Obsesi seksku

Namaku Natalia, 28 tahun, tinggi 170 cm, bodi sexy dengan pantat padat berisi, payudaraku ukuran sedang dan kenyal, bentuknya cantik menggairahkan, wajahku juga cantik sedikit manis, aku berani memberi nilai 8 untuk diriku, ini sudah kubuktikan sendiri saat aku datang ke Mall, semua mata cowok yang normal pasti melirikku, tak peduli tua maupun muda, bahkan tak jarang yang sudah berusia lanjutpun masih suka melirikku, walau terkadang mereka datang ke Mall bersama keluarganya, apa lagi melihat caraku berpakaian bisa membuat cowok menelan ludah, karena aku paling hobby pakai singlet span tanpa lengan, sedangkan aku sejak kecil tidak pernah pakai bra karena merasa risih bila memakai bra, jadi hingga saat ini akupun tidak pernah memiliki koleksi BH.

Jarang aku pakai celana, kalaupun pakai pasti aku lebih suka pakai Hot Paint (celana pendek) yang mini dan longgar di bagian bawah, karena terus terang selain aku suka dan bangga memamerkan pahaku yang mulus sedikit berbulu itu, aku juga merasa cara berpakaianku itu relax sekali, namun yang sering kukenakan adalah Rok Mini yang bawahannya lebar sehingga aku bebas bergerak, namun susahnya kalau aku harus menaiki Escalator atau Lift tabung di Mall, pasti mata-mata nakal pada jelalatan melotot memandang ke atas tepat ke dalam isi Rok Miniku, sedangkan aku juga punya hobby memakai CD tipis yang mini berenda, tapi kebanyakan CD-ku model G String yang bentuknya sangat minim hanya ada selembar kain berbentuk segi tiga ukurannya tidak lebih dari dua ibu jari orang dewasa, yang hanya bisa berfungsi menutupi permukaan liang Vaginaku, selebihnya hanya seutas nylon yang melingkar di pinggang dan sisanya melingkar ke bawah melewati belahan pantatku, cara menggunakannya pun hanya diikatkan begitu saja.

Tapi bila di Mall aku sering berlagak cuek saja kalau memang harus menaiki tangga Escalator, yang paling senang tentunya cowok yang kebetulan juga ikut naik dan posisinya tepat kira-kira tiga atau empat trap di bawahku, aku yakin cowok tersebut pasti langsung naik libidonya, mana ada cowok di dunia ini yang tahan melihat pemandangan seperti itu, terlebih pemandangan gratis itu datangnya dari cewek cantik yang masih semuda aku? Tapi terus terang aku merasakan kebahagian tersendiri bila melirik wajah-wajah penasaran yang ada di sekitarku sedang asyik terbengong-bengong memandangi bentuk tubuhku yang memang menggairahkan itu, tak jarang pula mereka berani langsung menggodaku, tapi aku tetap acuh dan cuek aja, gengsi dong! Entar dikiranya aku cewek gampangan atau cewek murahan yang memang cari mangsa di Mall.

Walau sampai hari ini statusku masih bujangan bukan berarti aku masih gadis, aku sudah merasakan nikmatnya permainan Sex sejak kelas dua SMU dengan kenalanku seorang Mahasiswa tampan yang pertama kali merenggut kegadisanku, aku tidak menyebutnya pacar karena memang aku tidak merasakan kalau dia adalah pacarku, walau dia menganggapku sebagai pacarnya dan menjadi patah hati saat kutinggalkan begitu saja, terus terang dia cukup gagah dan tampan tapi kutinggalkan karena tuntutannya ingin sekali menikahiku sedangkan aku tidak siap bahkan sampai hari ini sedikit pun tidak memiliki keinginan untuk menikah membina sebuah rumah tangga, aku masih ingin bebas sebebas mungkin aku bisa, hubungan kami waktu itu kurasakan hanya sebatas suka sama-sama suka saja, dan merupakan kebutuhanku akan Sex saja.

