Lain-lain
Sunday, 23 May 2010
Takeshi Castle X - 2
"Ck, ck, ck.. benar-benar seru, kamu memang panglimaku yang hebat, bisa merancang rintangan yang heboh", puji Sang Kaisar pada panglimanya.
"Terima kasih Yang Mulia, saya tak mungkin menghadirkan rintangan tanpa pengujian yang seksama", jelas Sang Panglima dengan bangga.
"Jadi memang sudah matang persiapannya ya?", tanya Sang Kaisar.
"Sangat matang Yang Mulia, bahkan minggu lalu saya sudah coba sendiri melewati jembatan manusia itu", jawab Sang Panglima.
"Apa?", tanya Sang Kaisar agak kaget.
"Iya yang mulia, saya sendiri nggak sampai lewat setengah dari jembatan itu, setelah itu masih harus istirahat 3 hari 3 malam, semua itu demi Benteng Takeshi", kata Sang Panglima.
"Wah, kamu cari-cari alasan saja agar tak kuhukum karena bolos kerja. Tahukah kamu bahwa bendahara Benteng Takeshi sudah kuminta untuk memotong gajimu!", kata Sang Kaisar.
"Mm.., Maaf Yang Mulia, bulan lalu Komandan Sakurata juga bersenang-senang dengan para wanita di lokalisasi belakang Benteng Takeshi selama 5 hari hingga bolos kerja, tapi gajinya tidak dipotong", protes Sang Panglima.
"Bego kamu! Dia tidak kupotong gajinya karena bersenang-senangnya juga mengajak aku sedangkan kamu bersenang-senang sendiri!", kata Sang Kaisar sambil kembali memukul-mukulkan kipas yang dibawanya pada kepala panglimanya itu. Kali ini Sang Panglima hanya menggerutu dalam hati dan tak berani menentangnya lagi.
"Oke, sekarang bagaimana laporannya dari rintangan tadi?", tanya Sang Kaisar.
"Yang mulia, rintangan tadi menyisakan 4 peserta, 2 pria dan 2 wanita", jawab Sang Panglima.
"Bagus! Selanjutnya rintangan apa lagi yang harus dihadapi oleh sisa peserta itu?", tanya Sang Kaisar.
"Setelah ini mereka akan dihadapkan oleh sebuah rintangan yang lebih berat lagi Yang Mulia", jawab Sang Panglima.
"Begitu ya! Tolong kamu jelaskan karena pemirsa pasti juga ingin tahu!", kata Sang Kaisar.
"Begini Yang Mulia, rintangan ini telah kami rancang berdasarkan konsultasi para punggawa Benteng Takeshi dengan seorang ahli bergelar doktor dalam bidang pornografi dan baru-baru ini menjadi penulis di situs sumbercerita.com", jelas Sang Panglima.
"Wah.., menarik juga, itu juga situs favorit saya, hampir tiap malam sebelum tidur saya pasti menyempatkan membaca 10-20 cerita di dalamnya", kata Sang Kaisar.
"Wah, rupanya para pemirsa sudah tidak sabar lagi, kita lanjutkan saja pada rintangan berikutnya, yang pasti lebih seru", kata Sang Kaisar.
"Baik Yang Mulia, mari kita saksikan saja!", jawab Sang Panglima.
Babak Penyisihan Terakhir
Pada rintangan ini para peserta diharuskan untuk memberikan kepuasan sex pada lawan mainnya. Peserta diberi waktu selama 3 jam untuk memuaskan sebanyak-banyaknya lawan mainnya. Lawan mainnya telah disiapkan oleh punggawa Benteng Takeshi dan bisa dipilih oleh peserta. Bagi calon lawan main yang telah terpilih oleh seorang peserta, tak boleh dipilih lagi oleh peserta lainnya.
Peserta dituntut untuk jeli dalam memilih lawan mainnya karena sebagian dari mereka ada yang impoten, frigid, dan ada pula yang memiliki penyimpangan seksual. Juri dari permainan ini adalah lawan main dari peserta itu sendiri. Karena setiap kali peserta menyudahi permainan seksnya dengan lawan mainnya, maka lawan mainnya akan memberinya nilai antara 1 sampai dengan 5. Pemain dengan nilai tertinggi akan dianggap sebagai pemenang. Jadi tak hanya kuantitas tapi kualitas permainan seks peserta juga jadi ujian bagi peserta.
