Aib membawa sengsara

Aku ingin menceritakan pengalaman nyata teman ayahku yang selalu kudengar dari mulut ke mulut. Nama teman ayahku adalah Gunawan, dia adalah seorang pemuda yang cukup tampan dari kalangan orang strata atas. Sebenarnya posisinya lebih tinggi dari ayahku tetapi karena aib yang telah menimpanya (yang akan kuceritakan di kisah ini), membuat posisi yang sangat diidam-idamkan oleh semua orang di kantor ayahnya hanya tinggal impian bagi Gunawan. Saat itu dia memegang posisi sebagai Vice President tetapi karena aib itu terpaksa posisinya digantikan oleh ayahku, tetapi walau demikian Gunawan bisa menerimanya dan tetap menganggap ayahku sebagai temannya walaupun tidak begitu akrab.

Gunawan tinggal di daerah Pondok Indah dan semenjak orang tuanya pindah ke Semarang, dia hanya ditemani oleh seorang pembantu rumah tangga yang masih gadis. Nama pembantu itu adalah Rini. Rini bekerja di keluarga Gunawan sejak Gunawan masih bersekolah di TK, jadi Rini sudah dianggap sebagai keluarga sendiri oleh keluarga Gunawan.

Hari itu adalah hari senin (menurut pengakuan Gunawan kepadaku), saat itu adalah hari pertama dia menjadi Vice President di kantor tempat ayahku bekerja. Gunawan berhasil mengalahkan semua kandidat yang ingin menjadi Vice President termasuk ayahku. Kebanggaan menjadi Vice President membuat Gunawan menjadi lupa diri, dia meliburkan diri karena dia merasa bahwa perusahaan gas bumi yang cukup terkenal di Jakarta telah hampir jatuh ke tangannya. Selama perjalanan ke rumah, dia menggoyang-goyangkan kepala sambil mendengarkan lagu Metallica kesukaannya. Akhirnya Gunawan sampai di rumah dan duduk di serambi depan. Gunawan memanggil Rini untuk menyiapkan kopi yang menjadi kegemarannya.

Tak lama kemudian muncullah sosok Rini yang hanya mengenakan BH dan celana dalam memberikan secangkir kopi kepada dirinya. Gunawan sempat kaget karena tidak biasanya Rini memakai pakaian seperti itu, Rini menjelaskan bahwa dia memakai demikian karena dia baru saja selesai mandi dan dia berpakaian seadanya untuk menemui Gunawan.

Gunawan menjadi gugup melihat pemandangan yang menggairahkan di depan matanya karena secara jujur Rini secara sekilas mirip dengan finalis sabun LUX yang sering muncul di TV apalagi dia selalu memakai sabun LUX yang membuat tubuhnya selalu harum dari jauh. Gunawan tidak bisa menutupi dirinya bahwa dia terangsang melihat pemandangan ini terbukti dari batang kemaluannya yang sudah menegang dan seakan-akan memaksa keluar dari celana kerjanya. Untuk menghilangkan gairah seksual karena melihat tubuh Rini yang indah, Gunawan meluangkan waktu untuk membaca surat kabar Kompas yang berada di depannya.

Sialnya, nafsu seksual Gunawan yang cukup tinggi tidak dapat diredam hanya dengan membaca surat kabar. Gunawan bangkit dari kursinya dan mendekati Rini yang sedang memotong daging untuk sarapan Gunawan. Gunawan berkata, "Rin, aku mau tidur dulu sebentar, jika ada telpon bangunkan aku ya", dan Rini cuma mengiyakan perkataan Gunawan. Setelah itu, Gunawan beranjak pergi dari Rini menuju ke kamar tidurnya.

Rupanya saat itu Gunawan tidak bisa tidur nyenyak karena dia masih terbayang oleh sosok molek Rini yang selama ini dia selalu anggap sebagai seseorang yang membantu urusan di rumah. Sosok pembantu rumah tangga telah berubah menjadi obsesi seksual bagi Gunawan, sehingga secara sadar ataupun tidak sadar, Gunawan mulai membuka celananya dan mengelus-elus batang kemaluannya yang semakin lama semakin besar dan dia mulai mengocoknya dengan ritme yang teratur.

