Pengalaman berharga

Hari ini saya menulis pengalaman saya untuk dibagikan dengan rekan-rekan sekalian. Besar harapan saya cerita ini dijadikan acuan untuk memuaskan pasangan anda. Bukan cuma sekedar cerita porno, tapi saya berharap lebih untuk mendapatkan ide-ide baru dalam bercinta. Selamat menikmati dan semoga mendapat wawasan baru dalam memuaskan diri sendiri dan pasangan anda.

Pada permulaan gaya bercinta kami biasa-biasa saja. Berciuman sudah biasa kami lakukan. Saya mencium bibirnya kemudian kami saling memainkan lidah. Bibir bagian dalamnya yang lembut membuat saya selalu ketagihan. Kemudian karena berciuman saja kurang hot, saya mulai memberanikan diri untuk berbuat lebih jauh lagi. Pertama saya tarik bajunya sampai terlihat branya, kemudian saya memasukkan tangan ke gumpalan daging di dalam branya. Saya remas-remas payudaranya, sambil menggelitiki putingnya. Dia suka sekali, apalagi mulutnya juga saya kulum untuk menaikkan kadar rangsangannya. Berikutnya saya lepas bajunya perlahan-lahan kemudian branya. Lalu dengan lidah, saya "cupang" beberapa tempat di badannya.

Sampai sekarang dia ketagihan dengan "cupang" tersebut. Caranya begini: saya sedot dalam-dalam kulitnya dengan mulut sampai jadi merah, beberapa hari kemudian akan berubah jadi biru. Herannya dia nggak pernah jera dengan acara cupang-mencupang ini malah justru ketagihan minta terus. Bahkan setelah beberapa lama, "cupang" itu adalah acara rutin kami dalam bercinta. Minta di bagian dada, punggung, perut, paha, bahkan kadang-kadang di bokong saya layani juga. Prinsip saya adalah wanita harus mendapatkan pelayanan prima dan harus benar-benar mendapat kepuasan dalam bercinta. Berikutnya saya teruskan lagi dengan bagian putingnya. Dengan lidah, saya geserkan puting susunya ke kiri kanan atas maupun bawah. Dia menggelinjang kegirangan.

Saya selalu memperhatikan, pada waktu bercumbu matanya merem-melek mengalami kenikmatan. Berikutnya kami lebih berani lagi. Istilahnya adalah pas foto. Bagian atas terbuka tetapi bagian bawah masih tertutup. Dengan menggebu-gebu saya ciumi buah dadanya yang meskipun kecil tapi masih kencang dan putih. Putingnya yang coklat saya gelitik dengan ujung lidah. Nyata sekali dia sangat terangsang.

Sekali waktu sebagai bumbu dan pemanasan, telinganya saya ciumi dan gigit sedikit-sedikit. Kalau sudah terangsang begitu, telinganya akan memerah dan demikian juga dadanya.

Makin kami bercumbu, makin kami ingin yang lebih. Setelah beberapa kali bercumbu dengan gaya yang "biasa-biasa" saja, saya mulai berani mengambil inisiatif untuk mulai menggerayangi bagian tubuh yang lain. Pada mulanya saya memasukkan tangan ke bagian dalam CD-nya. Sambil merambat pelan-pelan tangan saya mulai menerobos masuk. Pertama yang tersentuh adalah rambut-rambutnya. Rambutnya agak kasar dan keriting. Saya elus-elus bagian rambut tersebut dengan bantalan lemaknya yang empuk. Tangan saya semakin sulit dicegah untuk masuk ke bagian yang lebih jauh lagi. Pelan-pelan sambil saya cumbu buah dadanya bergantian dengan mengulum bibirnya, saya mulai bergerilya ke arah liang kewanitaannya. Terasa basah mulut kewanitaannya. Lalu dengan mengumpulkan keberanian saya melepaskan celananya sedikit demi sedikit sambil tetap merangsang buah dadanya. Kemudian saya beralih ke perutnya, saya ciumi sampai ke pusarnya. Dia masih tetap merem-melek sampai matanya kelihatan separuh putihnya saja. Akhirnya terbukalah semua celananya, telanjang bulat dia sekarang.

