Tubuh montok Tante Deborah - 3

Rupanya ia ingin menikmati lendir kenikmatannya lagi dari mulut pemuda itu. Anto langsung menuruti permintaan Deborah, lagi pula ia semakin tak sabar ingin menaiki tubuh montok dihadapannya itu. Perlahan-lahan ia menindih tubuh Deborah yang masih mengenakan pakaian dalamnya. Gesekan yang ditimbulkan oleh pakaian dalam Deborah yang berenda dengan tubuh Anto menimbulkan suatu sensasi yang merangsang gairah Anto.

"Kemari Sayang, naiki tubuhku! Merapatlah padaku To! Hsshh.." pinta Deborah sambil menarik dan memeluk rapat tubuh Anto.

Mulut Anto yang masih mengulum cairan kenikmatan dari vagina Deborah langsung diarahkannya ke bibir Deborah yang sedang membuka seksi.

"Mmmhh.." desah Tante itu saat bibir Anto memagut bibirnya sambil meludahkan lendir kenikmatan dari vagina Deborah.
"Mmmhh Tante.." bisik Anto sambil mempererat dekapannya pada tubuh montok Deborah yang terasa makin panas dihari yang dingin itu, hal itu pun makin menimbulkan rangsangan pada tubuh Anto sehingga penisnya pun semakin menegang minta dipuaskan.
"Hmm.. Ada yang tegang tuh di bawah!" bisik Deborah seusai menelan habis cairan kenikmatan yang disodorkan Anto.
"Sudah siap Sayang?" tantang Anto sambil menciumi telinga dan leher Tante itu.
"Nnngghh.. Give me that Honey! Please.." pinta Deborah.

Langsung saja Anto bangun dari tubuh Deborah, kemudian dipelorotkannya celana dalam hitam Tante itu, lalu diaturnya posisi kaki Deborah agar mengangkang lebar. Terlihatlah dihadapannya vagina Deborah yang merekah. Walaupun sudah berumur, tetapi vagina Tante itu masih terlihat memerah segar, kontras dengan kulit Deborah yang putih. Bulu-bulu disekitar vagina Deborah terpotong rapi, menandakan bahwa Tante ini memang cukup memperhatikan organ kewanitaannya tersebut. Pemandangan itu semakin membuat Anto tak henti-hentinya menelan ludah. Dikocok-kocoknya penisnya sebentar, kemudian diarahkannya langsung ke vagina Deborah, digesek-gesekkannya di bagian labium mayora Deborah. Rupanya ia ingin menggoda Tante itu sebentar.

"Cepat To! Masukkan penismu! Aku nggak sabar Sayang! Please.." racau Deborah sambil meremasi buah dadanya yang masih terbungkus BH hitam berenda itu.
"Hmm.. Nggak sabar ya Tante? Tadi katanya nggak mau?" goda Anto sambil terus menggesekkan penisnya naik turun pada vagina Deborah.
"Ooohh Shit! Persetan dengan tadi! Pokoknya aku mau penismu didalam vaginaku sekarang! Ayo dong Sayang!?"
Rupanya Deborah sudah semakin tak sabar dan mempersetankan segalanya.
"Mmmhh.. Oohh.. "

Anto rupanya memang sengaja ingin mengalihkan perhatian Tante itu. Ia ingin mempermainkan Deborah, dan membuat Tante itu terlena dengan sumpah serapahnya, sampai tiba-tiba, saat Deborah tak menyadarinya..
Bless..
Melesaklah penis Anto yang besar, panjang dan panas berdenyut-denyut itu perlahan-lahan ke dalam vagina Deborah. Kejutan ini benar-benar mengagetkan Deborah. Kedua matanya melotot nyaris keluar. Entah karena kenikmatan yang dirasakannya atau karena rasa kagetnya, tetapi yang pasti ia sangat menikmatinya.

"Ooohh.. Gila kamu! Kenapa nggak bilang-bilang? Aaahh.. Ssshhtt.. Gillaahh.. Mmmhh.." racau Deborah.

Kali ini ia benar-benar merasakan kehebatan penis Anto. Denyutan penis Anto dalam vaginanya itu seakan-akan memompa lendir kenikmatannya semakin banyak keluar dari dalam vaginanya. Anto rupanya sengaja membiarkan pinggulnya tak bergoyang dahulu. Ia ingin menikmati saat-saat pertama kalinya penisnya itu berada dalam relung vagina Tante itu.

