Cerita remaja - Perkenalan - 3

Calvin tak pernah membayangkan bahwa dirinya akan disenggamai oleh cowok sejantan Andre seperti hari ini. Tiba-tiba ia tersadar, mengapa cowok sejantan Andre bisa menyenggamainya dengan penuh nafsu seperti ini. Apakah Andre seorang gay? Lalu bagaimana dengan Cindy, kekasihnya?

"Mengapa elo lakukan ini pada gue Ndrehh?" tiba-tiba terlontar saja pertanyaan itu dari bibirnya.

Ia sebenarnya tak mengharapkan Andre akan menjawab pertanyaannya itu. Ia khuatir Andre akan menghentikan genjotannya oleh pertanyaannya yang tak pantas pada momen indah seperti ini. Namun tanpa diduganya, diantara genjotannya yang tak berhenti Andre berbisik di telinganya,

"Karena gue tahu elo menginginkannya Calvin manisshh..,"
"Maksudhh elohhkhh," Calvin kembali bertanya.
"Jangan purah-purah.. Ssshh.., Vin.., Oh. Guehh, tahuuhh, kontol elo selalu ngaceng setiap gue boncenghh.. Ohh. Danhh eohshh.. Eloh selalu, salah tingkahkhh.. Setiap ngomong ke guehhshh. Itu artinya elohh.. Minta gue entotthh.. Ahh,"

Calvin tersenyum malu, ternyata Andre menyadari sikapnya selama ini.

"Untunglah ternyatahh elo gay Ndre.. kalau enggakhh.. Aouhh.. Gue maluhh bangethh..,"
"Ohh.. Ahh.. Siapa bilanghh.. Gue gayhh.. Ouhh..,"
"Buktinya elohh entotihh guehh nihh.. Ouhh,"

Tiba-tiba Andre menghentikan genjotannya, ia mencabut kontolnya dari Calvin.

"Kok diberentiin Ndrehh?" tanya Calvin bingung.

Ia menyesal mengeluarkan kata-kata itu sehingga akhirnya Andre menghentikan perlakuannya. Andre duduk di lantai menatap Calvin tajam. Calvin salah tingkah dan merasa sangat menyesal. Tiba-tiba Andre tersenyum. Calvin menjadi bingung. Ia menatap mata Andre dengan takut-takut. Ada apa ini?

"Calvin, lo jangan salah sangka ya. Bukan berarti kalau sekarang gue ngentot elo itu artinya gue gay kawan," kata Andre sambil mengelus dagu Calvin.
"Maksud elo?"

Andre tersenyum lagi. Diambilnya celana dalam putih miliknya dari lantai, lalu ia mengusap keringat di dahi Calvin dengan celana dalam itu.

"Gue boleh cerita ke elo?"
"Terserah elo, tapi entar elo lanjutin lagi kan?" jawab Calvin malu-malu.
Andre tertawa, diciumnya bibir Calvin lembut.
"Pasti sayang. Lobang pantat elo bikin gue gila tahu," Calvin tersenyum senang mendengarnya.

Kemudian Andre mulai bercerita pada Calvin, tentang anak-anak anggota Tim Basket sekolah yang sering melakukan kegiatan sex sejenis.

"Meski bukan homosex, gue dan teman-teman tim basket doyan ngentotin lobang pantat cowok Vin. Apalagi kalau cowoknya masih perjaka dan ganteng kayak elo," kata Andre cengar-cengir.
"Biasanya abis latihan basket, anak-anak yang nafsu berat langsung aja ngentot di kamar mandi sekolahan. Mereka cuek aja, meskipun di sekitarnya yang lagi mandi ngeliatin sambil ketawa-ketawa. Soalnya sudah biasa,"
"Masak sih? Bebas banget ya. "
"Kan cowok semua. Ngapain malu. Semuanya juga sama-sama punya kontolkan. Yang paling seru kalau kita ngentot rame-rame abis latihan di tengah lapangan basket Vin. Masih keringetan semua tuh. Wuihh, asyik banget Vin.., hehehe,"
"Semuanya ngentot?"

