Lain-lain
Monday, 17 August 2009
Pengalaman pertamaku menjadi waria - 2
Sore menjelang malam mereka selesai mendandaniku. Pelan-pelan kubuka mataku setelah sebelumnya sering kututup dan sengaja untuk tidak terlalu sering melihat ke kaca.
"Astaga..," teriakku dalam hati, "Siapa cewek cantik yang ada di kaca ini". Cewek dengan make up yang terlihat fresh dan rambut merahnya panjangnya yang indah mirip di iklan-iklan shampoo. Wajahku yang kelihatan lebih bersih dan sudah dibubuhi make up tipis. Aku benar-benar hampir nggak mengenali wajahku sendiri di kaca itu. Hmm.., yang pasti Arman bakal tergila-gila melihat penampilanku sekarang.
Setelah itu aku meminjam kamar mandi salon untuk mengganti bajuku dengan pakaian yang telah kupersiapkan untuk bertemu Arman. Sesudah semua baju, rok, dan pakaian dalamku kutanggalkan, aku mulai memakaikan BH dan celana dalam yang baru kubeli. Warnanya tetap hitam tapi yang ini dihiasi dengan renda-renda dan lebih terlihat transparan. Huh, agak repot juga saat aku mengenakan celana dalamnya soalnya penisku masih agak menegang akibat sensasi yang baru kurasakan. Kemudian kukenakan gaun dengan tali tipisnya berwarna biru muda. Bahan gaun itu halus dan lembut seperti sutra sehingga tampak menempel pas dengan tubuhku yang langsing. Tak lupa kusemprotkan parfum Issei-ku sedikit di sana-sini termasuk di sekitar pahaku dekat selangkangan. Semoga bau harumnya yang bercampur keringatku bisa membuat Arman melayang. Sehelai syal sutra telah melingkar di leherku dan aku pun selesai bersiap. Sambil berjalan menuju meja resepsionis aku melirik ke kaca sekali lagi dan huff.., cantiknya Natasha.
Hari sudah menjelang gelap ketika aku melajukan mobilku ke tempat yang kujanjikan dengan Arman. Di halaman parkir senuah hotel di jalan Dago. Aku sudah tak sabar dan rasa merinding mungkin karena libidoku yang tinggi terus menyerangku.
"sudah lama yah nunggunya, Nat," kata Arman mencoba membuka pembicaraan,"Sorry, ya.."
"Nggak lama kok, Man," sahutku lembut dan kulayangkan lirikan padanya,"Cuman sudah rada nggak sabar ajah. Penasaran gimana tampang kamu."
"Terus sekarang kan sudah ketemu, gimana dong kesan-kesannya," kata Arman sambil menggerakkan tangannya yang kekar ke atas paha kiriku. Sejenak kurasa ada semacam sengatan pada pahaku dan aku terdiam sejenak.
"Boleh juga, lumayan," kataku sambil kulirik tangan Arman yang terus bergerak mengarah ke selangkanganku.
"Kalau kamu keliatan cantik banget, Natasha," ucapnya di dekat telingaku dan tangan Arman sudah sampai di atas penisku. Pujian dan usapan lembutnya pada penisku walaupun masih di atas gaunku membuat aku sejenak memejamkan mataku dan melayang.
"Eff..," ups tak sadar aku mendesah lirih,"Man, kita makan di dekat sini aja yah."
Ucapanku ternyata menyadarkannya dan setelah dia mengangkat tangannya di mendekatkan bibirnya ke telingaku lagi.
"Terserah kamu saja sayang," bisiknya lembut.
Setelah kukunci pintu mobilku segera Arman menggandeng tanganku dan meremasnya. Aduh, senangnya aku seakan cuman tinggal aku satu-satunya cewek di dunia ini. Tak lama aku dan Arman makan sambil ngobrol mesra saling mengenal. Waktu kembali ke mobil tak lupa Arman memeluk pinggangku dan aku pun menyandarkan kepalaku di bahunya yang kekar. Sungguh bahagianya aku malam ini dan kini aku tak merasa canggung lagi pada Arman. Walaupun aku masih tetap saja merinding karena horny berat.
"Man, kamu yang nyetir yah sayang," kataku sambil tersenyum menggoda.
"Oke, emang kenapa sayang, ada sesuatu yah," sahut Arman sambil balas menggoda. Aku cuman membalas pertanyaannya dengan satu kecupan di pipinya. Dan mobil kami pun melaju lagi di jalanan Bandung.