Saat aku kuliah, petualanganku juga tetap berlangsung dengan cowok lain pilihanku, namun demikian aku belum pernah mengalami kehamilan apa lagi punya anak karena aku rajin dengan rutin mengikuti KB, hingga aku bebas melakukan aktifitas Sex tanpa menggunakan Kondom, aku ingin benar-benar merasakan nikmatnya Sex yang alami tanpa alat pembungkus yang menurutku menghalangi kenikmatan, cuma kendalaku adalah setiap cowok yang menikmati tubuhku selalu berakhir dengan mengajak menikah, terus terang ini mengganggu kehidupanku, terlebih akhirnya dia menjadi cowok yang pencemburu, padahal aku benar-benar masih ingin bebas dan tidak ingin dikekang atau dikuasai oleh seseorang siapapun dia, entah kelak di kemudian hari aku sudah berubah pikiran, tapi saat-saat sekarang ini aku masih tetap ingin berpetualang menikmati kehidupan yang nyata tanpa perlu munafik.

Gairah Sexku juga tinggi hingga tak jarang dinilai Hypersex atau Sex Maniac tapi aku tak peduli, aku paling senang dengan cowok yang punya kelebihan dalam oral sex, bisa kubayangkan saat dia mencium bibirku, melumat bibirku yang tipis kemudian memasukkan lidahnya ke dalam mulutku hingga kami bergantian saling pagut, saling kulum kemudian diteruskan ciuman keseputar leherku, ke balik telingaku dan menjulurkan lidahku menjilati lubang telingaku sambil tangan kanannya meraba selangkanganku sementara tangan kirinya meremas-remas payudaraku yang sintal, jilatannya makin turun ke dadaku terus ke payudaraku, mulutnya sengaja dibuka lebar seakan akan menelan semua payudaraku namun tentunya tidak cukup, sementara lidahnya terus bermain di putingku sehingga aku menggelinjang kegelian.

Vaginakupun basah dibuatnya, cairan hangat berlendir mengalir deras sekali saat jari jemarinya mengusap lembut bibir Vaginaku, dan akupun mencapai puncak kenikmatan. Aku orgasme tepat saat jarinya memilin-milin klitorisku.

"Teruu.. Uus! Teruu.. Uus! Pintaku, oo.. Ooh!"

Enak sekali, tubuhku menggigil dan serasa kejang-kejang saat melepas orgasmeku, tahu keadaanku yang demikian, bibirnya tetap tidak berhenti bahkan terus menjalar turun ke pusarku hingga membuatku menggeliat bagaikan cacing kepanasan, jilatannya memang luar biasa, diteruskan ke bawah ke sekeliling pahaku yang mulus, terus ke lutut, ke bawah lagi hingga jari dan telapak kakiku tak luput dari jilatannya, selesai menjilati kedua belah kakiku kini jilatannya langsung naik ke arah pahaku bagian dalam, aku pun makin mengangkangkan pahaku agar memudahkan lidahnya menuju sasaran yang kuinginkan.

Rupanya dia sengaja ingin aku mati lemas, rasa gatal di vaginaku makin menjadi, rasanya ingin segera disentuh namun jilatannya tidak kunjung tiba ke sasaran yang kuinginkan, kedua tangannya memegang pahaku dan sedikit diangkat sambil dikangkangkan, maka tampak dengan jelas sekali olehnya bentuk Vaginaku yang berwarna Pink, bibir Vaginaku makin merekah karena pahaku dibuka lebar-lebar dengan cara demikian, lidahnya mulai menjilati bibir Vaginaku, sesekali dijulurkan panjang-panjang dan ditusuk-tusukkan ke dalam liang vaginaku, ritmenya teratur sambil digesekkan dari bawah ke atas, aku mengalami sensasi yang luar biasa, kepalaku hanya bisa menggeleng ke kanan dan ke kiri, sementara tanganku menggapai kesana-kemari, jariku meremas-remas sprei di sekitarku, tepat di klitorisku mulutnya langsung menghunjam dan mengulumnya.

