Lain-lain
Wednesday, 26 August 2009
Nini yang misterius - 2
Aku bersandar di kursi menikmati orgasme paling nikmat yang pernah kurasakan selama ini. Nini meletakkan kepalanya di atas pahaku sambil melirik kepadaku. Tampak rona puas di wajahnya atas keberhasilannya menaklukkan seorang lelaki. Tak ada keringat di tubuh kami berdua karena memang kami tidak bergerak untuk mencapai orgasmeku, Nini hanya menggerakkan mulut, leher dan jarinya, sedangkan seluruh badanku diam hanya sesekali saja otot keggelku berkedut.
Nini bangkit menarik tenganku dan membawaku ke ranjangnya, Nini tahu bahwa aku sangat lemas. Dibaringkannya aku di ranjangnya yang empuk. Aku tiduran sambil memejamkan mataku untuk beristirahat. Lalu Nini berbaring di sisiku sambil sesekali tangannya mengelus penisku. Aku tahu, Nini patut mendapatkan yang terbaik yang pernah aku berikan pada seorang wanita, karena itu aku bertekad untuk habis-habisan memuaskan dia.
Tak lama kemudian aku bangkit berdiri menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya, sebuah kamar mandi mewah dengan bathtub bundar besar di tengah ruangan, cukup untuk 2 orang sekaligus. Sewaktu aku kembali ke dalam kamar, kulihat Nini telah telentang sedang memejamkan matanya dan tidak menyadari kalau aku sudah kembali.
Perlahan aku berjongkok di lantai dekat kakinya, kutundukkan kepalaku, kukecup ringan jempol kakinya. Nini agak terkejut hingga menarik kakinya, tapi dijulurkannya kembali. Aku melanjutkan mengecup seluruh jari kakinya lalu mulai mengulum jempol dan menghisapnya berkali kali. Kuulangi untuk seluruh jarinya kiri dan kanan.
"Viir.. Geli.. Tapi enaak.. Vir.." rintihnya.
Kulanjutkan penjelajahan lidahku di telapak kakinya sambil memberi gigitan-gigitan kecil di permukaannya hingga Nini menggoyang-goyangkan kakinya karena kegelian. Lalu aku naik ke betisnya, aku hisap belakang lututnya dan terus menelusuri pahanya hingga naik ke atas. Kujilati lipatan pangkal pahanya sambil sesekali menyentuh vaginanya yang masih tertutup G-String dan rok mininya masih berada di pinggang. Nini ikut terbawa nafsuku.
"Lick me.. Lick me.. Suck my clit pleassee..", ujarnya di tengah-tengah jilatanku.
Aku naik ke atas. Kutindih tubuhnya dan mulai kucium bibirnya, beradu lidah sambil menekankan penisku ke klitorisnya dan menggeseknya maju mundur, kujilat telinganya dan kugigit perlahan. Aku hisap sekeras-kerasnya, kujilat bibirnya tanpa mencium. Dia mengelinjang.
"Go down.. Go down.. Vir..", pintanya semakin bergairah. Aku jilat lehernya dengan penuh nafsu. Semakin turun, kujilat dadanya dan kugigit kecil putingnya.
"Ssff.., Vir.. Aaugghh.. More.. Moree.."
Kujilat juga perutnya. Semakin ke bawah, masih ada rok mini yang mengganggu keasyikanku. Sambil kuhisap putingnya, kubuka roknya lewat kaki serta kutarik G-Stringnya lepas. Kulanjutkan menjilati bagian perut dan kuhisap ringan pusarnya sampai bagian bawah perutnya. Kujilat klitorisnya sebentar lalu kuteruskan ke bagian sisi vaginanya sambil sesekali kuhisap agak kuat dan kupermainkan kembali klitorisnya dengan bibirku sambil terkadang kusedot. Sementara itu kumasukkan jariku sedikit ke dalam vaginanya hingga membuat dia semakin penasaran. Badannya bergoyang menahan sensasi. Tangannya meremas-remas dadanya sendiri. Dia sudah hilang kesadaran hingga kini gairahnya yang mengontrol.
"Pleasee lick it, Vir.. Oohh.. Viir.." jerit Nini.
Tetapi aku belum mau menuntaskan permainan oralku. Kuangkat tinggi-tinggi kakinya dan kulanjutkan jilatanku menuju anusnya tanpa menyentuh vaginanya hingga membuatnya semakin blingsatan. Kujilat ringan anusnya lalu kucium pinggirannya. Kubalikkan badan Nini karena dengan posisi demikian, ruang gerakku terasa kurang leluasa. Kuambil bantal lalu kusisipkan di bawah perut Nini sehingga sekarang posisi pantatnya menungging dengan kepalanya menekan ke ranjang.
Kembali kucium dan kujilat bongkahan pantatnya dari ujung atas belahan pantatnya serta menelusuri belahannya ke bawah, kugunakan kedua jempol tanganku untuk menarik kedua pantatnya sehingga lubang anusnya terbuka lebar. Kujulurkan lidahku dan menyapu melingkari permukaan anusnya.