Aku menggeserkan letak dudukku lebih dekat ke bangku supir. Kusenderkan kepalaku ke bahu Arman dan tanganku kuletakkan di pahanya. Mungkin aku sudah demikian terbuai denngan Arman sehingga sikapku semakin mesra dan centil kepadanya. Di tengah perjalanan mulai jari-jariku mulai nakal mengusap pahanya dan sekitar selangkangan Arman. Sampai akhirnya terpegang olehku milik Arman dan terus kuusap dengan lembut. Penis Arman agaknya bereaksi terpengaruh oleh usapanku. Arman hanya tersenyum dan mencium kepalaku. Hmm.., ternyata punya Arman lumayan gede juga, minimal sedikit lebih besar ukuranku.
"Hmmff.., kamu mulai nakal yah," kata Arman sambil mengecup kepalaku. Mendengar perkataannya aku cuma dan tak tahu kenapa aku mulai tak sabar untuk melihat miliknya. Tanpa pikir panjang kubuka sabuknya dan pelan-pelan kubuka resletingnya. Kupelorotkan celananya sedengkul dan saat itu aku melihat tonjolan yang wow, gede juga. Kuusap lagi penisnya dari luar celana dalamnya. Aku sudah mulai membayangkan penisnya yang besar itu kukulum habis dalam mulutku.
"Emmff, sayaang..," desah Arman lirih. Desahannya membuatku tak puas hanya memegangnya dari luar. Pelan-pelan kumasukan jari-jariku ke dalam celananya. Kuraba mulai dari kepala penisnya yang besar dan mekar. Terus ke batangnya dan sampai di buah zakarnya kuusap lagi dengan gerakan memutar sambil sesekali melirik ke Arman. Desahan-desahan lirih terus kudengar dari mulut Arman.
Tanpa kuduga Arman melihat ke arahku dengan pandangan memohon dan mengelus rambutku. Dan dengan sedikit mendorong dia menundukkan kepalaku ke arah penisnya. Aku sedikit kaget campur senang. Entah kenapa aku menurut saja dorongan dari Arman itu. Kuciumi penisnya yang besar itu dan kugigit-gigit pelan penisnya sambil tanganku yang satunya mengelus buah zakarnya. Desahan kembali muncul dari mulut Arman sambil tangannya terus mengelus rambutku. Membuat gairahku makin naik dan jantungku makin berdegup kencang.
Lama-kelamaan aku tak sabar lagi dan kutolehkan pandanganku ke Arman.
"Sayang, boleh Natasha buka nggak," kataku pura-pura bertanya. Arman yang kupikir memang menginginkannya cuman mengangguk. Lalu tanpa menunggu lagi kubuka perlahan celana dalamnya dan kupelorotkan ke pahanya. Wuih, aku makin horny saja takala dugaanku benar punya Arman memang besar dan sudah berdiri tegak. Dengan bulu kemaluannya lebat dan hitam, dan penisnya yang besar berurat seakan menungguku. Kurasa ini saatnya kupraktekkan semua teknik yang aku tonton dari vCD setiap menjadi Natasha di kamar kosku.
Sambil kusibak rambut kemaluannya kukecup ujung penis Arman dan kujilati lembut. Kurasakan sudah ada sedikit cariran di ujung penisnya. Tanda kalau Arman sudah horny dari tadi. Kujilati terus ke arah bawah mulai dari ujungnya sampai ke buah zakar. Di daerah buah zakarnya sengaja kumain-mainkan dengan jilatan dan gigitan-gigitan kecil mulutku. Sambil terus kucoli batang penisnya dengan gerakan naik turun. Tanganku yang satunya lagi mengelus-elus pahanya.
Ahh.. mmff.. enak sayang," desah Arman sambil terus melajukan mobilku dengan lambat-lambat. Aku melirik ke arahnya dan mulai kumasukkan burung Arman ke mulutku. Pertama kumainkan pelan dan setelah yakin aku bisa melakukannya tanpa terkena gigiku aku pun mulai memainkan lidahku. Makin lama semakin cepat dan makin gesit kumainkan lidahku. Aku sungguh menikmati saat mengulum penis Arman apalagi saat penisnya kumasukkan makin dalam ke mulutku.
Ess.. mm.. sayaang..," Arman terus mendesah kali ini mulutnya sampai agak terbuka menikmati servis oralku. Tangannya makin kuat meremas rambutku dan tubuhnya sedikit bergetar. Aku makin senang melihat Arman bertingkah seperti itu.
"Sssayaang.. aku kayaknya mau keluar deh.. mmff.. ," kata Arman terbata padaku. Mendengar perkataannya aku makin gencar menyerangnya. Dan satu desahan terakhir dari Arman mendorong cairan maninya yang kental keluar dari penisnya yang makin berurat dan menegang.
