Reportase PAS Alda - 2

"Tapi dia kemudian menawarnya. "Tunggu Dik Alda, bagaimana jika Om dikasih kedua payudara Dik Alda saja?". Saya setuju, tapi hanya meremas dari luar pakaianku saja. Saat itu saya memakai kaos hitam ketat tanpa lengan dengan rok jeans selutut. Dengan agak kecewa dia menyetujuinya. Kemudian ia mulai meraba-raba dan meremasi kedua payudaraku dari depan. Ia sekonyong-konyong menyambar bibirku, kemudian melumatnya. Saya mencoba melepaskan bibirku tapi ia terus mendorongku sampai tertahan meja kerjanya. Saya tidak bisa menghindar lagi, rasa nikmat mulai kurasakan saat lidahnya menyapu rongga mulutku, kubalas dengan melingkarkan lidah kami berdua. Air liur kami meluber dari mulut kami, menetes dari dagu kami. Hidung dan pipiku basah mengkilat oleh liur. Dia meminta saya membuka mulutku dan menjulurkan lidahku. Kemudian dia mengulum lidahku kemudian menghisapnya. Ooohh.., nikmat sekali, dia menyedot mulut dan lidahku lalu menelan liurku sampai hampir kering mulutku.dia memelukku dengan kedua tangganya meremas-remas kedua bongkahan pantatku yang besar dan padat berisi."

"Dia mulai membuka celana saya, tapi saya kemudian sadar. Saya buru-buru mendorongnya, dan memperingatkan agar tidak melanggar persyaratan kami. Kuarahkan kedua tangannya kembali ke payudara saya, kemudian ia mulai meremasinya lagi. Sementara itu saya membersihkan sisa liur yang membasahi wajahku. Saya menolak diajak bercumbu lagi, takutnya saya akan terlena lagi. "

"Karena tidak puas, dia berkata, "Dik Alda, Om boleh ya njilatin kedua ketiak Dik Alda. Nanti Om tambah satu juta rupiah gimana?". Kusetujui permintaannya. Memang ketiakku saat ini terlihat begitu menggairahkan. Ketiakku putih montok bersih, sebenarnya rambut ketekku yang hitam lebat sekali. Tapi karena risih, saya cabut sampai ketekku halus dan mulus."

"Kemudian dia mengangkat kedua tanganku ke atas, dan mulai menjilati lenganku yang berbulu kemudian turun ke ketekku yang berkeringat. Tepat di tengah ketekku yang gemuk dia mulai menjilati dan menyedotinya. "Dik Alda, keteknya bagus banget. Cuman baunya masih kecut, gak pake deodoran yah? Tapi rasanya gurih kok,". Dia mengomentari ketekku. Saya hanya mendesah kegelian saja. Lidahnya turun ke samping badanku. Dari bawah ketiakku dia menjilati dan menyedoti bagian samping payudara saya yang memang agak melesak keluar dari bra. Sehingga terlihat dari bawah ketiakku karena kaosku tak berlengan."

"Karena tidak tahan, Beliu menambah tawarannya agar bisa menikmati kedua payudaraku yang ranum ini. "Dik Alda, Om tambah jadi 20 juta rupiah kalo Om boleh ngulum toket Dik Alda." saya sempat menolaknya, tetapi ketika ia menawarkan 50 juta rupiah saya langsung menyanggupinya. Ia segera menarik lepas kaos dan bra saya. Saat bra saya ditarik paksa sampai lepas, muncullah gumpalan daging di dadaku. Yang sempat tergoncang naik turun. Payudara saya memang indah, selain besar, padat dan montok. Payudara saya putih bersih, dengan bulu-bulu halus yang cukup lebat di bagian atas payudara saya. Karena saking putih dan bersihnya payudara saya, urat-urat payudaraku yang berwarna hijau kebiruan terlihat jelas di bawah kulit payudaraku. Puting payudaraku berwarna hitam kecoklatan. Karena saya juga keturunan arab pastilah putingku hitam. Dengan bagian bawah yang coklat melebar cukup besar."