Penis itu terus berdenyut-denyut keras di dalam vagina Tante itu. Begitupun dengan vagina Deborah yang terus berkontraksi memijat-mijat benda asing yang sedang berada dalam relung kewanitaannya itu. Kedua mata mereka terpejam erat menikmati sensasi yang mereka rasakan. Sambil menikmati denyut demi denyut dari dalam vagina Deborah, Anto meremas-remas bongkahan pantat Tante itu penuh nafsu, tingkahnya mirip seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan. Kenakalan Anto itu tentunya semakin membuat Deborah menggelinjang tak karuan. Denyutan vaginanya pun makin menggila, sehingga otomatis penis Anto semakin merasakan kenikmatan. Keduanya saling berciuman. Berpagutan dengan liarnya tiada henti. Deborah menggigiti lidah dan bibir Anto sambil terus menekan dan membuat jepitan dalam vaginanya. Tante itu rupanya sudah berubah menjadi liar dan buas. Sesekali Deborah meludahkan air liurnya ke dalam mulut Anto yang sedang tergagap-gagap kenikmatan. Dikumur-kumurnya liur Tante itu oleh Anto sebelum ditelannya.

Perlahan-lahan Anto mencabut penisnya dari dalam vagina Deborah. Ia tak ingin melakukannya tergesa-gesa. Gesekan penisnya yang dilakukan perlahan namun pasti itu benar-benar menimbulkan sensasi yang menggilakan. Deborah semakin terpejam dan bibirnya yang dibalut lipstik merah menyala itu semakin terbuka seksi.

"Ooohh.. Mmmhh.." desah Tante itu mengiringi gesekan penis pemuda itu dalam vaginanya.
"Tann.. Tttee.. Aahh.. Ssshh.. Nikkmaatthh.. " balas Anto.
"Iyyaahh.. Terushh Too.. " bisik Deborah.

Dicabutnya perlahan penis itu oleh Anto hingga keluar dari dalam vagina Deborah. Hal ini menimbulkan kekecewaan yang besar dalam hati Deborah. Ia masih menginginkan penis itu berada dalam relung kewanitaannya, mengobok-obok vaginanya penuh nafsu, ia ingin menduduki penis itu hingga melesak jauh ke dalam vaginanya, ia ingin dijadikan budak nafsu pemuda yang baru saja dikenalnya itu, ia semakin mempersetankan semuanya. Sementara itu dengan senyum penuh menggoda, Anto hanya memandangi wajah kecewa Deborah sambil mengocok-ngocok penisnya yang basah dibaluri lendir kenikmatan dari dalam vagina Deborah.

"Please.. Too.. Kerjai aku lagi Sayang! Perkosa aku sekarang juga!" racau Deborah makin tak karuan.

Kali ini jemari lentiknya menggantikan penis Anto bermain di sekitar kemaluannya. Digosok-gosoknya vaginanya yang semakin terasa gatal itu. Deborah benar-benar menginginkan penis Anto. Sambil mengelus-elus dan mengeluar masukkan jari tangan kanannya ke dalam vaginanya, ia terus menggelinjang dan merintih. Sementara itu tangan kirinya tak henti-hentinya meremas-remas payudaranya sendiri.

"Please.. Too.. Garap akuuhh.. Perkosa akuuhh.. Hamili aku! Perlakukan aku sesukamu Sayang! " racau Deborah makin menggila.

Anto terus menggoda Tante itu, sambil mengocokkan penisnya di hadapan Deborah. Hal ini tentunya makin membakar gairah Deborah. Dirinya semakin mendesis-desis dan menggeliat tak karuan.

Tak kuat melihat pemandangan menggiurkan di hadapannya, Anto langsung mendekati Deborah, memeluk tubuh montok Tante itu dan menindihnya penuh nafsu. Bibir seksi Deborah langsung menyambut pagutan panas pemuda itu. Dihisapnya lidah nakal Anto yang langsung menjilati seluruh permukaan bibirnya. Deborah begitu menikmati sensasi permainan ini. Ia semakin melupakan kejadian pemerkosaan tadi dan justru semakin dibuat menggila oleh pemuda itu. Tak terhitung lagi berapa kali lendir pelumas keluar dari dalam vaginanya yang semakin terasa panas bila bergesekan dengan paha atau penis Anto. Rupanya Anto pun menyadari hal ini. Ia telah berhasil membakar gairah Tante itu sepanas-panasnya. Dan ia pun semakin tak sabar untuk mendorong masuk lagi penisnya ke dalam vagina Tante itu.

"Aku nggak kuat lagi Sayang! Kumasukkan sekarang ya!?" pinta Anto sambil menciumi wajah Deborah, sementara tangan kanannya mengocok penisnya yang telah menegang penuh tepat diantara selangkangan Deborah yang mengangkang lebar.
"Gila kau Sayang! Kenapa nggak dari tadi? Aku juga sudah nggak kuat! Cepat masukkan Thoo! Ssshh.." racau Deborah sambil mengangkat pinggulnya mengarahkan vaginanya yang merah basah, kontras dengan kulit putih mulusnya mendekati penis Anto yang menegang dipenuhi urat-urat.

