Seks pertamaku

Ini adalah pengalaman seks pertamaku ketika aku masih duduk di bangku kelas 2 SMU (kurang lebih 13 tahun yang lalu tepatnya tahun 1991, tanggal dan bulannya aku lupa!)

*****

Aku mempunyai seorang pacar yang usianya jauh lebih tua dariku.. Namanya Dewi, saat itu usianya 24 tahun dan aku 18 tahun, Dewi itu adalah teman SMU kakak iparku dulu, dia berasal dari Semarang Jawa Tengah dan saat itu ia masih kuliah di universitas swasta di daerah Jakarta Timur dan mengontrak rumah di sana.

Awalnya ia mengontrak rumah itu bersama teman kuliahnya tetapi temannya itu sudah tidak melanjutkan kuliahnya lagi dan pulang ke kampungnya, dan kini ia sendiri di kontrakannya itu.

Seperti biasa sepulang dari sekolah (sekitar pukul 13.00) aku langsung menuju tempat kontrakannya, ketika aku membuka pintu rumahnya, kulihat ia sedang membaca sebuah buku dengan posisi tidur terlungkup dan hanya mengenakan daster, ia hanya tersenyum ketika melihatku datang dengan tanpa beranjak dari posisinya, aku langsung menindih tubuhnya dan memeluknya dari belakang dan tanpa sengaja aku mendekap buah dadanya yang ternyata tidak mengenakan bra, aku sedikit terkejut walau tidak heran.

"Siang-siang kok nggak pakai bra, Dew?! Malu tuh sama orang diluar!", kataku menggoda sambil melepaskan dekapanku dan bergerak bangun.
"Biarin aja, nggak ada orang ini, lagian aku baru bangun (tidur)!" jawabnya santai sambil tersenyum nyengir ke arahku.
"Hah!! Baru baanguun!" kejutku, "Sudah siang gini?! Memang kamu tidur jam berapa, sayang?!" tanyaku lanjut sambil mengelus rambutnya.
"Semalam belajar sampai jam 2 pagi! Bangun-bangun udah jam 12!" keluhnya dengan posisi tak berubah, matanya tetap ke arah buku di depannya.

Memang terlihat dari parasnya yang seperti baru bangun tidur tapi tetap cantik, pacarku itu memang sedang ujian semester.

"Kamu baru pulang?!" tanyanya sambil mengubah posisinya menelentang menghadapku dengan masih mencekal buku yang dibacanya.
"Kelihatanya gimana?!" jawabku sambil merebahkan tubuhku di kasur yang berada di situ yang biasa ia pakai untuk tidur yang tak jauh dari tempatnya berbaring, pacarku memang tidur tidak menggunakan tempat tidur dikarenakan rumah kontrakannya yang kecil yang hanya terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, dan kamar belakang untuk dapur dan mandi yang di antaranya hanya disekat oleh tembok dan ia selalu tidur di ruang tamu dengan kasur yang digelar di lantai ruang tamunya.

Dan kini dengan posisi telentang dengan buku di tangan yang direntangkan di depan wajahnya semakin terlihat jelas payudaranya yang cukup besar dengan putingnya menonjol dari balik dasternya, membuat aku tak sabar lagi ingin menjamahnya. Kututup pintu rumah yang masih terbuka lebar dengan menyisakan sedikit celah agar tak terlihat mencurigakan oleh orang di sekitarnya karena aku tahu siang itu memang sangat sepi sekali di area kontrakannya yang kebetulan terdiri dari rumah kontrakan semua.

Aku mendekatinya yang masih dalam keadaan posisi tertidur telentang dan tanganku mulai masuk ke dalam dasternya, dia diam saja dengan tetap serius membaca bukunya, jari-jari tangan kananku merambah perlahan-lahan dari arah betis kakinya hingga.. HAH! Ketika sampai pada pusatnya ternyata ia juga sudah tak mengenakan celana dalam, Ia memalingkan bukunya yang menutup wajahnya dan tertawa kecil memandangku.

"Habis gerah?!" katanya genit sambil menggigit bibirnya lalu kembali menutupi wajahnya dengan bukunya itu.

