Threesome party

Namaku Dody. Aku adalah seorang karyawan salah satu perusahaan IT di Bandung. Saat ini usiaku 28 tahun dan masih single. Seperti halnya orang lain, di usiaku ini kehidupan seksku semakin menggebu. Tetapi ada satu perbedaannya, yaitu aku ini termasuk biseks. Aku anggap ini adalah suatu kelebihan, karena disamping aku suka cewek juga aku suka laki-laki. Dan fantasi seksku yang paling aku sukai adalah bermain seks bersama seorang laki-laki dan seorang perempuan (threesomes). Aku impikan kesempatan ini tiap hari, sampai pada suatu ketika, tepatnya awal tahun 2001, sekitar bulan Februari, kesempatan ini akhirnya terlaksana juga.

Jauh hari sebelum kejadian itu aku dekat dengan teman sekantor, namanya Andri (bukan nama sebenarnya). Sebelumnya aku tidak begitu dekat dengan dia karena divisi kami yang berbeda. Tapi karena kami dilibatkan dalam satu proyek, maka akhirnya kami menjadi dekat. Terus terang aku kagum sekali dengannya. Wajahnya sih biasa saja, tetapi badannya sangat atletis, tingginya sekitar 178 cm lebih pendek 4 cm dari tinggiku (tinggiku sekitar 182 cm). Usianya sekitar 32 tahun dan dia sudah berkeluarga dan mempunyai 1 anak. Kadang-kadang di sela kesibukan kami, dia selalu mencuri pandang ke arahku, dan kadang-kadang selalu menatapku. Aku sendiri jadi bingung apa gerangan yang ada di hatinya, dan aku balas lagi tatapannya sehingga akhirnya kami saling berpandangan selama beberapa detik dan kuakhiri dengan memberikan senyuman.

Semenjak saat itu kami jadi dekat sekali, dan kadang-kadang kami pergi ke toilet di kantor bersamaan. Ketika kami buang air kecil, kami selalu saling melihat penis masing-masing (kontes), dan kadang kami saling tertawa melihat kelakuan kami ini seperti anak SMP saja. Akhirnya aku tahu bahwa dia sudah ditinggalkan istrinya sekitar 2 bulanan.

Aku tidak tahu alasannya kenapa, karena aku tidak mau terlibat dengan urusan rumah tangganya. Sehingga jika aku kerja lembur dan pulangnya malam aku selalu ditawari menginap di rumahnya. Aku setujui saja karena dari pada aku pulang jauh-jauh ke rumahku yang berada di luar kota Bandung, lebih baik aku menginap di rumahnya sambil dapat mengenal lebih dekat lagi dengan Mas Andri (itulah panggilan aku ke dia).

Karena di rumahnya tidak ada siapa-siapa, kami selalu berpelukan sambil menonton televisi layaknya seorang adik dengan kakak. Walau bagaimanapun aku masih menaruh hormat bahwa dia adalah teman kerjaku, walaupun kadang-kadang penisku ini bangun dari tidurnya. Dan sampai saat itu aku tidak tahu bagaimana dia, apa dia mempunyai fantasi seperti aku?

Pada suatu waktu kami ditugaskan ke luar kota untuk melakukan presentasi. Dan hanya aku dan Mas Andri saja yang ditugaskan. Kebetulan di kota S itu aku mempunyai teman cewek namanya Rita. Kami sudah berkenalan selama setengah tahun melalui chating, dan kami selalu saling komunikasi dan saling tukar foto. Dari fotonya aku melihat dia begitu cantik dan seksi. Dan setelah pekerjaan kantorku dengan Mas Andri selesai, aku telepon dia untuk datang ke hotelku (aku dan Mas Andri menyewa 1 kamar). Akhirnya Rita mau datang tapi agak malaman.

Ketika malam tiba, akhirnya bel pintu hotel berbunyi. Lau aku buka, ternyata wow, seorang gadis cantik sedang berdiri. Ternyata Rita ini tinggi, sekitar 168 cm, kulitnya putih mulus, kakinya jenjang, rambutnya panjang terurai dan amboi.. dadanya itu yang membuat mata tidak mau mengalihkan ke arah lain. Di usianya yang ke 26 ini dia kelihatan begitu seksi dengan rok pendeknya seperti seorang super model yang sedang berpose. Aku terkesima sampai beberapa detik.

