Apollo dan Admetus - 2

Sementara itu Apollo berusaha untuk menjaga kenikmatan Admetus. Sesekali lidahnya diputar-putar, menyapu permukaan kulit kepala kontol Admetus. Lubang kontol Admetus yang sudah mulai membocorkan precum juga tak luput dari serangan lidah Aollo. Bagian bawah kepala kontol merupakan bagian tersensitif dari kontol. Apollo tahu itu dan dia pun menyerang bagian itu.

"Hhoohh.. Aahh.. Uugghh.." Badan Admetus mengejang-ngejang tak karuan.
"Hhoohh.. Apollo.. Hhoohh.. Aku tak tahan.. Oohh.. Akan keluar.. Aahh.."

Setelah mengatakan itu, beberapa detik berselang, kontol Admetus pun memuntahkan pejuh. CCROROTT!! CCRROOTT!! CCROOTT!! CCRROOTT!! Pinggul Admetus didorong ke arah mulut Apollo agar kontolnya dapat muncrat lebih dalam. Sementara itu tubuh Admetus dikoyak-koyak orgasme. Kedua putingnya makin menegang saat gelombang orgasme menyapu dirinya.

"AARRGGHH!! UUGGHH!! AAHH!! UUGGHH!!" Semua pejuh Admetus ditelan oleh Apollo, tak bersisa.

"Aahh.. Kau memang hebat, Apollo. Tapi hukumanmu belum usai. Aku belum mencicipi pantatmu. Sekarang berdiri dan menghadap pohon itu. Peluklah batangnya dan bersiap-siaplah, sebab aku akan merampas keperjakaanmu," perintah Admetus dengan nada ancaman.

Apollo segera bangkit dan menghadapkan tubuhnya pada batang pohon rindang itu. Saat dia memeluk batang pohon itu, kontolnya yang masih ngaceng terperangkap antara badan Apollo dan batang pohon. Kulit pohon itu keras dan kasar, pasti akan melukai kontol Apollo. Namun Apollo todak takut, sebab dia abadi. Luka separah apapun akan segera sembuh dengan sendirinya, apalagi dia juga menguasai ilmu pengobatan. Apollo sangat menantikan rasanya dingentotin kontol sebab dia belum pernah merasakannya. Tapi kelihatannya enak.

Sambil meraba-raba tubuh Apollo yang telanjang, Admetus mulai memposisikan kontolnya di depan lubang anus Apollo.

"Hhoohh.. Badan yang indah.. Wajah yang tampan.. Apollo, kau memang dewa yang paling tampan.. Aahh.."

Admetus lalu mencium tengkuk Apollo seraya mendorong kontolnya masuk. Apollo tahu apa yang harus dia lakukan. Dia merenggangkan otot anusnya dan membuka jalan bagi kontol Admetus. Kontol itu pun meluncur masuk tanpa kesulitan. PLOP.

"AARRGHH!!" Admetus mengerang, menahan rasa nikmat yang tiba-tiba menggigit kepala kontolnya.

Apollo sendiri agak terengah-engah sebab membuka otot anus dan membiarkannya relaks membutuhkan konsentrasi. Dan kini, berhubung kontol Admetus sudah masuk, Apollo bisa melepas otot anusnya.

"Hhoohh.." desahnya. Perutnya terasa penuh dan hangat dengan kontol Admetus. Tapi dia sangat menyukainya.
"Oohh.. Admetus, kontolmu.. Aahh.. Sangat besar dan nikmat.. Aahh.. Ayo, gerakkan kontolmu.. entot pantatku.. Oohh.." Erang Apollo, berusaha membakar nafsu birahi Admetus.
"Oohh.. Pantatmu sempit sekali.. Aahahh.. Pantat perjaka.. Dan Admetus akan.. Aahh.. Menyodomimu.."

Admetus mulai menarik mundur kontolnya dan kemudian menghujamkannya kembali. Terus-menerus, irama ngentot itu diulang-ulang. Semakin lama, gerakannya semakin cepat. Admetus sangat menikmati anus Apollo, jarang sekali dia bisa mendapatkan pantat perjaka. Biasanya dia sibuk mengentotin para pengawalnya, namun mereka semua kebanyakkan sudah tidak perjaka lagi. Maka dari itu Admetus bersyukur sekali bisa mencicipi pantat perjaka milik dewa Apollo.

"Oohh.. Ngentot! oohh.. Aku ngentotin.. Aahh.. Apollo.. Hhohh.. Nikmat sekali.."

Pinggul Admetus, tanpa lelah, mendorong-dorong kontol Admetus. Kontol itu pun masuk semakin dalam dan menghajar lubang anus Apollo habis-habisan.

"AARRGGHH!! UUGGHH!! OOHH!!" Apollo berteriak-teriak.

Rasa sakit menyebar dari segala penjuru. Pertama, lubang anusnya terasa terbakar akibat pergesekannya dengan kontol Admetus. Kedua, kontolnya sendiri kesakitan ketika kulitnya yang sensitif bergesekkan dengan kulit pohon yang kasar. Kontan, sebagian kulit kontol Apollo terkelupas dan mengucurkan darah.

"AARRGGHH!! UUGGHH!! AARRGGHH!!" Apollo mencoba untuk menahan rasa sakitnya.

