Memory SMU

Siang itu udara sangat gerah. Jam 12 siang dimana matahari tapat berada di atas ubun-ubun, belum lagi jam terakhir yang waktu itu diisi mata pelajaran akutansi yang paling membosankan. Aku hanya bisa bengong mendengarkan penjelasan dari guru wanita yang sudah setengah baya itu. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang diucapkannya. Benar-benar bikin ngantuk..

Biasanya saat jam terakhir selalu saja ada siswa yang minta ijin untuk keluar kelas yang semuanya anggota geng preman, entah dengan alasan apa saja. Pokoknya bisa keluar and ngilangin stress di dalam kelas. Tetapi anehnya, siang itu benar-benar terasa sangat berbeda. Nyaris tak ada satupun geng preman yang keluar kelas. Aku sendiri sebetulnya bukan salah satu anggota geng itu, tapi terkadang kalau mereka keluar, aku juga ikut-ikutan. Biasanya sih kami nongkrong di kantin atau kumpul-kumpul di KM. Biasa.. kalau lagi jenuh geng preman suka rame-rame ke Kamar Mandi dan cukup lama mereka ada di sana. Kebetulan kamar mandi di sekolah kami berukuran besar, dan lebih mirip kamar ganti sebenarnya yang di dalamnya dilengkapi beberapa bilik-bilik kecil untuk WC dengan masing-masing dilengkapi sebuah bak mandi di dalamnya.

Suatu waktu, salah satu anggota geng preman, Aryo pernah mengajakku ke Kamar Mandi bersama anggota geng yang lain. Karena aku juga penasaran dengan apa yang mereka lakukan di dalam, maka aku ikut aja. Begitu aku masuk, semula mereka hanya menyulut rokok. Mereka sempat menawariku, tapi aku menolak karena aku memang tidak suka merokok. Rupanya mereka mencuri-curi untuk merokok di dalam KM agar tidak ketahuan guru.
Tetapi bukan itu saja.. astaga..Aku benar-benar terkejut karena begitu selesai merokok, satu per satu dari mereka melepas celana abu-abu mereka sehingga tampak paha remaja-remaja tanggung yang mulus itu dengan sesuatu yang menonjol di balik CD mereka yang tampak jelas. Di antara mereka ada beberapa yang menarik perhatianku dan membuatku sempat terangsang, dua di antaranya adalah Aryo dan David. Mereka berdualah yang paling ganteng diantara keempat anggota geng preman itu. Aryo termasuk salah satu cowok yang paling digemari siswi-siswi, siapa pun gadis yang melihat wajahnya yang putih mulus dan berhidung mancung itu pastilah akan langsung jatuh hati.

Sementara David lebih kekar, dia adalah seorang pemain basket dari team inti disekolah kami. Usai melepas celana mereka masing-masing (beberapa ada yang sampai melepas CD mereka), mereka mulai mengambil posisi berpasangan dan mulai melakukan adegan layak sensor. Mereka saling memagut dengan liar satu sama lain. Mulai dari bibir, telinga, leher dan turun ke puting susu sampai saling menghisap kontol mereka masing-masing. Mereka mengisap keenakan seperti sedang mengisap es krim saja. Aryo berpasangan dengan David, pemuda itu mengulum kontol David dengan penuh gairah, sesekali ia menjilati ujung kontol dan buah pelirnya secara bergantian. Untuk beberapa saat aku terperangah menyaksikan itu. Gila.. benar-benar gila..

Aku sendiri termasuk lugu dalam urusan itu, lagian aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mulai meraba-raba kontolku. Aku mulai menyelipkan tangan kananku di sela-sela celana abu-abuku sambil mengambil posisi duduk di lantai. Kontolku yang panjangnya sekitar 17 cm mulai menegang waktu itu dan mengeluarkan cairan mani. Aku lalu membuka restleting celanaku dengan sedikit terburu-buru, lalu ku tarik kontolku agar melesat keluar dari sangkarnya. Benar saja, kontolku langsung tegak berdiri seperti tugu pahlawan.

Tiba-tiba Aryo mendekatiku yang sedang kenikmatan bersolo seks. Ia mulai menunduk di depan kedua belah kakiku yang mengangkang. Ia menghisap kontolku, persis seperti yang ia lakukan pada David tadi, sementara David setengah berdiri di belakang Aryo sambil memasukkan kontolnya yang tegang itu ke dalam pantat Aryo.