"Apa betul ini kamarnya Pak Dody..?" tanyanya."Betul.. kamu pasti Rita yah..?" jawabku."Dan kamu pasti Dody yah..?" jawabnya.Kami akhirnya saling berjabat tangan, dan aku persilakan dia untuk masuk. Tidak lupa kukenalkan pada Mas Andri."Maaf yah kamarnya berantakan..," kataku."Ah ndak apa-apa kok aku ngerti kok kalian kan laki-laki," katanya sambil senyum.Aduh mak.., senyumnya begitu seksi sekali, kelihatan bahwa dia itu orang yang ramah.Singkat cerita kami bertiga ngobrol sampai malam, dan akhirnya kami pesan makan malam lewat room servicenya hotel. Dan tidak kerasa waktu sudah menunjukkan jam 10 malam. Dari obrolan sebelumnya aku jadi tahu bahwa Rita tinggal kost di kota S ini. Dia kerja sebagai sekretaris di perusahaan onderdil mobil terkemuka. Orangtuanya tinggal di luar kota. Jadi dia bebas-bebas saja kalau pulangnya malam. Obrolan kami sudah tidak karuan lagi, dan mengarah pada hal seks.

"Mas, pantas yah kalau aku jadi pacarnya Rita..?" tanyaku ke Mas Andri sambil bercanda.
Aku mendekati Rita dan duduk di sampingnya sambil memeluknya serasa dia pacarku.
"Wah pantas sekali.. tapi lebih pantasnya lagi kalau sama Mas saja.." kata Mas Andri sambil tersenyum.
"Yah sudah.. kalau kalian mau.. dua-duanya aja. Aku senang kok pada kalian berdua," katanya sambil senyum.
"Yang bener nih..?" tanyaku sambil jantungku ini mulai berdebar-debar.
"Rita serius kok.. malahan dua rius." katanya.
Mendengar perkataan Rita seperti itu, otomatis jiwa kelelakian kami terpanggil serasa ada lampu hijau yang mempersilakan untuk jalan terus.

Sekilas kulihat Mas Andri juga mengalami hal yang sama denganku. Nafsu seks aku pada saat itu begitu menggebu-gebu. Tanpa malu-malu aku eratkan pelukanku ke tubuh bagian atas Rita sampai buah dadanya terasa sekali di dadaku. Aku ciumi lehernya, dan perlahan-lahan kuciumi sampai ke bawah dan sampai ke buah dadanya. Melihat adegan itu, Mas Andri juga tidak mau kalah, dia menciumi sedikit demi sedikit kaki mulusnya Rita, mulai dari betis sampai ke paha. Karena posisi kami yang tidak mengenakan ini, kami boyong tubuh Rita ke atas kasur dan kedengaran nafas Rita yang mulai tidak teratur.

Aku mulai mencium bibir Rita yang mungil itu. Kukulum bibirnya dan sesekali kuhisap dengan desahan-desahan yang membuat dia semakin terangsang. Tanpa kusadari, ternyata Mas Andri sudah berada di bibir kami. Akhirnya kami bertiga saling berciuman, dan terasa sekali nikmatnya hisapan-hisapan bibir kami yang membuat kami bertiga semakin terangsang. Aku mulai membuka t-shirt 'polo'-ku, dan begitu juga Mas Andri dengan kemejanya. Mas Andri mulai membuka bajunya Rita, dan tampaklah BH-nya Rita yang bewarna coklat muda dengan renda-renda di pinggirnya. Sehingga tampaklah dua buah gunung yang menjulang ke atas. Dan dengan tanpa basa-basi lagi Mas Andri langsung melepaskan BH-nya Rita, dan tampak buah dada Rita yang putih mulus, dan tampak putingnya yang sudah keras dan memerah.