"Setelah puas memandangi keindahan payudara saya, dia langsung menyosor buah dadaku yang sebelah kiri. Tangan nya meremas payudaraku yang sebelah kanan. Dia mengulum payudaraku, menyedot puting payudaraku, kemudian menggigiti kulit dan daging payudara saya. Saya sempat berteriak kesakitan. Dia sempat mencoba melahap seluruh payudara kiriku, tapi tidak muat karena kapasitas payudaraku yang terlalu besar."

"Dia menidurkanku, kemudian dia mengangkangi dadaku. Ia mengeluarkan penisnya yang sangat besar dan panjang. Saya kaget melihat penis raksasa itu. Dia kemudian meletakkan penisnya tepat di tengah belahan payudara saya. Dia meremas kedua payudaraku kemudian menggunakannya untuk menjepit batang penisnya. Saya melenguh kesakitan karena dia menekan kedua payudaraku dengan keras sekali. Kemudian dia mulai memaju-mundurkan penisnya yang menggesek payudara saya"

"Kadang ujung penisnya menyentuh bibirku. "Dik Alda kalau mau menyepong penis Om, nanti Om tambah jadi 70 juta. Buka dong mulutnya Dik Alda." Saya mau, dan kubuka bibirku. Dengan secepat kilat dia langsung memasukkan batangnya ke dalam mulutku. Kemudian mengeluar-masukkan penisnya di mulutku dengan penis yang masih dijepit di belahan payudaraku. Bibirku sakit karena tidak muat menampung ukuran batang penisnya yang luar biasa besarnya. Tiba-tiba ia mendorong kepalaku maju ke depan, dan ia melepaskan penisnya dari jepitan payudara saya. Dia dorong penisnya sampai ke dalam kerongkonganku hingga saya terbatuk-batuk. Sperma menyemprot tenggorokanku dengan derasnya. Dan terpaksa kuteguk. Saat dia mengeluarkan penisnya, sisa-sisa spermanya mengalir keluar membasahi bibir dan pipiku."

"Saya masih terbaring dengan sesekali terbatuk-batuk. Dia mengambil sisa sperma di wajahku, kemudian melapnya ke kedua payudara saya. Sambil meremas-remasnya. Dia kemudian membalikkan tubuhku hingga tengkurap. Kemudian ia mengikat kedua tanganku ke belakang. Saya mencoba berontak, tapi ia telah mengikat kedua lenganku dengan kencang sekali. Kemudian ia menyumpal mulutku dengan kain."

"Dia mulai melucuti rokku dan melepas CD-ku. Sekarang dia sudah bebas melihat bagian bawah tubuhku. pahaku yang putih gempal dengan rambut halus, dan bongkahan pantatku yang besar, putih montok, dan kencang dengan pinggul yang lebar bak spanish guitar. Dia menjilati pahaku, kemudian ia menjilati dan menggigiti buah pantatku yang ranum. Dia membuka selangkanganku, terpampanglah pemandangan yang diluar imajinasi para kaum pria tentang seorang Alda. Vagina dan pantatku ditutupi oleh rambut hitam kemaluanku yang sangat lebat. Saya sengaja nggak mencukurnya."

"Dia membalik tubuhku, dan menekuk menarik kedua kaki ku ke atas wajahku. Sehingga pahaku menekan kedua payudaraku. Posisiku sekarang bagian bawah selangkanganku menghadap ke atas dengan kokohnya. Dia mulai menjilati dan mengulum alat kelaminku. Dia masukkan jarinya kedalam lubang vagina saya, sakit sekali saya teriak tertahan kain di mulutku. Dia korek-korek liang peranakanku dengan jarinya. Kemudian ia sedot lubang vagina saya yang sedikit membuka."