"ahh.. enak.. terus.. hisap, Yo!!" desahku sambil mendorong kepala Aryo agar kontolku bisa masuk lebih dalam lagi ke dalam mulutnya yang mungil itu. Aryo memang benar-benar jago dalam urusan yang satu itu. Ia mempermainkan kontolku dengan sangat lihainya naik turun dengan nikmat.. "luar biasa nikmat!!" desahku sambil menggosok-gosokkan kedua tanganku ke selangkanganku. Tiba-tiba setelah cukup lama Aryo mengulum dan menyedot kontolku di mulutnya, aku tidak tahan lagi untuk mengeluarkan spermaku yang langsung muncrat ke mukanya. Aku menarik mukanya ke berhadapan muka denganku. Aku meraih dan memagut bibirnya yang seksi itu, sambil memainkan lidahku dengan lidahnya.

"Fer, kamu ternyata pintar juga ya!" puji Aryo. Aku tidak pernah melupakan pengalaman pertamaku itu. Sejak itu aku rutin melakukannya sekurangnya dua hari sekali bersama geng preman, entah di kamar mandi atau di rumah Aryo.
Tetapi siang itu, sialnya tidak ada satu pun anggota geng preman yang masuk sekolah. Mereka sepakat bolos hari itu karena bertepatan dengan hari terjepit nasional (HARPITNAS). Aku sendiri merasa be-te terus-terusan di kelas. Akhirnya aku minta ijin pada Bu Nisa, guru akuntansi untuk keluar pipis. Aku melangkah ke arah kamar mandi dengan agak lesu. Tapi aku tahu dengan jelas, apa yang akan aku lakukan saat itu. Aku ingin pipis dan sekalian mengeluarkan maniku seperti biasanya karena aku benar-benar merasa ketagihan sejak kejadian bersama Aryo itu.

Aku mulai membuka restsleting celanaku perlahan, dan mengeluarkan kontolku yang masih lemas dari dalam. Aku mengusapnya maju mundur, sehingga kulupnya mulai tidak muat lagi. dan kontolku benar-benar tegang, cepat sekali kontolku terangsang karena waktu itu aku habis mencukur plontos jambutku. Tetapi tiba-tiba aku mendengar suara desahan seseorang dari balik sebuah bilik yang ada di dalam KM itu. Aku penasaran, tidak biasanya ada siswa yang ke toilet itu siang-siang begini. Toilet itu memang jarang dipakai siswa karena letaknya agak jauh dari ruang kelas, umumnya mereka memakai toilet di dekat kantor kepala sekolah.

Aku mencoba mengintip dari atas bilik yang sedang berisi orang itu, aku memanjat dari bak mandi bilik sebelahnya. Astaga.. Sungguh pemandangan yang luar biasa.. seorang adik kelasku sedang bermain-main dengan "burung" kesayangannya. Ia tampak begitu menikmati permainan itu, sampai mendesah pun ia tidak sadari. Anak itu baru kelas 1, namanya Boses. Aku tahu dia karena dia pun termasuk idola para siswi di kelasku. anaknya bertampang innocent dan jujur saja sangat cakep plus imut-imut. Mukanya bersih sekali dan penampilannya modis.

Aku mencoba memanjat lebih tinggi lagi agar lebih jelas melihatnya, saat itu cowok keren itu sudah tidak pakai celana, baju seragamnya ia angkat ke atas dan dijepit dengan lehernya. Sesekali ia mengocok kontolnya yang berukuran tidak kurang dari 15 cm itu dan kemudian menggesek-gesekkannya ke bibir bak mandi. Kemudian begitu ia memandang ke atas, ia melihatku yang sedang tertegun disana. Kontan saja, Boses langsung salah tingkah. Ia cepat-cepat merapikan bajunya dan mengambil celananya yang tergantung di dinding. Aku pun segera turun dari tempat pengintaianku, tapi bukan ke bilik yang tadi tempat aku memanjat, namun ke bilik yang ada Boses di dalamnya.
"Tenang saja, ini rahasia kita. Swearr.. aku nggak akan cerita sama siapapun" kataku pelan begitu dekat dengan cowok itu. Aku dapat mencium badannya yang wangi untuk ukuran seorang laki-laki. Kemudian tanpa komando lagi, tiba-tiba saja bibirku sudah menjelajah di seputar dada, perut dan jembut-jembut halus yang menghiasi pelir Boses. Aku mulai melepas kancing bajunya dan kemudian menaruh kembali celananya yang belum sempat ia pakai tadi di gantungannya semula. Boses makin keenakan merasakan sentuhan bibirku, berkali-kali ia mengerang keenakan.