Admetus senang sekali melihat Apollo kesakitan. Semakin Apollo mengerang, semakin terangsang Admetus jadinya. Maka dia pun memperkeras sodokan kontolnya.

"Hhohh.. Uuhh.. Aahh.."

Keringat mulai membasahi keduanya sementara acara ngentot terus berlangsung. Darah yang mengalir dari kontol Apollo berbaur dengan precumnya. Meksipun sakit, namun darah itu melindungi kontolnya seperti cairan pelumas. Dengan cepat kontol Apollo sembuh. luka yang menganga itu kini menutup dan menghilang. Namun ketika Admetus menyodokkan kontolnya kembali, kontol Apollo pun kembali terluka.

Apollo berkonsentrasi untuk tidak merasakan sakit pada kontolnya. Dia memfokuskan dirinya pada sodokan kontol Admetus di dalam pantatnya. Ah, nikmat sekali kontol itu.

"Oohh.. AARRGGHH!! UUGGHH!! AARRGGHH!!"

Pejuh di dalam bola peler Apollo mulai bergejolak sementara kontolnya dicoli oleh batang pohon. Apollo tidak kuasa menahan laju orgasmenya dan.. CCROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOT!! Pejuh Apollo pun tersembur keluar, membasahi kontolnya, tubuhnya, dan juga batang pohon.

"AARRGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!! OOHH!!" Tubuh Apollo pun mengejang-ngejang seperti orang kesurupan Admetus hampir terpental tapi kontolnya tetap menyodomi Apollo.

Kontraksi otot anus Apollo merangsang Admetus secara berlebihan. Admetus pun akan segera ngecret.

"OOOOHH!! BANGSAT! Aku akan ngecret! OOHH!! AARRGGHH!!"

CRROTT!! CCROOTT!! CCRROOT!! CCRROOTT!! CCROOTT!! Banjir pejuh membanjiri pantat Apollo. Apollo merasa dirinya seperti pot air yang sedang diisi. Semakin lama, semakin banyak jumlah pejuh yang mengalir ke dalam tubuhnya. Admetus terus-menerus mengerang sambil mengejang-ngejang. Ahh, orgasme memang nikmat.

"AARRGGHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!!" CCROOTT!! CCRROOTT!!

Admetus benar-benar kelelahan, Dua kali ngecret sudah cukup baginya. Terengah-engah, Admetus menjatuhkan dirinya ke tanah. Apollo mengikutinya dan menimpa tubuhnya dengan punggungnya. Luka di kontol Apollo telah sembuh sepenuhnya, tanpa bekas. Batang pohon itu masih ternoda dengan darah dan pejuh Apollo, menjadi saksi aksi bejat Admetus terhapadap Apollo. Admetus membelai-belai rambut Apollo dan menciumnya. Ah, tak disangka baha dia akan ngentot dengan seorang dewa. Dipeluknya tubuh Apollo erat-erat dan mereka pun berciuman Tentunya setelah Apollo membalikkan tubuhnya dan menghadap wajah Admetus.

Keduanya pun menjadi akrab dan mejalin cinta. Apolo senang sekali dengan perhatian yang diberikan Admetus. Dewa itu puas melayani nafsu bejat raja itu. Dia tak pernah mengira bahwa menjadi 'bottom' (orang yang dingentot) bisa sangat menyenangkan dan nikmat. Admetus juga senang mempunyai seorang 'suami simpanan' seperti Apollo. Selama 7 tahun itu, Apollo selalu membantu Admetus sebisanya. Bahkan untuk menunjukkan cintanya pada raja itu, Apollo menangkap sekelompok singa buas dan babi hutan lalu mengikat leher mereka menjadi satu dan mengaitkan mereka pada sebuah kereta (chariot).

Namun pada tahun terakhir, Admetus tiba-tiba jatuh sakit. Maut kembali ingin merenggut orang terdekat Apollo. Melihat Admetus terbaring sekarat sangat menyakitkan hati Apollo. Maka dia pun turun ke alam kematian dan menemui tiga dewi Fates (nasib) yang mengontrol hidup manusia. Berkat perjuangannya, Fates melepaskan Admetus dan membiarkannya hidup. Apollo pun dapat menghabiskan sisa tahun terakhirnya bersama Admetus, saling memadu kasih dan saling mengentot.

Ketika tiba waktunya untuk meninggalkan Admetus, Apollo sama sekali tidak bersedih. Setelah mendapatkan kembali kekuatan dewanya, Apolo terbang ke langit tanpa menoleh ke belakang. Dewa itu tak mau mengikat hatinya pada siapa pun juga; tak ingin merasakan kesedihan yang sama saat Hyakinthos-nya meninggal. Admetus hanya dapat melihat kepergian Apollo dengan perasaan tak menentu. Namun dalam hatinya, dia akan selalu mengenang Apollo, kekasih homoseksualnya.

*****

PS: Pada cerita aslinya, Admetus selamat berkat pertukaran nyawa dengan istrinya. Admetus memang agak egois, namun Herakles/Hercules datang dan menyelamatkan istri Admetus dari kematian. Melihat kegagahan Herakles, Admetus pun jatuh hati padanya. Jadi Admetus adalah kekasih homoseksual dari Apollo dan Herakles. Namun kisah cinta mereka tidak diekspos di zaman modern yang menentang homoseksualitas.


Tamat