"Ooughh..", jeritnya keenakan ketika lidahku menyentuh lubangnya. Kulingkari permukaannya sambil kudekap seluruh anusnya dengan bibirku, lalu kudorong lidahku ke dalam anusnya dengan keras sambil kuputar lidahku beberapa kali.
"Aah Vir.. Deeper.. Deeper.." rintihnya sambil menggelengkan kepalanya keenakan. Lalu dengan tiba tiba, kutarik lidahku dari anusnya dan kusedot sekuat kuatnya.
"Ooh.. What are you doing.. It's soo nice.. I can orgasm with that.. I never have that before.." teriak Nini. Lalu kuulangi teknik itu beberapa kali sampai Nini memohon..
"Vir.. Stop.. Stop.. Please.. Bring in your big cock inside me.., I am eager to have it in my cunt.." Desahnya dengan suara yang sangat merangsang.
Aku balikkan tubuhnya. Nini membuka kakinya sehingga vaginanya terpampang dengan jelas, tapi aku belum selesai dengan oralku. Kujilat kembali klitorisnya dan kupermainkan dengan bibirku dan kusedot kuat kuat. Setelah puas memainkan klitorisnya, lalu aku mulai menyorongkan wajahku ke arah kemaluannya untuk menjilatinya. Terasa bau khas kemaluan wanita yang harum dan merangsang.
"Aauuww.. Aahh.. Sshh.. Terus Vir, terruuss.. Oohh.."
Kuhisap air kemaluannya sampai kering, terasa asin tetapi nikmat. Seiring dengan hisapan-hisapanku, tubuhnya kembali semakin bergerak liar. Kumainkan liang kemaluannya dengan lidahku, kuputar-putar dan kumasukkan lidahku ke dalamnya. Terasa lidahku seperti memasuki sesuatu yang hangat dan sempit. Kumainkan kemaluannya dengan lidahku hingga membuatnya merasa akan orgasme. Badannya menegang dan pahanya menghimpit kepalaku yang membuatku susah bernafas.
"Oohh.. Ooww.. Ooww.. Uuhh.. Aahh.." rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit kemudian cairan orgasmenya yang hangat kembali menyembur keluar. Kemaluannya kini semakin basah karena dia baru saja orgasme dan kuhisap semua cairan yang ada dalam kemaluannya.
"Kau hebat sekali Vir, membuatku terangsang ke langit ketujuh dan orgasme, nikmat sekali cumbuanmu. Tidak salah penilaianku saat kita dinner tadi", bisiknya halus. Aku hanya tersenyum.
Lalu Nini menarik dan mencium bibirku dengan lembut, penuh dengan perasaan. Lidahnya menari-nari di dalam mulut, bermain dengan lidahku. Sementara tangannya meremas pantatku perlahan. Ditidurkannya aku kembali ke sisinya. Ciumannya bergeser ke bawah, ke leherku. Dijilatinya perlahan, kembali lagi ke telingaku, lidahnya menari-nari di dalam telinga dan menyedot perlahan ujungnya hingga membuatku melayang dan birahiku bangun kembali.
Kemudian elusannya di dada berubah menjadi remasan di penisku yang telah mengeras kembali sejak tadi. Kembali kutelentangkan tubuhnya di ranjang dengan pantat kuganjal bantal. Kuarahkan penisku ke liang vaginanya dan kudorong sedikit. Aku mulai menggoyangkan pantatku ke kanan kiri secara perlahan seakan mengorek dan menusuk-nusuk dinding vaginanya.
"Ooh.. Ooh.." Nini menjerit-jerit melampiaskan kenikmatannya sambil menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan memutar. Tangannya memegang pinggulku lalu menariknya dengan kencang sehingga terasa sangat dalam penisku masuk di vaginanya.
"Come on vir.. Come on virr.. i am almost.. cuum.." Nini mengerang ngerang.
Kutekuk kedua lulutku lalu kuangkat kaki Nini sampai lututnya menyentuh dadanya dan kutindih dia sambil memaju-mundurkan pantatku sehingga aku dapat melakukan penetrasi sangat dalam sampai terasa tulang kemaluanku beradu dengan tulang Nini. Kurasakan ada dorongan luar biasa dari dalam tubuhku dan akan keluar melewati penisku. Kupercepat goyanganku, kudorong semakin dalam pinggangku lalu setiap kali penisku masuk dalam dalam, kukedutkan ototku hingga menyebabkan penisku semakin membesar dan mengeras.
"I am cumming.. I am cumming.. Ni.." teriakku.
"Me too, me too.. Please.. Don't stop.." Nini balas berteriak.
Akhirnya kurasakan badan Nini mengejang kuat sambil tangannya mencengkeram punggungku kuat kuat, saat itu pula spermaku kusemburkan di dalam vagina Nini sambil kudorong sedalam-dalamnya ke vagina Nini. Terada ada 5-6 semburan yang kukeluarkan dan setiap semburan mengakibatkan semakin kencangnya cengkeraman Nini di punggungku.
"Viirr.. Ooh.. Nikmaatt.. Aku keluar lagi Virr.." Nini berteriak. Badanku sedikit kuangkat untuk memberi ruang bagi Nini meluruskan kakinya dan badanku ambruk di atas badannya sambil kucium kening dan pipinya. Kulirik jam di dinding. Jam 2:12.
