuliah malam ini berjalan biasa-biasa saja, setelah selesai aku langsung pulang ke rumah soalnya capai sekali.

Besok malamnya setelah selesai kuliah aku kebetulan berputar lewat depan kampus, soalnya aku mau beli makanan dulu, dan tidak sengaja kulihat wanita berkaos ketat warna biru muda, dan celana jins hitam model Boot Cut. Lho itu kan sih Vita, dalam hatiku berkata kok belum pulang yach? tadi di kelas katanya dia mau cepat-cepat pulang? Yah sudah deh akhirnya aku menghampiri Vita, dan setelah dekat dengan dia kubuka jendela mobilku,
"Hai Vit, kok belum pulang?" tanyaku.
"Iya nich, nungguin taksi soalnya sopirku yang satu tidak masuk, yang satu lagi nganterin nyokap dan bokap ke airport," katanya.
"Oh gitu," kataku lagi.
Setelah itu aku menawarkan diri untuk mengantarkan dia pulang. Mulanya dia menolak, tapi akhirnya mau juga tuh. Di mobil kami jadi ngobrol ngalor-ngidul tidak karuan, dan ternyata Vita tinggal di Jalan S, yang letaknya hanya 5 menit dari rumahku (kebetulan aku jadi tidak capai), dan singkat cerita aku sudah sampai depan rumah besar di jalan S tersebut, dan setelah basa basi bilang selamat malam aku pamitan pulang, soalnya sudah jam 9.30.

Nach hari Jumatnya di kelas, kulihat kok Vita tampangnya sedih sekali sich. Mulanya aku tanya kenapa dia tidak mau cerita, tapi akhirnya dia bilang bahwa apakah aku mau menemaninya ke Anyer setelah pulang kuliah nanti. Lalu aku bilang boleh-boleh saja sambil tertawa-tawa. Akhirnya sekitar jam 19.30 aku dan dia berangkat ke Anyer, sebelumnya aku telepon ke rumah untuk bilang bahwa malam ini aku tidak pulang soalnya pergi bersama temanku ke Anyer. Setelah itu kusuruh bilang juga ke rumahnya kalau malam ini dia tidak pulang. Dia bilang tidak usah karena orangtuanya sedang di Singapura. Yah sudah deh, aku tidak memaksa lagi. Nah sesampainya di Anyer, dia memaksa memilih sebuah cottage yang letaknya pas sebelum objek wisata karang bolong, dan dia ngotot biar dia yang check in kamar, yah aku sih terserah saja sambil menunggu dia check in aku melihat-lihat cottage ini keren juga yah. Tidak lama Vita kembali sambil membawa sebuah kunci, dan dia ternyata memilih sebuah cottage yang langsung menghadap ke laut, yach sudah deh setelah itu dia mengajakku santai di sebuah pondok yang memang sengaja dibangun untuk melihat laut, dan sebelumnya aku pesan 2 orange juice sama waiter.

Setelah sampai di sana Vita cerita kalau dia itu sedang sedih sekali, soalnya Vita ternyata dipaksa kawin dengan teman ibunya, padahal Vita masih ingin kuliah dulu, dia bilang kalau dia tidak mau kawin sama teman ibunya itu dia bakal diusir oleh ibunya. Setelah itu dia tidak meneruskan ceritanya dan dia malah menangis di dadaku, yah sudah kuhibur dia sambil mengelus rambutnya pelan-pelan. Lalu akhirnya dia mulai melanjutkan ceritanya lagi, tentang keluarganya, tentang ibunya. Tidak berasa sudah jam 12 malam, langsung deh kuajak Vita kembali ke cottage. Nah, sebelumya aku mengambil bajuku di mobil, pas aku mengambil baju di bagasi kebetulan memang aku punya beberapa kaos dan kemeja yang sengaja kubawa kemana-mana untuk keperluan mendadak seperti ini, eh dia tiba-tiba tanya, "Kamu punya kaset apaan saja?" Aku bilang, "Lihat saja di dashboardku," dan setelah itu dia terlihat sibuk sendiri mengaduk-ngaduk dashboardku. Tiba-tiba aku ingat "Oh my God", di dashboardku kan ada beberapa VCD BF punya temanku yang baru kuambil kemarin. Memang itu bukan BF hardcore tapi tetap saja aku malu, mudah-mudahan dia tidak tahu. Tapi pas kulihat ternyata aku telat, dia malah sedang melihat-lihat keempat BF-ku, dan pas aku sampai malah dia bilang, "Tom, ini yach yang namanya film bokep," aku sampai bingung jawabnya. Tidak berasa akhirnya aku menjawab iya juga, dan terus dia malah bilang lagi, "Kita nonton film ini yuk!" Aku sampai kaget mendengarnya, dan terus dia bilang dia belum pernah nonton film beginian, mulanya aku ledek, "Yang bener?" dia malah menanggapi dengan serius, "Sumpah aku tidak pernah nonton film gituan." Mulanya sih aku bilang, "Jangan ah!" tapi dia malah memaksaku terus. Katanya, "Ayo donk Tom, aku pengen tahu nich, dari dulu aku pengen nonton tapi tidak tahu harus cari kemana!" Yah sudah deh, karena tidak enak terpaksa kukabulkan permohonan dia.

