Gejolak cinta

Yanto dengan bersemangat menuju ke kos Dani yang terletak di Jakarta Pusat. Mereka berdua berkenalan tiga bulan yang lalu dan menjalin hubungan setelah itu.

Yanto berumur 29 tahun, berkulit putih dan berwajah tampan dengan lesung pipit dan bibir yang kemerahan, badannya agak langsing, namun terbilang cukup proporsional. Dani berumur 26 tahun, berbadan kekar, berkulit gelap dan terlihat sangat macho. Tinggi badannya yang 178 cm membuatnya terlihat lebih dewasa dari Yanto yang terkesan ABG di usianya itu. Sebenarnya Dani tidak berwajah tampan, malah beberapa orang menganggapnya sangar, tetapi Yanto menyukainya karena sikapnya yang ramah dan baik hati.

Setelah Yanto mengetuk beberapa kali Dani membukakan pintu. Yanto masuk dan merebahkan diri di kasur menikmati sejuknya AC dan empuknya ranjang setelah mengarungi panasnya kota Jakarta. Dani hanya tersenyum melihat tingkah Yanto yang lucu itu, kemudian mendekati Yanto dan berbaring di sampingnya lalu mengusap rambut Yanto dengan lembut dan mendaratkan kecupan di kening yang putih dan masih dihiasi butir butir kecil keringat yang bening.
"Mandi dulu ya?" kata Yanto sambil bangkit menuju kamar mandi.
"Nggak usah", jawab Dani.
"Mandinya nanti aja, lo siram aja badan elo biar lebih sejuk, ntar kebanyakan mandi lo jadi kayak kertas putihnya, ha ha ha. "
"Dasar lo, pantes lo hitam gitu, malas mandi ya"
Yanto masuk ke kamar mandi dan menyiram tubuhnya dengan air shower yang sejuk menyegarkan.
"Kok dia nggak nyusul masuk ya?" pikir Yanto heran, biasanya Dani tidak suka membuang waktu kalo dia sedang di kamar mandi.

Sesaat kemudian setelah mengeringkan badannya, dengan hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada Yanto keluar dari kamar mandi. Ternyata Dani sudah menunggu dengan hanya bercelana dalam dan tanpa memberikan kesempatan menarik Yanto ke pelukan badannya yang kekar dan melumat habis bibir Yanto yang merah merekah.
"Mmmhh, mm", Yanto kelabakan mendapatkan serangan mendadak itu, apalagi ciuman Dani yang tidak tanggung-tanggung membuat Yanto sulit bernapas, ditambah badannya yang kekar mendekap erat badan Yanto yang bisa dibilang langsing, kecuali dadanya yang lumayan terbentuk. Dani memberikan kesempatan Yanto bernapas dan mengajaknya menuju tempat tidur. Di sini ciuman yang dahsyat itu berlanjut, namun Yanto sudah siap dan melayani dengan baik, bibir Dani yang kehitaman menghisap bibir kemerahan dan lidahnya menyapu langit-langit dan lidah Yanto yang membalas dengan hisapan yang membuat keduanya melayang dalam kenikmatan. Tangan Dani menjelajahi leher, punggung dan pinggang yang putih mulus, membuat Yanto mendesah menikmati usapan lembut dari tangan yang kekar berotot di daerah-daerah sensitifnya. Tangan yang lain meremas-remas pantat Yanto yang padat membukit, mendorongnya sehingga kemaluan Yanto menekan kemaluannya yang tegak menyembul dari balik celana dalamnya.

Dani melanjutkan ciumannya ke leher Yanto yang mulus, menyapukan lidahnya dengan lembut ke bagian belakang telinga Yanto dan kemudian dengan lembut menggigit dan menghisap cuping telinga Yanto.
"Ssshh, ahh, aagghh.." Yanto mendesah merasakan sensasi yang sangat disukainya itu sambil melingkarkan tangannya di kepala dan leher Dani.
Sementara tangan Dani menjelajah dua bukit kembar yang mempunyai puncak yang diselimuti warna coklat muda.
"Auwhh.." Yanto terpekik kecil ketika tiba-tiba Dani memilin puting susunya dengan agak kuat, namun rasa terkejutnya segera hilang oleh rasa nikmat ciuman dan sapuan lidah yang hangat di pangkal lehernya, yang seakan menimbulkan aliran listrik di seluruh badannya.

