Jade dragon - 2

Setelah kesuksesannya, Jade Dragon semakin ditakuti dikalangan dunia bawah yang menganggu ketentraman metro city. Angka kejahatan menurun drastis. Jade Dragon telah menjelma menjadi seorang jagoan wanita yang ditakuti. Seorang jagoan wanita dengan banyak musuh.

"Sial, wanita Asia jalan ini menghancurkan bisnis kita. Keuntungan dari hiburan malam turun 70 persen. Kita harus melakukan sesuatu" Keluh James Laroche yang lebih dikenal sebagai bos Crunch.
"Pasti ada yang bisa kita lakukan bos, mungkin kita bisa memerangkapnya," jawab Brick tangan kanan bos Crunch.
"Perangkap. Ide yang bagus. Brick, kau tidak sebodoh yang kukira. Kita butuh umpan, panggil Janet kemari," perintah bos Crunch.

Beberapa menit kemudian, Brick kembali bersama seorang wanita yang terlihat cantik untuk seumurnya dan dapat dipastikan jauh lebih cantik pada masa mudanya.

"Brick bilang kau mencariku," ujar Janet.

Bos Crunch lalu menjelaskan rencananya. Sederhana, namun efektif.

*****

Jade Dragon sedang melakukan patroli rutinnya. Kali ini ia sedang mengawasi daerah Waterfront, sebuah distrik yang berbahaya. Malam itu sangat sunyi, tidak banyak aktivitas yang terjadi pikirnya. Saatnya untuk pulang dan beristirahat.

Ketika hendak berbalik, ia mendengar sayup-sayup suara tangisan. Tangisan itu datang dari sebuah jalan beberapa blok dikanannya. Dengan sigap ia berlari diantara gedung-gedung tinggi. Setibanya di gedung yang bersebelahan dengan jalan itu, ia melihat ke bawah. Jalan itu sangat gelap karena tidak disinari oleh lampu jalanan, tetapi ia dapat melihat figure seorang wanita yang berontak dalam dekapan dua lelaki. Wanita itu berteriak pada saat dua orang berandal itu menyeretnya kesebuah pintu masuk sebuah gudang diseberang Jade Dragon.

"Sabarlah, aku datang" katanya dalam hati.

Dengan sigap Jade Dragon menuruni gedung dengan peralatan yang dibawanya. Pada saat sampai disana, wanita itu telah menghilang dan hanya terdengar sayup-sayup teriakan dari dalam gudang. Sun Lin mengecek pintu gudang tersebut, ternyata tidak terkunci. Membuka pintu itu, ia pun masuk ke dalam lorong yang gelap yang hanya diterangi oleh sebuah lampu bohlam. Ada beberapa pintu kecil dan sebuah pintu besar diujung lorong tersebut.

"Tidak, tolong!" terdengar suara wanita dari balik pintu besar.

Tanpa memikirkan keselamatannya, Jade Dragon berlari menuju pintu itu dan menerjang pintu itu. Didalam pintu itu ia menemukan sebuah ruangan yang besar dengan atap yang rendah. Di sisi lain ruangan itu berdiri seorang wanita setengah baya. Wanita itu meliriknya dan tersenyum.

"Sudah saatnya kau tiba manis, aku sudah berteriak selama lima menit" katanya.

Jade Dragon melihat sekitarnya, bermunculan setidaknya dua lusin berandalan. Dia menyadari ini adalah sebuah perangkap. Jade Dragon tetap tenang, ia mulai menimbang situasi sekitarnya dan mundur mendekati sebuah dinding untuk menghindari serbuan dari belakang. Jumlah lawannya memberikan mereka kelebihan, tetapi ia yakin jikalau saja ia dapat mengalahkan mereka satu persatu ia akan dapat mengatasinya. Ketika ia melihat sekilas ke arah lorong dimana ia masuk, ia dapat melihat lorong itu telah dipenuhi berandalan. Tidak ada jalan keluar baginya.