Di saat Gunawan sedang bermasturbasi ria, tiba-tiba dia dikejutkan oleh masuknya Rini ke dalam kamarnya sambil mengatakan, "Den, ada telpon, katanya dari petugas Asuransi.. ahh.." dan setelah itu dia menutup matanya mungkin karena malu melihat tuannya sedang memperlihatkan batang kemaluannya yang besar dan mengocoknya dengan ritme yang teratur. Gunawan menjadi kaget dan dia langsung menghentikan masturbasinya dan mulai mendekati Rini yang sedang menutup matanya dengan kedua tangannya. Gunawan dengan mendadak langsung menyerang Rini dan memeluknya dengan beringas. Rini menjadi takluk karena bagaimanapun Gunawan adalah majikannya yang selalu dia turuti selama bertahun-tahun semenjak dia masih berumur 10 tahun.

Gunawan mulai memeluk Rini dan mengangkat Rini ke ranjang yang tidak jauh dari posisi Rini berdiri. Rini sama sekali tidak memberikan perlawanan dan nampaknya dia mulai mendesah-desah ketika lidah Gunawan mulai menjilati liang kenikmatan Rini yang sudah semakin basah. Dengan nafsunya yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun, Gunawan merobek pakaian Rini sehingga sekarang Rini telah telanjang bulat dan tanpa membuang waktu, Gunawan mencium payudara Rini yang lumayan besar sambil jari-jarinya memainkan klitoris dan liang kenikmatan Rini yang sudah semakin basah. Rini semakin menyukai permainan ini dan di hadapannya dia tidak lagi menganggap Gunawan sebagai sosok majikan, dia menganggap Gunawan sebagai sosok laki-laki jantan yang berusaha membantu Rini untuk mendapatkan kepuasan batin yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya dan dia tidak bisa menolak bahwa sebenarnya sejak dulu, dia sangat mencintai majikannya yang bernama Gunawan ini dan sekarang dia sedang bercinta dengan dream lovernya dan dia merasakan ini semua seperti mimpi.

Namun Rini menyadari bahwa ini semua adalah kenyataan karena Rini bisa mencium Den Gunawan yang sangat dia sayangi dan dia mencium Gunawan bagai seorang kekasih. Hingga akhirnya permainan jari-jari Gunawan di selangkangan Rini memberikan puncak kenikmatan yang tidak pernah di terima oleh Rini sebelumnya. Rini menjadi gemetar dan memeluk kepala Gunawan yang sedang mencumbunya dan pada saat dia mencium Gunawan, dia mendesis panjang karena dia sadar bahwa dia sedang mengalami puncak kenikmatan yang sangat dinanti-nanti oleh seorang wanita di saat senggama.

Rini kelelahan karena dia baru saja melepaskan nafsu birahinya akan tetapi Gunawan masih belum puas karena di saat Rini sedang beristirahat dengan menutup matanya, Gunawan memainkan batang kemaluannya yang sudah menegang di sekitar liang kenikmatan dan klitoris Rini. Hal ini membuat nafsu Rini menjadi naik kembali dan dia mendesah-desah dan memohon kepada Gunawan untuk sesegera mungkin memasukkan batang kemaluannya. Mendengar permintaan Rini kemudian Gunawan memasukkan batang kemaluannya dengan perlahan-lahan ke dalam liang kewanitaan Rini dan Rini sempat menggigit bibir bagian bawahnya karena merasakan kesakitan di saat batang kemaluan Gunawan yang cukup gagah menantang itu memasuki goa kenikmatannya.

