Antony bocah 12 tahun - 2

Tidak terlalu sulit bagiku untuk menyesuaikan diri dengan keluarga tante Lily, bahkan suaminya pun sangat baik terhadapku, mr Dave adalah pengusaha yang juga keturunan dari Australia, dia menikahi tante Lily karena pada awalnya mereka berkenalan ketika tante Lily kuliah di Australia. Mereka mempunyai dua orang anak yaitu antony putranya yang paling aku sayangi di dunia ini dan ellen putrinya yang baik hati. Wajah antony lebih mirip mamanya, bulu matanya tebal, lesung pipinya bila tersenyum manis sekali dan belahan di dagunya mungkin warisan dari papanya, sedangkan ellen 70% lebih mirip papanya yang European look. Dengan bisnis yang menyita waktunya mr Dave menyerahkan perhatian anak-anak sepenuhnya kepada tante Lily yang juga sangat suka senam aerobic dan sebenarnya sebagian besar waktu anak-anak mereka selama ini lebih banyak diperhatikan pembantu-pembantu mereka (baby sitter). Tante Lily sudah pernah ke rumahku dan beliau sudah bertemu dan mengenal orangtuaku, pada mulanya aku salah sangka ternyata tante Lily orangnya sangat baik seperti yang pernah tony katakan padaku, dia hanya ingin tahu tentangku karena dia percayakan tony dalam pengawasanku.
Waktuku lebih banyak untuk memberikan perhatian pada tony, perasaan sayangku kepada tony ternyata juga mempengaruhi perasaanku terhadap keluarga ini. Aku merasakan perubahan dalam pribadiku, aku mulai suka bercanda dan mengucapkan kata-kata humor terhadap tante Lily yang ternyata sangat menyukainya. Ellen juga sangat baik terhadapku, setiap pulang dari mall dengan mamanya selalu membawakan oleh-oleh untukku dan tony, bahkan kadang hanya untukku saja. Apabila mr Dave ke Jakarta kami selalu pergi makan bersama-sama dengan keluarganya.
Ketika tony sudah duduk di bangku SMP, masa kuliahku hampir selesai. Kehidupanku sudah menjadi bagian keluarga mereka dan bagiku tony adalah segalanya dalam hidupku. Bahkan tante Lily mengizinkan aku mengambil keputusan untuk kepentingan tony, termasuk urusan sekolah tony lebih banyak aku yang mewaikilinya. Tony sangat penurut, dia jarang membantah apapun yang aku perintahkan, jadi apalagi yang kurang dalam hidupku, aku selalu mengajarnya ketika membuat pr atau ada ulangan, dan sampai suatu hari aku memutuskan memindahkan sebagian pakaian dari rumahku ke kamar tony yang sangat besar untuk berdua, aku sering menginap di rumahnya dan sudah seperti rumahku sendiri, orangtuaku terutama mamaku sangat memahaminya dia mengerti perasaanku selama ini, jadi tidak dipermasalahkan oleh beliau.
Manusia selalu saja tidak pernah puas, yah seperti itulah terjadi padaku, seharusnya aku sudah mendapatkan apa yang telah aku cari tetapi timbul keinginan lain yang sangat sulit dihindarkan, kebutuhan biologis yang tidak kuperhatikan selama ini ternyata mulai merasuki hidupku, tidak pernah terpikir dalam hidupku bersama tony melakukannya, tetapi entah nafsu ini muncul dari mana suatu kali aku telah melakukan hubungan homosex dengan tony, dan pertama kali terjadinya pada saat antony kelas 2-SMP pada malam valentine, tidak dapat aku lupakan masa itu, perbuatan itu bukan sekali bahkan berlanjut tidak terhitung lagi selama setahun lebih, apa yang kami lakukan selama ini dapat kami sembunyikan dan menjadi rahasia kakak-beradik yang bertemu besar dan saling mencintai.
Menjelang liburan sekolah kenaikan kelas, aku dan tante Lily serta kedua anaknya merencanakan berlibur ke pulau Ayer, kami akan berangkat hari sabtu setelah tony selesai mengisi kegiatan acara pentas seni. Aku sudah membooking untuk sabtu-minggu. Ketika menjelang waktunya ternyata tante Lily ada keperluan mendadak harus berangkat ke bandung, "Raffel tante nggak ikut, ini urusan penting jadi kalau masih ingin berangkat kalian bertiga saja, atau ajak Pak dudung (pembantu kepercayaan) juga boleh untuk bantu mengawasi" aku dan tony saling menatap, kami bisa membayangkan malamnya harus tidur bertiga termasuk ellen, tidak mengasyikan lagi. Aku melihat tony sepertinya membujuk ellen supaya ikut mamanya, sehingga aku mendapatkan ide "tante Lily, sebaiknya ke bandung jangan pulang hari kan perjalanan cukup jauh, tante nginap saja ditemani ellen, aku lebih mudah mengawasi tony dan Pak dudung bisa menjaga rumah" Agak lama tante Lily berpikir tapi akhirnya dia menyetujui, mendengar itu sempat aku menatap tony tersenyum sambil menyikut tinju dan agak samar-samar terdengar "yess."
