Ilmu pelet tingkat tinggi - 1

Saya mau memperkenalkan diri, nama saya Rudiono, saat ini berusia 34 tahun dan telah berkeluarga, memiliki seorang istri dan dua orang anak laki-laki. Saya ingin membagi kisah saya disaat waktu masih bujangan dulu.

Saya lahir di Jakarta, tapi dari kecil saya dibesarkan bukan oleh orang tua saya melainkan oleh abang angkat saya, dikarena sejak usia 7 tahun saya sudah menjadi anak yatim.

Abang saya itu adalah salah satu paranormal hebat yang ada di Indonesia, merupakan salah satu pegangan dari mantan presiden kita dan saat ini masih menjadi salah satu pegangan dari keluarga presiden kita. Beliau juga salah satu pemandi pusaka dibeberapa keraton yang ada di Indonesia disaat Bulan Muharam dan Maulud. Hanya sedikit sekali orang yang kuat dan sanggup merawat serta memandikan Pusaka-Pusaka milik Keraton.

Dari waktu masih sekolah dasar dulu, saya sudah banyak melihat dan membuktikan kehebatan doa-doa atau ilmu-ilmu dari Agama Islam, dimana sesuatu hal yang tidak mungkin menurut logika orang pintar, tapi oleh abang saya bisa dibuat menjadi mungkin. Tentunya atas izin dari Allah SWT.

Saya banyak melihat pasien abang saya yang sewaktu datang ke rumahnya digotong oleh keluarganya, karena menurut dokter ahli yang menanganinya penyakitnya sudah tidak mungkin disembuhkan lagi dan umurnya mungkin sudah tinggal beberapa bulan lagi, karena sakit jantung, stoke atau kanker yang sudah parah, tetapi setelah diobati oleh abang saya ternyata bisa sembuh dan pulangnya bisa jalan sendiri, setelah beberapa kali datang menjalani pengobatan dengan abang saya tersebut.

Oleh karena itu saya lalu mulai belajar dengan tekun dan serius dengan abang saya, supaya bisa memiliki kemampuan seperti abang saya tersebut. Saya mulai tekun menjalankan wirid tengah malam, puasa dan lelaku lainnya agar bisa memiliki kemampuan seperti abang saya itu.

Saya bukan hanya mempelajari ilmu untuk mengobati penyakit alami saja, tetapi juga untuk mengobati penyakit buatan seperti misalnya teluh atau santet, asihan, pelet, gendam, penunduk penurut, pelaris usaha, ilmu penerawangan dan lain-lain.

Untuk membuktikan bahwa saya sudah berhasil membeli atau menguasai ilmu tersebut, biasanya saya memprektekannya langsung dengan mengobati pasiennya abang saya tersebut.

Tetapi ketika saya sudah duduk dibangku SMP, saya mulai menyelewengkan pemakaian ilmu-ilmu tersebut. Hal ini pada awalnya tidak saya sadari karena mungkin saat itu bawaan dari pengaruh masa puber saya tersebut.

Jadi sebetulnya semua Agama itu baik, doa-doa dan ilmunya juga baik, akan tetapi manusia yang memakainya itu sendiri yang tidak baik karena manusianyalah yang menyelewengkan dan menyalahgunakan pemakaian doa-doa atau ilmu-ilmu itu sendiri.

Seperti ibarat pisau kalau dipakai didapur itu baik, tapi kalau dipakai untuk nodong yah jadi tidak baik. Jadi sekali lagi ini adalah masalah manusianya, bukan masalah agamanya atau doa-doanya.

Dimasa muda atau bujangan saya dulu, saya benar-benar berkelakuan buruk dan sangat berdosa sekali. Saya sudah pernah terjerumus dan menyalahgunakan doa atau ilmu yang telah saya kuasai beberapa kali.

Hingga sekarang ini hanya tinggallah penyesalan yang ada di dalam diri saya, karena telah banyak korban akibat perbuatan saya tersebut dan saat ini saya berusaha menebusnya dengan bertobat serta membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan dari saya.

Saya akan mencoba menceritakannya pengalaman saya tersebut satu per satu, dengan harapan agar orang yang membaca cerita saya ini, tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang pernah saya perbuat.

Kejadian itu dimulai ketika pada suatu pagi saya melihat seorang gadis yang menurut saya saat itu sangat cantik dan manis sekali, berjalan memakai seragam SMP melewati depan rumah saya.

