Apollo dan Admetus - 1

Dewa Apollo, dalam mitologi Yunani, adalah anak dewa Zeus and Leto, putri seorang Titan (dewa raksasa). Apollo dikenal sebagai dewa matahari, ramalan, obat-obatan, pertanian, dan pemanah. Dia pun ahli memainkan alat musik lira (harpa kecil). Apollo merupakan dewa penjaga para pemuda. Beberapa kisah menceritakannya sebagai dewa yang kejam dan pemerkosa.

Dalam sejarah kesenian Yunani, Apollo merupakan dewa yang paling sering dijadikan sumber inspirasi, mungkin karena Apollo termasuk dewa yang tampan. Meskipun Apollo pernah jatuh cinta pada beberapa wanita, Apollo lebih sering dianggap sebagai dewa HOMOSEKSUAL!

Apollo takkan bertemu dengan raja Admetus jika anaknya tak meninggal. Aesculapius, merupakan anak Apollo yang sangat dikasihinya. Sebagai hadiah, Apollo menurunkan ilmu penyembuhan padanya. Ilmu itu begitu hebat sehingga Aesculapius sanggup membangkitan orang mati! Aesculapius pun dikenal sebagai dewa kesembuhan.

Hades, dewa penguasa alam kematian, menjadi marah sebab Aesculapius telah mengacaukan sistem kematian. Dia pun mengadu pada adiknya, dewa Zeus. Zeus juga marah mendengar hal itu dan langsung melemparkan petirnya pada Aesculapius yang malang. Dewa kesembuhan itu pun musnah. Apollo terluka sekali dan marah. Dewa itu turun ke dasar gunung Etna, menuju tempat di mana petir Zeus dibuat. Tanpa mempedulikan para pekerja yang tak berdosa (mereka adalah para raksasa bermata satu, Cyclop), Apollo memusnahkan mereka dengan membabi-buta. Zeus naik pitam dan melemparkan Apollo ke bumi.

Sebagai hukuman, Apollo harus mengabdi kepada raja Admetus dari kerajaan Thessaly selama satu tahun. Raja itu pun menugaskan Apollo untuk menggembalakan ternak-ternaknya di tepi sungai Amphrysos. Dari sinilah, hubungan homoseksual mereka dimulai.

Admetus, seperti pria lainnya, juga merupakan seorang penggemar seks. Dia tak peduli apakah orang yang akan dingentotin itu pria atau wanita. Yang penting dia dapat melepaskan tekanan di kontolnya. Sejak dia mempekerjakan Apollo atas suruhan Zeus, dia selalu membayangkan betapa nikmatnya ngentot dengan anak Zeus itu.

Kontolnya mulai berdiri saat dia membayangkan Apollo yang sedang doggy-style dan dia menusukkan kontolnya dari belakang. Aahh.. Desahnya, tersenyum mesum. Admetus memang tak dapat menahan gejolak nafsu birahi homoseksualnya terhadap Apollo, apalagi Apollo sering terlihat hanya mengenakan kain penutup kontol. Admetus merasa dirinya akan gila jika dia tak mencabuli Apollo yang tampan itu.

Pada suatu hari, dia sengaja meninggalkan kerajaannya dan mengikuti Apollo diam-diam. Apollo seperti biasa menggembalakan semua ternak Admetus dan membawa mereka ke tepi sungai Amphrysons. Saat itu cuaca cerah dan matahari bersinar terik. Sementara mengawasi ternak-ternak Admetus, Apollo beristirahat di bawah sebatang pohon rindang.

Sudah lama dia tidak berhubungan seks, baik dengan pria maupun wanita. Saat dia mengalihkan pandangannya, matanya tertuju pada hamparan bunga Hyacinth yang menciptakan permadani merah di tengah padang rerumputan. Tiba-tiba dia teringat kembali pada nasib Hyakinthos-nya yang malang (baca Apollo dan Hyakinthos). Saat-saat indah yang pernah dilewatinya bersama Hyakinthos kembali terbayang. Apollo masih ingat betapa sempitnya lubang anus Hyakinthos dan betapa tampannya pangeran itu.

Kontol Apollo pelan-pelan bangun dari tidurnya, menggelembungkan kain penutup kontolnya. Apollo berpikir bahwa tak ada salahnya untuk menikmati masturbasi sebentar saja. Maka dia pun menghentakkan kain itu dan telanjanglah dia. Berdenyut-denyut, kontol Apollo tampak gagah dan perkasa. Sambil memejamkan matanya, Apollo mengocok-ngocok kontolnya, naik-turun, naik-turun, naik-turun.

