Lain-lain
Monday, 17 August 2009
Kencan waria di Jakarta - 5
"Boleh nggak kalau aku yang nyebokin kamu. Aku pengin nyeboki kamu dengan lidahku". Erna menengokku dan melihati mataku, dia nampak heran dan ragu.
"Aku akan memberi kamu 100 ribu rupiah".
Dia diam namun berpikir,
"Yaa.. N'tar lah. Mas nunggu saja di tenda," nampaknya terganggu kelancaran beraknya.
"Bener nih yaa.." sambil berjalan balik aku mencoba meyakinkannya.
Sesungguhnya ada kenikmatan juga melihati orang berak sebagaimana yang aku alami sekarang ini. Lima menit kemudian dia muncul masuk ke tenda. Aku telah menunggunya. Dalam keremangan dia bicara.
"Jadi nggak Mas?"
"Jadi dong," balasku cepat.
Rupanya dia memenuhi keinginanku. Ah, rupanya aku sedang menapaki sensasional erotikku. Lidahku akan menceboki Erna yang jangkung manis ini. Aku langsung ngaceng berat. Aku melepasi celanaku. Sementara tanpa membuka gaunnya dia bersiap nungging,
"Ayoo, Mas.." tangannya menyibakkan roknya.
Aku melihati pantatnya yang kuning mulus. Lidah dan bibirku mendekat. Aku mulai dengan menjilati pantat mulusnya dan turun ke pahanya. Bau serpihan tai di analnya langsung menerpa hidungku.
"Ouchh.. Maasss.. Jangan.. Teruss.. Jangann.. Lagi Maasss.."
Akhirnya bibir dan lidahku mulai merambah wilayah anusnya. Aku memutar kecupanku di garis lingkar seputar analnya. Aroma tainya semakin membuat aku histeris. Aku tenggelam dalam samudra nikmat syahwat. Dengan mata yang setengah tertutup dan perasaan intens, aku melayang-layang kemudian menukik cepat menjemput obsesi dahsyatku. Dan aku mulai menjilat sasaran utamaku. Lidahku menceboki lubang tai Erna.
Di tengah aroma tai, lidahku merasakan sepat tawar serpih-serpihan di seputar anal Erna. Aku terus menjilat dan menyedotinya. Mulutku seperti vaccum cleaner. Aku membersihkan lubang tai Erna hingga bersih tanpa sedikitpun serpihan dan bau yang tertinggal. Dan yaacchh.. Tanpa kusengajakan aku mendapatkan ejakulasiku. Spermaku muncrat membasahi tikar dalam tenda.
Baru pertama kali aku mendapatkan ejakulasi tanpa kusengaja. Mungkin sensasi erotis yang melandaku saat menceboki Erna telah mendorong keluarnya spermaku. Aku telah menumpahkan sangat banyak cairan kentalku. Peristiwa ini menjadi catatanku yang tak pernah kulupakan.
Dalam keadaan telah kehilangan gairah, Erna yang nafsu syahwatnya terdongkrak karena jilatan pada analnya kini memaksakan kontolnya ke mulutku. Dia ngentot mulutku dengan mengayun-ayunkan kontolnya hingga pejuhnya tumpah membasahi mulut dan kerongkonganku.
Waria Kebayoran, cerita Tomi
Mereka ada di seputar jalan Raden Patah. Lingkungan itu sangat elite, namun bukan berarti ini tempatnya waria elite. Warianya ya waria jalanan. Namun waria Raden Patah punya daya tarik sendiri. Para waria pemula yang masih malu-malu atau takut muncul di komunitas besar macam Taman Lawang atau Pulo Mas akan muncul di sini.
Jadi aku sering kemari karena kalau untung aku bisa dapat perawannya waria. Dan itulah tujuanku sore ini iseng-iseng dari Tebet ke Raden Patah, siapa tahu aku bisa ketemu perawan.
Kalau ke Raden Patah aku selalu mangkal di warung bubur dan roti bakar Ujang. Aku merasa aman ninggalin motor di situ. Walaupun tidak setiap hari ketemu, Ujang sudah tahu aku sejak 5 tahun yang lalu. Sesudah parkir motor aku pesan wedang ronde aku pamit mau jalan-jalan dulu. Tolong rondeku ditutupi biar nggak kena debu, pesanku pada Ujang.
Belum lagi 10 langkah dari warung Ujang aku melihat cewek, waria tentunya, jangkung banget, mungkin lebih tinggi dari aku, ada 175 cm kali. Aku cepat terpesona dengan yang jangkung-jangkung macam begini. Bergegas aku menghampirinya.
Aku semakin terpesona saat berhadapan dengannya. Namanya Tania. Ternyata dia adalah blasteran China dan Sunda. Pantesan. Aku rasa ngajak Tania tidur di Hilton pun tak akan rugi aku. Coba lihat, posturnya yang jangkung sepantasnya berada di catwalk mengantarkan busana couturenya Oscar Lawalata. Dan yang bikin aku kelenger adalah bahunya yang tegak bidang dan demikian serasinya saat turun ke dada. Aku sudah membayangkan nikmat aroma ketiak di bawah bahunya itu.