Tubuhnya tinggi, ramping dan sangat ideal sekali. Kulitnya putih mulus dengan dada dan pinggul yang tidak terlalu besar, akan tetapi kelihatan sexy sekali karena memakai seragam sekolah yang cukup ketat sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang saat itu baru mulai berkembang.

Spontan timbul rasa sir dalam diri saya dan ingin sekali berkenalan bahkan menjadikan gadis itu sebagai pacar saya. Saya lalu menerapkan ilmu pengasihan yang pernah saya pelajari dan telah saya kuasai, lalu saya lari mengejar gadis itu. Setelah berhasil mengejar dan berada disebelahnya, saya lalu menyapa gadis itu dan berkenalan dengannya.

"Hai." sapa saya.

Gadis itu lalu tersenyum melihat saya. Wow benar-benar cantik dan manis sekali gadis itu rupanya.

"Mau berangkat sekolah?" tanya saya.

"Ya." jawab gadis itu sambil tetap tersenyum manis pada saya.

"Oh ya kenalkan, nama saya Rudiono, saya tinggal di rumah nomor 34 yang telah kamu lewati tadi." kata saya.

"Boleh saya berkenalan dengan kamu?" tanya saya sambil menyodorkan tangan saya untuk mengajaknya bersalaman.

"Boleh." jawab gadis itu dengan senyum yang masih tetap menghiasi bibirnya yang mungil dan menggemaskan itu.

"Nama kamu siapa dan kamu tinggal dimana?" tanya saya yang sudah tidak sabar ingin mengetahui gadis itu tinggal dimana.

"Lusiana, saya tinggal dijalan ini juga dinomor 2." jawabnya kembali sambil tersenyum.

"Hari ini kamu pulang jam berapa? Boleh kita ketemu lagi nanti setelah kamu pulang sekolah?" tanya saya lagi. Lalu di dalam hati saya menerapkan ilmu pelet yang telah saya kuasai dan tanpa sepengetahuan gadis itu, saya meniupkan ilmu tersebut kearahnya.

"Boleh saja, saya pulang sekolah jam 12.00 lalu ada pelajaran ektra kurikuler sampai jam 15.00 dan setelah itu saya tidak ada acara lagi." jawab gadis itu.

"Bagaimana kalau kita ketemu siang ini jam 12.00? Bagaimana kalau kamu tidak usah ikut pelajaran ektra kurikuler aja?" tanya saya yang saat itu sudah tidak tahan lagi ingin segera bisa mendapatkan gadis itu.

"Oke deh, nanti setelah pulang sekolah jam12.00, saya langsung kerumah kamu saja yah." jawab gadis itu. Wah betapa senangnya hati saya karena apa yang saya harapkan telah terjadi.

"Oke, saya tunggu didepan rumah yah, jangan lupa rumah saya yang nomor 34 yah." kata saya. Sambil bercakap-cakap disepanjang perjalanan itu, akhirnya sampailah kita disekolahan gadis itu. Setelah Lusi panggilan dari Lusiana itu masuk ke dalam halaman sekolahnya, saya langsung pulang kembali kerumah saya.

Sesampai dirumah saya langsung masuk kekamar tidur saya, kebetulan kamar tidur saya berada dipaling depan, dulunya bekas garasi mobil tapi telah dirubah menjadi kamar tidur saya dan memiliki pintu sendiri yang bisa langsung keluar rumah.

Saya membaringkan tubuh diatas tempat tidur saya. lalu menghayal yang jorok dengan gadis itu, maklumlah saat itu mungkin hormon saya lagi sedang tinggi-tingginya karena sedang dalam masa puber.

Karena tidak sabar menunggu Lusi pulang sekolah, saya lalu menerapkan ilmu penerawangan saya yang fungsinya untuk bisa melihat menembus penghalang, melihat jarak jauh atau melihat kealam gaib. Saya lalu menggunakan ilmu itu untuk melihat Lusi yang saat itu sedang berada di sekolah, saya perhatikan dia yang saat itu lagi duduk belajar di kelas, akan tetapi kelihatan sekali bahwa Lusi sering ngelamun, gelisah dan rasanya hampir tidak tahan untuk bisa segera pulang, rupanya ilmu yang saya gunakan kepadanya itu sudah mulai terlihat reaksinya.

Lalu saya perkuat dosis ilmu penerawangan saya, sehingga saya bisa melihat tubuhnya yang indah itu menembus ke dalam pakaian seragam sekolah yang dikenakannya. Padahal ilmu penerawangan itu tidak boleh digunakan untuk sengaja melihat hal-hal seperti itu karena dosa. Akan tetapi saat itu rupanya setan sudah terlalu kuat mempengaruhi saya, sehingga saya tetap saja mempergunakan ilmu tersebut untuk menikmati keindahan tubuh bugilnya Lusiana.