Melihat pemandangan yang begitu menggoda, Mas Andri langsung menghisap buah dada yang sebelah kiri. Tanpa menunggu perintah dari Mas Andri, aku langsung ikutan menghisap buah dada Rita yang sebelah kanan. Kuhisap dan hisap terus, kadang-kadang kujilat putingnya yang keras itu, dan terdengar rintihan dan desahan-desahan nikmat Rita. Karena penis aku yang dari tadi sudah kepingen ikutan menikmati pemandangan yang indah itu sehingga dia tidak nyaman di tempatnya, maka kulepaskan celanaku dan CD-ku. Tampaklah penisku yang menyembul keluar. Ukuran penisku sekitar 18 cm, dengan batang yang agak besar dengan ukuran helm yang lebih besar dari batangku.

Mas Andri juga ikut-ikutan melepaskan celana dan CD-nya juga. Tampaklah penisnya yang tidak terlalu besar, sekitar 14 cm tetapi mempunyai batang yang besar. Aku baru sekali ini melihat penisnya Mas Andri yang sudah berdiri tegak. Sebelumnya aku belum pernah melihat penis Mas Andri yang tegak sekali seperti sekarang ini, mungkin karena terangsang sekali menikmati pemandangan yang indah ini, sehingga aku pun ikut semakin terangsang. Kulepaskan juga rok dan CD hitamnya Rita, sehingga kami bertiga berbugil ria tanpa sehelai benang pun di tubuh kami.

Aku mulai menciumi dan menghisap puting buah dadanya Rita lagi. Dan Mas Andri mulai menghisap lubang vaginanya Rita. Nafas Rita mulai tidak teratur dan tampak Rita mengelinjang-gelinjang. Aku semakin terangsang melihatnya. Apalagi melihat Mas Andri yang semakin semangat menghisap, dan lidahnya yang panjang mejilati lubang kenikmatannya Rita. Beberapa menit kemudian Rita mulai orgasme, dan tampak badan Rita menegang diiringi dengan suara jeritan, "Auuch..," tanda keenakan.

Mendengar jeritan suara Rita itu, penisku tambah tegak dan rasanya ingin kumasukkan cepat-cepat ke lubang vagina Rita, tapi aku lihat Mas Andri mulai memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginanya Rita, dan tangan Mas Andri memegangi penisnya agar dapat masuk ke dalam vagina Rita. Setelah kelihatan masuk, Mas Andri mulai menggenjot dan memasuk-keluarkan penisnya. Tiba-tba tangan Rita sudah memegang penisku dan menuntunku ke dalam mulutnya. Akhirnya penisku sudah ada di depan mulutnya Rita. Rita mulai memainkan lidahnya menjilati penisku dan sesekali dimasukkannya penisku sambil dihisapnya.

Tiap hisapannya rasanya bagaikan terbang di awan, apalagi melihat genjotan Mas Andri yang semakin cepat di vaginanya Rita. Tampak dia begitu seksi dan gagah, dan aku sengaja mendekatkan wajahku pada wajah Mas Andri. Aku ingin sekali meciumi bibirnya yang seksi, tapi aku takut Mas Andri tidkak suka. Tapi tanpa diduga, Mas Andri mulai mencium bibirku, dan kubalas. Kami saling berciuman dengan penuh nafsu, sementara Mas Andri tetap menggejot Rita dan penisku masih tetap dihisap oleh Rita.

Akhirnya kami ganti posisi ke posisi doggy sytle, dimana Rita menungging dan gantian aku yang memasukan penisku ke dalam vaginanya Rita. Untuk pertamanya aku sulit sekali memasukkan penisku ke dalam vaginanya, mungkin karena ukuran penisku yang agak besar dibanding punyanya Mas Andri. Tapi sedikit demi sedikit aku masukkan, dan akhirnya, "Bless.." penisku dapat masuk. Uhh.., enak sekali rasanya, ternyata lubang vagina Rita masih sempit, dan aku merasakan penisku bagai diremas-remas. Aku masuk dan keluarkan penisku, dan kulakukan semakin cepat. Sekarang giliran penis Mas Andri yang dihisap oleh Rita. Rasanya enak sekali menggenjot Rita dan melihat Mas Andri yang keenakan dihisap oleh Rita. Mungkin inilah yang dinamakan surga dunia, dan aku bagaikan terbang di awan.

