Antara aku, Pamanku dan Mas Heru

Kisah ini baru saja aku alami saat sedang berlibur sekolah di rumah pamanku, yaitu pada awal Juli 2003, pada liburan sekolah tadi aku berlibur kerumah pamanku, namun sampai disana ternyata yang ada hanya pamanku sendiri, sementara istri dan sepupuku pada berlibur kerumah nenek. Pada suatu hari seperti biasa sehabis aku jalan-jalan aku langsung berniat mandi sore karena jam telah menunjukan pukul 17:45, namun saat aku melintas didepan kamar pamanku aku mendengar suara-suara rintihan bercampur dengan desahan laki-laki, karena rasa penasaran aku mencoba mengintip dari lubang kunci kamar yang mana ternyata pintu itu tidak terkunci, akhirnya perlahan aku buka sedikit pintu kamar itu.

Alangkah terkejutnya aku, betapa tidak didalam kamar kulihat Mas Wanto (nama samaran) begitulah biasanya aku memanggil Pamanku dalam keadaan telanjang bulat sedang dicumbui oleh Mas Heru teman pamanku yang juga seorang Pilot salah satu maskapai penerbangan nasional, kulihat dengan jelas Mas Heru begitu ganasnya mencumbui pamanku yang terlihat pasrah terhadap perlakuan Mas Heru terhadap dirinya, ingin aku beranjak dari situ namun rasanya berat sekali, dan ternyata tanpa kusadari semakin lama aku melihat percumbuan Pamanku dan Mas Heru akupun mulai terangsang, kurasakan penisku mulai bangun dan panas.

Akhirnya aku putuskan untuk pergi dari situ dan mandi, selesai mandi aku terus terbayang kejadian yang baru seumur hidup kulihat, pikiranku terus melayang tak karuan, aku memutuskan untuk tidur saja setelah menutup semua pintu dan jendela, namun pada jam 21:15 aku terbangun, entah kenapa aku langsung melangkah menuju kearah kamar pamanku yang dari sore belum ada yang keluar kamar, perlahan kubuka pintu kamar itu, kulihat Pamanku lelap tidur dengan hanya memakai kaos singlet dan celana jeans, sedang Mas Heru tertidur dalam keadaan telanjang dan hanya menggunakan selimut saja, melihat keduanya terlelap timbul pikiranku untuk mencoba masuk kamar itu.

Perlahan aku masuk kamar dan berdiri memandangi Pamanku dan Mas Heru yang lelap tertidur, memang kuakui kedua pria ini sama-sama ganteng dan menawan dengan kulit mereka yang putih bersih hingga menambah ketampanan mereka, lebih-lebih Mas Heru yang seorang Pilot, dagunya yang kebiru-biruan bekas cukuran benar-benar menyiratkan kejantanan yang luar biasa, dadanya yang putih dengan bulu lebut serta puting susunya yang merah membuatku tidak dapat menahan nafsuku, perlahan kubuka selimut yang menutupi tubuh Mas Heru, begitu melihat tubuh Mas Heru yang terlentang dalam keadaan telanjang bulat aku tak dapat menguasai diri lagi, perlahan aku elus kontolnya yang masih belum ngaceng, tanganku gemetaran saat itu, karena ini adalah pertama kali aku mengelus kontol seorang laki-laki yang sudah dewasa, aku tak perduli jika nantinya Mas Heru bangun karena ulahku, kemudian aku usap jembutnya yang hitam dan lebat, dapat kurasakan sisa-sisa air mani yang masih menempel pada rambut kemaluan Mas Heru, lalu aku mulai beranjak menjelajahi tubuh Mas Heru dengan bibir dan lidahku, kujilati perut dan dada bidang Mas Heru.

Sewaktu sedang asyik menjilati serta mengisap puting susu Mas Heru, Mas Heru terbangun dan aku jadi serba salah, aku takut kalau Mas Heru marah dengan perlakuanku terlebih kalau sampai pamanku tahu, namun ternyata Mas Heru tidak marah, dia hanya terseyum dan malah menciumku dengan ganas, mendapat perlakuan seperti itu aku tidak mau membuang kesempatan lagi, ku gigit kecil kuping Mas Heru sambil ku bisikan sesuatu", Mas Heru aku ingin menikmati seperti yang Mas Heru berikan pada Pamanku". Mas Heru tersenyum mendengarnya dan terus menciumi-ku.