Empat peserta yang tersisa tengah bersiap-siap di kamarnya masing-masing. Bentuk dan isi masing-masing kamar tersebut sama persis, yaitu sebuah ranjang spring bed king size, sofa, meja, kulkas dengan berbagai soft drink dari sponsor dan kamar mandi yang lengkap dengan bath tub dan shower. Masing-masing kamar peserta juga telah dipasangi beberapa kamera.
Sebuah area yang luas juga telah penuh terisi 200 calon lawan main, 100 pria dan 100 wanita. Mereka berumur antara 18 tahun hingga 60 tahun. Sebuah ruangan kosong yang berisi beberapa peralatan elektronik juga telah disiapkan para punggawa Benteng Takeshi sebagai tempat pooling nilai bagi lawan main yang telah dipuaskan oleh peserta. Sang Kaisar dan para punggawa serta pemirsa akan menyaksikan adegan tanpa sensor dari permainan ini melalui layar TV raksasa.
Sebelum permainan dimulai, para peserta telah berdiri di depan kamarnya masing-masing. Dengan didampingi oleh komandan Hayato, mereka memperkenalkan diri satu persatu.
Peserta #1: "Saya ibu rumah tangga tapi bekas bintang porno, usia 37 tahun"
Peserta #2: "Profesi saya gigolo profesional, usia 26 tahun"
Peserta #3: "Saya web admin dari beberapa situs porno, usia 30 tahun"
Peserta #4: "Saya masih gadis, freelancer, usia 24 tahun"
Bel tanda mulai telah berbunyi, keempat peserta langsung berlari ke area pemilihan calon lawan mainnya. Peserta #1 langsung memilih pemuda belia dan dibawanya ke kamar. Peserta #2 membawa masuk ke kamarnya 2 wanita sekaligus, rupanya ia sangat yakin dengan kemampuannya. Peserta #3 kelihatan tidak terlalu terburu-buru dalam memilih calon mainnya, dan ia akhirnya masuk ke kamarnya dengan seorang wanita yang seumur dengannya. Peserta #4 juga sangat percaya diri dan membawa seorang gadis belia dan seorang pemuda sekaligus. Dukungan para suporter makin ramai seolah acara sepak bola yang seru.
Di dalam kamarnya, peserta #1 langsung melepas kimononya, lalu melucuti pakaian pemuda lawan mainnya. Ia beri sedikit pemanasan dan tak lama kemudian mereka berdua telah bergumul hebat. Selang 5 menit, penis pemuda itu telah berada dalam kuluman bibir peserta #1. Peserta #1 ingin segera menyudahinya dengan memberi sedotan nikmat pada penis pemuda itu. Taktiknya jitu, crot.. crot.. crot selesailah sudah. Sekeluar dari kamar, peserta #1 kembali ke arena pemilihan untuk memilih mangsa berikutnya dan lawan mainnya ke ruang polling. Pemuda itu memberi nilai 4.
Sementara itu peserta #2 tengah memberi genjotan penisnya pada memek seorang lawan mainnya sambil menjilati memek lawan main lainnya. Ia menggilirnya sedemikian rupa hingga 30 menit kemudian kedua lawan mainnya telah menggelimpang tak berdaya. Masing-masing memberinya angka 4, sehingga totalnya 8.
Di kamar lainnya, peserta #3 juga tampak sedang asyik masuk dengan lawan mainnya. Seakan tak terpengaruh oleh berjalannya waktu, ia terus memainkan pinggulnya berirama sambil terus mencumbui bibir dan leher serta terkadang menghisap bagian telinga lawan mainnya. Wanita lawan mainnya benar-benar merasa di atas awang-awang dan akhirnya menggelinjang penuh kenikmatan. Peserta #3 memperoleh nilai sempurna yaitu 5 tapi waktu yang dibutuhkannya hampir 1 jam.
Peserta #4 kali ini dapat dikatakan kurang beruntung. Lawan mainnya yang wanita ternyata bukanlah lesbi seperti perkiraannya dan lawan main prianya ternyata punya fisik yang hebat hingga ia sendiri merasa lemas karena telah orgasme beberapa kali. Nilai total yang diperolehnya hanya 6, 4 dari yang pria dan 2 dari yang wanita.
