Pengalaman pertamaku nyaris bercinta

Pembaca Rumah Seks yang budiman, terima kasih telah membaca dan merespons semua tulisanku selama ini. Bagi pembaca yang telah mengirimkan email untuk berkenalan, lewat kesempatan ini aku mohon maaf karena sudah tidak bisa langsung mencantumkan nomer telepon dan HP-ku pada email balasannya, karena selama ini niat baikku yang langsung mencantumkan nomer telepon dan HP-ku pada setiap balasan email yang masuk ternyata membawa petaka bagiku. Setiap hari hampir tiap menit, selama 24 jam sehari aku mendapat telepon yang bertubi-tubi dari para pembaca yang tidak bertanggung jawab.

Memang tidak semua pembaca demikian, namun demi menjaga privasiku, aku akan mengajukan sedikit persyaratan dulu pada setiap email balasanku. Bagi yang telah memenuhi persyaratan yang kuajukan, baru aku akan mengirim alamat dan telepon, berikut fotoku pula.

Semua ini adalah kiatku menyeleksi pembaca yang hanya iseng belaka. Persyaratannya juga tidak terlalu sulit, semua tergantung dari niat saja, kalau memang niatnya baik maka persyaratan yang kuajukan juga tidaklah ada artinya. Sekali lagi terima kasih dan selamat mengikuti kisahku berikuti ini.

Atas permintaan beberapa pembaca wanita yang dikirimkan melalui emailku, aku telah memenuhi kisah pengalaman pertamaku bermasturbasi. Sebelum aku menulis kisah ML-ku pertama kali, kali ini aku akan menulis dulu tentang kisah sex-ku yang pertama kali dengan berpasangan. Kisah sex-ku yang pertama kali ini tidak berakhir dengan ML karena aku hanya melakukan petting dan oral sex saja.

Aku ingat waktu itu aku masih duduk di bangku SMU, tepatnya saat aku masih kelas dua SMU. Aku berkenalan dengan Charles sejak di bangku kelas satu SMU. Charles sebagai ketua kelas dan aku sebagai bendahara kelas saat itu, jadi kami sering melakukan aktifitas di luar sekolah bersama.

Banyak teman yang mengatakan bahwa kami adalah pasangan yang serasi. Charles orangnya ganteng dan pandai, demikian pula dengan diriku (bukan GR lho). Aku juga termasuk anak yang pandai dan cantik, bahkan boleh dibilang kami berdua adalah bintang kelas bahkan mungkin bintang di sekolah kami saat itu.

Semakin hari hubunganku dengan Charles semakin intim saja. Charles bahkan menganggapku sebagai kekasihnya, namun sebaliknya aku menganggap Charles hanya sebagai teman saja, memang sedikit lebih istimewa daripada teman cowokku yang lain, namun aku tetap tidak menganggap Charles sebagai pacarku.

Bukannya aku tidak menyukai Charles yang banyak digandrungi oleh banyak teman-teman cewek di kelasku, namun memang karena aku tidak ingin kehidupanku ada yang mengekang dan mengatur. Ini juga jangan dipersepsikan bahwa aku tidak bisa diatur atau tidak tahu aturan, tapi ini karena aku masih ingin bebas melakukan apa saja yang aku suka dan apa saja yang aku anggap benar.

Selain terkenal cantik dan pandai, saat SMU aku juga dikenal sebagai murid cewek yang berpenampilan paling berani. Aku bersekolah selalu dengan memakai seragam rok mini warna abu-abu, dengan bawahan lebar seperti yang dipakai oleh para cheerleader (pemandu sorak), hanya saja bedanya kalau para cheerleader masih memakai celana pendek di balik roknya untuk membungkus CD-nya sedangkan aku tidak membutuhkan celana pendek itu.

Di balik rokku bila tersingkap sudah dapat langsung terlihat bentuk CD-ku yang mini dan sexy. Saat SMU aku sudah memakai CD model berenda atau yang model G String yang terbuat dari tali nylon kecil. Bentuk keduanya hampir sama, hanya bahannya saja yang sedikit berbeda, yang satu memakai renda sedangkan yang lainnya lagi berbentuk seperti tali yang terbuat dari nylon. Kalau kukenakan, sebagian melingkari pinggangku dan bagian lainnya tersambung dari belakang pinggang, turun ke bawah melilit melingkar di selangkangan melalui belahan pantatku. Hanya ada secarik kain sutera tipis berbentuk segitiga yang menutupi bagian depan liang vaginaku. Ada perbedaan sedikit di sini antara yang berenda dengan yang model tali nylon, yang model berenda di bagian penutup liang vaginanya berbentuk hati kecil yang pinggirannya berenda sedangkan yang model tali nylon diikatkan di samping kiri kanan pinggangku, semuanya sexy sekali.