Ku dorong tubuh kekar itu hingga kembali terlentang diatas ranjang, lalu kutindih Mas Heru dan kujelajahi tubuhnya dengah lidahku, kulihat Mas Heru mendesis perlahan sambil matanya terpejam menikmati perlakuanku, kuangkat tangan Mas Heru, dan sambil memeluk tubuh Mas Heru dari samping tak bosan kucium serta kujilati ketiaknya yang bersih terawat sambil tanganku terus memeras serta mengocok kontol Mas Heru yang sudah membesar dan dan tegak menantang. Mas Heru mengerang kenikmatan hingga akhirnya pamanku terbangun karena ulah kami.

Aku menghentikan kegiatanku karena takut terhadap pamanku, beberapa saat lamanya aku hanya terpaku diam membisu tidak tahu mesti berbuat apa, belum sempat aku bisa berfikir jernih Mas Heru tiba-tiba memeluk pamanku dan menciuminya didepanku, dan tanpa rasa sungkan padaku pamanku membalas perlakuan Mas Heru, kulihat mereka saling pagut dan tangan mereka meremas apa saja pada tubuh yang lain, melihat itu aku tidak dapat berpikir jernih, aku mencoba mendekati mereka yang sedang asyik berpagutan tanpa menghiraukan keberadaanku di dekat mereka.

Tanpa pikir panjang aku beranikan diri bergabung dalam keasyikan mereka, aku tak perdulikan apakah pamanku marah atau apa, yang jelas malam ini aku harus mendapat kepuasan dari mereka. Kupeluk pamanku dari belakang sambil ku jilati telingganya serta perlahan tanganku mengusap perut dan dadanya serta sesekali kuremas kontolnya yang masih terbungkus celana jeansnya, aku terus meremas-remas dada pamanku yang gempal itu,
"Mas Wanto, aku ingin punyamu Mas?"

Tanpa menunggu jawaban dari Pamanku aku berpindah kebagian depan, kuremas kontol pamanku yang masih terbungkus celana jeans itu, aku membayangkan bagaimana jika aku bisa menggenggam dan mengulum kontol pamanku sendiri, lalu perlahan kubuka resleting celana Mas wanto yang masih asyik berpagutan dengan Mas Heru, begitu terbuka langsung kugenggam kontol pamanku yang ternyata sudah ngaceng hebat, malam ini aku benar-benar seorang keponakan yang kurang ajar terhadap paman-nya, aku hisap kontol pamanku yang ternyata welcome dengan semua perlakuanku terhadapnya, sambil terus menghisap kontolnya kumasukan tanganku kebalik singletnya, kuraba-raba dadanya serta kupilin-pilin puting susunya yang kecil namun sudah mengeras itu, kudengar lenguhan lirih dari mulut pamanku yang akhirnya dia benar-benar pasrahkan tubuh untuk dinikmati oleh keponakannya, pamanku rebah terlentang diatas ranjang, sementara aku dan Mas Heru secara bergantian menghisap kontolnya dan mengusap jembut pamanku yang lebat hingga merambat keperut dan sedikit di dadanya, aku sangat bahagia sekali karena bisa menikmati tubuh pamanku yang memang benar-benar membuat banyak gadis yang tertarik padanya walaupun pamanku sudah punya anak dan istri.

Selagi Mas Heru sedang bersenang-senang dengan kontol pamanku, aku beranjak naik dan membuka singlet pamanku, kini dia terlentang pasrah dengan keadaan telanjang bulat, kulijati perut pamanku lalu naik kedadanya, kutindih tubuhnya dan kuhisap putingnya secara bergantian, menerima perlakuanku dan Mas Heru pamanku hanya mampu mendesah, melenguh dan mengeliat kenikmatan.