"Hhooh.. Aahahh.. Oohh.. Aahh.." Berhubung Apollo sedang bekerja, dia tak berani terlalu lama bermasturbasi. Maka dia memaksa tubuhnya untuk berejakulasi secepat mungkin, walaupun orgasmenya akan terasa agak datar.
"Hhoohh.. Uuhh.. Hhoosshh.." Semakin lama, kocokan kontolnya menjadi semakin cepat. Dan meledaklah kontol sang dewa Apollo. CCRROOTT!! CCROOTT!! CCRROTT!! CCRROOTT!
"AAHH.. UUGGHH!! OOHH!! AAHH!! UUGGHH!!" Tubuhnya kelojotan dan keringat pun bercucuran. Pejuhnya muncrat ke atas dan turun kembali, mendarat di dada dan perutnya. Sebagian pejuh lain hanya mengalir turun, menuruni batang kontolnya.
"Aahh.." Akhirnya usai juga orgasme Apollo.

Tiba-tiba dari belakang pohon, Admetus menampakkan dirinya. Apollo sungguh terkejut sekali, tak menyangka bahwa seseorang akan mengintip sesi masturbasinya. Namun, dewa itu tidak menunjukkan rasa malu sedikit pun. Dia memang tidak pernah malu jika menyangkut kontolnya yang besar dan indah itu. Sementara itu mata Admetus hanya terpaku pada kontol Apollo yang penuh pejuh.

"Apa yang kau lakukan, Apollo? Kuminta kau untuk menjaga ternakku, tapi apa yang kau lakukan? Kau bahkan berani bermasturbasi dan melalaikan tugasmu. Untuk itu, kau harus kuhukum, Apollo."

Apollo ingin meledak dengan kemarahan. Tidak pernah ada manusia yang berani berbicara kasar padanya. Tapi dia sadar akan status dirinya sebagai yang terhukum. Jika dia samapi melukai Admetus, Zeus pasti akan menghukumnya dengan hukuman yang jauh lebih parah. Maka Apollo hanya diam membisu dan menunggu hukuman apa yang akan dijatuhkan Admetus padanya.

"Sebaiknya apa hukuman yang tepat untukmu?" tanya Admetus, mencolek lelehan sperma dari dada Apollo.
"Aku tahu. Aku akan mempermalukanmu dengan cara menyetubuhimu. Aku tahu reputasimu sebagai dewa tukang ngentot yang hebat. Pria dan wanita tunduk pada kontolmu. Tapi tidak denganku. Kaulah ynag harus tunduk padaku. Selama ini kau selalu mengentotin pantat orang. Sekarang giliranmu untuk dingentotin. Jika kau melawan, kau akan kuadukan pada ayahmu, dewa Zeus."

Tentu saja Apollo kaget setengah mati. Tapi bisa apa dia? Kekuatan dewanya sudah dicabut oleh Zeus dan baru akan dikembalikan setelah masa 7 tahun berlalu. Apollo memang suka ngentot, tapi dia tdak pernah dingentot! Tapi sebagai dewa, tak ada yang ditakutkannya. Maka Apollo menerima hukuman itu.

"Baiklah. Di mana kau akan mengentot pantatku?"
"Di sini saja," sahut Admetus, mesum.

Tanpa membuang waktu, Admetus melepaskan pakaiannya. Tak ada sehelai benang pun yang menempel pada tubuhnya. Admetus berdiri di sana telanjang bulat. Sebagai dewa yang senang akan hubungan homoseks, Apollo langsung terangsang melihat tubuh Admetus. Sebagai raja yang masih muda, Admetus tentu saja masih tampan. Tubuhnya dibalut otot di mana-mana. Sepasang puting coklat yang keras mengawal dadanya yang bidang. Apollo langsung tunduk padanya, padahal belum pernah ada seorang pun yang sanggup menundukkannya dalam hal seks. Tapi kini, dia berlutut di kaki Admetus dan rela untuk dingentot. Admetus akan menjadi pria pertama yang mengambil keperjakaan anus Apollo!

Kontol Admetus yang ngaceng berat menggesek wajah Apollo. Tanpa berpikir lagi, Apollo langsung membuka mulutnya dan mulai mengulum kontol itu.

"Hhoohh.." Admetus mendesah, keenakkan. Mulut Apollo yang hangat dan basah menyelimuti kontol Admetus yang berdenyut-denyut.
"Aahh.. Dewa Apollo.. Menyepong kontolku.. Aahh.. Hisap terus.. Oohh.." Admetus menjambak rambut Apollo dan menggunakannya sebagai pengontrol sedotan Apollo bagaikan mengendalikan kuda dengan tali kekang.
"Hhohoh.. Uugghh.. Aahh.. Oohh.." Admetus menjadi semakin bernafsu menyodomi mulut Apollo. Jilatan lidah Apollo memang top.
"Hhohohh.. Aahh.. Oohh.." Erang Admetus.


Bersambung . . . .