Wah luar biasa sekali indahnya tubuh Lusiana, tubuhnya betul-betul mulus sekali dengan buah dadanya yang baru tumbuh, dimana kedua ujungnya dihiasi dengan puting kecil yang berwarna coklat kemerahan. Kemaluannyapun baru sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang sangat menggemaskan sekali dan membuat saya yang melihatnya terangsang sekali.

Akhirnya jam di rumah sayapun menunjukkan juga pukul 12.00. Saya lalu bergegas membuka pintu kamar langsung menunggu didepan rumah.

15 menit kemudian akhirnya Lusianapun tiba di depan rumah saya, setelah sedikit berbasa basi dan melihat situasi rumah sudah aman, sayapun mengajak Lusiana masuk ke dalam kamar saya melalui pintu depan yang dulunya bekas pintu garasi.

Setelah berada di dalam kamar, saya lalu menawarkan minuman dingin yang telah saya siapkan sebelumnya. Sambil ngobrol ngalor ngidul, di dalam hati saya kembali menerapkan ilmu asihan, pelet, penunduk penurut, gendam, ajian jaran goyang, semar mesem, pembangkit sir atau nafsunya dan sebagainya, setelah itu lalu saya tiupkan kearah Lusi yang lagi duduk diatas tempat tidur disamping saya.

Luar biasa sekali hasilnya, kelihatan sekali bahwa si Lusi itu sudah kena dalam pengaruh ilmu saya tersebut. Duduknya mulai gelisah, sebentar-sebentar sambil tersenyum dia melirik kearah saya dan menunduk malu bila ketahuan dia sedang melirik saya. Rupanya ajian atau ilmu pembangkit sir, jaran goyang dan semar mesem yang saya gunakan kepadanya mulai menunjukan reaksinya, sehingga Lusipun mulai merasa kepanasan atau kegerahan.

"Panas sekali rasanya hari ini yah?" kata Lusi sambil mengipasi dirinya dengan buku pelajaran sekolahnya yang diambilnya dari tasnya. Padahal kamar tidur saya tidak terlalu besar dan memakai AC 1 PK. Rupanya pengaruh ilmu itu lebih kuat dari dinginnya AC sehingga membuat panas tubuhnya Lusi meningkat dan menaikan gairah nafsunya Lusi.

"Kalau mau mandi silahkan, tuh ada kamar mandi disana." kata saya sambil menunjuk kamar mandi yang ada dipojok di dalam kamar tidur saya.

"Mungkin kamu masih kepanasan karena tadi habis jalan kaki dari sekolah kerumah saya." kata saya lagi sambil mulai merangkulnya.

"Iya deh, saya mandi dulu yah." kata Lusi kemudian sambil berdiri mau berjalan kearah kamar mandi.

Sayapun ikut berdiri, lalu saya menahan tubuhnya dan berkata, "Boleh saya ikutan mandi bareng sama kamu? Sayapun juga merasa gerah sekali." Lusipun tertunduk malu, tapi dia menganggukan kepalanya dengan perlahan.

"Kamu tidak usah malu sama saya, sini saya bantu bukain baju kamu." kata saya kemudian sambil tangan saya bergerak membuka kancing bajunya satu persatu mulai dari atas dan Lusipun yang sudah terpengaruh oleh ilmu-ilmu yang saya gunakan tersebut hanya diam saja.

Wah indah sekali tubuhnya, benar-benar mulus sekali dan terlihat buah dadanya yang baru tumbuh serta belum terlalu besar masih tertutup dalam BHnya yang berwarna krem. Lalu sambil memeluk tubuhnya dari depan, tangan saya lalu bergerak kebelakang tubuh Lusi dan mulai membuka resluiting rok seragam SMPnya dan menurunkan ke bawahnya.

Benar-benar indah sekali tubuhnya Lusi, kulitnya putih dan mulus sekali tidak ada cacatnya. Saat ini Lusi berdiri sambil menundukan kepalanya malu berhadapan dengan saya dengan hanya memakai BH dan CD yang berwarna kremnya saja.