Sabtu pagi tony bersama teman-temannya mendapatkan tugas mengisi acara pentas seni yang dibimbing mrs Mourice guru kesenian. Mereka mengemas sebuah cerita petualangan dengan visual gaya romawi yang dikombinasikan dengan budaya jawa. Tony mendapatkan peran sebagai "pangeran langit". Pukul 07.00 pagi aku sudah mengantar tony ke gedung pentas seni yang berkapasitas 300 pengunjung, teman-teman tony dan orangtua murid pun sudah banyak yang datang. Melihat kedatangan tony tukang rias mrs Mourice memanggil tony "hai pangeran, cepat kemari kamu harus dirias dulu" kemudian Mas hengki tukang rias ini mengandeng tony dan meminta temannya Mas doicy merias tony, aku terus mengikuti dan mengawasi tony. Kedua tukang rias ini berpenampilan unik dan gayanya seperti perempuan, bicaranya pun agak genit dan lucu. Aku sangat kaget ketika doicy melucuti semua pakaian tony yang hanya tinggal celana dalam putih bergambar hush puppies yang aku beli dari singapura. Tony diam saja karena dia hanya tahu akan dirias tetapi perasaanku mulai cemburu, aku tidak suka melihat orang lain apalagi doicy yang genit itu membuka pakain tony. Aku sangat CEMBURU sekali, ketika aku perhatikan doicy memasang pakain "madel" (rok mini ala romawi terbuat dari kain beludru dengan banyak belahan) dia mengancingkannya dari depan perut tony, tangannya dimasukkan ke dalam madel sudah pasti menyentuh penis tony yang hanya tertutup CD "penis yang biasa menjadi kulumanku", orang ini mencari kesempatan. Aku agak marah dan menghampirinya "doicy, tony harus pakai celana pendek jangan cuma pake kolor aja" sambil aku ingin memakaikan celana pendeknya, tetapi Mas hengki datang menghampiri sambil menahan lenganku "mas jangan pakaiin celana pendek, soalnya gak sesuai, kalo begini kan lebih tradis" katanya sambil menunjuk ke arah tony. Aku terpaksa diam, kemudian aku perhatikan doicy merias wajah tony mengambar kumis tony, lama-lama kuperhatikan tony nyentrik sekali dengan dandanan ini, apalagi bila berjalan pahanya yang putih terlihat kontras dari belahan-belahan "madel" seksi juga, dengan baju rompi berikut hiasan-hiasan tangan dan leher serta mahkota di kepala.
Pada saat penampilan acara sungguh mengagumkan peran tony sebagai "pangeran langit" Gayanya sangat memukau penonton yang hampir memenuhi semua bangku. Aku memotret banyak sekali gaya-gaya tony dalam penampilannya ini. Yah aku jadi sangat bangga dan bahagia memiliki adik yang sangat mengagumkan ini. Ketika pertunjukkan tony selesai pukul 11.00 aku langsung membawa tony yang masih dalam dandanan "pangeran langit"nya walaupun kegiatan acara masih berlanjut hingga pukul 13.00. Mas hengki tidak keberatan pakaian seninya kami pinjam. Setelah melapisi tony dengan jaket panjangku, aku membawa mobilku menuju pantai marina, ancol.
Dalam perjalanan penyeberangan kapal banyak mata memperhatikan tony dengan gambar kumis di atas bibirnya, aku tersenyum saja sedangkan tony yang memang sifatnya selalu cuek tidak mempedulikan. Dan akhirnya hanya aku berdua dengan tony yang berdandan "pangeran langit" di dalam sebuah cottage di pulau Ayer. Aku memesan bermacam-macam makanan dari restoran, kami bersantap dengan nikmat dan seperti biasanya aku harus menyuapi tony yang manja, setelah selesai kami bermain sebentar dan setelah itu sudah waktunya aku ingin memulai petualanganku dengan "pangeran langit" yang aku sayangi.