"Dia kemudian mencoba memasukkan penisnya yang sangat besar itu ke vagina saya. Sangat sulit agar penis tersebut bisa masuk. Setelah dipaksa terus akhirnya amblaslah penis dia seluruhnya ke dalam vagina saya. Matsaya terbelalak dan melotot sambil teriak-teriak meski disumpal kain. Tubuhku menggeliat karena rasa sakit yang hebat melanda vagina saya. Tua bangka itulah yang telah mengambil keperawananku. Saya merasa vagina saya membengkak dan lubangnya membesar. Dia juga merasa kesulitan ketika mencabut penisnya karena vagina saya yang terlalu sempit dan besarnya ukuran penisnya. Kemudian dia mulai menaik-turunkan penisnya. Kemudian dia memposisikan saya doggy style, kemudian ia menyodok-nyodok vagina saya dari belakang. Makin lama makin cepat, rongga vagina saya terasa panas sekali. Dia mendorong penisnya hingga sampai dasar rahimku, kemudia dia menyemprotkan spermanya banyak sekali ke dalam rahimku. Ketika dia mencabut penisnya, sebagian spermanya keluar melalui lubangku dengan darah perawanku. Perih sekali dinding rongga vagina yang tersiram sperma dia. Nafasku terengah-engah dengan menahan sakit yang hebat."

"Kemudian dia membersihkan badan, saya ditinggal di lantai masih terbaring lemah. Setengah jam kemudian dia kembali dengan membawa sebuah botol kecil dan suntikan. Saya bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan? Dia kemudian mendekatiku, ia mengambil cairan di botol dengan suntikan yang dibawanya. Lalu tangan kirinya memegang payudara kananku, dia segera memasukkan jarum suntik itu ke dalam lubang puting payudara kananku yang sangat kecil. Dia lalu menyuntikkan cairan itu ke dalam payudaraku. Dia juga melakukan hal yang sama terhadap payudaraku yang sebelah kanan. Saya hanya bisa menangis dan meringis kesakitan."

"Lalu dia mulai menggoyang-goyang kedua payudara saya dan menggetar-getarkannya. Dia juga menampar-nampar kedua payudaraku, agar cairan di dalam payudaraku itu tersebar merata. Tak beberapa lama kemudian saya merasakan kedua payudara saya terasa panas sekali, jantungku berdenyut sangat cepat. Otot-otot dan urat-urat payudara saya berkontraksi, sehingga payudara saya mengeras. Saya merasakan payudara saya semakin membesar, saya menjadi sulit bernafas. Akhirnya payudara saya membesar sekali, dengan puting payudaraku yang juga ikut membesar. Kedua buah dadaku dipenuhi oleh urat-urat dan otot-otot payudara saya yang berwarna hijau kebiruan. Menghias kulitku yang merah mengkilap."

"Dia kemudian meremas kedua payudaraku, rasanya keras sekali payudara saya saat itu. Dari puting payudaraku keluar cairan putih seperti payudara, ternyata itu memang payudara. Tapi bagaimana bisa? Dia meremas keras hingga cairan payudara murni keluar dari puting payudaraku. Meluber di sela-sela jari tangannya. Dia menjilati payudara di jari tangannya kemudian ia mulai menghisap payudaraku yang keluar dari puting payudaraku. Rupanya cairan tadi adalah perangsang hormon progesteronku untuk menghasilkan payudara pada kedua payudara saya."

"Dia kemudian membuatku kembali dalam posisi doggy style. Dia menjilati lubang mulut duburku yang dipenuhi oleh rambut-rambur yang lebat. Dia mulai berusaha memasukkan penisnya yang sudah menegang ke dalam anusku. Tidak terlalu sulit karena saya sudah pernah disodomi sebelumnya. Luka pada duburku yang baru sembuh kembali terbuka. Setelah dia berhasil membenamkan seluruh penisnya kedalam pantatku, ia mulai mengocoknya di dalam sana. Saya hanya bisa menangis, teriak, dan berontak seperti orang kesetanan."

"Darah mulai mengucur dari liang pengeluaranku. Akhirnya karena tidak tahan akan jepitan dan panas dalam anusku, dia kembali menyemprotkan spermanya ke dalam lubang duburku. Dinding rongga anusku yang lecet-lecet dan bekas luka yang dulu terasa semakin perih tersiram sperma dan darah. Ketika dia mencabut penisnya dari pantatku, sperma dan darah bercampur cairan yang ada dalam anusku mengalir keluar membasahi vagina saya dan rambut kemaluanku yang basah dan lengket sampai ke pahaku."