Calvin terangsang banget membayangkan anak-anak tim basket yang ganteng-ganteng dan atletis itu, rame-rame ngentot dalam keadaan tubuh penuh keringat di lapangan basket. Ia jadi enggak sabaran ingin gabung juga.

"Yup,"
"Termasuk si Randy?" tanya Calvin dengan mata mengernyit tak percaya.

Selama ini ia mengenal Randy sebagai seorang anak yang pendiam di sekolah. Kalau ada kegiatan ia paling rajin jadi panitia.

"Hehehe, pastilah. Awalnya sih dia enggak mau, sama kayak gue dan anak-anak yang lain. Tapi sekarang dia paling doyan tuh,"
"Kok bisa begitu sih Ndre?"
"Awalnya dari kegiatan penerimaan anggota baru Vin. Setiap awal semester kan ada seleksi bagi murid-murid yang ingin gabung ke tim basket. Setelah lulus seleksi kemampuan basket yang sangat ketat, calon anggota baru wajib mengikuti inaugurasi. Acaranya kita buat tengah malam di sekolah. Nah disanalah anggota baru diperkenalkan dengan sex sejenis Vin. Kebiasaan seperti ini sudah sejak kapan tahu Vin. Gue juga cuman nerusin doang,"
"Enggak pernah ketahuan?"
"Kalau Tim Basket bikin acara di sekolah, kan urusannya gampang. Guru-guru sudah percaya banget sama kita Vin. Jadi enggak pernah diawasin,"

"Pak Hendro yang jaga sekolahan gimana?"
"Setiap acara dia kita kasih duit. Jadinya dia enggak peduli kita mau ngerjain apa di sekolah. Dia percaya anak-anak Tim Basket bisa jagain sekolah. Lagian kalau kita ada kegiatan di sekolah, dia lebih punya kesempatan untuk tidur pulas di rumahnya di samping sekolahan,"
"Oo, gitu ya. Terus?"
"Di acara inaugurasi itu, setiap anggota baru dilarang untuk berpakaian. Semuanya wajib telanjang bulat selama acara. Mereka dikumpulin di dalam ruangan kelas, diputerin film bokep sambil disuruh minum minuman keras sampai mabok. Elo bayangin aja, cowok horny dalam keadaan mabok, disuruh apa aja kan mau, hehehe. Nah pas begitulah mereka dikerjain sampai senior puas,"

"Diapain aja mereka?"
"Terserah seniornya. Ada yang disuruh ngulum-ngulum batang kontol. Ada yang dientotin. Biasanya kalau kontol mereka gede, para senior paling suka. Enak buat dikulum dan rasanya enak banget kalau kita bisa merasakan kontol gedenya nyodok-nyodok lobang pantat kita. Lo tahu Wisnu kan?"
"Anak Bali yang ganteng itu?"
"Yoi,"
"Taulah. Dia kelas dua kan sekarang, kenapa dia?"
"Tuh anak, paling disukai ama kita-kita. kontolnya gede banget Vin, kalau gua enggak salah panjangnya sampai dua puluh senti. Bentuknya gemuk dan urat-uratnya jelas banget,"
"Gila. Elo pernah ngerasain punya dia juga? enggak sakit?"
"Hehehe, sudah dong. Semua anak basket sudah pernah ngerasain punya dia. Sakit sih awalnya, tapi kalau sudah dikocok di dalem lobang pantat, enak banget Vin. Gua nagih sampai sekarang. "
"Dasar lo. Ngomong-ngomong, waktu elo jadi anggota baru dulu, yang ngerjain elo pertama kali siapa?"