Aku hanya tersenyum memandangnya lalu kembali kufokuskan dengan mengusap perlahan-lahan vaginanya yang diselimuti jembut yang lebat, dia mulai gelisah dan kembali ia menggeser buku di tangannya ke arah kanan wajahnya dan memandangku nanar. Kusingkapkan dasternya dan kini terlihat semua bagian-bagian bawah tubuhnya yang putih mulus dengan meki yang segar yang semakin membuat darah disekujur

Tubuh bergejolak, lalu kuciumi pahanya hingga sampai kevaginanya, tubuhnya mulai tidak beraturan kulihat buku ditangannya sudah terlepas dan matanya terpejam menahan nikmat, kakinya bergerak-gerak menggeliat tak kuat menahan geli campur nikmat, aku semakin buas memainkan lidahku di vaginanya sambil jari tengahku masukkan kedalam mekinya sesekali kuhisap mekinya yang harum itu, dia mulai membuka sendiri dasternya yang sudah terbuka bagian pinggul kebawah dengan tetap terbaring telentang dan kemudia tangannya memegang erat kepalaku dan membenamkannya ke dalam kemaluannya sambil mendesah..

"Nikmat.. Sshh.. Ah.. Vit.. Uuhh!"

Setelah hampir setengah jam menyedot dan menghisap itilnya, lalu ia bergerak bangun dari posisinya dan berjongkok, dengan perlahan ia mendorongku kebelakang hingga membuat aku berdiri dan ia membuka celana SMU-ku, dan melepaskan celana dalamku lalu langsung memegang kontolku dan mengulumnya dengan penuh nafsu, ia sangat pintar dalam hal ini, dipermainkannya kontolku sedemikian rupa hingga aku sendiri mendesah keenakan.

"Ah.. Ssh.. Truss. Sayang.. Yang enak ngisapnya, Dew!" kataku sambil membuka baju seragamku yang masih menempel di tubuhku, dia semakin liar memainkan kontolku dengan lidahnya, kadang menggigit kecil kontolku! Menggelinjang juga aku dibuatnya.

Lama juga ia menghisap dan mengulum kontolku, aku segera mengangkatnya dan ketika sama-sama berdiri, kulumat habis bibirnya yang lebar merekah itu sambil kedua tanganku mencengkram pantatnya yang besar dan padat seperti bokong J-Lo, hingga kami merapat yang kemudian kutopang kaki kirinya dengan tangan kananku hingga ia hanya berdiri dengan satu kaki dan kedua tangannya dilingkarkan ke leherku menahan keseimbangan, kuarahkan senjataku ke arah memeknya dan akhirnya kuhunjamkan dalam-dalam penisku ke vaginanya, pacarku mendesah dengan mata terpejam, kami bermain dengan posisi berdiri yang kebetulan kami memiliki tinggi yang sama (170 cm), kugenjot tubuhnya, memaju mundurkan penisku dan ia berteiak kecil menahan nikmat..

"Trus.. Vit.. Ah.. Ssh.. Nikmat banget, trus.. Goyang sayaangg!"

Tanganku terus menahan tubuhnya dan menekannya keras agar kontolku masuk lebih dalam lagi, tangannya memeluk tubuhku erat sambil menggoyang pantatnya, kuremas pantatnya dengan keras, dan bibir kami terus saling berpagutan dengan bermacam-macam variasi ciuman, pacarku memang sangat berpengalaman dalam hal ini karena asal tahu saja sebenarnya Dewiku sudah tidak perawan lagi dan bagiku sendiri ini yang pertama kalinya.

Lalu setelah mulai terasa pegal berdiri apalagi pacarku yang berdiri hanya dengan kaki kanan saja membuatku berinisiatif untuk mengubah posisi, lalu kusuruh dia berbaring di kasur yang berada di ruang itu, kurenggangkan kedua kakinya kemudian kumajumundurkan kontolku.

"Vit.. Truss.. Vit.. Trus.. Aahh..!"

Dan kuletakkan kedua kakinya diatas bahuku.. Uuh.. Dia semakin terlihat menggelinjang dengan posisi seperti itu terlihat ia mencengkeram keras kasur itu dan irama goyanganku semakin kupercepat dan ia sepertinya sudah menyadari akan situasi itu, ia tahan tubuhku dan mulai ia yang menggoyangkan pinggul dan pantatnya memutar hingga aku bergumam..

"Ahk.. Trus.. Trus. Trus goyang Dew, sedikit lagi aku mau keluar! Trus sayaangg.."

Dia semakin gencar menggoyang pinggul dan pantatnya, kugigit bibirnya, dan ia membalas menggigit bibirku.