Wakau hanya dengan blus katun murah dan celana jean pasaran pula, dalam pandanganku pesona Tania amatlah dahsyat. Aku tak berpikr panjang lagi untuk mengajak kencan dengannya. Dengan uangku yang pas-pasan kuajak dia ke Hotel Prapanca di bilangan Kemang itu. Sesudah aku titip motor ke Ujang aku panggil taksi menuju ke tempat tersebut.
15 menit kemudian aku dan Tania telah bergelut saling lumat dan pagut di kamar 208 Prapanca Hotel. Aku keranjingan dengan semua detail tubuhnya. Aku keranjingan dengan aroma alaminya. Aku keranjingan dengan keringat dan ludahnya. Bahkan suaranyapun membuat aku keranjingan. Aku rasa kali ini aku kena batunya. Aku jatuh cinta habis-habisan pada Tania.
Tania sendiri membuat aku jengkel dan gemas. Nampaknya dia biasa-biasa saja dengan keranjinganku yang telah kuperlihatkan padanya. Aku pikir mungkin bukan hanya aku yang demikian keranjingan padanya. Bukan hanya aku yang kalang kabut jatuh cinta padanya. Mungkin aku memang tidak tahu diri.
Namun semua itu tak menghalangi aku untuk mendayung nikmat bersamanya. Aku melumati seluruh bagian tubuhnya. Dari kaki hingga ubun-ubunnya tak ada yang kulewatkan. Tania mengerang nikmat saat aku menjilati lubang tainya. Dia merintih saat aku menyedot dan menciumi vaginanya. Suara erang dan desah birahinya terus memenuhi ruang kamar 208 yang sejuk ini.
Kontolnya tidak sehebat postur tubuhnya. Namun kontol Tania yang tak disunat itu sungguh menggetarkan syahwatku. Aku suka banget mengulumnya. Saat kulupnya terbuka karena tegang, aku menemukan keju di balik kulupnya. Aku ciumi dan jilati keju kulup itu sebelum kukenyam untuk kutelan. Keju kontol Tania sangat lembut rasanya.
Aku kemudian berpuas-puas menyedot dan meninggalkan cupangku pada perut, dada dan ketiaknya. Tania meremasi rambut kepalaku saat aku menjilati bagian-bagian tubuhnya itu. Dan saat dilanda gairah birahinya Tania telah memperlihatkan tingkah liar erotiknya. Dengan matanya yang setengah membeliak karena 'trance' dalam nikmat syahwatnya, nafasnya terdengar memburu.
Dia menerjang dan merubuhkan tubuhku. Menggumul dan menindih aku untuk pasrah akan keliarannya. Bibir dan lidahnya termonyong-monyong saat menjilat dan menyedoti kontolku. Namun semua itu sama sekali tidak mengurangi pesona seksualnya. Dia lumati bijih pelirku, batang dan bonggolnya. Tangannya erat memegang pahaku agar aku tak lagi bergerak bergelinjang. Keseluruhan tingkahnya itu sungguh melambungkan citra sensualitas Tania di depan mataku.
Aku tak berdaya menghadapi citra sensualitasnya sedahsyat ini. Aliran spermaku mendesaki saraf-saraf syahwatku. Cairan kentalku tak tertahan untuk muncrat tumpah. Dan pada akhirnya baik aku maupun dia tak mungkin menghindarkan atau menahan saat tubuhku berkejat-kejat menandai lepasnya spermaku ke mulutnya.
Kuperhatikan Tania begitu rakus dengan mulutnya me'nyeruput' air maniku untuk ditelannya. Sebagian lain yang tercecer di jembut dan perutku dijilatinya hingga bersih tandas. Aku terharu akan kebuasan seksualnya. Aku bangkit dan peluk Tania untuk cepat melumati bibirnya. Sebagian spermaku di mulutnya balik tertelan ke mulutku sendiri.
Dalam kencan pertama di Hotel Prapanca itu aku sempat menenggak 3 kali tumpahan spermanya ke mulutku dan 2 kali spermaku ke mulut dan gerbang analnya. Pada akhirnya aku menyadari bahwa Tania bukan hanya milikku. Biarlah keindahan dan keliarannya terbang bebas untuk menjemputi kumbang haus yang ingin mendapatkan manis madunya pula. Tania memang pantas menjadi asset waria Jakarta.
Pada kesempatan ini tak cukup aku menceritakan secara detail seluruh bagian sensual pada tubuh Tania. Namun dari apa yang aku utarakan di atas telah cukup menggambarkan bahwa tak ada cacat pada keindahan dan erotis tubuhnya. Tania adalah cantik sempurna. Dia adalah seorang 'ladyboy'.
*****
Di sunting oleh tante_mirna.
TAMAT