"Si Doni. tahu kan?"
"Doni? Yang mantan Ketua OSIS sebelum elo itu?"
"Yoi. Gue kan di kader ama dia. Doni itu, suka banget manggil gue ke kelas pas sedang belajar. Paling enggak seminggu bisa tiga kali. Alasannya ke guru mau bicarain soal kegiatan sekolah yang diperintahkan Kepsek. Padahal begitu nyampe di ruangan OSIS enggak ada yang dia kerjain selain ngembat lobang pantat gue aja. Kalaupun emang ada rencana kegiatan sekolah, ya dia bicarainnya sambil genjot pantat gue,"

"Dasar. enggak nyangka deh gue. Padahal kan dia pacarnya banyak,"
"Iyalah. Dia doyan banget sama vagina. Semua anak basket juga doyan vagina. Gue aja doyan banget ama vagina Cindy. Tapi gue dan teman-teman gue yang lain juga doyan ama yang namanya lobang pantat cowok ganteng kayak elo," kata Andre sambil nyengir. Calvin mesem.

"Abisnya lobang pantat tuh rasanya lebih seret dari vagina. Lagian kalau ngembat lobang pantat enggak ada resiko hamil kan. Tapi kalau ngembat vagina harus hati-hati, salah-salah gue disuruh nikah masih sekolah gini. Ngentot ama cewek juga enggak bisa disembarang tempat dan waktu kan. Lagian jarang-jarang cewek yang mau diembat lobang pantatnya. Tapi kalau ngentot ama cowok bisa kapan aja saat nafsu kita naek. Siapa yang curiga kalau dua cowok masuk kamar mandi sekolahan bareng-bareng. Paling dikirain mau kencing doang, padahal mau kencing enak, hehehe," Calvin nyengir dengan komentar Andre.

"Lo enggak merasa risih ngentot ama cowok Ndre?"
"Awalnya sih iya. Tapi kalau sudah dirangsang yang namanya kontol kan pasti ngaceng. kalau kontol sudah ngaceng ya mau gimana lagi. Lobang apa aja bakalan kena embat,"
"Lo enggak takut apa, kalau keseringan dientot menyebabkan lobang pantat elo dower. Gimana kalau cewek lo tahu?"
"Cuek aja Vin. Cewek enggak doyan ama pantat. Lobang pantat kan buat konsumsi cowok. kalau cewek dia doyannya sama yang ini," jawab Andre sambil mengacung-ngacungkan kontolnya ke muka Calvin.
"Hehehe, benar juga Ndre,"

"Siniin lobang pantat lo. Gua ingin ngelanjutin, yang tadikan nanggung banget," kata Andre.

Ia menarik pinggang Calvin dan mendudukkannya berhadapan diatas pangkuannya. Mereka tertawa mesra, saling mengelus tubuh masing-masing, dilanjutkan dengan saling melumat bibir dengan penuh nafsu. Pelan-pelan Calvin menduduki batang kontol Andre yang berdiri tegak sekeras kayu, memasukkannya ke dalam lobang pantatnya. Setelah batang kontol itu masuk seluruhnya, Calvin mulai menggerakkan pantatnya naik turun. Andre membalas dengan menggoyangkan pantatnya juga. Mereka bergoyang seirama dengan cepat dan keras. Menimbulkan bunyi tepukan yang memenuhi ruangan. Mereka mengerang, mendesah, menjerit.

"Ouhh.. Ouhh.. Lo makin pinter Vin,"
"Ndre.. Ohh.. Enak.. Bangethh.. Ndrehh.. Ohh,"
"Vinhh.. Ohh, .. Jangan bilang-bilang.. Ihh.. Kehh.. Cindy ya Vinhh.. Shh.."
"Bilangin.. Ohh.. Apahh.. Ndrehh?"
"Bilangin.. Ahh.. Ahh.. kalauhh.. Guehh.. Entot.. Elohh..,"
"Gue bilanginhh.. Ahh.. Shh.. Shh..,"
"Janganhh.. Donghh..,"
"Enakahnann.. Manahh.. Ama.. vagina.. Cindyhh..?"
"Enakan vagina cindyhh.. Ouhh..,"
"Gue bilangin ke diahh.. kalauhh.. Gituhh.. Ouh..,"
"Sorryhh.. Salah.. Aouhh.. Enakan pantat elohh.. Kokgkhh.. Ohh.. Ohohh..,"
"Gombal.., ohh.. Yahh.. Disituhh.. Ndrehh, .. Ohh..,"
"Suer.. Ohh.. Ohh.. Ohh..,"