Kemudian Dani menunduk, mengusapkan ujung lidahnya ke dada Yanto, membuat gerakan spiral melingkar yang makin mengecil sampai akhirnya mengulum dan menghisap puting susu Yanto yang tegak mengeras oleh rangsangan itu. Dani menggesekkan lidahnya ke kepala puting dan menghisapnya dengan kuat, melepaskannya lalu menghisap lagi dengan kuat dan sesekali menggigit dengan lembut puncak bukit kenikmatan Yanto itu. Yanto dibuat senewen dengan tingkah Dani itu, berbagai sensasi perasaan berkecamuk di dalam dirinya, pada saat Dani menghisap dengan kuat puting susunya, seolah-olah ada sesuatu dalam dirinya yang ikut keluar melayang, membuat Yanto tidak dapat berdiri lagi dengan baik, sehingga dirinya seolah luruh dalam dekapan Dani yang kuat. Pekikan-pekikan kecil Yanto malah membuat Dani makin terangsang dan meningkatkan serangannya ke kedua puting susu Yanto, yang memang merupakan salah satu bagian tubuh favoritnya. Dani baru menghentikan kegiatannya setelah kedua puting susu Yanto berwarna kemerahan dan agak sedikit membesar karena dihisap dengan kuat berkali-kali. Dani kembali mencium bibir Yanto yang terengah-engah oleh aksinya tadi, dan menikmati kelembutannya tanpa balasan, karena Yanto pasrah membiarkan bibirnya dikulum dan hanya mendekap erat badan Dani dan ketika Dani mengecup lehernya Yanto berbisik, "You are my man, oohh.."

Yanto melepaskan celananya dan celana dalam Dani, kemudian melancarkan serangan balasan ke dada Dani yang bIdang dengan kulitnya yang gelap kehitaman, memancarkan kejantanan tersendiri. Aroma badan Dani memberikan rangsangan yang tidak dapat dilukiskan dan dua bukit kembar yang dimilikinya seolah dua bukit batu yang keras dan putingnya yang berwarna hitam mengarah ke sisi bawah luar tiap bagian dadanya. Yanto mencium dan menghisap setiap bagian dada Dani dan menggigit lembut putingnya. Kemudian perlahan turun dan menjumpai kemaluan yang tegak berdiri, terlihat hitam mengkilat karena ereksi yang kuat, dengan lingkaran kemerahan di dekat kepala penisnya. Batang kejantanan itu tegak berdiri sepanjang 16 cm dan diameter kepalanya yang mencapai 8 cm membuat Yanto sangat menyukainya, apalagi bentuknya yang menyerupai ice cream cone, membuatnya semakin nikmat untuk digenggam dan dikulum. Yanto mengulum kepala penis Dani yang besar itu dan menghisap precum yang ada kemudian menyapu lubangnya dengan ujung lidahnya dan terus menyapu ujung kepala penis itu dengan lidahnya, yang membuat Dani mendesah merasakan nikmat di batang kejantanannya. Ketika Yanto memasukkan seluruh kepala kemaluan itu ke dalam mulutnya, sensasi kehangatan yang lembut menyergap Dani, yang menikmatinya dengan mata terpejam dan kedua tangannya mengusap kepala Yanto dengan lembut.

Setelah merasakan kenikmatan oral sex dan mencapai tingkat ereksi yang maksimum, Dani membaringkan Yanto di ranjang dan menyibakkan kakinya sehingga terlihatlah lubang kenikmatan yang sempit di depan matanya. Dani segera mendekatkan bibirnya ke lubang yang kemerahan dan mulus tanpa rambut itu lalu menjulurkan lidahnya untuk merangsangnya supaya dapat menerima batang kemaluannya yang besar. Yanto tergelinjang tiap kali lidah Dani terjulur mendesak ke dalam lubang kenikmatannya, membuat gerakan melingkar dan menembus ke dalam lubangnya. Setelah beberapa saat, Dani menuangkan gel pelicin ke lubang itu dan menusukkan jarinya ke dalam untuk membasahi bagian dalamnya.

Perlahan Dani mengarahkan kemaluannya ke lubang yang sudah siap menerima dan memberikan kelembutan dan kehangatannya. Kaki Yanto yang lebar mengangkang disandarkannya ke pundak dan batang kemaluan yang sudah memakai kondom itu sedikit demi sedikit mendesak dalam lubang kenikmatan yang sudah mulai berdenyut itu. Yanto meringis menahan sakit ketika kepala penis yang besar itu mendesak terus ke lubang anusnya, dan ketika seluruh kepala itu dapat masuk, keduanya merasakan jepitan otot rektum yang menutup kembali setelah bagian terbesar dari kepala penis itu melaluinya memberikan sensasi yang nikmat dan seolah lubang itu menyedot penis ke dalamnya. Tanpa membuang waktu lagi Dani menanamkan seluruh batangnya ke dalam tubuh Yanto, yang mengerang kecil ketika penetrasi awal itu berlangsung. Segera setelah kehangatan melingkupi seluruh batang kemaluannya, Dani menunduk dan mengulum bibir Yanto untuk mengalihkannya dari rasa sakit oleh desakan penisnya, yang walaupun sudah beberapa kali mereka lakukan, tetap saja saat awal penetrasi Yanto merasakan sakit karena memang ukuran penis yang besar dan ereksi yang kuat membuat penetrasi sangat terasa olehnya.