Jade Dragon bergerak ke tengah ruangan. Ia tidak mempunyai pilihan selain melawan mereka dalam posisi yang kurang menguntungkan karena dirinya berada di tengah-tengah kerumunan berandalan yang jelas akan menggunakan keuntungan ini untuk mengeroyoknya. Sekarang ia telah dikelilingi oleh banyak berandalan. Tak ada diantara mereka yang membawa senjata. Jelas maksud mereka untuk menangkapnya hidup-hidup.

Pelan-pelan para berandalan itu mulai mendekati. Walau jumlah mereka yang jauh lebih banyak, mereka masih sedikit was-was dan mendekat dengan hati-hati. Jelas bagi Jade Dragon reputasinya benar-benar tidak dipandang sebelah mata. Tiba-tiba seperti diberi tanda, beberapa berandalan menyerbunya. Jade Dragon melompat ke udara. Ruangan itu sangat rendah tidak lebih dari tujuh kaki yang membuat lompatannya terhalang, namun lompatanya cukup tinggi untuk menjangkau muka lawannya. Lalu, berputar diudara, Jade Dragon menendang ke segala penjuru, tendanganya begitu cepat sehingga tidak terlihat kasat mata. Dalam sekejap mata, tubuh berandalan-berandalan itu beterbangan terhantam oleh tendangannya.

Melihat dari sudut jauh ruangan itu, Bos Crunch terkesima. Dua lusin orang dan mereka tidak sanggup menghadapi seorang wanita.

"Hajar, Sikat!" perintah Bos Crunch.

Lingkaran berandalan itu mendekat sekali lagi. Hasilnya tetap sama, kali ini lebih sedikit yang terluka karena mereka lebih berhati-hati mendekati Jade Dragon.

"Ini tak mungkin terjadi. Kalau seperti ini, wanita jalang itu bisa mengalahkan semua anak buahku. Brick, maju, alihkan perhatiannya" perintah Bos Crunch.

Brick yang dari tadi hanya melihat kini maju. Kalau ada orang yang dapat menerima pukulan, dialah orangnya. Para berandalan itu melihatnya maju dan kembali bersemangat. Mereka pernah melihatnya melawan selusin preman dan menghajar mereka seorang diri. Jade Dragon menyadari ancaman baru yang menghampirinya. Dia tidak menyangka ada orang sebesar ini. Brick berhenti sedikit diluar jangkauannya. Ia mengambil kuda-kuda dan mulai mengelilingi Jade Dragon.

Jade Dragon pun mengikutinya, berkeliling dalam sebuah lingkaran sembari mengawasi keadaan sekelilingnya. Ia tidak menyadari bos Crunch yang mulai menyeruak diatara anak buahnya membawa sebuah rantai berkait. Ia secara khusus melarang anak buahnya untuk membawa senjata dengan tujuan untuk menangkap Jade Dragon hidup-hidup dan menyiksanya sebagai balasan, tetapi ia tetap membawa sebuah kait untuk berjaga-jaga.

Brick mendekat. Jade Dragon menyadari semua berandalan mulai mendekat seiring dengan Brick. Mereka terlihat amat membenci Jade Dragon karena merasa harga diri mereka terinjak-injak dikalahkan oleh seorang wanita cantik.

"AARRGGHH" dengan teriakan lantang Brick menerjangnya.

Jade Dragon tidak bisa mengulangi gaya bertahannya. Brick terlalu besar. Dia harus berkonsentrasi untuk merobohkannya terlebih dahulu. Ia merunduk dari pukulan Brick dan menendangnya tepat di lambung Brick yang membuatnya terhuyung-huyung mundur kebelakang. Disaat Brick masih kesakitan, para berandalan sisanya mulai menerjang, Jade Dragon melihat sebuah celah, melompat ke bahu Brick dan mengunakannya sebagai batu loncatan. Ia meloncat dan menjatuhkan beberapa berandalan dalam waktu kurang dari beberapa detik.

Ketika menyelesaikan putarannya, Jade Dragon tidak menyadari bos Crunch yang mengayunkan kaitnya dan mengenai ujung jubahnya. Bos Crunch menarik kaitnya sekuat tenaga. Jade Dragon yang hilang keseimbangan langsung mendarat di tanah dengan keras, terkejut oleh serangan Bos Crunch yang sangat mendadak. Seketika itu pula sisa-sisa berandalan mengerubunginya. Ia telah menjatuhkan banyak berandalan, tetapi sisa-sisanya cukup kuat untuk mengekangnya.