"Setelah itu dia melepaskan ikatanku. Lalu dia meninggalkan uang yang dijanjikannya, lalu dia meninggalkan ruangan kerjanya. Sekarang dia sudah meninggal di usianya yang ke-57. Saya senang mendengar kabar tersebut."

***

"Jadi semua ini enggak datang tiba-tiba. Ada proses yang harus saya lalui. Jika saya hanya mengandalkan fisiku yang sempurna ini saja tanpa suara atau acting yang oke, karierku pasti enggak akan bertahan lama. Buat saya, keindahan fisik itu juga sebagai penunjang, dan menjadi andalan dalam meniti karier," gadis yang pernah tampil di sinetron Kesucian Prasasti dan Yang Setia ini berujar.

Alda merawat keindahan tubuhnya bukan hanya untuk dikagumi laki-laki, melainkan juga karena tuntutan profesi. Sebagai seorang entertainer, ia memang harus tampil sexy di mata umum. Karenanya ia rajin berolah raga serta selalu mengkonsumsi sayuran dan buah untuk merawat ragawi plus staminanya. Selain tentu saja, selalu cukup istirahat.

Khusus untuk perawatan bagian dadanya yang indah, Alda melakukannya dengan latihan beban ringan di rumah. Agar kedua payudaranya selalu terlihat kencang, Alda rutin joging di pagi dan sore hari, push up dan sit up untuk membentuk lengan dan perut yang indah.

Ditanya soal dadanya yang selalu terlihat besar dan menonjol itu Alda menjawab "Dulu payudara saya kecil kok.Tapi ketika saya waktu itu kelas 3 SMU, Saya mulai ikut terapi pembesaran payudara oleh dr. *****. Seperti pijat payudara, suntikan-suntikan protein dan lemak ke dalam kedua payudara saya, kemudian saya juga dianjurkan oleh dokter agar selalu memakai bra vibrator. bra vibrator yang diberikan dr. ***** itu bergetar saat menampung kedua buah payudara saya, enak sich cuman rada geli-geli gitu. Sekarang.., ya anda bisa perhatikan sekarang hasilnya."

Apakah dr. ***** sempat menikmati payudara Alda yang merupakan hasil karyanya itu? Alda kemudian menjawab. "dr. ***** ketika memijat payudara saya, ia sesekali memelintir kedua puting payudara saya. Kemudian menarik-nariknya. Sakit sich Mas, tapi enak juga. Saat hari terakhir, pemijatan. Tiba-tiba mulut dr. ***** langsung mengulum payudara saya. Dia menyedot puting saya sampai sakit sekali. Lalu mengigiti puting payudara saya dan buah dada saya. Saya sengaja membiarkan dr. ***** menikmati buah dada saya yang sudah sangat montok ini. Karena saya senang dengan hasil pada kedua buah dada saya ini. Setelah puas dia minta maaf, saya bersihkan kedua payudara saya yang memerah dan basah oleh air liurnya. dr. ***** sangat suka dengan rambut-rambut halus yang cukup lebat di permukaan kedua payudara saya."

Namun sekarang ia sudah tidak melakukan terapi itu lagi. "Sekarang saya sudah nggak. Takutnya ntar kegedean, kan repot bawanya. Tapi saya masih suka meremas-remas payudara saya sendiri kalo mau mandi dan tidur, tapi kadang adikku atau mama saya yang mijetin payudaraku."

Alda selalu memilih dan mengenakan bra yang sesuai dengan ukuran dadanya 34B, walau sebenarnya ukuran dadanya 36B. Alda bilang agar kedua belahan payudaranya bisa lebih terlihat. Tapi apa Alda nggak kesakitan? "Sebenarnya sakit sih, kalau dilepas pasti ada bekas memerah di pinggiran dada saya. Tapi biar tetap hot, ya terpaksa." Alda menjawab dengan santainya.

T A M A T