"Uuh.. Aku juga sudah pengen keluar Vit..!!"
"Masukin ya, Dew?!" kataku berbisik.
"Ya.. Masukin aja Vit.. Nggak Papa kok!" jawabnya lembut.
"Nanti kalo hamil gimana?!" kataku lagi pesimis.
"Nanti itu urusan aku, lagian aku minggu-minggu ini mens kok!" jawabnya sambil kembali menggoyang pantatnya dan menatapku tajam.
"Bener nih?!" tanyaku senang.
"Oke kalo gitu!" lanjutku sambil memaju mundurkan penisku lebih cepat dan tak lama kemudian..
"Ahk. Sshh.. Uuh.. Aku keluar sayang!" teriakku kecil diiringi muncratan maniku di dalam memeknya.
"Jangan dikeluarkan dulu ya Vit kalo belum habis!" Katanya sambil menekan pantatku erat dan terus menggoyang pinggul dan pantatnya.
"Aahh.. Uenak tenan, rek!!" Aku hanya bisa mendesah dan berteriak menahan nikmat yang amat sangat sampai tetes mani yang terakhir tumpah ke dalam memek pacarku itu.

Akupun berdiri terpaku dan ia segera menolak tubuhnya bangun untuk mengambil kain dari lemari dan ia kembali berjongkok berhadapan dengan kontolku yang terkulai, digeraikanya rambutnya yang panjang ke belakang dan ia menyempatkan menjilat dan menghisap kontolku yang sudah lemas yang masih bertabur sisa maniku dan cairan memeknya sebelum membersihkannya, aku kembali menggelinjang geli, lalu aku dongakkan wajahnya ke arahku.

"Kamu hebat sekali, Dew!" kataku sambil tersenyum dan ia hanya tersenyum kecil sambil membersihkan kontolku dengan kain.
"Sudah lama juga ya kita nggak "main" posisi berdiri!" katanya dan kini ia berdiri dan melap memeknya dengan kain itu.
"Hehehe.. Iya!" Aku tertawa kecut.

Aku bangga memiliki pacar seperti Dewi, ia sangat dewasa, ia yang mengajarkanku bermain seks dan ia memang membuatku terbang ke awang-awang, yang membuat hariku selalu ceria, aku memang tak ingin melepaskannya.

"Aku pulang ya Dew! Sudah siang nih!" kataku sambil merapikan seragam yang telah kukenakan.
"Habis nyetor aja pulang deh?!" imbuhnya meledek.
"Ntar dulu kenapa sih, Vit!" katanya lagi lalu berlalu ke belakang dan kembali dengan membawakan seteko air dengan gelasnya.
"Nih.. Minum dulu!!" katanya seraya menyodorkan gelas ke arahku dan menuangkan air, lalu aku meminumnya.
"Sudah jam 3 (15.00) loh Dew!" kataku lagi sambil memberikan gelas yang telah kosong padanya.
"Lusa aku kemari lagi deh!" janjiku.

Ia terdiam dengan wajah cemberut seakan tak rela aku pergi meninggalkannya.

"Ayo, jangan cemberut begitu dong, yaa?!" tanyaku lagi.
"Ya udah.. Awas loh kalo bohong!" Ancamnya sambil menatapku masam.
"Iya deh, masa' aku bohong sama kamu sih!" jawabku sambil mengecup bibirnya.

Tetapi ketika aku ingin melangkah keluar ia berkata..

"Eh, ntar dulu!"

Dengan meletakkan gelas dan teko di tangannya dan menarik tanganku, tanpa aku sempat berkata bibirnya sudah melumat bibirku. Kami berpagutan lama sekali.. Ooh indahnya!

Begitulah kenanganku bersamanya, hampir setiap hari sepulang sekolah aku pasti mampir ke kontrakannya. Tapi hubunganku hanya berlangsung selama 3 bulan. Tapi walau masa hubunganku hanya seumur jagung, hubungan dengannya lah yang sangat berkesan dan tak bisa kulupakan hingga kini setiap aku berpacaran aku selalu "Making Love" dengan pacar-pacarku.

Tapi kini hampir 10 tahun aku tak pernah lagi bertemu dengannya dan terakhir kudengar itu 6 tahun lalu sempat ia mengunjungiku dan bercerita bahwa ia telah menikah dengan warga keturunan China dan setelah itu aku tak pernah lagi bertemu dengannya, akupun sudah menikah 4 tahun yang lalu dengan 1 orang anak.. Aku masih merindukannya, dia dewi asmaraku sebenarnya.. Aku masih sangat ingin berjumpa dengannya.

Semoga Dewiku membaca cerita ini.

Tamat