Kemudian Dani membuat gerakan maju mundur yang lembut, dan sesekali memutar pinggulnya untuk memompa Yanto yang mulai dapat menikmati kehadiran benda asing di dalam lubang kenikmatannya. Setelah beberapa saat melakukan goyangan dan memaju mundurkan penisnya, Dani menanamkan batang kemaluannya dengan kuat ke dalam lubang Yanto, mendorongnya dan memutar pinggulnya untuk mendapatkan penetrasi yang maksimal. Yanto sampai tergelinjang kuat oleh penetrasi ini.
"Ahh, dalam sekali, eghh", tangan Yanto mencengkeram lengan Dani dan kepalanya terdongak karena merasakan hangat dan mulas di perutnya.
Dani melepaskan kaki Yanto dan menindih tubuh Yanto dengan badannya yang kekar, kedua tangannya melingkar di badan Yanto dan mendekapnya erat, sambil mengulum bibir yang merekah dan merangsang itu.
"Mmmh, egghh, mmhh", Yanto kewalahan melayani nafsu Dani yang sedang membara itu, kedua tangannya mencengkeram pundak Dani dan kadang kadang tanpa sadar mencakarnya karena Dani belum mengendurkan penetrasinya dan lebih kuat menggoyang pinggulnya untuk mendesak ke dalam lubangnya. Gerakan melingkar pinggul Dani itu membuat batang kemaluannya yang tegang dan kuat di dalam diri Yanto bergerak mendesak ke segala arah, dan itu membuat sensasi yang luar biasa yang membuat perasaan hangat, mulas, nikmat dan melayang yang sangat hebat dirasakan oleh Yanto.

Setelah Dani mengendurkan tekanannya dan menggerakkan penisnya dengan lembut, Yanto mendesah dan berbisik, "Elo luar biasa, sayang"
Dani tidak menjawab, hanya mengulum lembut bibir Yanto dan menjelajahi lagi leher dan dadanya, yang memberikan rangsangan ganda kepada Yanto. Setelah itu Dani perlahan mengeluarkan penisnya, membimbing Yanto ke kamar mandi, lalu meminta Yanto membelakanginya. Penisnya pun dimasukkannya kembali dan Dani memeluk Yanto dari belakang, siap memberikan sensasi puncak kepada kekasihnya ini. Dengan rangsangan bibir dan tangan ditambah goyangan dan desakan kemaluan di lubangnya, Yanto merasakan kenikmatan yang luar biasa, yang membuatnya serasa melayang di awan-awan.
Dan setelah beberapa saat Yanto mendesah, "Gua mau keluar Dan.."

Dani kemudian menggenggam dan mengocok kemaluan Yanto, mencium dan mengulum leher dan telinga Yanto dan satu tangannya memegang pinggang Yanto untuk menahannya karena dia menggelinjang dengan kuat menggapai puncak kenikmatan birahinya. "Arrghh, hh, hh, ahh. " Yanto pun menyemburkan spermanya, sedemikian kuat sampai mencapai dinding kamar mandi, dan Dani merasakan denyutan yang sangat kuat memijat kemaluannya, dan ketika dia mencoba memaju mundurkan kemaluannya terasa sulit karena jepitan yang sangat kuat dari lubang Yanto yang sedang menggapai orgasme.

Denyutan itu memberikan pijatan hangat yang membuat saraf Dani tak dapat lagi menahan kenikmatan yang menjelang dan sesaat kemudian Dani memancarkan maninya dalam tubuh Yanto dan penisnya berdenyut kuat, memberikan tambahan kenikmatan bagi Yanto yang bisa merasakan dengan jelas denyutan batang kemaluan pasangannya itu. Dani mendekapnya erat, dan mereka berdua menikmati orgasme bersama-sama.

Setelah itu mereka berdua membersihkan diri dan mandi, membungkus kondom yang berisi sperma Dani dalam tisu, kertas dan kantong plastik, lalu membuangnya di tempat sampah.
"Gua bawa pulang aja, buat kenang-kenangan" gurau Yanto.
"Gila lo, ntar gua kasih lagi, nggak usah bawa yang begituan", sergah Dani.
"Ha ha, bercanda lagi", kata Yanto.
Lalu mereka berdua berbaring dan beristirahat setelah melakukan kegiatan yang sangat melelahkan namun sangat menyenangkan juga itu. Yanto terlelap di pelukan Dani yang tersenyum memandang wajah "cute" di dekapannya itu.

Tamat