Apollo dan Orpheus - 2

Mengetahui dengan pasti bahwa Orpheus masih belum keluar, Apollo pun meremas-remas kontol Orpheus, sambil tetap menyodominya. Oprheus yang juga terbakar nafsu birahi tak dapat menahan dirinya ketika kepala kontolnya yang amat teramat sensitif itu diremas-remas oleh Apollo. Tanpa dapat dibendung, Orpheus pun berejakulasi.

"AARRGGHH..!!" erangnya, panjang.

CCRROOT!! CCROOT!! CCRROOTT!! CCRROOT!! CCRROOT!! Pejuh Orpheus ditembakkan ke atas berkali-kali, hampir mencapai sepuluh kali. Beberapa mendarat di tubuhnya sendiri, beberapa membasahi tubuh Apollo, dan sisanya jatuh ke tanah.

"AARRGGH!! UUGGHH!! OOHH!! AAHH!!"

Orpheus terus-menerus mengerang sambil menggelepar-gelepar. Selama masa orgasme menghajar tubuhnya, kontol Apollo masih tetap menyodominya.

"Aahh.." desahnya saat pejuhnya telah habis.

Apollo, lemas, jatuh menimpa tubuh Orpheus. Keringat mereka bercampur dan sperma telah melumuri tubuh mereka. Sambil terengah-engah, Apollo berkata..

"Kau hebat sekali, Orpheus. Saya suka badanmu, kontolmu, dan juga anusmu. Lain kali, saya akan datang untuk mengentotin dirimu. Oh ya, ini hadiahmu."

Hanya dengan menjentikkan jarinya, sebuah lira emas muncul di hadapan mereka. Lira itu merupakan lira terindah yang pernah dilihat Orpheus. Bentuk pegangannya pun menawan hati, seperti batang kontol! Orpheus mengucapkan terima kasih banyak sambil terus menciumi Apollo. Tanpa Orpheus sadari, dia telah jatuh cinta pada sang dewa. Namun, sayang, Apollo tak menaruh minat untuk menjadikan Orpheus sebagai kekasihnya. Orpheus memang tampan, tapi tak ada yang dapat menggantikan Hyakinthos di dalam hati Apollo. Apollo tak ingin mencintai siapa pun. Namun dia harus ngentot dengan banyak pria untuk melampiaskan nafsu homoseksualnya.

Berbulan-bulan berlalu, nama Orpheus terkenal di seantero dunia. Semua takjub mendengar permainan liranya. Lira ajaib itu sangup menggaet hati semua makhluk, dari hewan buas, manusia, bahkan sampai benda mati sekalipun. Di mana pun dia memainkan musiknya, bunga-bunga bermekaran. Para pria tampan pun mengerubutinya, dan berebut untuk mengentotin pantatnya. Orpheus tak pernah kekurangan seks. Di mana pun dan kapan pun, dia dapat menggaet pria mana pun yang dia sukai. Hampir semuanya, kecuali Apollo.

Orpheus sering mengunjungi pohon di mana dia pertama kali bertemu dengan Apollo. Namun sang dewa tak kunjung datang. Apollo memang telah benar-benar melupakan Orpheus. Dewa Hades, penguasa alam baka, mengetahui segalanya tentang Oprheus dari para pengawalnya. Dahulu, Apollo telah menghalanginya untuk mengambil nyawa Hyakinthos dengan cara mengubah jasadnya menjadi sekuntum bunga (baca cerita saya: Apollo dan Hyakinthos). Hades tentu saja tak senang dan kini dia ingin membalas dendam.

Ketika Orpheus sedang memainkan musiknya di bawah pohon kenangan itu, tiba-tiba Hades muncul di hadapannya. Tapi Hades muncul telanjang bulat, dengan kontol ngaceng setebal baja.

"Orpheus, saya Hades, penguasa alam kematian. Keponakanku, Apollo, mengirimkan sebuah pesan untukmu. Tapi saya hanya akan mengatakannya setelah kamu memperbolehkanku mencicipi pantatmu itu."

Seperti adiknya, Zeus, Hades pun mempunyai kecenderungan homoseksual. Meskipun dia tahu bahwa pantat Orpheus sudah longgar akibat terlalu sering dimasukin kontol, Hades tetap berniat untuk menyodominya. Rencananya adalah untuk mencemarkan nama baik Apollo, membuat Orpheus tersiksa batin, dan kemudian mengambil nyawa sang pemusik malang itu. Namun Oprheus tak tahu apa-apa tentang hal itu. Bagaikan domba yang siap disembelih, dia pun menunggingkan pantatnya.

Dengan bernafsu, Hades menyibak kain penutup kontol Orpheus dan langsung menancapkan kontolnya dalam-dalam.

"AARRGGHH!!" teriak orpheus, kesakitan. Meskipun pantatnya telah terbiasa dengan kontol, tetap saja dia merasa kesakitan.
"AARRGGH!! UUGHH!! AAHH!!" jeritnya ketika Hades menggenjot pantatnya tanpa ampun.
"Hhohh.. Aahh.. Aahh.. Hhoosshh.. Hhoohh.." Orpheus mencoba untuk mengatur napasnya.
"Enak juga ngentotin loe.. Hhoohh.. Aahh.. Apollo benar.. Kamu hanya seorang pria yang dapat dipakai lalu dibuang.. Oohh.. Seorang pria murahan.. Hhooh.. Pelacur! hhohh.." erang Hades.