Gunawan mendiamkan batang kemaluannya di dalam liang kewanitaan Rini untuk beberapa saat sambil memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Rini. Ketika liang kewanitaan Rini dapat menerima kehadiran batang kemaluan Gunawan, Gunawan mulai menggoyangkan selangkangannya sehingga batang kemaluannya di dalam liang kenikmatan Rini mulai mengocok-ngocok dinding liang kewanitaan Rini. Rini tidak bisa membohongi perasaannya karena dia sangat menyukai permainan tuannya. Dengan perkasa, Gunawan mengangkat tubuh Rini yang sedang tiduran sehingga dia sekarang sedang bersenggama dengan Rini dalam posisi duduk. Gunawan terus menaik-turunkan tubuh Rini yang sangat seksi itu dan dengan refleks, Rini mencium Gunawan sambil mendesis-desis kenikmatan yang membuat Gunawan semakin mempercepat gerakan selangkangannya yang sedang mengocok liang kenikmatan Rini.

Rupanya, Gunawan tidak puas dengan posisi duduk yang dia lakukan secara cukup lama, dia kemudian menyuruh Rini berdiri dan menyandar ke meja rias yang berada di belakangnya. Rini menuruti perintah pujaannya itu dan dia bersandar di meja rias yang selalu dipakai oleh Gunawan sebelum dia pergi ke kantor. Ketika perintah dilakukan, Gunawan langsung memasukkan batang kemaluannya yang masih tegang dan mulai basah oleh cairan kewanitaan Rini ke dalam anus Rini. Rini menjadi sangat kesakitan karena dia belum pernah menerima anal sex sebelumnya, tetapi lama-kelamaan dia mulai menyukai permainan ini dan dia malah mengusap-usap batang kemaluan tuannya yang sudah masuk ke dalam anusnya dengan tangan kirinya dari depan dan di saat yang bersamaan dia mengulum jari-jarinya sambil mengeluarkan desahan-desahan yang cukup erotis.

Setelah bermenit-menit melakukan doggy style, Gunawan akhirnya melepaskan batang kemaluannya dari dalam anus Rini dan menyuruh Rini untuk berada di posisi atasnya. Rini menyetujui usul itu dan ketika Gunawan tiduran di ranjang, Rini mulai berada di atas tubuh Gunawan dan berusaha memasukkan batang kemaluan Gunawan ke dalam liang kenikmatannya. Rini sudah terbiasa oleh ukuran batang kemaluan Gunawan sehingga dia tidak merasa sakit ketika batang kemaluan Gunawan masuk ke dalam liang kewanitaannya. Rini bergoyang-goyang ke kiri ke kanan membentuk suatu sensasi sendiri bagi Gunawan dan Gunawan berkata, "Rinn, gue sukaa bangett.. gue udah gak tahan nih" Kata-kata Gunawan yang bercampur desahan membuat Rini semakin bersemangat dan mempercepat gerakannya. Gunawan mendesah sambil mendelikkan matanya di saat dia mengetahui bahwa Rini sedang bergetar hebat karena dia sedang melepaskan hasratnya dan dia merasakan bahwa batang kemaluannya sedang dialiri oleh cairan kenikmatan dari Rini.

Gunawan juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri karena pijitan liang kewanitaan Rini terhadap batang kemaluannya akan segera meledakkan puncak nafsunya. Memang benar karena tidak lama kemudian, Gunawan memeluk Rini dengan erat sekali sambil memuntahkan cairan spermanya ke dalam liang kewanitaan Rini. Gunawan sempat bergetar hebat untuk waktu 2 menit karena melepaskan cairan spermanya yang seakan-akan tiada henti itu. Gunawan kemudian memeluk Rini dan mencium bibirnya sambil membiarkan batang kemaluannya yang semakin lama semakin melemah itu.

Peristiwa itu terulang sampai lebih dari beberapa kali yang berakibat Rini mengandung bayi dari Gunawan dan hal ini membuat banyak orang malu atas aib yang dialami oleh Gunawan, sehingga perusahaan di mana dia bekerja dan sanak keluarganya tidak mengenal Gunawan lagi dan sekarang dia telah pindah ke Cirebon. Dari berita terakhir yang aku terima, Gunawan bekerja sebagai penjaga kedai makanan Sunda di Cirebon. Sungguh malang nasib Gunawan karena dari Vice President menjadi penjaga kedai makanan hanya karena dia terbawa hawa nafsu.

TAMAT