Mmm.. aku sengaja berencana untuk tak akan melepaskan mulutku dan berusaha menikmati cairan maniku yang pertama dari seorang pria. Agak asin dan aneh rasanya lalu kutelan saja dan mulai kumainkan lidahku pada kepala burung Arman. Arman pasti merasakan sensasi yang luar biasa karena dia tak berhenti mendesah dan tubuhnya menggelinjang. Setelah kuhabiskankan tanpa sisa semua cairan yang ada di penisnya baru kulepaskan mulutku. Arman mendorong kepalaku ke arahnya dan memberikan satu kecupan di bibirku. Bahaginya hatiku aku ternyata bisa memuaskan Arman dan aku berhasil melakukan oral untuk pertama kalinya dalam hidupku.
Kubersihkan bibirku dengan tissue dan kubereskan lagi celana Arman. Setelah itu kusenderkan lagi kepalaku ke bahunya dan dengan lembut mulai lagi kuusap penis Arman yang terbaring lemas di dalam celananya. Arman tersenyum kepadaku dan berkata,"Dasar nakal, belum puas yah.."
"Belum dong sayang.. eh kita kemana sekarang.. ," tanyaku.
"Kita ke hotelku aja yah sayang.. aku mau bales kamu, hehe.." candanya sambil terus mengelus rambutku.
"Oke, aku pasrah aja deh sama kamu.. Man." jawabku manja sambil kupejamkan mataku berusaha menikmati semua yang terjadi hari ini.
Tak lama pun kami sampai ke hotel tempat Arman menginap. Kurapikan bajuku dan kusisir rambutku dengan jari-jariku. Kemudian kuambil travel bag-ku yang berisi pakaian dan alat make upku. Aku memanng sudah mempersiapkan semua kebutuhanku kalau Arman nanti mengajak untuk menginap. Digandengnya aku melewati lobi sambil tanganku melingkar di pinggangnya. Ingin rasanya membuat iri orang-orang yang ada di lobi hotel itu dengan kemesraan yang kutujukan untuk Arman. Tampaknya lumayan berhasil karena segerombolan anak muda yang sedang santai di lobi sempat terdiam dari obrolannya dan melirik ke arahku. Aduh, aku merasa seneng dan bangga membalas pandangan ingin tahu mereka.
Sesampai di kamar hotel, aku minta ijin pada Arman untuk ke kamar mandi sebentar. Aku ingin menganti bajuku dan kalau bisa mandi sebentar. Soalku badanku terasa lengket banget setelah seharian belum mandi.
"Man, aku mandi dulu yah.. lengket nih.."
"Oke, jangan lama-lama yah .. Abis itu aku juga mau mandi nih.." sahut Arman sambil melepaskan gandengannya dari tanganku. Di kaca kamar mandi aku memandang diriku yang masih terlihat cantik walaupun sudah agak kusut. Kulepaskan syalku dan mulai kukeluarkan pakaian yang akan kupakai setelah mandi.
"Tok, tok.." tiba-tiba pintu kamar mandi diketok.
"Ya, ada apa sayang,"sahutku.
"E.., sayang ini ada barang yang jatuh punya kamu bukan.. ," kata Arman.
"Barang apa..?" kataku penasaran sambil membuka kunci pintu dan melongokkan kepalaku di sela pintu kamar mandi. Tiba-tiba Arman menyeruak masuk ke kamar mandi dan langsung memutar tubuhku sehingga sekarang posisinya memelukku dari belakang.
"Man, apa-apaan kamu..Nakal banget sih.." kataku manja.
"Aku sudah nggak sabar nih.." katanya sambil mulai meraba tubuhku dan menciumi leherku.
"Sebentar dong sayang.. aku sudah lengket nih.." sahutku sambil memejamkan mataku. Tangannya yang tadinya memilin-milin putingku tiba-tiba sudah masuk ke celana dalamku dan meremasnya bersama buah zakarku dalam satu genggaman tanggannya yang besar.
"Acchh.. Aduh.. Mmm.. Sayang sabar dulu dong.." kataku sambil kupegang tangannya dan membalikkan badanku sehinga kami berhadapan. Kulingkarkan tanganku di lehernya dan kudekatkan mulutku ke mulutnya. Arman langsung menciumku dan melumat bibirku. Ketika lidahnya mulai masuk ke mulutku tangannya sudah berpindah ke atas pantatku dan meremas-remasnya. Dan kami pun sekejab ber-french kiss dengan panasnya. Aku sungguh menikmatinya dan tampaknya penisku pun menikmatinya. Makin membesar dan menekan ke punya Arman. Kemudian Arman melepas lembut bibirnya dan mengecup keningku sambil berkata padaku, "Hayo kamu juga sudah nggak sabar yah.. Aku tunggu di luar yah sayang, kamu mandi dulu yah."
"Eeehh.."desahku merajuk sambil mengangguk.
Bersambung...