Dalam keputusasaannya mencoba untuk membebaskan diri, Jade Dragon kembali melukai beberapa berandalan. Tetapi jumlah mereka terlalu banyak untuk Jade Dragon. Dua berandalan memegang kakinya dan dua lagi memegang tangannya. Sebuah tali tambang yang kuat mengikat tangannya dengan perutnya. Setelah itu hanyalah masalah menambah ikatan.

Pergelangan tanganya terikat dibelakang dan mata kakinya diikat jadi satu dengan tangannya membuatnya tak bisa berkutik. Jade Dragon mengerahkan semua tenaganya untuk melepaskan diri namun tali itu terlalu kuat untuknya. Dia berada dalam cengkeraman Bos Crunch yang brutal! Bos Crunch tersenyum puas melihat Jade Dragon yang tak berdaya berusaha meronta-ronta berusaha melepaskan dirinya.

"Wanita Jalang ini telah membuatku menderita kerugian banyak sekali. Akan kubuat ia membayar semuanya"

Para berandalan yang mulai siuman dari tendangan Jade Dragon mulai membayangkan lekuk tubuh Jade Dragon yang sangat terlihat jelas dengan pakaiannya yang ketat dan tipis itu. Mereka tak sabar ingin membalas perlakuan Jade Dragon kepada mereka.

"Sekarang akan kuberi kau pelajaran. Bawa dia ke meja itu!" perintah Bos Crunch.

Jade Dragon tetap tidak menampakkan kekhawatirannya. Ia tidak mau memberikan mereka kepuasan melihat ketakutannya karena ia tahu bahwa manusia-manusia seperti mereka mendapatkan kepuasan melihat ketakutan diwajah korbannya. Jade Dragon mencoba berontak ketika beberapa berandalan mengangkatnya dan membawanya menuju sebuah meja besar yang kokoh di salah satu suduh ruangan.

Dua berandalan memegang kakinya sementara dua lagi membuka ikatannya dan mengikatnya kembali di sudut meja itu. Setelah kedua kakinya terikat di kaki meja mereka menahan tangannya sementara temannya mengikat tangannya pada sudut meja. Jade Dragon kini terikat dengan pinggangnya di tepi meja, sehingga kakinya menjulur kebawah membuat lekuk tubuhnya yang sangat menawan terlihat jelas dan buah dadanya yang sangat kencang lebih terbentuk karena posisinya yang terentang.

Jade Dragon merasa sangat tak berdaya dengan semua mata berandalan yang memandangi indah tubuhnya. Dia tidak berani memikirkan apa yang akan dilakukan Bos Crunch terhadanya yang terikat di meja tak berdaya.

"Mari kita lihat siapa lawan kita" kata Bos Crunch.

Dia lalu mendekati Jade Dragon dan menarik dengan kasar topeng yang dikenakannya. Semua usaha Jade Dragon untuk menghindarinya hanya membuat Bos Crunch makin bersemangat. Dengan satu hentakan, lepaslah topeng yang dikenakannya. Rambutnya yang hitam tergerai lepas. Wajahnya yang cantik kini dapat terlihat dengan jelas.

"Cantik sekali. Apakah kalian tahu siapa dia?" teriak Bos Crunch.

Jade Dragon menatap Bos Crunch dengan pandangan tajam. Sorot matanya yang tajam menunjukkan kemarahan sekaligus takut akan ketidak berdayaannya walau berusaha disembunyikannya.

"Brick, buka bajunya, kita lihat seperti apa tubuh jagoan ini!"

Brick yang masih sedikit merasakan sakit akibat tendangan Jade Dragon hanya tersenyum sinis dan mendekati Jade Dragon. Perlakuan apakah yang akan dialami oleh jagoan kita ditangan Bos Crunch dan antek-anteknya yang sadis?

Bersambung . . . .