Rencana belajar bersama terlupakan sudah oleh mereka. Andre akhirnya menginap di rumah Calvin malam itu. Berkali-kali mereka mengulang persenggamaan memuaskan birahi yang menggelora hingga pagi menjelang. Lidah mereka sudah sangat mengenal lekuk tubuh masing-masing. Bergantian mereka saling menindih dan menyelipkan batang kontol di lobang pantat temannya. Saat orgasme datang, sperma remaja mereka berceceran membasahi karpet dan sprei tempat tidur, mengalir turun melalui paha kokoh mereka dari lobang pantat yang mendenyut-denyut.

Mereka baru tersadar bahwa persetubuhan itu harus dituntaskan ketika tiba-tiba telepon genggam Andre berdering di pagi hari. Saat itu Andre sedang menungging pasrah dengan kedua tangan memegang tepi ranjang, sementara diatasnya Calvin sedang merem melek keenakan, pantatnya bergoyang-goyang mengeluar masukkan batang kontolnya di lobang pantat Andre.

"Halohh," kata Andre
"Ndre, lo enggak jemput gue pagi ini? Ini sudah hampir jam tujuh tahu,"
"Cindy yah?!! Sorry Cin, shh.. Gue baru bangun nih. Soalnyaahh gue kemaleman abis belajar bareng Calvinshh. Elo berangkat sendiri aja ya. Soryy banget sayang.. Shh,"
"Lain kali kasih tahu dong, jadinya gue kan telat juga nih. Elo lagi ngapain sih? Kayak kepedesan gitu?!!,"
"Iyah.. Shh.., pedesshh. Lagi makan rujak sayanghhshh..,"
"Makan rujak kok pagi-pagi sayang? Nanti mules perutnya,"
"Iyahh.. Ohh.. Perut guehh.. Rasanya mulas banget.. Nihh.. Shh..,"

Calvin hanya tersenyum-senyum mendengar pembicaraan Andre melalui telepon. Andre tak berbohong mengatakan bahwa perutnya sedang mules saat itu. Genjotan Calvinlah yang membuat perut Andre terasa mules.

Andre masih berbicara dengan Cindy melalui ponsel. Sementara Calvin tak menghentikan genjotannya. Ia malah semakin mempercepatnya, karena ia ingin segera mencapai orgasmenya. Calvin tak ingin telat tiba di sekolah. Sambil memegang ponsel di tangan kanan, Andre mengocok batang kontol dengan gerakan yang cepat menggunakan tangan kirinya. Tak sampai semenit akhirnya kedua cowok itu mengerang keras. Batang kontol mereka berdenyut-denyut menyemprotkan sperma.

"Ohohohhrrhggh..," erang Andre dan Calvin berbarengan.
"Kenapa Ndre? Kenapa?" suara Cindy diseberang sana.
"Sudah keluar sayanghh.. Ohh.. sudah keluar..," desah Andre.
"Sudah keluar? Syukurlah. Lebih longgar kan rasanya?"
"Iya sayanghh.. Ohh..,"

Cindy mengira Andre sedang buang air akibat mulesnya. Ia tak mengetahui apa yang sesungguhnya sedang terjadi pada Andre saat itu. Ia tak mengetahui bahwa saat itu kekasihnya sedang menikmati orgasmenya diantara semburan sperma Calvin didalam lobang pantatnya.

"Kalau gitu oke deh. Sampai nanti ya sayang," Cindy menutup teleponnya di seberang, klick.

Andre langsung melemparkan ponsel ke atas ranjang. Selanjutnya tubuhnya yang berkeringat ambruk diikuti oleh tubuh Calvin yang juga basah kuyup menindihnya. Keduanya terdiam untuk beberapa saat, hanya deru nafas mereka saja yang terdengar memburu memenuhi ruangan.

Tamat