Tak jarang guru cowokku melakukan curi-curi pandang ke bawah bangku yang kududuki. Aku memang duduk di bangku deretan yang paling depan berhadap-hadapan dengan meja dan kursi yang diduduki oleh guru yang mengajar. Apa lagi kalau saat ulangan, guru-guru cowok biasanya jarang beranjak dari kursinya, mereka lebih suka mengawasi dari depan kelas sambil duduk saja. Tentu saja matanya sering melirik ke pahaku yang terbuka sampai ke atas kalau sedang duduk, apa lagi kalau aku tidak sadar pada posisi dudukku yang sedikit mengangkang, hal ini merupakan rejeki tersendiri bagi guru yang saat itu duduk di hadapanku. Hal seperti ini tentunya sangat menguntungkan bagi teman-teman kelasku yang malas belajar karena saat ulangan mereka jadi punya banyak kesempatan untuk menyontek.

Sudah sering kuceritakan pada awal kisahku terdahulu, aku memang sejak kecil tidak suka dan tidak terbiasa memakai BH, maka saat sekolah pun aku hanya memakai kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku. Untungnya ukuran payudaraku tidak terlalu besar, hanya sedang-sedang dan normal-normal saja ukurannya. Mungkin dari kebiasaan ini maka hingga dewasa saat ini pun, aku lebih suka memakai T Shirt yang lebih tepat disebut singlet sebagai atasannya. Hanya pada saat-saat tertentu saja aku memakai hem lengan pendek sedikit agak longgar, namun tetap dengan tanpa BH di dalamnya sebagai pembungkus payudaraku.

Bagi pembaca yang belum pernah membaca kisahku terdahulu, silakan membacanya terlebih dahulu. Caranya mudah, cari di salah satu kolom yang ada di tampilan layar anda saat ini, ada satu kolom yang berisikan daftar judul kisah-kisahku, pilih dan klik salah satunya.

Sebagai ketua kelas, Charles sering mengadakan pertemuan denganku dan juga dengan beberapa teman di luar sekolah. Kami membahas soal agenda kegiatan sekolah tentang OSIS (yang sering dipelesetkan oleh teman-teman sebagai Ojo Senggol Iki Susu) hingga belajar bersama. Tak jarang saat pulang sekolah Charles ikut ke rumahku atau sebaliknya. Aku tidak memiliki rasa apa-apa. Saat di rumahku Charles langsung ikut masuk sampai ke kamar dan biasanya dia langsung merebahkan diri di tempat tidurku, sementara saat itu aku di kamar mandi mengganti seragam sekolahku dengan pakaian rumah.

Dan tak jarang pula pintu kamar mandiku yang terletak dalam kamar, kubiarkan terbuka begitu saja saat aku berganti pakaian. Demikian pula saat aku dari sekolah langsung mengikuti Charles pulang ke rumahnya, aku sering juga langsung masik ke kamar Charles lalu membuka dan memeriksa isi komputernya, sementara Charles mengganti seragam sekolahnya. Charles tidak canggung melepas seluruh pakaiannya sehingga tinggal CD-nya saja di hadapanku saat berganti pakaian. Sering juga kulihat benjolan di bawah perutnya yang masih terbungkus oleh CD-nya. Rupanya Charles juga hobi memakai CD model G String, hanya saja G String milik laki-laki tidak sesexy milik perempuan, namun cukup membuat cewek yang memandangnya saat dikenakan menelan ludah.

Suatu ketika saat pulang sekolah aku bersama Charles mampir dulu ke rumahnya. Seperti biasa aku langsung mengikuti Charles ke kamarnya, dan aku mengutak-ngatik isi komputernya. Aku dikejutkan oleh beberapa koleksi gambar Charles yang dia dapat dari internet, rupanya mungkin semalam ia tidak sempat menyimpan dalam disket atau lupa menghapusnya. Gambar-gambar itu menunjukkan bagian vital wanita seperti yang kumiliki, ada juga beberapa gambar orang bersenggama yang diambil secara close up hingga hanya bagian alat kelaminnya saja yang diperlihatkan. Aku sebelumnya belum pernah melihat gambar batang kemaluan cowok yang sedang menancap di dalam liang vagina perempuan dengan sejelas ini. Tiba-tiba aku jadi horny, sambil tetap melihat aku bertanya pada Charles.