"Teruskan mas..enak banget!!" erangnya berkali-kali.
Setelah itu kami saling berpagutan lama sekali. Aku merasakan nikmatnya bibirnya yang tipis dan sensual itu.
"Ses, buka bajuku..sayang!" pintaku kemudian sambil kemudian memagut lehernya. Tanpa ragu-ragu lagi Boses, melucuti satu persatu pakaian seragamku, ia membuka satu persatu kancing bajuku, kaus kutang, celana panjangku dan sampai cawatku di tariknya dengan perlahan sampai lepas. Kami berdua benar-benar telanjang bulat. Setelah semua pakaianku dilepasnya, Boses, mengigit mesra pinggangku dan kemudian turun perlahan ke kontolku yang sudah tegang dari tadi. Ia menarik mulutnya maju mundur sambil mengulum kontolku sehingga kontolnya menjadi basah karena air liurnya. Tapi aku benar-benar tidak perduli dengan itu, yang kurasakan hanya kenikmatan..
"Sedot, ses!" pintaku lagi padanya. Sepertinya aku harus banyak mengajari cowok yang masih lugu ini. Kemudian ia menyedot kontolku.."Wouww, nikmatnya!!"

Setelah puas memainkan kontolku di mulutnya, Boses berhenti untuk sesaat. Aku mengambil kesempatan itu untuk mengambil alih kendali. Aku sandarkan tubuh Boses di bak mandi sehingga badannya agak tertekuk ke belakang. Kontol Boses tepat menjulur di depanku, kini ganti aku yang bermain karaoke, aku meremas kontol Boses dengan lembut dengan kedua telapak tanganku. Aku mengocoknya perlahan dan kemudian makin cepat,
"Mas.. aku udah mau keluar nih.." katanya mengerang.

Aku segera memasukkan kontolnya ke dalam liang mulutku dan membantu menyedotnya. Dan..
"croot.. crott.. croott" cairan sperma kelelakian Boses tumpah ruah di dalam mulutku. Agak hangat dan asin, tetapi aku sungguh menikmatinya. Boses tampak kelelahan, ia memegang kedua lututnya seperti habis lari maraton. Aku mengelus kontolnya dengan lembut, tetapi kontol itu belum juga mau kembali tegak.
"Boses, aku pengen ngentot kamu!" Boses agak heran dengan kata-kata itu, baru sekali ini ia mendengarnya.
"Apaan tuh, mas?" tanyanya dengan lugu.
"Sini, mendingan aku langsung tunjukin daripada aku jelasin capek-capek, tapi kamu nggak ngerti juga!" Aku langsung membalikkan tubuhnya sehingga ia setengah nungging di hadapanku. Boses hanya menurut saja ketika aku membolak-balik badannya.

Kemudian aku memasukkan jariku yang sudah kubasahi dengan air liur ke dalam lipatan pantatnya, setelah itu perlahan aku masukkan satu jari ke dalam lubang pantatnya itu. Pantat Boses tidak begitu besar namun berisi. Semula Boses hanya mengerang menahan sakit, tetapi kemudian ia mulai bisa menikmatinya. Setelah ia bisa menikmati permainan jari-jemariku, aku mulai memasukkan kontolku ke dalam lubang pantatnya.

"Blass.." Kontolku yang plontos itu masuk ke dalam pantatnya. Dan kemudian seperti bermain biola, aku mainkan kontolku maju mundur.
"achh.. enak mas.. lebih cepat!" pintanya manja.
"Tahan yah, say.. pantat kamu enak banget!" kataku sambil mengerang keenakan. Aku mulai mempercepat tempo permainanku.

Hari itu adalah awal dari semua hubungan kami. Ini menjadi rahasia kami berdua, geng preman pun tidak pernah aku beri tahu tentang "barang" baruku ini. Kami saling menyayangi dan sejak hari itu pula kami sering menghabiskan waktu berdua. Boses, jujur kuakui.. Kamu benar-benar hebat!!

Tamat