Kugendong "pangeran langit" dengan busana lengkapnya dan kutidurkan di atas kasur empuk, aku memandangi dari ujung rambut sampai ujung kaki, indah dan nikmat sekali santapan berikutku ini. Aku menyentuhkan bibirku pertama di kening "pangeran langit" yang bermahkota kemudian turun ke hidungnya dan turun lagi kulumat bibirnya, rasanya nikmat walaupun agak terasa pahit mengenai tinta gambar kumisnya. Aku memainkan lidahku dan "pangeran langit" tidak diam saja lidahnya disodokkan dan diputar-putar di dalam mulutku aku lumat lagi bibirnya, kemudian aku menjilati ke bawah terus sambil tanganku menyingkapkan rompi "pangeran langit" akhirnya bibirku berhenti di sebelah puting kanan, aku sedot dan kugigit pelan, suara "pangeran langit" mendesah "ech..akh..akh..akh" sangat nikmat sekali, kuturunkan lagi jilatanku terus ke bawah perut dan dengan kedua tanganku aku mengangkat madel (rok mini) "pangeran langit" sekarang dengan leluasa aku menjilat dan mengigit pelan penis yang sudah keras yang ditutupi CD husHPuppies. Aku keluarkan penis "pangeran langit" dari CDnya dan waah besar sekali dengan panjang 14 cm dan diameter lebih dari 2,5 cm, air liurku mengalir aku langsung menerkamnya, kukulum dan kusedot dan kumainkan mulutku maju mundur, "pangeran langit" semakin terangsang "akhh. akhh.. akhh" suara desahnya semakin keras dan kurasakan penisnya makin keras dan tiba tiba "crot crot crot" kerongkonganku tertembak air hangat dari penis "pangeran langit" kutelan spermanya nikmat sekali, penisnya kudiamkan lama di dalam mulutku, sampai agak mengendur kemudian kulepaskan dan kujilati sisa-sisa sperma yang hampir bersih tidak tersisa habis kutelan semua.
Kulepaskan pakaianku semua, penisku yang sudah menegang dari tadi kuarahkan ke mulut "pangeran langit" dia menjilati dan saat ditelannya hangat sekali penisku di dalam mulutnya. Disedotnya kemudian dibebaskannya begitu terus berulang-ulang aku tak kuasa dengan rintihan kenikmatanku "akhh akhh akhk.." sampai lama sekali. Ketika kurasakan akan keluar spermaku kutarik dari mulut "pangeran langit" aku kocok terus, seperti biasa pangeranku ingin merebutnya lagi tapi sekali ini aku yang punya acara aku tepiskan tangannya, dan kocokanku semakin kencang ujung kakiku seperti keram akhirnya "crot crot crot" spermaku meluncur ke leher hingga perut "pangeran langit" yang putih. Dengan suara yang masih mendesah kemudian aku menjilati spermaku dari perut terus naik dan hingga ke leher "pangeran langit" dan kupindahkan sperma dalam mulutku ke mulut "pangeran langit" dan ditelannya dengan nikmat.
Gawat, kali ini "pangeran langit" ingin menjadi tony lagi begitulah dia selalu suka meniru kakaknya "Raffel" dia berdiri dan di bukanya semua pakaian "pangeran langit" tuntas termasuk CDnya. Aku dipaksa tidur, sudah bisa kutebak, anak ini akan selalu meniru permainan baruku tadi, dan benar penis tony yang sudah menegang lagi di arahkan ke dalam mulutku, aku menjilatnya, kemudian menghisapnya dalam-dalam terus dan terus. Tiba-tiba tony menarik penisnya dan dikocoknya sambil berlutut diantara pinggangku dan kulihat semakin menegang, aku bisa memperhatikan bibir penisnya dan saatnya "crot crot crot" menyembur kehidungku, bibirku sampai ke dadaku. Tony mulai memainkan lidahnya, dijilat dari dadaku terus naik ke bibir dan ke hidungku, didiamkan sesaat di dalam mulutnya kemudian dimuntahkan ke dalam mulutku, sperma tony bercampur dengan ludah tony sungguh nikmat sekali kutelan semua, aku rangkul leher tony kucium bibirnya kupeluk erat dan berbisik kekupingnya, ANTONY-KAMU MILIKKU. Dalam keletihan akhirnya kami tertidur tanpa berbusana dengan saling berpelukan.