Dengan perlahan-lahan saya mulai membuka belahan bukit kemaluannya, tampak di antara kedua belahan bibirnya yang sudah memerah, adalah liang kewanitaan yang sudah terbuka dengan cairan cinta yang sudah membasahi bagian-bagian sekitarnya. Dengan jari telunjuk saya usap-usap liang kewanitaan itu untuk mendapatkan cairannya. Kemudian tangan saya berganti arah ke clitorisnya. Dengan jari tangan kiri saya buka segumpal kecil daging yang masih menutupi clitorisnya. Kemudian dengan jari telunjuk yang sudah basah oleh cairan itu saya mengusapkan ke kiri kanan atas maupun ke bawah clitorisnya yang sudah membesar karena terangsang hebat. Matanya merem merasakan kenikmatan yang tiada tara. Badannya digoyang ke kiri kanan. Pinggulnya bergerak-gerak menutupi rasa geli yang katanya sampai ke ubun-ubun. Kadang-kadang dia nggak tahan dengan rangsangan yang begitu hebat sampai ke ubun-ubun. Dengan bersemangat saya rangsang terus clitorisnya sampai dia bergoyang keras ke kiri kanan saking tidak tahannya.

Kemudian timbul ide lagi di kepala saya, mengapa tidak saya lakukan oral seks sekalian kepadanya. Sedikit demi sedikit kepala saya turun dari menciumi buah dada, pusar, perut, paha lalu rambutnya kemaluannya. Mulut saya turun terus ke arah clitorisnya. Saya jilati clitorisnya dengan penuh nafsu, dengan ujung lidah, saya gesekkan ke segala arah. Dia semakin tidak tahan saja. Kemudian saya mengarahkan mulut ke lubang senggamanya, saya cium lalu menjilati liang kewanitaannya. Dengan lidah, saya masuki lubangnya. Rasanya agak asin-asin asam, dan baunya itu saya tidak akan lupa. Saya jilati terus kemaluannya itu bergantian dengan menjilati clitorisnya. Karena tidak kuat menahan nikmatnya kadang-kadang kakinya menutup dengan kencang menggenggam erat kepala saya. Lalu kakinya terbuka lagi, sehingga kepala saya sedikit bebas, ganti saya jilati bagian clitoris bergantian dengan lubang senggamanya. Terus menerus begitu sampai dia orgasme oleh permainan mulut saya. Hari berikutnya, saya yang tidak tahan ingin dioral juga.

Percumbuan dimulai dengan pemanasan telinga, "cupang" dan mulut. Dalam keadaan terangsang berat, tangannya saya bimbing untuk masuk ke dalam celana saya, dengan memegang senjata saya yang sudah sangat tegang dengan kuatnya. Kemudian tangannya saya bimbing untuk melepas celana saya sehingga saya benar-benar tanpa busana. Rupanya agak shock dia melihat betapa besarnya senjata seorang pria. Baru kali ini dia lihat barang yang sesungguhnya. Tangannya saya bawa untuk memegang-megang penis. Tanpa diajari, lama-kelamaan secara naluriah dia sudah tahu harus berbuat apa. Saya tiduran telentang kemudian dia mulai menggarap saya. Pertama-tama dia mainkan penis saya, penis digenggam dimainkan maju mundur. Hmm.., nikmat sekali rasanya, lebih nikmat daripada self service. Kemudian dia mainkan juga testis yang dua buah itu.

Lalu saya agak surprise, dia berani melakukan oral seks terhadap saya. Hampir sama dengan apa yang saya lakukan terhadapnya, dia mulai dengan menciumi puting susu saya. Rasanya nikmat juga ternyata diciumi buah dadanya. Saya minta dia untuk memainkan lidahnya di ujung puting saya. Meskipun puting pria kecil, ternyata banyak juga syaraf perasanya, jadi tetap menimbulkan rangsangan seks. Rasanya geli-geli nikmat, sama seperti yang dia rasakan pada saat saya jilati clitorisnya. Setelah memainkan buah dada saya, kepalanya turun ke bagian sangat sensitif yaitu penis dan sekitarnya. Dia mengulum penis saya dengan bersemangat. Dikulum sampai masuk separuh, dengan perlahan-lahan saya pun memaju-mundurkan pantat, seakan-akan sudah bersetubuh. Kemudian dia beralih mengulum testis. Dikulum-kulum dan dijilati. Yang paling nikmat untuk saya adalah penis yang dikulum karena rangsangannya begitu hebat. Eksperimen berikutnya adalah dengan acara 69. Saya telentang menghadap ke liang kewanitaannya sedangkan pasangan saya di atas, bersiap-siap menerkam penis. Kami mulai melakukan oral pada masing-masing kelamin. Rasanya nikmat sekali. Begitulah cara kami memuaskan libido kami dengan cara unkonvensional, yaitu oral seks.

TAMAT