Diplintir-plintirnya klitorisku dengan bibirnya dan sesekali lidahnya dengan nakal menari-nari menyapu ujung klitorisku yang posisinya jadi menonjol keluar karena kedua belah pahaku terbuka lebar, akhirna akupun mencapai klimaksnya untuk ke dua kalinya, cairan hangat tumpah keluar dari liang senggamaku dengan derasnya, mulutnya bukannya berhenti tapi semakin ganas memoles habis Vaginaku sambil sesekali dihisapnya, semua cairan licin yang mengalir keluar dari lubang Vaginaku ditelannya hingga kering tak tersisa setetes pun, semua dilakukan bagaikan orang yang telah tiga hari tidak makan dan diberi semangkuk bubur hangat, seluruh pinggiran bibir vaginaku dijilatinya hingga bebar-benar tak tersisa, badanku pun lemas sekali, seluruh persendian tulangku terasa lepas satu persatu, oo.. ooh! Nikmat sekali rasanya.

Permainan belum berakhir, saat diriku lemas tak berdaya dia merambat naik mencium bibirku yang jadi kering karena menahan kenikmatan yang luar biasa, sementara mengulum bibirku batang kemaluannya yang sejak tadi sudah berdiri tegak mulai disentuhkan ke permukaan Vaginaku, dapat kurasakan sodokan-sodokan kecil yang sesekali menjadi gesekan mengenai bibir vaginaku dan menyentuh klitorisku, selangkangan pahaku hingga bibir Vaginaku menganga, hal ini memudahkan batang kemaluannya menemukan sasaran liang yang diinginkan, disodokkan pelan ke dalam liang Vaginaku, setelah masuk beberapa centi ditarik kembali hingga keluar, terus berulang-ulang hingga akupun kembali horny dibuatnya, setelah puas memainkan batang kemaluannya di ujung liang Vaginaku, kini pelan-pelan batang kemaluannya mulai benar-benar dibenamkan dalam liang Vaginaku, Blee.. Eessz!

Ditariknya kembali, kemudian dimasukkan lagi terus berulang-ulang, irama kocokannya makin lama makin cepat.

"Ooo.. Oocch! Uu.. Uucch! Aa.. Aacch!"

Aku hanya bisa melenguh sambil menggoyangkan pantatku mengimbangi kocokan kemaluannya, terakhir dibenamkan semua batang kemaluannya ke dalam liang Vaginaku hingga terasa seakan menyentuh dinding rahimku, pada saat itu digoyangnya pinggulnya hingga menyerupai bentuk angka delapan meliuk-liuk kiri dan kanan.

"Aaa.. Aacch! Aa.. Uucch! Oo.. Oocch! Aku hampir orgasmee.. Teruu.. Uus! Teruu.. Uus! Teruu.. Uus!"

Suaraku makin parau, bersamaan dengan itu akupun mengalami orgasme yang ketiga kalinya. Diapun mengalami hal yang serupa, kami mencapai klimaks bersamaan, dapat kurasakan semprotan spermanya yang hangat dalam liang Vaginaku, akibatnya cairan kenikmatan membanjiri liang vaginaku mengalir deras hingga meleleh keluar melalui bibir Vaginaku terus merembes ke belahan pantatku hingga menyentuh lubang anusku.

Akupun terkulai lemas sementara dia tetap berada di atas tubuhku sambil kedua tangannya menopang di tempat tidur sehingga tidak memberatkan tindihannya ke tubuhku, sedangkan batang kemaluannya tetap dibiarkan terbenam di dalam liang Vaginaku, Vaginaku berdenyut melepas sisa-sisa kenikmatan, tentunya membuat kenikmatan tersendiri pada batang kemaluannya yang juga sempat mengeluarkan denyutan menghabiskan sisa-sisa sperma yang dimuncratkan ke dalam liang vaginaku, saat-saat seperti ini memang sangat indah, karena kami sama-sama mencapai puncak kepuasan secara bersamaan pula.


Tamat