Tubuh Hades kemudian mengejang-ngejang dan dia pun mendorong kontolnya sedalam mungkin, masuk ke dalam pantat Orpheus.

"AARRGGHH!!"

Lalu CCRROTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Muncratlah sperma Hades, membanjiri lubang kanal Orpheus. Sambil orgasme, Hades menjambak rambut Orpheus keras-keras sampai pemusik malang itu menjerit-jerit. Tapi hal itu malah memicu orgasmenya sendiri. Bagai singa yang terluka, Orpheus mengerang.

"AARRGGHH!!" CCRROTT!! CCRROOT!! CCRROOTT!! CCROOT!! CCRROOTT!! Pejuh kental pun tersembur keluar dari kontol Orpheus yang ngaceng berat.
"AARRGGHH!! UUGGHH!! AAHH.. HHOOHH.." Erangannya berbaur dengan erangan Hades sampai akhirnya mereka tenang kembali.

Puas memakai badan Orpheus, Hades mendorong pria malang itu ke tanah, seolah dia merupakan makhluk paling menjijikkan di muka bumi.

"Apollo tak ingin bertemu kau lagi. Kau dengar itu? Jadi lupakan dia." Usai berkata demikian, Hades menghilang dari hadapan Orpheus.

Terluka lahir batin, Orpheus hanya menangisi di tempatnya jatuh. Air matanya berlinang turun, membasahi rerumputan. Tak ada seorang pun yang menghiburnya, Orpheus merasa sangat sendirian. Nasib begitu kejam terhadapnya. Tiba-tiba rasa amarah menguasai dirinya. Dia begitu marah terhadap Apollo yang telah mengatakan hal yang tidak-tidak pada Hades.

"Aku tak percaya, Apollo telah menipuku. Dia hanya memperalatku saja. Dia hanya ingin mengentotin pantatku saja.. Padahal saya mencintainya dengan sepenuh hati", pikir Orpheus.

Dikuasai kemarahan. Orpheus mulai memainkan liranya dengan irama kacau. Suara yang dihasilkan alat musik ajaib itu menjadi suara yang paling menyakitkan telinga. Dan suara itu membahana ke seluruh penjuru hutan. Hewan-hewan berlarian menjauhinya, pohon-pohon pun menggugurkan daunnya, sungai berhenti mengalir, sungguh kacau keadaan hutan itu jadinya.

Tiba-tiba dari kejauhan, datang segerombolan pria telanjang. Wajah mereka dipenuhi amarah dan kesakitan akibat suara lira Orpheus yang menyiksa itu. Mereka merupakan gerombolan pria pengikut dewa Dionysus (dewa anggur dan pesta seks) dan terkenal suka ngeseks secara massal. Orpheus tak mengetahui bahwa hidupnya sedang terancam, akibat kekecewaan yang membutakan matanya. Tiba-tiba pandangannya menjadi gelap. Salah seorang dari pengikut Dionysus telah memenggal kepala Orpheus!

Beramai-ramai, mereka membawa kepala Orpheus ke sungai Hebrus dan membuangnya di sana. Kepala Orpheus mengapung-ngapung dan terbawa arus ke lautan luas. Meskipun Orpheus telah meninggal, namun kepalanya tidak tenang. Siang malam, kepala itu menangis dan memanggil-manggil nama Apollo. Tangisannya begitu memilukan sehingga siapa pun yang mendengarnya akan menangis meraung-raung, terpengaruh kesedihan Orpehus.

Akhirnya kepala itu terdampar di pulau Lesbos (pulau tempat tinggal penyair wanita terkenal Sappho yang dikabarkan menyukai sesama wanita. Dari nama pulau ini, kata 'lesbian' diciptakan) dan ditemukan oleh salah satu dari 9 dewi, bibi Orpheus. Kepala itu pun dikuburkan agar jiwa Orpheus dapat beristirahat dengan tenang untuk selama-lamanya. Sementara lira emas milik Orpheus diletakkan di antara bintang-bintang dan berubah menjadi konstelasi bintang Lyra. Kisah tentang Orpheus begitu menyentuh hati sehingga tetap dikenang sampai sekarang sebagai sebuah kisah cinta yang tragis.

*****

PS: Pada cerita aslinya, Orpheus diceritakan bergabung dengan para Argonauts, pimpinan Jason untuk mencari bulu domba emas. Sekembalinya dari misi Argonauts, dia jatuh cinta pada peri Eurydice dan menikahinya. Namun pada hari pernikahannya, peri cantik itu tewas digigit ular. Orpheus lalu turun ke alam baka dan meminta Hades untuk mengembalikannya.

Hades menuruti kemauannya dengan syarat bahwa Orpheus tak boleh menengok ke belakang saat dia berjalan pulang ke alam kehidupan. Namun, Orpheus tak dapat bersabar. Eurydice pun menghilang. Kecewa dan sedih, Orpheus memainkan liranya pada pohon-pohon dan bebatuan. Malang baginya, dia bertemu dengan segerombolan wanita Thracian, pengikut dewa Dionysus. Mereka membantainya dan memenggal kepalanya, serta membuangnya.


Tamat