Pengalamanku dengan tony berjalan terus, hari-hariku bersamanya selalu happy, pernah tony marah padaku karena aku tidak mengajaknya pergi tetapi hanya bertahan tiga jam dia kembali memelukku, kami sama-sama tahu bahwa dia sama seperti aku saling membutuhkan saling menyanyangi. Tetapi tidak semuanya abadi, kebahagian kami, apa yang kami perbuat setahun lebih akhirnya harus kami relakan berlalu. Mr Dave akan memboyong keluarga mereka semua ke Australia, Tony akan sekolah di sana setelah tony menamatkan SMPnya di Jakarta.
Hari ini aku membolos kerja lagi memang dua bulan terakhir ini aku sering bolos, perasaanku kurang enak setiap hari, karena waktuku bersama tony hanya tinggal sebulan lebih. Aku lebih suka berdiam di kamar tony hanya untuk merapikan semua barang-barang tony atau membuka lemari pakaian menatap baju-baju tony yang mengingatkan kenanganku bersamanya. Ketika aku sedang membersihkan bingkai foto tony yang masih berusia 6 tahun (tony masih imut-imut) tiba-tiba tony datang memelukku dari belakang sambil bertanya "kakak nggak kerja hari ini?" tidak kujawab, sambil meletakkan bingkai foto di atas kasur aku berbalik tanya "tony kok cepat pulangnya hari ini?, eh ganti kaos olahraganya sudah basah tuh!" tony membuka kaos dan celana olahraga dan hanya tinggal CDnya. Sudah kusiapkan baju gantinya tetapi tony tidak langsung pakai, malah dia bergaya padaku seperti binaragawan "kak tadi kegiatan di sekolah cuma olahraga aja, tadi ada extra latihan salto". Tony mencoba salto, dengan kedua tangannya tony mencoba menjaga keseimbangan badan dengan posisi kepala di bawah. Melihat itu aku khawatir tony akan jatuh terpelanting aku membantunya dari belakang badannya, aku memegang kedua pergelangan kakinya. Kali ini tony malah menekuk betisnya ke atas pundakku dan dirapatkannya. Sekarang tubuh tony tergantung di depan tubuhku dengan kedua kakinya, kemudian tony berusaha memanjat dengan kedua tangannya merangkul leher seperti posisi seat-up, dan berhasil, tony sudah duduk di atas pundakku, tubuh tony agak berat bagiku. Tapi sekarang muncul masalah baru, penis tony yang ditutup CD putih tepat berada diwajahku, aku bisa mencium aroma khasnya yang aku sukai dan membangkitkan nafsuku lagi.
Aku membantingkan tony pelan-pelan ke atas kasur, dan "kra..ak" bingkai foto tony pecah tertindih, aku lupa menyingkirkannya tapi nafsuku masih ada, dengan cekatan aku mengunci pintu kamar dan langsung menghampiri tony yang sedang menanti permainanku, aku buka semua bajuku bersih total dan membantingkan tubuhku di atas kasur persis sebelah kiri tony. Dengan cepat tony menyambar penisku dengan membentuk posisi69, tony menjilati penisku kemudian mengulumnya dan sebentar-bentar dipermainkan dengan jari-jarinya. Aku menekan pantat tony agar penisnya mendekati mulutku, dan kugigit pelan penisnya yang masih tertutup CD tapi sudah agak basah sedikit. Kulepaskan semua CDnya dan kusedot penisnya dalam-dalam, nikmat sekali. Aku sudah hampir klimaks, kuingatkan tony yang makin asik mengatur mulutnya turun-naik, dan ketika kakiku menegang di kulumnya penisku dalam-dalam, "crot crot crot" spermaku menembak dinding kerongkangan tony, sambil ditelannya tony mengisap sisa-sisa sperma di ujung penisku. Tony kemudian duduk di atas perutku, terpaksa kulepaskan kulumanku, kemudian tony mengocok penisnya dengan irama yang teratur makin lama makin cepat dan akhirnya sperma tony menembak wajahku sampai ke dadaku, kemudian ujung penisnya yang masih tersisa sperma dimasukan ke dalam mulutku, aku mengerti maksudnya dan aku menghisapnya sampai bersih, tony mulai menjilati spermanya yang belepotan dari dadaku hingga wajahku, jilatan lidah tony membuat tubuhku merasakan kenikmatan yang hebat, kemudian spermanya didiamkan dalam mulutnya sejenak dan disalurkannya ke dalam mulutku dengan ciuman bibirnya yang merah, dan aku telan dengan nikmat. Akhirnya aku memeluknya dan aku membelai rambutnya, "tony kakak bahagia hidup bersamamu". Ini adalah permainan kami yang terakhir semenjak saat itu kami tidak pernah melakukannya lagi hingga waktu perpisahan kami tiba. Waktu itu aku mengantar keberangkatan mereka.