Dan tak lama kemudian.. Blesshh.. Melesaklah penis itu ke dalam vagina Deborah perlahan-lahan.

"Ssshh.. Ooohh.. Teruusshh Sayang.. Mmmhh" bisik Deborah sambil mulutnya menganga lebar dan matanya terbelalak, pertanda ia amat menikmati penetrasi itu.
"Tantee.. Nnngghh.." desah Anto menyertai gerakan pinggulnya mendorong masuk penisnya perlahan-lahan ke dalam vagina Deborah. Ia amat menikmati setiap inci rongga vagina Deborah yang dilewati penisnya. Vagina itu begitu kenyal, panas, basah dan terasa berkedut-kedut seakan-akan sedang memijat penisnya yang sedang berada di dalamnya.

Saat penisnya sudah berada penuh didalam vagina Tante itu, tanpa membuat gerakan apapun, keduanya menikmati sensasi demi sensasi yang mereka rasakan. Tanpa langsung mengocokkan penisnya, Anto menciumi seluruh bagian tubuh Deborah yang berada dalam jangkauannya bibir dan lidahnya. Dipilinnya puting Tante itu dengan menggunakan giginya. Diseruputnya berulang-ulang puting itu penuh nafsu. Sesekali ia menyupang buah dada Tante itu, sehingga disana-sini meninggalkan garis merah yang kontras dengan warna putih kulit payudara Deborah. Keduanya semakin terbakar gairah, hingga di satu saat, keduanya tak kuat lagi menahan nafsu yang tertahan, tanpa dikomando oleh salah satu dari mereka, baik Anto maupun Deborah membuat gerakan yang mengejutkan dengan sama-sama mengangkat pinggul mereka sejauh mungkin tetapi tanpa melepaskan ujung penis Anto, kemudian secara berbarengan keduannya saling menghujamkan pinggul dan selangkangan mereka.

"Aaahh yyhhaahh.. Ssshh.." teriak Deborah saat penis Anto melesak masuk dengan cepat ke dalam vaginanya dan mentok menabrak dinding rahimnya.
"Ggghhaahh.. Oooffhh.. Mmmhh.." racau Anto tak kuat menahan suaranya sendiri.

Kemudian keduanya langsung saling berlomba mengayunkan pinggul mereka. Anto yang sudah menahan nafsu sejak tadi langsung memompa vagina Deborah secepat mungkin. Begitupun dengan Deborah, ia mengangkangkan selebar mungkin pahanya yang putih mulus dan mengimbangi gerakan pinggul Anto dengan sedapat mungkin menyambut penis pemuda itu dengan vaginanya bila ia merasakan pinggul Anto bergerak ke arahnya.

Keduanya langsung saja saling berlomba untuk memberikan yang terbaik buat pasangannya dan saling mengejar meraih kenikmatan. Ruangan itu pun langsung dipenuhi suara erangan kenikmatan keduanya diiringi decak becek dari vagina Deborah dan sayup-sayup terdengar suara hujan yang makin lama makin deras sehingga semakin menimbulkan hawa dingin yang justru makin membuat keduanya terbakar nafsu.

Deborah begitu menikmati permainan pinggul Anto. Jujur saja dalam hatinya ia mengakui bahwa permainan pemuda itu begitu hebat sampai-sampai terkadang ia tak sempat mengambil nafas. Anto mengayunkan pinggul begitu cepatnya seakan-akan ia sedang diburu-buru oleh suatu hal sehingga ia ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini. Erangan Deborah yang terbata-bata akibat serangan goyangan pinggul Anto yang begitu cepatnya justru semakin membakar Nafsu Anto. Ia begitu menikmati saat memandangi wanita yang sedang disetubuhinya itu mengerang tak jelas dan kadang-kadang meneriakkan umpatan kasar dan jorok yang secara tak sadar keluar dari mulut seksi Deborah yang sedang diperbudak oleh gairah.

"Ooohh.. Masukkan penismu lebih dalam Sayang! Puaskan dirimu! Perkosa aku! Hamili Aku! Aaahh.. Aahh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Ooohh.. Ttterrusshh.. Yyyaahh.. Therusshh.. Nnngghh.. SSsshshh.." racau Deborah sambil kedua tangannya mempermainkan dan meremas payudaranya sendiri.
"Ooohh.. Tante.. Mmmhh.. Tannttee.. Nikmat banget Sayang! vaginamu nikmat banget Tante!!" racau Anto terbata-bata.
"Ttterruusshh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Perkosa aku! Aku pelacurmu Thoo.. Puaskan dirimu! Ayoohh.."
Deborah semakin menggelinjang tak karuan dan semakin menggila oleh nafsu.
"Ayoo Sayang.. Hamili aku! Perkosa aku! Aku budakmu Sayang! Teruss.. Ohh.. Ooohh.. Ghhaahh.."

Bersambung . . . . .