*****
Kami tertidur telanjang bulat berpelukan dengan AC yang masih menyemburkan udara dingin. Aku terbangun saat kurasakan kehangatan menyelimuti penisku. Terasa pelukanku kosong tapi penisku terasa geli. Kubuka mataku dan kulihat Nini sedang mengulum dan menjilati penisku. Terasa jilatannya berbeda dengan yang aku rasakan kemarin. Kali ini Nini menjilati dan mengulum penisku seperti makan lollipop, dijilatnya mulai pangkal sampai ujungnya bergantian, kadang zakarku dikulum dan disedotnya hingga menyebabkan aku kegelian.
"Nini.. Breakfast ya?" tanyaku.
"Hmm.. Hmm.." gumamnya.
Aku tarik kakinya untuk mengajaknya berposisi 69. Nini menyodorkan vaginanya ke mulutku yang langsung kujilat dan kumasukkan lidahku ke dalamnya. Penisku kembali mengeras dan tegak ke atas. Nini bangkit lalu memintaku tiduran. Lalu Nini tiduran pula berhadapan sambil memelukku. Nini mengangkat kaki kanannya dan ditumpangkannya ke kakiku sehingga vaginanya terbuka menantang.
Ditariknya pantatku lalu penisku diarahkannya ke lubang surganya. Tidak terlalu sulit untuk masuk. Saat setengah kepalanya sudah masuk, aku beri dorongan ringan tapi Nini menahan pinggulku. Bibirku diciumnya dan lidahnya menyeruak ke dalam mulutku mencari lidahku. Kami berciuman dengan hangatnya dengan penuh nafsu birahi.
Sambil berciuman, terasa penisku seperti tertarik masuk padahal aku tidak mendorongnya. Kupegang pinggul Nini yang ternyata diam juga, tetapi kembali terasa penisku memasuki vaginanya dan bibir vaginanya berdenyut-denyut menekan hingga membawa penisku masuk. Jarakku dengan Nini semakin dekat dan akhirnya menempel bersentuhan. Kuraba penisku, ternyata semuanya sudah masuk ke dalam vagina Nini. Terlihat bintik keringat di wajahnya pertanda Nini telah mengeluarkan tenaganya untuk menyedot masuk penisku.
Menakjubkan.., Nini ternyata memiliki teknik bercinta yang sangat luar biasa. Dia telah memperlihatkan teknik oral sex yang tidak ada duanya, dan sekarang dia tunjukkan pula teknik penetrasi yang jarang dimiliki oleh wanita. Konon hanya wanita dari pulau tertentu saja yang menguasaii teknik ini, padahal Nini adalah keturunan dan lahir di kota yang terkenal dengan kecantikan para wanitanya di ujung utara Indonesia ini.
Saat penisku sudah masuk semua, terasa penisku masih dipijit-pijit tapi tanpa disedot lagi. Akhirnya dia menggulingkanku dan dia naik menduduki penisku. Buah dadanya yang sangat indah kupegang dan kuremas-remas. Lalu Nini mulai memaju-mundurkan pantatnya mengocok penisku sambil menekankan klitorisnya pada batang penisku. Gerakannya semakin cepat lalu diubah dengan gerakan memutar yang semakin cepat seperti penari hula-hula. Kuremas buah dadanya semakin kencang. Penisku terasa diperas dan dipelintir.
"Nini.. Ooh.. Kamu.. Hebaat Ni.." desahku.
"Kontol kamu sih enaakk.. Jadi aku hilang kontrol.." katanya.
"Teruuss Ni, jangan berhenti.. Aku mau keluar.. Kamu masih lama nggak..?" tanyaku.
"Keluarin aja, aku juga mau keluar.." jeritnya. Putarannya semakin cepat lalu tubuh Nini mengejang hebat, terasa vaginanya semakin licin.
"Viirr.. Akku.. Keluar.. Dulu vir.." jeritnya sejadi-jadinya.
Tetapi Nini tahu apa yang harus dilakukan, putaran pinggangnya tidak berhenti, keringat sudah bercucuran dari wajah, leher dan seluruh badannya hingga menjadikan kulitnya semakin mengkilat basah dan semakin sexy.
"Nini.. Aku juga mau keluar.." teriakku.
Nini melepaskan vaginanya dari penisku dan digantikan oleh mulutnya. Penisku dikulum sambil dikocoknya dengan kecepatan tinggi. Tak lama kemudian orgasmeku tiba dan spermaku menyemprot hingga mengenai langit-langit mulut Nini. Nini berusaha tetap mengulum penisku. Setelah selesai dengan orgasmeku, tampak Nini menelan spermaku lalu dia naik ke tubuhku dan mencium bibirku.
Kami berciuman bibir. Saat lidahku kujulurkan untuk membuka bibirnya, terasa ada cairan dari mulut Nini yang memasuki mulutku, ternyata itu adalah spermaku sendiri. Nini menjulurkan lidahnya dan menyedot spermaku kembali. Lalu kami berciuman sambil bermain-main dengan spermaku.
Bersambung . . .