Kebetulan kubawa Notebook, yah sudah deh kubawa Notebook-ku ke cottage untuk mengajak dia nonton BF tersebut. Mulanya dia bingung memilih yang mana, akhirnya aku dengan dia sempat mencoba 4 buah, sambil nonton sekilas, dan akhirnya dia milih film yang judulnya "Kamasutra-nya Penthouse". Nah sedang asyik-asyiknya nonton (walau sebenarnya aku sendiri tidak terlalu konsen, soalnya aku tetap merasa "meracuni" anak orang) tiba-tiba Vita menyeletuk, "Tom aku mau tanya boleh tidak? tapi kamu jangan marah yach!" yah sudah kujawab, "Tanya apaan Vit? Tidak! aku tidak marah kok." Ternyata dia bertanya kepadaku, "Pernah tidak kamu ML?" Sumpah aku tidak menyangka dia bakalan bertanya begitu kepadaku. Agak lama aku diam saja tidak jawab, sampai dia akhirnya tanya sekali lagi, "Pernah tidak Tom?" Yah dan akhirnya kujawab deh kalau aku itu memang belum pernah sampai ML sama wanita. Lalu dia malah tanya lagi, "Apa rasanya yah Tom?" aku sampai bingung jawabnya, yah aku jawab saja sekenanya, "Mana aku tahu aku saja belom pernah nyoba."

Nah setelah itu dia diam dan konsen lagi nontonnya. Kalau kuperhatkan sih dia sepertinya tidak konsen nontonnya, soalnya matanya itu seperti menatap kosong ke Notebook-ku. Setelah itu dia bicara lagi,
"Tom aku mau minta sesuatu nich, tapi kamu harus janji ngabulin yach!"
"Apaan tuch? tergantung donk!" jawabku.
Ternyata dia bilang kalau dia itu ingin merasakan ML bersamaku.
Aku bilang, "Kenapa aku?"
Tidak bisa apa-apa lagi dia malah bilang, "Sama-sama tidak bisa kan? jadinya sama-sama belajar."
Sebetulnya aku dalam hati sih mau-mau saja, tidak rugi ini ML sama dia, tapi aku sadar ini tidak boleh kulakukan. Tapi dia terus memaksaku, akhirnya dia malah matikan Notebook-ku, dan setelah itu dia menuju ke saklar lampu, dan dia mematikan lampu di kamar tersebut setelah itu dia mulai meniru cewek yang sedang striptease, yang tadi sempat dia lihat di film sekilas di salah satu film BF-ku.

Setelah beberapa menit menari di depanku, di bawah cahaya bulan yang masuk dari jendela kamar, dia mulai mendekatiku, dan perlahan-lahan membuka blus yang dia pakai, lalu kembali meliuk-liuk bak ular di depanku. Terus terang setelah melihat dadanya yang hanya ditutup BH, aku langsung terangsang, apalagi kemudian dia mulai mencopot celana jeansnya, sambil berkata, "Ayo Tom, kita mulai sekarang!" sehingga kini dia tinggal memakai BH, dan CD, aku makin tidak kuat deh, tapi dalam hatiku terus berperang antara pingin dan takut. Aku sempat melihat sekilas CD-nya yang berwarna pink sudah agak basah oleh cairan yang keluar dari kewanitaannya. Setelah itu pelan-pelan dia berbalik sehingga kini aku hanya melihat punggungnya saja, kupikir dia mulai menyerah barangkali yah, eh tahu-tahunya dia malah mencopot tali BH-nya setelah itu dengan tangan memegang kedua buah dadanya dia membalik lagi kepadaku, dan lalu dia mendekatiku, sambil berkata lagi, "Tom, ayo dong aku sudah tidak kuat nich!" Lalu langsung dia menyodorkan dadanya kepadaku. Sudah dech aku tidak kuat lagi, dalam hatiku hanya berpikir yang penting senang dulu, masalah dosa urusan nanti. Langsung ku-tomplok dia dan kuangkat ke ranjang dan di sana aku mulai menjilati kedua buah puting susunya, wah dia mulai menggelinjang dan merintih-rintih, "Enak Tom, jangan udahan yach, Terus Tom!" Ada kali aku 10 menit berada di kedua belah puting susunya, sampai kulihat di sekitar putingnya sudah memar dan memerah.

Setelah itu dia menarik kepalaku dan langsung mengulum bibirku dengan ganas, dan seperti seorang profesional dia dengan aktif mengulum, kadang-kadang menyedot bibirku. Sambil terus berciuman tanganku mulai turun ke bawah mencari kemaluannya yang masih tertutup CD-nya, lalu aku mulai pelan-pelan menggosokkan jariku di atasnya. Dia merintih lagi, "Ah.. ahh," akhirnya kubuka CD-nya sehingga aku melihat pemandangan yang baru kali ini kulihat secara nyata, yaitu kelamin wanita. Setelah itu aku berhenti dari aktivitas ciuman dengan Vita, kuperhatikan kemaluannya masih kecil benar, di sekelilingnya ditumbuhi bulu-bulu hitam halus yang tumbuh dengan teratur. Langsung aku nafsu benar deh melihatnya, dan tidak perduli lagi aku langsung mendekati liang kemaluannya dan aku mulai mejilat-jilatnya seperti yang sering kulihat di film-film BF.

Bersambung . . . . .