Akhirnya kami rubah posisi, kini aku minta pamanku untuk menghisap kontolku, sementara aku sendiri menghisap kontol Mas Heru yang dari tadi asyik dengan kontol pamanku sambil tanganku tak henti-henti meremas-remas biji kontol pamanku, pokoknya kami saling isap, aku masih belum berani melakukan yang lebih jauh lagi, maklum ini adalah pertama kalinya dalam hidupku, jadi aku masih ada rasa takut untuk berbuat lebih jauh, akhirnya kami hanya sebatas isap dan raba saja.

hingga akhirnya aku merasakan sudah hampir tiba ke puncaknya,
"Mas Wanto, aku mau keluar".
"Iya, Heru, aku juga nggak tahan".
"Mas To aku keluar".
Akhirnya air maniku keluar didalam mulut pamanku dan langsung ditelan semua oleh pamanku, sementara pamanku dan Mas Heru juga sudah sampai pada puncaknya, kulihat air mani mereka muncrat berbarengan, ohh nikmat sekali Mas to?

Akhirnya malam itu kami menyudahi permainan itu karena Pamanku dan MAs Heru terlalu kecapaian karena bertempur dari siang hingga lewat tengah malam, sementara aku yang baru pertama kali melakukan hal ini tidak mau membuang kesempatan, selagi mereka kelelahan tak henti-hentinya aku memuaskan diriku dengan tubuh mereka, kucumbui mereka secara bergantian, dan mereka membiarkan aku berbuat apa saja terhadap mereka, seolah-olah mereka menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati sepuasku hingga akhiranya aku tertidur sambil menindih pamanku.

Begitu terbangun aku melihat Pamanku dan Mas Heru sudah tidak ada diatas ranjang, lalu aku bangun dari tidurku, terdengar olehku suara guyuran air dari arah kamar mandi, aku lalu membuka pintu kamar mandi dan kudapati Mas Heru sedang mandi lalu aku peluk tubuh kekar Pilot tersebut dan kuusap seluruh permukaan tubuhnya yang licin karena sabun itu dengan tanganku, lalu tanganku berhenti pada benda kenyal diantara selakangan Mas Heru yang sedang terkulai, kuremas benda yang semalam kunikmati seperti es mambo itu, kukocok dengan lembut sambil kujilati punggung serta kuraba dadanya, perlahan kontol Mas Heru mulai bergerak mengeras dan besar, langsung saja kusambut kontol itu dengan mulutku, desisan dan lenguhan Mas Heru mengema didalam kamar mandi itu, semakin lama hisapanku semakin kupercepat sambil kupeluk paha Mas Heru mulutku tak lepas dari kontolnya,
"Oh Rian.. terus, aku suka ini, ayo sayang".

Mas Heru terus ngeracau sambil matanya terpejam menikmati permainanku, tak seberapa lama muncul pamanku dengan hanya memakai handuk yang dililitkan dipinggangnya yang kekar itu, melihat itu aku langsung pindah sasaran, kupeluk pamanku dan ku susupkan tanganku kedalam lilitan handuknya, kukocok kontolnya yang ternyata dia tidak memakai celana dalam, akhirnya kami saling menuntaskan nafsu birahi kami bertiga hingga sampai pada klimaks masing masing.

Begitulah kisah pertama dalam hidupku, dan kini aku udah kembali ke Bangku sekolah, namun sejak itu setiap sabtu sore aku jadi rajin ketempat pamanku hanya untuk dapat menikmati kembali tubuh pamanku yang telah benar-benar membuatku ketagihan, karena aku tahu setiap hari sabtu siang istri dan sepupuku sudah berangkat berlibur kerumah nenek dan baru pulang minggu sore. Sehingga malam minggu dan hari minggu siang adalah jadwalku untuk mendapatkan pelayanan sex dari pamanku.

Salam sayang buat pamanku tercinta, kehangatan dan keperkasaanmu tak pernah aku lupakan serta Mas Heru dimanapun berada kapan kita bisa bernostalgia lagi bertiga, gue kanget banget sama Mas Heru dan apalagi dengan kenikmatan yang pernah Mas Heru berikan dulu N salam sayang buat sikecil-nya Mas Heru.

Tamat