Satu jam pertama telah lewat. Peserta #1 telah mengumpulkan nilai 12, Peserta #2 memimpin dengan nilai 15, peserta #3 untuk sementara jadi juru kunci dengan nilai 5 dan Peserta #4 nilainya 10.
Bagaikan sebuah lomba dalam suatu bidang olah raga yang sangat menguras tenaga, hampir semua peserta menunjukkan raut muka kelelahan. Bahkan peserta #4 sempat mengistirahatkan dirinya selama 30 menit tanpa mencari pasangan. Hanya peserta #3 saja yang terlihat masih dapat tersenyum setiap kali selesai dan keluar dari kamarnya, ia benar-benar menikmati tanpa beban ataupun ambisi untuk menang. Peserta #1 dan #2 terus bersaing dengan nilai yang ketat. Walau peserta #2 masih memimpin perolehan nilai tapi ia terlalu banyak menguras tenaga.
Permainan telah berlalu selama 2 jam. Peserta #3 dan #4 sama-sama mengumpulkan nilai 15. Peserta #2 masih memimpin dengan nilai 28 disusul peserta #1 dengan nilai 26. Menyelesaikan 1 jam terakhir, peserta #1 dan #2 masih menggunakan strategi yang tetap, yaitu memilih 2 lawan main setiap kali menyelesaikan sebuah permainan. Peserta #4 kelihatan sudah pasrah dan agak ogah-ogahan dalam melanjutkan permainan, tapi kali ini pilihannya tepat. Peserta #3 membuat kejutan dengan memilih 6 wanita sekaligus pada 1 jam terakhir.
Peserta #1 dan #4 yang sama-sama wanita memanfaatkan sisa waktu permainan dengan berusaha menikmatinya. Bagi #4, ia merasa nilainya sudah tak dapat mengejar lagi nilai peserta yang lain dan pilihannya yang terakhir rupanya sesuai dengan harapannya, yaitu seorang wanita yang lesbian. Sementara #4 menggumuli lawan mainnya dengan posisi 69 dan saling menjilati memek, #1 tengah mencari kepuasan dengan seorang pemuda belia. Peserta #1 optimis dapat menyusul nilai peserta #2 bila yang terakhir dapat memperoleh nilai penuh.
Peserta #2 tampaknya merasa grogi dan mulai kehilangan kepercayaan diri seiring dengan kondisi fisiknya yang terlalu diforsir. Keberuntungannya di 1 jam yang tersisa juga tak berpihak padanya. Pilihannya ternyata salah, karena 2 wanita terakhir yang dapat dipilihnya adalah frigid.
Peserta #3 sedang menikmati sisa waktu permainan dengan 6 wanita sekaligus. Ia telanjang di tengah gumulan 6 wanita bugil. Kamarnya penuh dengan suara desahan wanita yang sedang didera kenikmatan yang ia berikan dengan sungguh-sungguh. Semua bagian tubuhnya ia pakai untuk berusaha memuaskan keenam wanita lawan mainnya, penis, mulut, dua tangannya dan kakinya. Tak ada yang dibedakan, tiap wanita lawan mainnya merasakan kesemuanya itu dengan bergantian.
Akhirnya, bel tanda berakhirnya pertandingan berbunyi. Total nilai akhir bagi peserta #4 adalah 20. Peserta #2 benar-benar kecewa dan menundukkan mukanya karena optimisme peserta #1 untuk melampaui peserta #2 menjadi kenyataan, nilainya hanya selisih 1 yaitu 40 dan 39. Tapi peserta #1 tak menyangka bahwa peserta #3 dapat memperoleh tambahan nilai yang spektakuler di akhir lomba hingga akhirnya menyamai nilainya. Keduanya harus membagi hadiah utama. Bagi peserta #3 ia merasa sangat puas dengan hasil itu karena selain memperoleh hadiah ia juga benar-benar menikmati setiap saat dari lomba tersebut. Peserta #1 yang tak mengira mendapat saingan tak terduga merasa agak terhibur setelah memperoleh bisikan dari Kaisar Benteng Takeshi ketika memberinya separoh hadiahnya.
Tamat