"Uh.. ah.. uh.. ah..," suara rintihan Rita.
"Terus.. Mas.. oh.. enak Mas.. terus..!" teriaknya.
Kugenjot terus dan semakin cepat kugenjot, dan akhirnya Rita berteriak, "Mass.., aku mau keluarr.."
Tubuh Rita menegang dan terasa vagina Rita berdenyut-denyut, terasa ada yang membasahi penisku. Akhirnya Rita orgasme yang kedua. Kukeluarkan penisku yang masih tegak berdiri, dan tampak ada sebagian cairannya Rita. Mas Andri langsung menjilati penisku dan menjilati semua cairan yang ada sampai habis. Dan tanpa kuduga, Mas Andri terus saja menjilati penisku dan mulai memasukkannya ke dalam mulutnya. Oh.., enak sekali hisapannya, berbeda dengan hisapan Rita tadi. Kali ini lebih kasar dan lebih dalam sedotannya, bagaikan vacuum cleaner yang sedang menyedot debu.

Setelah bangkit dari istirahatnya, Rita kemudian menghampiri kami dan mulai memegangi penisnya Mas Andri dan memaksa kami untuk berdiri di lantai. Akhirnya aku dan Mas Andri berdiri berhadapan, dan Rita memegangi penis kami sambil jongkok. Penis kami bergantian dihisapnya. Dan kadang-kadang keduanya dimasukkan ke dalam mulutnya sambil tangannya mengocok penis kami berdua. Sambil keenakan kuhisap putingnya Mas Andri dan kujilati. Tampak lenguhan Mas Andri yang merasakan keenakan.

"Uh.. terus Dod, teruus enaak..!" katanya setiap kujilat putingnya.
Mendengar desahan Mas Andri dan melihat Rita yang sedang asyik menikmati penis kami, aku semakin terangsang, dan akhirnya ada sesuatu yang ingin keluar dari penis kami.
"Mas, aku ingin keluuaar.." kataku.
"Aku juga.." kata Mas Andri.
Akhirnya kami memegang penis kami masing-masing dan mengocoknya. Wajah Rita sudah berada di depan penis kami.

Kupercepat kocokkanku, dan, "Ahh.. crot.. crot.. crot.." air maniku keluar persis di bibir merahnya Rita.
Begitu juga dengan Mas Andri. Tampak badannya menegang dan matanya terpejam menikmati sesuatu yang enak, yang mungkin selama ini belum dialaminya.
Dan seiring dengan lenguhan panjangnya Mas Andri, "Ahh.., crot.. crot.." air maninya keluar mengenai wajah Rita yang kelihatan menikmatinya juga.
Rita mengusapkan semua cairan mani tersebut ke seluruh wajah dan badannya. Kuciumi bibir Rita yang masih terasa air mani yang aku dan Mas Andri keluarkan tadi. Akhirnya kami bertiga saling berciuman, dan kami pun naik ke atas kasur. Kami saling berpelukan, dan tanpa terasa akhirnya kami tertidur.

Besoknya, sekitar jam 10 pagi kami bangun dan mandi bertiga. Kami mengulangi permainan seks seperti semalam lagi, tetapi sekarang lebih cepat kami lakukan, karena Rita harus segera pulang dan bersiap-siap untuk kerja. Dengan perasaan puas seperti semalam, akhirnya kami akhiri permainan tersebut, dan kami pun segera untuk bersiap-siap pulang ke Bandung. Saat perpisahan, Rita menciumi kami berdua, dan dia minta agar kami selalu mengontak dia jika kami ingin bermain three somes lagi.

Itulah pengalaman pertamaku bermain three somes. Mungkin nanti aku akan ceritakan pengalamanku bermain seks dengan Mas Andri, mantan istrinya dan pacarku. Jika ada dari rekan-rekan Rumah Seks yang ingin ikutan bermain bersama dalam permainan seks dengan aku, baik bagi yang biseks atau bagi suatu pasangan yang ingin suasana baru, please email, pasti aku akan balas emailnya.

TAMAT