"Hayoo..! Charles, kamu ternyata diam-diam suka mengoleksi gambar seperti ini ya?"

Charles agak sedikit terkejut juga. Dengan hanya memakai CD karena memang belum sempat mengenakan celana pendeknya, Charles buru-buru menghampiriku untuk bermaksud mematikan komputernya. Aku berusaha mencegahnya, namun secara tidak sengaja tanganku yang saat itu aku dalam posisi sedang duduk menghadap komputer, menyenggol gundukan batang kemaluan Charles. Sesaat kubayangkan kesamaannya dengan gambar yang baru saja kulihat di layar computer. Aku jadi merasakan desiran yang membuat buku kudukku tiba-tiba berdiri. Kubayangkan bagaimana bentuk aslinya bila tanpa ditutupi oleh CD?

"Jangan dimatikan dong! Aku juga pengen lihat-lihat koleksimu", pintaku pada Charles.

Dan akhirnya Charles membiarkanku membuka-buka koleksi fotonya yang lain, bahkan Charles kini duduk di sampingku, tangannya mengambil alih mouse computer membantuku mencari-cari koleksinya yang lain. Kami pun asyik membuka satu demi satu gambar-gambar porno tersebut, Charles duduk begitu saja di sampingku masih dalam keadaan hanya dengan memakai CD saja, sehingga aku dapat melihat dengan jelas saat batang kemaluannya mulai tegak karena terangsang oleh gambar-gambar yang ditampilkan di layar komputer.

Entah kapan mulainya, kami akhirnya sudah saling berciuman, saling raba dan saling remas. Charles mengajakku pindah ke tempat tidurnya. Rumahnya pada saat siang memang sepi karena kedua orang tuanya sibuk dengan bisnisnya dan kakak-kakak Charles kuliah, jadi hanya ada pembantu yang sibuk dengan urusannya di belakang, jadi apa yang kami lakukan siang itu tidak ada yang mengusik.

Charles mencium dan melumat bibirku sambil tangannya membuka kancing seragam sekolah yang kukenakan dan langsung menanggalkannya. Singletku disingkap hingga atas payudaraku, tangannya langsung meremas-remas payudaraku yang sudah mengeras karena nafsu birahi dan ujung CD-ku juga sudah mulai terasa lembab oleh cairan bening yang keluar dari dalam liang vaginaku.

Charles ternyata sudah pandai berciuman. Lidahnya dijulurkan ke dalam mulutku. Awalnya aku sedikit bingung, namun naluriku menyuruhku untuk mengulumnya hingga kami pun berpagutan saling menjulurkan lidah bergantian. Jari tangan Charles mulai menyusup masuk ke dalam CD-ku. Kurasakan belaian tangan Charles di seputar selangkanganku, menyentuh belahan bibir vaginaku yang langsung menjadi becek.

Ini baru pertama kalinya kurasakan sentuhan tangan orang lain yang menyentuh bagian vital di vaginaku. Badanku rasanya gemetaran, nikmat yang kurasakan juga lain daripada biasanya, terlebih saat ujung jari Charles menyentuh dan menyapu ujung klitorisku sehingga aku cepat sekali merasakan adanya desakan gelombang orgasme yang menggulung-gulung akan menjebol pertahananku.

Akhirnya benar juga, tidak memerlukan waktu yang lama, pertahananku jebol juga. Kurasakan vaginaku mengedut berulang-ulang saat menyemburkan lendir. Cairan sedikit kental ini mengalir keluar dari rahimku dengan derasnya. Tumpahannya memenuhi bagian dalam liang vaginaku.

Tetapi aku menolak melanjutkan hubungan seterusnya karena aku takut kegadisanku akan terenggut saat itu. Kalau kupikir sepertinya aku egois juga saat itu karena aku sudah menikmati puncak kenikmatan, sedangkan Charles kasihan sekali karena tiba-tiba harus berhenti tanpa adanya penyelesaian.

Begitulah pengalaman sex-ku pertama kalinya dengan partner.


Tamat