Lalu saya peluk erat sekali tubuh Lusi dan mencium bibirnya karena saya sudah tidak tahan ingin memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya yang mungil menggemaskan itu. Tangan sayapun lalu bergerak kebelakang tubuh Lusi, membuka kaitan BHnya dan melepaskan BH itu dari dadanya. Indah sekali buah dada Lusi tersebut. Putih mulus, baru mulai tumbuh, tidak terlalu besar tapi padat dan kedua putingnya masih kecil berwarna coklat kemerahan.

Lalu tangan sayapun kembali bergerak ke bawah, menurunkan CD krem yang merupakan pakaian terakhir yang dipakai Lusi tersebut. Bagai mimpi rasanya, saat ini ada seorang gadis cantik dan manis berdiri dihadapan saya dengan tubuh polos telanjang tanpa memakai pakaian selembarpun.

Dengan kulit yang putih mulus dengan buah dada yang baru tumbuh, tidak terlalu besar tapi padat, menggantung indah didadanya, kemaluannyapun baru ditumbuhi bulu-bulu halus yang membuat saya semakin terangsang melihatnya.

Tak lama kemudian akhirnya Lusipun tidak tahan lagi, dia langsung memeluk saya dan menyembunyikan wajahnya didada saya. Terdengar suaranya yang lirih bertanya, "Kakak benar-benar sayang sama Lusi?"

"Tentu saja sayang, saya sangat sayang sekali sama Lusi." jawab saya.

"Saya sudah pasrah bila kakak mau memiliki diri Lusi seutuhnya." kata Lusi kemudian.

Sayapun memeluk tubuhnya dengan erat sekali, lalu mencium bibirnya yang mungil itu dan Lusipun membalas ciuman saya tersebut. Cukup lama kami berciuman dan berpagutan bibir, lidah kamipun saling bermain di dalam mulut Lusi, sambil tangan saya mengusap-usap punggung Lusi, turun kepinggulnya dan tangan sayapun meremas-remas pelan pinggul Lusi yang masih belum terlalu besar juga namun padat sekali. Lusipun juga memeluk tubuh saya dengan erat sekali.

Lalu ciuman sayapun mulai turun kelehernya Lusi, tampak terlihat Lusi memejamkan mata sambil mendongakan wajahnya, terdengar mulutnya mendesah menikmati ciuman saya yang sedang bermain dilehernya tersebut, lidah sayapun bermain-main ditelinganya dan akhirnya ciuman sayapun turun kedadanya.

Mulut sayapun mulai menciumi buah dadanya, lalu menjilati puting buah dadanya yang sebelah kiri sambil tangan saya meremas lembut buah dadanya yang sebelah kanan. Terlihat tubuh Lusi bergelinjang seperti terkena strum disaat lidah saya menyentuh putingnya.

Bahkan tubuh Lusipun semakin bergelinjang-gelinjang dan mendesah-desah ketika lidah saya mulai bermain-main diputing buah dadanya, sambil mencium dan menghisap-hisap puting buah dadanya itu serta meremas-remasnya. Lusipun kelihatannya sudah tidak tahan lagi, tangannya bergerak memegang penis saya dan meremas-remasnya dengan keras. Ah rupanya Lusi belum berpengalaman dan belum mengerti bagaimana caranya membuat pasangannya merasakan nikmat.

Sambil memeluk dan meremas buah dadanya, saya berbisik ditelinganya mengajarinya memegang, mengusap-usap lembut dan memperlakukan batang kemaluan saya agar saya juga bisa merasakan nikmat seperti yang sedang dirasakan oleh dirinya.

Lalu saya merebahkan tubuh Lusi ditempat tidur, lalu membuka kedua kakinya kemudian menindihnya diantara kakinya tersebut. Lalu kembali kami berciuman bibir dan bermain lidah, lalu ciuman sayapun turun kelehernya dan terus turun sampai kedadanya sambil tangan saya meremas-remas lembut buah dadanya.

Lusi kelihatannya sudah tidak tahan lagi, tubuhnya sudah tegang bergelinjang-gelinjang, sambil memeluk tubuh saya erat sekali, Lusipun mengeluarkan desahan yang semakin keras karena pengaruh ilmu pembangkit sir yang saya gunakan kepadanya mulai bereaksi mencapai klimaks.

Lusi merasakan nafsunya sudah semakin meledak dan naik keubun-ubun, dimana pada saat itu batang kemaluan saya sudah menempel dikemaluannya dan menggesek-gesek belahan kemaluannya. Lusi semakin menggoyang-goyangkan pinggulnya agar batang kemaluan saya bisa segera menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya, Rupanya dia sudah ingin sekali lubang kemaluannya dimasuki oleh batang kemaluan saya.

Bersambung . . . .