Di terminal keberangkatan internasional, aku meminta izin masuk ke dalam (dengan berbagai proses yang buntutnya uang) mengantar tante Lily dengan kedua anaknya, sedangkan mr Dave menanti mereka di merlbourn. Sepanjang perjalanan di bandara tony tidak pernah melepaskan pegangannya di pergelangan tanganku, seakan ia ingin menyatukannya menjadi satu denganku, aku dapat merasakannya karena demikian juga perasaanku. Ketika sudah sampai "gate" ruang tunggu khusus penumpang, (pengantar sudah tidak dapat ikut masuk) tante Lily menciumi keningku "selamat tinggal raffel, kalau kamu married tante pasti datang" aku tersenyum saja, kemudian ellen memelukku "selamat tinggal kakak sayang" aku mencium pipi ellen. Dan lihatlah bocahku ini, aku tidak sanggup menatap wajahnya, dari sejak turun mobil airmatanya sudah mengalir, tony enggan sekali masuk ke ruang tunggu khusus penumpang (aku mengerti perasaanya yang tidak ingin berpisah denganku), tante Lily dan ellen sudah terlebih dahulu melambaikan tangan padaku tanda perpisahan. Aku sendiripun sangat menyedihkan, hatiku pedih bila menatap wajah tony, tapi aku berusaha tidak menangis setelah semalaman aku banyak mengeluarkan airmata, aku harus kuat agar tony bisa lebih tenang. Tapi perasaanku sulit kukendalikan, keinginanku saat ini hanya satu, aku ingin detik ini juga dunia kiamat agar aku tidak mengalami kepedihan yang mendalam berpisah dengan cinta-kasihku. Waktuku terbatas aku segera memeluk tony dan membelainya sambil kataku "kak raffel sangat sayang padamu, seumur hidup kakak tidak akan melupakanmu" dengan suaranya terbata-bata tony berkata "kakak maafkan kesalah..an tony pada, ka..kak to..ny.." tetapi tangisnya membuatnya sulit berbicara, ketika panggilan untuk menaiki pesawat sudah terdengar, ellen keluar lagi mengandeng tangan abangnya yang sedang cengeng. Aku merebut kembali tony dan memeluknya, aku mencium kedua pipi dan kening tony kukatakan lagi "kakak mencintai tony selamanya" akhirnya kulepaskan sambil melambaikan tangan dan tony membalas lambaian tangan dengan airmatanya yang terus berlinang.
Saat itu badanku lemas seperti mau jatuh, aku bisa menatap tante Lily mengandeng tangan tony yang matanya masih terarah padaku sambil melangkah terus sampai akhirnya tertutup tiang pilar. Hpku berbunyi ini yang kuharapkan, dari ujung sana suara tony terdengar bahkan tangisnya pun masih jelas "kak raffel jaga diri kakak baik-baik, tony sayang kakak" Hatiku hancur kakiku lemas aku masih melangkah keluar "kakak nanti kalo tony kembali ke Jakarta kita akan berlomba Daytona lagi" "kakak..kakak..kakak.." banyak kata-kata yang kudengar dari ucapan tony dengan tangisnya, aku selalu menjawab "ya, ya, ya.." sampai akhirnya mereka sudah sampai ke kabin pesawat yang tidak diizinkan menggunakkan HP lagi kata yang terakhir tony ucapkan untukku "kak raffel, I love you forever 'n ever" akhirnya terputus dan aku benar-benar tidak bisa bergerak jatuh duduk lemas di bangku terminal airport. Aku tahu bagaimana tony yang manja dan cuek saat ini di dalam pesawat, karena aku mengalaminya ketika berusia sembilan tahun, dan pada saat inilah aku baru tahu bagaimana perasaan nenekku dan ketiga adikku pada saat kutinggalkan mereka. Sesaat dalam benakku aku membayangkan hari-hari esokku, aku sudah lelah aku tidak bisa bertualang lagi mencari tony-tony kecil dengan strategiku, aku ingin bunuh diri saja, tanpa tony di sampingku aku tidak bisa bertahan hidup. Kembali wajah tony yang manja terbayang lagi, "tidak" aku tidak boleh egois memikirkan perasaanku sendiri, bagaimana dengan tony?, dia membutuhkanku, aku tahu dia akan mencariku karena aku telah memberikan CINTA KASIH yang tidak akan pernah dia temukan di manapun, pasti dia akan kembali padaku, dan aku akan selalu setia menantinya.
Bersambung . . . . .